Anda di halaman 1dari 82

SKRIPSI

ANALISIS FUNGSI DAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL


PADA ORGANISASI NIRLABA
(Studi Kasus pada Organisasi AIESEC Universitas Hasanuddin)

JAMALUDDIN

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
SKRIPSI

ANALISIS FUNGSI DAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL


PADA ORGANISASI NIRLABA
(Studi Kasus pada Organisasi AIESEC Universitas Hasanuddin)

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh


gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh


JAMALUDDIN
A031171702

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021

ii
SKRIPSI

ANALISIS FUNGSI DAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL


PADA ORGANISASI NIRLABA
(Studi Kasus pada Organisasi AIESEC Universitas Hasanuddin)

disusun dan diajukan oleh


JAMALUDDIN
A031171702

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 26 Juni 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Hj. Kartini, S.E., M.Si., Ak,. CA., CRA., CRP Dr. Hj. Sri Sundari, S.E., M.Si., Ak,. CA
NIP 19650305 199203 2 001 NIP 19660220 199412 2 001

Ketua Departemen Akuntansi


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Andi Kusumawati, S.E., M.Si., Ak., CA., CRA., CRP
NIP 19660405 199203 2 003

iii
SKRIPSI

ANALISIS FUNGSI DAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL


PADA ORGANISASI NIRLABA
(Studi Kasus pada Organisasi AIESEC Universitas Hasanuddin)

disusun dan diajukan oleh

JAMALUDDIN
A031171702

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripisi


pada tanggal 30 September 2021 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,
Panitia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Prof. Dr. Hj. Kartini, S.E., M.Si., Ak., CA., CRA., CRP Ketua 1 ……………...

2. Dr. Hj. Sri Sundari, S.E., M.Si., Ak,. CA Sekretaris 2 ……………...

3. Prof. Dr. H. Gagaring Pagalung, S.E., Ak., MS, CA., ACPA Anggota 3………………

4. Dr. Asri Usman, S.E., Ak., M.Si., CA., CRA., CRP Anggota 5 ……………...

Ketua Departemen Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Andi Kusumawati, S.E., M.Si., Ak., CA., CRA., CRP
NIP 196604051992032003

iv
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

nama : Jamaluddin

NIM : A031171702

departemen/program studi : Akuntansi

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

ANALISIS FUNGSI DAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL


PADA ORGANISASI NIRLABA
(Studi Kasus pada Organisasi AIESEC Universitas Hasanuddin)

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya didalam
naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan
dan daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 05 Oktober 2021

Yang membuat pernyataan,

Jamaluddin

v
PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kepada Allah SWT. atas berkat dan
rahmat serta hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “ Analisis Fungsi Dan Efektivitas Audit Internal Pada Organisasi Nirlaba
(Studi Kasus pada Organisasi AIESEC Universitas Hasanuddin) “. Skripsi ini
merupakan tugas akhir dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1) untuk mencapai gelar
Sarjan Akuntansi pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak-pihak


yang telah memberi bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Pertama-tama,
ucapan terima kasih peneliti berikan kepada Prof. Dr. Hj. Kartini, S.E., M.Si., Ak.,
CA., CRA., CRP dan Ibu Dr. Hj. Sri Sundari, S.E., M.Si., Ak,. CA sebagai dosen
pembimbing atas waktu dan tenaga yang telah diluangkan untuk membimbing,
memberi motivasi dan saran-saran serta diskusi yang dilakukan dengan peneliti.

Ucapan terima kasih juga peneliti tujukan kepada pihak Organisasi


AIESEC Universitas Hasanuddin yang telah memberikan izin dan informasi serta
bantuan kepada peneliti dalam melakukan penelitian ini. Peneliti tak lupa pula
mengucapkan terima kasih kepada ayah dan ibu beserta keluarga dan teman-
teman peneliti yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses
penelitian skripsi ini.

Akhir kata, Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila terdapat
kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab
peneliti dan bukan para pemberi bantuan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan oleh peneliti untuk menyempurnakan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi banyak pihak.

Makassar, 05 Oktober 2021

Peneliti

vi
ABSTRAK

Analisis Fungsi Dan Efektivitas Audit Internal


pada Organisasi Nirlaba
(Studi Kasus Pada Organisasi Aiesec Universitas Hasanuddin)

Analysis of the Function and Effectiveness of Internal Audits


in Nonprofit Organizations
(Case Study at Aiesec Organization of Hasanuddin University)

Jamaluddin
Kartini
Sri Sundari

Diterapkannya audit internal pada organisasi merupakan bentuk dalam upaya


untuk peningkatan kinerja organisasi melalui pengevaluasian dan peningkatan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola organisasi.
Audit internal dilakukan sebagai alat untuk membantu manajemen organisasi
dalam memberikan pertanggungjawaban yang efektif sesuai dengan fungsi audit
internal yang meliputi seluruh tahapan dalam kegiatan organisasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui fungsi dan efektivitas audit internal pada organisasi
AIESEC Universitas Hasanuddin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dalam
metode ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan audit internal pada organisasi
AIESEC Universitas Hasanuddin dapat dikatakan efektif dalam upaya pencapaian
tujuan organisasi melalui pengkajian atas fungsi dari audit internal serta
pengkajian atas indikator efektivitas audit internal organisasi.

Kata kunci: Audit Internal, Fungsi Audit Internal, Efektivitas Audit Internal,
Organisasi Nirlaba.

The application of internal audits to the organization is a form in an effort to improve


organizational performance through the evaluation and improvement of the
effectiveness of risk management, control, and organizational governance
processes. Internal auditing is conducted as a tool to assist organizational
management in providing effective accountability in accordance with the internal
audit function which covers all stages in the organization's activities. This research
aims to find out the function and effectiveness of internal audits in the AIESEC
organization of Hasanuddin University. The method used in this study is a
qualitative descriptive method with a case study approach. The data in this method
is obtained by means of observation, interview, and documentation. The results of
this study show that the application of internal audits in the organization of AIESEC
Hasanuddin University can be said to be effective in efforts to achieve
organizational goals through the assessment of the function of internal audits and
assessment of indicators of the effectiveness of internal audits of the organization.

Keywords: Internal Audit, Internal Audit Function, Internal Audit Effectiveness,


Non-Profit Organizations.

vii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... v
PRAKATA .................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DATAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4 Kegunaan Penelitian....................................................................... 7
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9


2.1 Definisi Audit Internal ...................................................................... 9
2.2 Fungsi Dan Ruang Lingkup Audit Internal....................................... 13
2.3 Efektivitas Audit Internal ................................................................. 20
2.4 Indikator Efektivitas Audit Internal ................................................... 22
2.5 Organisasi ...................................................................................... 24
2.6 Karakteristik Organisasi Nirlaba ...................................................... 25
2.7 Kerangka Pikir ................................................................................ 27

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 29


3.1 Rancangan Penelitian..................................................................... 29
3.2 Kehadiran Peneliti .......................................................................... 30
3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................ 30
3.4 Sumber Data .................................................................................. 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 31
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................... 32
3.7 Pengecekan Validitas Temuan ....................................................... 33
3.8 Tahap-Tahap Penelitian ................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 36


4.1 Gambaran Umum Organisai ........................................................... 36
4.1.1 Profil Organisasi AIESEC UNHAS ........................................... 38
4.1.2 Visi Dan Misi AIESEC UNHAS ................................................ 40
4.1.3 Logo ........................................................................................ 41

viii
4.1.4 Sumber Pendanaan AIESEC UNHAS ..................................... 42
4.1.5 Struktur Organisasi AIESEC UNHAS ....................................... 42
4.2 Hasil Penelitian Dan Pembahasan.................................................. 43
4.2.1 Fungsi Audit Internal AIESEC UNHAS .................................... 44
4.2.2 Efektivitas Audit Internal AIESEC UNHAS ............................... 46

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 56


5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 56
5.2 Saran .............................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 58

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir .......................................................................... 28

Gambar 4.1 Logo AIESEC UNHAS .............................................................. 42

x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Biodata ..................................................................................... 61
Lampiran 2. Peta Teori ................................................................................ 62
Lampiran 3. Struktur Organisasi AIESEC UNHAS ....................................... 65

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan era globalisasi semakin bertambahnya

juga organisasi-organisasi nirlaba di lingkungan masyarakat sekitar. Organisasi

nirlaba atau non profit adalah suatu organisasi yang kegiatan operasinya tidak

untuk mencari keuntungan atau tanpa mencari laba (moneter) dalam menarik

perhatian publik. Yang termasuk dalam golongan organisasi nirlaba yaitu meliputi

keagamaan, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi

politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi

sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, serta

beberapa petugas pemerintah (Korompis, 2014).

Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama

yang mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang

dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba

memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang

lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari entitas nirlaba tersebut.

Berdasarkan dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi

tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis,

misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian, dalam praktiknya entitas

nirlaba sering tampak dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan

dengan entitas bisnis pada umumnya. Menurut Dewan Standar Akuntansi

Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) yang termaktup dalam DE ISAK

35 Tahun 2018, menyatakan dalam mempertimbangkan bahwa perbedaan utama

1
2

antara entitas berorientasi nonlaba dan entitas bisnis berorientasi laba adalah cara

entitas berorientasi nonlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya

yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomik yang

sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Oleh sebab itu, konsep

pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan untuk hal-hal yang serupa

lebih tepat merujuk pada pengaturan yang sudah ada dalam SAK atau ETAP.

Beberapa sumber pendanaan organisasi nirlaba, antara lain: sumbangan

masyarakat, APBD/APBN, lembaga donor lokal, lembaga donor internasional,

lembaga pembangunan internasional, melalui kerja sama program/project dengan

lembaga lain, atau melalui unit usaha organisasi itu sendiri (fundraising) (Wanti,

2009). Karena sifat pekerjaan dan sumber pendanaan yang unik inilah, setiap

pekerja yang bekerja di sektor nirlaba bertanggung jawab untuk memastikan

bahwa dana yang ada digunakan secara efektif. Ada beberapa isu yang harus

diperhatikan dalam pengelolaan keuangan lembaga nirlaba, antara lain:

bagaimana mengelola pendanaan untuk menjalankan program dan mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang

disepakati dengan pihak donor; juga bagaimana lembaga nirlaba ini dapat

menyisihkan sebagian dananya untuk membayar berbagai keperluan operasional

seperti pembayaran gaji, tagihan, pajak, dan sebagainya.

Dalam aktivitasnya, organisasi nirlaba ini memang melakukan beberapa hal

positif yang tentunya memberikan dampak baik untuk masyarakat melalui kinerja

operasional yang dijalaninya. Antara lain, kesempatan untuk melayani

masyarakat, kinerja yang efisien, perlindungan hak, kerjasama, dan manajemen

yang berpengalaman atau sumber daya manusia yang memadai (Judhistira,

2013). Namun bertolakbelakang dengan hal-hal tersebut, ada beberapa

keterbatasan yang dialami oleh organisasi nirlaba yaitu kurangnya pengukuran


3

kinerja, kurangnya sumber daya manusia yang professional, dan terdapat

kemungkinan terjadinya penyalahgunaan dana (Judhistira, 2013). Untuk

mengatasi hal tersebut, diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan yang

meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan

perusahaan. Menghadapi hal ini maka perlu diterapkannya kebijakan maupun

strategi oleh manajemen perusahaan antara lain dengan meningkatkan

pengawasan dalam organisasi nirlaba (Judhistira, 2013).

Menurut Judhistira (2013), salah satu sistem pengawasan yang baik adalah

melalui sistem pengendalian internal (internal control) melalui pelaksanaan internal

audit atau pemeriksaan intern yang merupakan pengawasan akan kepatuhan

kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Audit internal menjadi faktor penting

yang dapat diterapkan untuk mendukung terwujudnya Good Corporate

Governance (GCG) pada suatu organisasi. Beberapa penelitian juga mengatakan

bahwa audit internal berpengaruh positif terhadap diterapkannya Good Corporate

Governance (GCG). Peran audit internal ini akan semakin dapat diandalkan dalam

mengembangkan serta menjaga efektivitas suatu sistem pengendalian internal,

pengelolaan resiko, dan Good Corporate Governance (GCG) untuk menopang

terwujudnya suatu perusahaan yang baik (Lubis, 2017).

Auditor internal juga dapat berperan aktif sebagai mitra bagi manajemen

dalam mendukung penerapan Good Corporate Governance (GCG) dengan

melakukan evaluasi dan perbaikan proses kerja perusahaan atau organisasi yang

berpengaruh terhadap penerapan nilai perusahaan atau organisasi, membantu

menjaga efektivitas pengendalian dengan melakukan evaluasi terhadap efektivitas

dan efisiensi serta memberikan input untuk perbaikan yang berkesinambungan,

dan melakukan identifikasi dan evaluasi risiko signifikan yang dihadapi


4

perusahaan dan memberikan solusi dalam hal perbaikan sistem pengendalian dan

manajemen risiko (Rahayu, 2008)

Auditor internal melakukan evaluasi terhadap efektivitas serta manajemen

suatu organisasi. Audit internal merupakan sebuah penilaian terhadap

independen, keyakinan, serta aktivitas konsultasi yang dibuat olehnya untuk

menambah serta peningkatan operasi organisasi tersebut. Dalam hal ini audit

internal sebagai pendukung suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuannya

dengan membawa pendekatan yang sistematis serta disiplin dalam evaluasi serta

peningkatan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, serta tata kelola

suatu organisasi (Judhistira, 2013).

AIESEC merupakan organisasi nirlaba yang dijalankan oleh mahasiswa dan

lulusan baru dari berbagai lembaga pendidikan tinggi. Organisasi AIESEC

(Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et

Commerciales) ini menjangkau 126 negara dan wilayah dan setiap aspek operasi

dari AIESEC ini dikelola oleh mahasiswa dan lulusan baru, salah satunya di antara

126 negara dan wilayah itu adalah Indonesia. AIESEC Indonesia sendiri adalah

salah satunya yang cukup aktif di tingkat internasional. Kemudian, AIESEC

Indonesia ini memiliki dua puluh enam (26) Local Committee (LC) yang tersebar

di beberapa Universitas dan kota, salah satunya adalah AIESEC UNHAS.

AIESEC di Universitas Hasanuddin merupakan salah satu AIESEC Lokal

Komite di Indonesia yang didirikan pada tahun 2012 dan telah menjadi sebuah

platform bagi pemuda di Makassar untuk mengembangkan keterampilan

kepemimpinan mereka yang memiliki dampak positif bagia masyarakat sekitar.

AIESEC UNHAS adalah organisasi nirlaba yang bisa disebut sebagai sebuah

organisasi sosial. Artinya AIESEC UNHAS masih membutuhkan kestabilan

pendapatan untuk terus menjalankan aktivitasnya, berbeda dengan Non


5

Organisasi Pemerintah (LSM) yang hanya berfokus pada dampak sosial yang

mereka berikan tanpa mempertimbangkan pendapatan prioritas. Keuntungan-

keuntungan yang diperoleh AIESEC UNHAS tidak digunakan sendiri seperti

perusahaan bisnis, tetapi untuk diputar kembali agar program yang dijalani

nantinya bisa terus berlanjut. Penghasilan ini diperoleh baik secara internal

maupun dari produk yang mereka miliki. Salah satu produk yang berkontribusi

pada pendapatan organisasi adalah Global Talent. Outgoing Global Talent

didefinisikan sebagai pengalaman magang di luar negeri untuk kaum muda yang

bertujuan untuk mengembangkan karir profesionalnya di dunia global.

Aktivitas yang dijalani oleh organisasi AIESEC UNHAS ini telah berskala

internasional dan mengalami perkembangan dalam berbagai program serta

kegiatan yang bersifat pendidikan maupun sosial. Sehingga dalam operasionalnya

dibutuhkan pemeriksaan dan pengawasan yang bersifat internal sebagai alat

untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan kegiatannya telah mematuhi

kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan melalui aktivitas pengendalian yaitu

Audit Internal terhadap organisasi AIESEC UNHAS.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Judhistira (2013) menyatakan bahwa

penerapan audit internal pada organisasi dapat berjalan dengan baik dalam upaya

pencapaian tujuan organisasi melalui pengkajian atas fungsi dari audit internal

serta pengakajian atas indikator efektivitas audit internal organisasi. Penelitian

lainnya yang dilakukan oleh Wedhayanti (2014) menyatakan bahwa, Kurang

efektifnya implementasi sistem pengendalian internal pada organisasi, kurangnya

edukasi secara menyeluruh tentang sistem pengendalian internal dan kurangnya

transparasi laporan keuangan.

Dalam penelitian tersebut, AIESEC Indonesia telah menjalankan audit internal

pada lingkup umum dan telah memiliki internal auditor team dalam struktur
6

organisasinya. Penelitian ini mangacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh

Judhistira (2013) dengan judul “ Analisis Fungsi Dan Efektivitas Audit Internal Pada

Organisasi AIESEC Indonesia “, dan perbedaan penelitian ini adalah peneliti

melakukan penelitian lebih lanjut terkait audit internal dalam lingkup khusus yaitu

di AIESEC UNHAS mengenai fungsi dan efektivitas audit internal pada organisasi

AIESEC UNHAS yang tergolong sebagai organisasi non-profif, yang mana judul

yang di angkat oleh peneliti disini adalah “Analisis Fungsi Dan Efektivitas Audit

Internal Pada Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Pada Organisasi AIESEC

Universitas Hasanuddin).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka secara spesifik

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan fungsi audit internal AIESEC UNHAS untuk

membantu organisasi dalam menjalankan kegiatan organisasi?

2. Bagaimana fungsi audit internal AIESEC UNHAS dalam meningkatkan

kinerja organisasi?

3. Bagaiamana efektivitas penerapan audit internal sebagai alat

pengendalian internal untuk mencapai tujuan organisasi AIESEC

UNHAS?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris.

1. Penerapan fungsi audit internal dalam menjalankan kegiatan organisasi

AIESEC UNHAS.
7

2. Fungsi audit internal dalam peningkatan kinerja organisasi AIESEC

UNHAS.

3. Efektivitas penerapan audit internal sebagai alat pengendalian internal

untuk pencapaian tujuan organiasi AIESEC UNHAS.

1.4 Kegunaan Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran untuk

menambah wawasan mengenai fungsi dan efektivitas audit internal yang

berpengaruh terhadap organisasi nirlaba, sehingga organisasi mampu memahami

dasar penetapan audit internal.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, sistematika pembahasan terdiri atas lima bab, masing-

masing uraian yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang berbagai teori dan literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, menguraikan secara

ringkas penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis

penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan penjelasan mengenai rancangan penelitian, tempat

dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik
8

pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasinal, instrumen

penelitian dan teknisk analisis.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang memuat

gambaran umum lokasi penelitian, analisis deskriptif, dan hasil

pengelolaan data dalam penelitian.

BAB V: PENUTUP

Bab ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan penelitian, saran, dan

keterbatasan dalam penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Audit Internal

Definisi menurut The Institute of Internal Auditors ( 2000 ) yaitu :

Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity

designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an

organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined

approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control,

and governance processes.

Menurut Guidance Taks Force-GTC (1999) dalam bukunya Sawyer

menyatakan bahwa, Audit internal merupakan sebuah aktivitas konsultasi dan

keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi untuk

meningkatkan operasional organisasi. Audit tersebut dapat membantu organisasi

dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan

berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas proses

pengelolaan risiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan dalam sebuah organisasi.

Kemudian, pelaksanaan audit internal terhadap suatu organisasi itu dilaksanakan

secara independen dan objektif. Artinya, pelaksanaan audit internal itu tidak boleh

dipengaruhi oleh pihak manapun dan tidak dapat dilibatkan dalam pelaksanaan

kegiatan yang di audit. Kemudian, hasil dari pelaksanaan audit internal yang

secara independen dan objektif nantinya itu dapat diandalkan dan

dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Tugiman (2003), definisi audit internal adalah suatu fungsi penilaian

yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi

9
10

kegiatan organisasi yang dilaksanakannya. Auditor internal ini merupakan profesi

yang dinamis dalam sebuah organisasi yang terus berkembang dan

mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi

terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses, dan teknologi.

Auditor internal memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyediakan

informasi tentang kelengkapan dan keefektifan suatu sistem pengendalian internal

organisasi serta kualitas suatu pelaksanaan yang diberikan kepada auditor

internal. Audit internal adalah investigasi komprehensif yang bertujuan untuk

mencapai tujuan organisasi yang sehat dengan objektif untuk mencapai sebuah

sudut pandang dalam organisasi dan juga lingkungan yang ada disekitarnya

dengan tujuan untuk mencapai suatu pengendalian atas operasi sebuah

organisasi untuk yang lebih baik lagi (Pickett,2010).

Menurut Sawyer ( 2003 ),audit internal adalah sebuah penilaian yang

sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol

yang berbeda-beda dalam organisai untuk menentukan apakah :

1. informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat di andalkan.

2. risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi.

3. peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa

diterima telah diikuti.

4. kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.

5. sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

6. tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.

Semua itu harus dilakaukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan

manajemen agar dapat membantu anggota organisasi dalam menjalankan

tanggung jawabnya secara efektif.


11

Berdasarkan uraian tentang pengertian audit internal yang sudah

dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulannya bahwa, audit internal merupakan

suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi untuk menelusuri atau

mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan organisasi untuk memberi saran-saran

perbaikkan konstruktif kepada seluruh pihak-pihak yang berkepentingan.

Kemudian, kegiatan penilaian yang sifatnya independen itu bukanlah dalam arti

absolut yang berarti bebas dari semua ketergantungan, akan tetapi maksud dari

independen yaitu auditior internal itu bebas dari pengaruh-pengaruh atau

kekuasaan pihak yang diperiksanya sehingga diharapkan akan dapat memberikan

penilaian terhadap organisasi itu dengan penilaian yang objektif dimana keandalan

dan keakuratannya tidak perlu diragukan lagi.

Menurut Judhistira (2013), auditor internal menyediakan suatu opini atau

pendapat yang sifatnya independen dan objektif dalam hal manajemen risiko,

pengendalian, dan tata kelola (Governance) dengan cara mengukur dan

mengevaluasi keefektifan suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan yang

sudah ditetapkan sebelumnya. Rekomendasi dan temuan yang dihasilkan dari

audit internal ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar untuk

manajemen sebuah organisasi dalam hal audit. Auditor internal juga menyediakan

jasa konsultasi yang bersifat independen dan objektif untuk membantu manajemen

suatu organisasi dalam meningkatkan manajemen risiko, pengendalian, dan tata

kelola (Governance). Jasa konsultasi ini menerapkan kemampuan profesional dari

auditor internal melalui evaluasi yang bersifat sistematis dan disiplin akan

kebijakan, prosedur, serta operasi yang dilakukan oleh manajemen organisasi

untuk memastikan dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut.


12

Audit internal ini sangat ditekankan dengan kata independen. Menurut The

Institute of Internal Auditors (2016) yang termaktub dalam Standar Internasional

Praktik Profesional Auditor Internal menyatakan bahwa, Independensi adalah

kondisi bebas dari situasi yang dapat mengancam kemampuan aktivitas auditor

internal untuk dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara tidak memihak.

Independensi merupakan kata kunci paling penting untuk menilai peran audit

internal (Kumat,2011). Dalam hal ini, Independensi auditor internal merupakan

keberpihakan pada kebenaran faktual, yang ditinjau dari.

1. Adanya bukti serta data material yang autentik, relevan, dan cukup

2. Adanya praktik bisnis yang menunjang tinggi etika atau moral serta

memperhatikan risiko terukur

3. Adanya kapasitas tanggung jawab dan wewenang seseorang yang

terukur dalam organisasi bisnis

4. Adanya administrasi dan pengendalian yang memadai serta konsisten.

Kumat (2011) menyatakan bahwa peranan dan tujuan audit internal tidak

hanya bersifat internal, namun sudah lebih dimodifikasi yang mana saat ini audit

internal modern lebih menekankan pada adanya suatu value added atau nilai

tambah pada semua hal yang berkaitan dengan risiko, pengendalian, dan tata

kelola (Governance). Yang di maksud dari nilai tambah disini yaitu laporan hasil

pemeriksaan auditor internal itu tidak selesai begitu saja atau hanya bersifat

mandatory, melainkan masih dikembangkan lagi sehingga kemungkinan besar

kesalahan yang terjadi tidak akan terulang.

Menurut Tugiman (2003) tujuan audit internal adalah untuk membantu

anggota organisasi melaksanakan taggung jawabnya secara efektif. Untuk


13

mancapai tujuan ini, staf auditor internal dalam sebuah organisasi diharapkan

mampu melakukan kegiatan-kegiatan berikut ini.

1. Menganalisis dan menilai kebaikan, memastikan adanya penerapan

sistem pengendalian internal dan pengendalian operasionalnya, dan

mengembangkan pengendaliannya dengan cara yang efektif dan efisien.

2. Memperhatikan ketaatan terhadap kebijakan yang ada, perencanaan dan

prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen dalam sebuah

organisasi.

3. Memastikan seberapa jauh kekayaan perusahaan yang dimilikinya untuk

dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya

segala bentuk fraud.

4. Memastikan pengelolaan data dalam organisasi yang dikembangkan itu

dapat dipercaya dan akurat.

5. Menilai terhadap kinerja setiap bagian dalam menjalankan tugas yang

diberikan oleh manajemen.

6. Memberikan solusi yang terbaik terhadap operasionalnya dalam rangka

meningkatkan efektivitas dan efisiensinya.

2.2 Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal

Pada awalnya, internal audit dalam suatu organisasi atau perusahaan

mempunyai fungsi yang terbatas yaitu, mengadakan pengawasan atas

pembukuan. Namun, setelah berjalannya waktu dengan meningkatnya sistem

informasi akuntansi, aktivitas internal audit tidak lagi berputar pada pengawasan

pembukuan semata-mata. Akan tetapi sekarang sudah mencakup pemeriksaan

dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi, sistem internal

kontrol, dan kualitas kertas kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung


14

jawab yang dibebankan kepadanya. Menurut Faiz Zamzami, dkk (2016:23)

menyatakan bahwa, sesuai dengan International standards for the profesional

practice of internal auditing. Dalam Aktivtasnya, auditor internal harus

mengevaluasi potensi adanya kecurangan dan bagaimana organisasi mengelola

risiko kecurangan yang terjadi pada organisasi tersebut.

Menurut Suginam (2017) fungsi audit internal merupakan suatu kegiatan yang

bebas yang terdapat dalam sebuah organisasi yang dilakukan dengan cara

memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan lainnya untuk memberikan jasa

kepada manajemen dalam menjalankan tanggungjawabnya dengan cara

menyajikan analisis, penialain, rekomendasi, dan komentar-komentar yang

penting bagi manajemen. Sedangkan menurut Robert (2005) menyatakan bahwa

fungsi audit internal ini lebih mengarah sebagai mata dan telinga manajemen,

karena seorang manajer butuh kepastian mengenai kebijakan yang telah

ditetapkan itu tidak akan dilaksanakan secara menyimpang. Selain itu, menurut

Suginam (2017) ada beberapa uraian tentang fungsi audit internal yaitu.

1. Pemeriksaan (audit) dan penilaian terhadap efektivitas struktur

pengendalian internal dan juga mendorong pengunaan struktur

pengendalian internal yang efektif dan efisien.

2. Menentukan sejauh mana pelaksanaan kebijakan manajemen puncak

yang dipatuhi.

3. Menentukan sejauh mana kekayaan suatu perusahaan atau organisasi

yang di pertanggungjawabkan.

4. Menentukan keandalan suatu informasi yang dihasilkan oleh berbagai

pihak dalam suatu perusahaan atau organisasi.

5. Memberikan rekomendasi perbaikan disetiap kegiatan yang sudah

dilaksanakan suatu perusahaan atau organisasi.


15

Penugasan fungsi audit internal yang terdapat dalam Standar Profesi Audit

Internal yang di lakukan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004)

ialah fungsi auditor internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi

terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan tata kelola

(Governance) dengan pendekatan secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Hal-

hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Evaluasi Pengelolaan Risiko

Fungsi audit internal dapat membantu organisasi dalam menjalankan

tugasnya dengan cara mengevaluasi dan mengidentifikasi risiko yang

signifikan serta dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan

pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.

2. Evaluasi Pengendalian

Fungsi audit internal dapat membantu organisasi dalam memelihara

pengendalian intern yang efektif dan efisien dengan mengevaluasi

kecukupan pengendalian tersebut.

3. Evaluasi Proses Governance

Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang

sesuai untuk meningkatkan proses tata kelola organisasi (Governance)

dalam mencapai suatu tujuan.

Dalam perkembangannya, peran seorang auditor internal dapat digolongkan

dalam tiga jenis, yaitu watchdog, konsultan, dan katalis.

1. Watchdog

Watchdog adalah peran tertua dari seorang auditor internal yang

mencakup pekerjaan seperti menginspeksi, melakukan observasi,

menghitung, serta cek dan ricek. Adapaun tujuannya yaitu untuk


16

memastikan ketaatan terhadap hukum yang berlaku, peraturan, dan

kebijakan organisasi. Dalam prosesnya audit yang dilakukan adalah audit

kepatuhan. Fokus pemeriksaannya yaitu bervariasi atau ada tidaknya

penyimpangan dalam sistem pengendalian internal. Audit kepatuhan ini

mengidentifikasi penyimpangan sehingga bisa dilakukan koreksi terhdap

sistem pengendalian internal. Oleh sebab itu, peran watchdog disini

biasanya akan menghasilkan rekomendasi yang mempunyai dampak

jangka pendek.

2. Konsultan

Selain watchdog, seorang manajer akan melihat bahwa auditor internal

dapat memberikan manfaat lain yang berupa saran dalam pengelolaan

sumber daya organisasi yang dapat membantu tugas manajer. Peran

konsultan disini yaitu membawa auditor internal untuk selalu

meningkatkan pengetahuan baik tentang profesi auditor maupun aspek

bisnis lainnya, sehingga dapat membantu manajemen dalam

memecahkan suatu masalah dalam organisasi.

3. Katalis

Katalis merupakan suatu zat yang berfungsi untuk mempercepat reaksi

akan tetapi tidak ikut bereaksi. Peran auditor internal sebagai katalisator

disini yaitu untuk memberikan jasa kepada manajemen melalui saran-

saran yang konstruktif dan dapat diaplikasikan bagi kemajuan

perusahaan namun tidak ikut andil dalam aktivitas operasional

perusahaan atau organisasi.

Pelaksanaan kegiatan audit internal merupakan tahapan-tahapan yang

penting untuk dilakukan auditor internal dalam proses auditing untuk menentukan

prioritas, arah, dan pendekatan dalam proses audit internal. Menurut Hiro Tugiman
17

(2006) tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal yaitu sebagai

berikut.

1. Perencanaan Audit

Perencanaan audit ini meruapakan langkah paling awal dalam

pelaksanaan kegiatan audit internal. Menurut Tugiman (2006)

Perencanaan ini dibuat dengan tujuan untuk menentukan objek yang

akan di audit atau prioritas audit, arah, dan pendekatan audit,

perencanaan alokasi sumber daya dan waktu, serta merencanakan hal-

hal lainnya yang berkaitan dengan proses auditing. Auditor internal ini

harus merencanakan setiap pemeriksaan. Perencanaan harus

didokumentasikan dan meliputi beberapa hal berikut ini :

1) penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan

2) memperoleh informasi dasar tentang kegiatan-kegiatan yang akan

diperiksa

3) menentukan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan

audit

4) menginformasikan kepada para pihak yang dipandang perlu

5) melakukan survey untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, risiko-

risiko dan pengawasan-pengawasan

6) penulisan program audit

7) menentukan kapan, bagaimana, dan kepada siapa hasil-hasil audit

disampaikan

8) memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit

2. Pengujian Dan Pengevaluasi Informasi

Pada tahap ini auditor internal harus mengumpulkan, menganalisis,

menginterprestasikan serta membuktikan kebenaran informasi untuk


18

mendukung hasil audit. Proses pengujian dan pengevaluasian informasi

menurut Hiro Tugiman (2006) sebagai berikut:

1) dikumpulkannya berbagai informasi yang diperlukan tentang seluruh

hal yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pemeriksaan dan lingkup

kerja

2) informasi yang ada haruslah mencukupi, kompeten, relevan, dan

berguna untuk membuat suatu dasar yang logis bagi temuan audit

serta rekomendasi lainnya

3) adanya prosedur-prosedur audit termasuk juga teknik-teknik dalam

pengujiannya

4) dilakukan pengawasaan terhadap proses pengumpulan, penganalisa,

penafsiran, dan pembuktian kebenaran suatu informasi

5) dibuatkan kertas kerja pemeriksaan

3. Penyampaian Hasil Pemeriksaan

Menurut Judhistira (2013) laporan audit internal ditujukan untuk

kepentingan manajemen yang dirancang untuk memperkuat pengedalian

audit internal, untuk menentukan ditaati tidaknya perosedur dan kebijakan

yang telah ditetapkan oleh manajemen. Auditor internal harus melaporkan

kepada manajemen apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi di dalam suatu fungsi perusahaan dan memberikan saran serta

rekomendasi untuk perbaikannya.

Menurut Tugimana (2006) auditor internal harus melaporkan hasil audit

yang dilaksanakannya yaitu:

1) laporan tertulis yang ditandatangani oleh ketua audit intern.

pemeriksaan intern harus terlebih dahulu mendiskusikan kesimpulan

dan rekomendasinya
19

2) suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, dan terstruktur serta

tepat waktu

3) laporan audit harus mengemukakan tentang maksud, lingkup, dan

hasil dari pelaksanaan pemeriksaan

4) laporan harus mencantumkan rekomendasi-rekomendasi yang ada

5) pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai rekomendasi

dapat pula dicantumkan dalam laporan pemeriksaan tersebut

6) pimpinan auditor internal mereview dan menyetujui laporan audit

4. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

Auditor internal terus-menerus melakukan follow up terhadap temua-

temuan pemeriksaan yang dilaporkan apakah telah dilakukan dengan

tindakan yang tepat dan benar. Auditor internal harus memastikan apakah

tindakan korektif sudah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang

diharapkan ataukah apakah manajer senior telah menerima risiko akibat

tidak dilakukannya tindakan korektif terhadap berbagai temuan yang

dilaporkan.

Laporan hasil audit internal itu dibuat setalah audit dilakukannya. Dalam hal

ini laporan merupakan hal yang sangat penting, karena dalam laporan audit

internal menuangkan seluruh hasil pekerjaannya dan merupakan realisasi dari

taggung jawab seorang auditor internal untuk menginformasikan hasil pengukuran

aktivitas perusahaannya yang telah di audit. Perlu diperhatikan juga bahwa suatu

pekerjaan audit yang baik akan kurang berarti apabila penyajian laporan hasil

auditnya kurang memadai. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan menurut

Tugiman (2006) dalam menyampaikan laporan audit yang baik yaitu.


20

1. Laporan tertulis yang telah di tandatangani dan dikeluarkan setelah

pengujian terhadap pemeriksaan selesai dilaksanakan. Sedangkan,

laporan sementara itu dapat dibuat secara tertulis maupun secara lisan

dan diserahkan baik secara formal maupun informal.

2. Sebelum laporan itu diterbitkan, auditor harus terlebih dahulu melakukan

diskusi berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkat

manajemen sebelum mengeluarkan laporan akhir.

3. Laporan itu harus objektif, ringkas, mudah dipahami, konstruktif, dan tepat

waktu.

4. Laporan harus mengemukakan maksud, ruang lingkup, dan hasil

pelaksanaan pemerikasaan. Jika dipandang perlu laporan itu harus

berisikan pernyataan tentang pendapat auditor.

5. Laporan dapat mencakup segala rekomendasi yang membangun dan

menyatakan hasil dan tindakan koreksi yang sangat memuaskan.

6. Laporan harus mencakup pandangan dari berbagai pihak yang diperiksa

tentang berbagai kesimpulan atau rekomendasi dan dapat di cantumkan

dalam laporan auditnya.

Selanjutnya, laporan harus disetujui oleh kepala bagian auditor internal

sebelum diterbitkan serta harus menyatakan kepada siapa laopran akan ditujukan.

2.3 Efektivitas Audit Internal

Pengertian efektivitas secara umum yaitu menunjukkan sampai seberapa jauh

tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas juga dapat

diartikan sebagai pengukuran tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan.

Menurut Judhistira (2013) menyatakan bahwa efektivitas merupakan unsur pokok

untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap
21

organisasi. Efektivitas ini disebut efektif apabila telah tercapai sautu tujuan atau

sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya dalam sebuah organisasi.

Menurut Tugiman (1997) ada lima faktor yang harus dipertimbangkan untuk

mencapai fungsi audit internal yang efektif, antara lain.

1. Akses

Akses dalam hal ini berkaitan dengan masalah ketersediaan informasi

yang diperlukan oleh auditor internal pada saat melaksanakan auditnya.

Akses ini bersumber dari:

1) fasilitas, yang mana dalam hal ini meliputi seluruh ralitas fisik yang

mungkin dapat memberikan informasi bagi auditor yang melakukan

obeservasi langsung

2) catatan, dalam hal ini yang mewakili realitas walaupun bukan

realitasnya itu sendiri

3) orang, yang berperan apabila fasilitas dan catatan kurang mendukung

2. Objektivitas

Objektivitas dalam hal ini merupakan keadaan dimana jiwa yang

memungkinkan seseorang untuk merasakan sesuatu realitas seperti apa

adanya. Hal tersebut dapat dicapai dengan kesadaran, pengetahuan

yang formal, pengetahuan berdasarkan pengalaman, dan tidak adanya

kecondongan emosional.

3. Bebas Berpendapat

Yang dimaksud dalam hal ini yaitu suatu keadaan yang memungkinkan

seorang auditor untuk menyatakan sesuatu yang diketahuinya tanpa

adanya rasa takut terhadap konsekuensi yang buruk bagi status dan
22

pemisahan organisasional sangat membantu dalam kebebasan

berpendapat.

4. Ketekunan

Ketekunan merupakan kualitas yang berasal dari dalam diri auditor

sehingga dapat dipengaruhi untuk menjadi lebih baik atau bahkan

menjadi lebih buruk. Ketekunan disini dapat diperkuat dengan cara

pemberian isyarat terkait maksud atasan sesungguhnya serta status

organisasional yang memadai.

5. Ketanggapan

Suatu sikap yang selalu antisipatif dalam suatu kejadian, yakni ada

tindakan korektif apabila dipandang perlu. Ketanggapan ini sangat

berpengaruh terhadap status organisasional auditor internal.

2.4 Indikator Efektivitas Audit Internal

Menurut Standar Profesi Audit internal (SPAI) dalam bukunya Hiro Tugiman

(1997) ada sembilan indikator dalam mencapai efektivitas audit internal, dapat

dijelaskan berikut ini.

1. Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan beserta rekomendasinya

(reasonable and meaningful findings and recommendations). Tolak ukur

ini untuk melihat apakah suatu temuan dan rekomendasi dari auditor

internal itu dapat memberikan nilai tambah bagi auditee dan apakah dapat

dipergunakan oleh manajemen sebagai suatu informasi yang berharga.

2. Respon dari objek yang diperiksa (auditee’s response and feedback).

Berkaitan dengan tolak ukur yang berkenaan dengan respon dari auditee.

Dalam temuan pemeriksaan dan rekomendasi dari auditor yang tidak


23

dapat dioperasionalkan nantinya dan tidak mendapat respon dari auditee

kemungkinan akan terjadi karena adanya kesalahan dalam proses

pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor atau adanya sebab-sebab lain

yang tidak diinginkan.

3. Profesionalisme auditor (profesionalism of the internal audit department).

Profesionalisme memiliki beberapa kriteria diantaranya yaitu:

1) independensi

2) integritas di seluruh personil pemeriksaan

3) kejelian dan ketajaman review pimpinan tim pemeriksa

4) penampilan, sikap, dan perilaku pemeriksa

5) kesanggupan dan kemampuan dalam memberikan jawaban atas

beberapa pertanyaan auditee terhadap permasalahan yang diajukan

6) kemampuan tim pemeriksa dalam melakukan komunikasi dan adanya

tanggapan yang baik dari auditee atau manajemen puncak

7) pendidikan dan keahlian para pemeriksa.

4. Peringatan dini (absence of surprise). Auditor dapat memberikan laporan

peringatan dini baik itu dalam bentuk formal maupun dalam bentuk

informal tentang kelemahan atau permasalahan operasi perusahaan

serta kelemahan pengendalian manajemennya.

5. Kehematan biaya pemeriksa (cost effectiveness of the internal audit

department). Output dari suatu biaya pemeriksaan itu tidak dapat diukur.

Apabila pemeriksaan yang dilakukan mampu meminimalisir biaya tanpa

mengurangi nilai tambahnya yang dihasilkan, maka pemeriksa sudah

dikatakan efektif yang ditinjau dari tolak ukurnya.

6. Pengembangan personil (development of people). Jika pengembangan

personil dianggap berperan penting, maka pimpinan auditor akan


24

menggunakan waktunya dalam pembinaan untuk penempatan dan

pengembangan stafnya.

7. Umpan balik dari manajemen (operatin managemnt’s feedback). Umpan

balik dari manajemen lainnya ini bersifat subjektif dan sangat dipengaruhi

oleh auditor. Sampai sejauh mana dukungan yang diberikan oleh para

manajemen lainnya terhadap para auditor dalam menjalankan kegiatan

pemeriksaan.

8. Meningkatnya jumlah pemeriksaan (number of requests for audit work).

Ketika semakin meningkatnya kemampuan auditor, maka manfaat dari

audit ini juga akan semakin dirasakan, dan ketika semakin dirasakan

manfaatnya, maka jumlah pemeriksaan pun akan semakin meningkat

seiring dengan perkembangannya.

9. Tercapainya program pemeriksaan. Dalam hal ini meliputi evaluasi

terhadap risiko objek yang akan diperiksa serta jaminan bahwa bidang-

bidang yang memiliki risiko tinggi telah ditempatkan sebagai prioritas

dalam perencanaan pemeriksaannya.

2.5 Organisasi

Menurut Sawyer (2003) mendefinisakan organisasi (organization), sebagai

sarana kontrol merupakan struktur peran yang disetujuinya untuk orang-orang di

dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara

efisien dan ekonomis.

Menurut Sofyandi (2007) mendefinisikan organisasi (organization) sebagai

bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta

secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan
25

dalam ikatan yang mana terdapat seorang atau lebih yang disebut atasan dan

seorang atau sekelompok orang yang disebut sebagai bawahannya.

Menurut Robert (1991) menyatakan bahwa entitas ekonomi yang didirikan

dibedakan oleh tujuan yang ingin dicapai yaitu.

1. For Profit Oriented; merupakan entitas yang dibuat untuk mencetak sebuh

laba

2. Not for Profit Oriented; merupakan entitas yang dibuat untuk melayani

masyarkat, sehingga laba bukanlah hal dasar yang menjadi tujuan utama

dari entitas ini.

Dari perbedaan tujuan tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan dalam

Laporan Keuangan. Secara garis besar entitas ekonomi yang merupakan Non for

Profit Oriented dibagi lagi menjadi sebagai berikut.

1. Governmental Unit; merupakan sebuah organisasi yang dimiliki

pemerintah.

2. Non Governmental Non Business Organization (NNO); merupakan

organisasi yang tidak dimiliki pemerintah yang mana kepemilikan dari

organisasi ini berbentuk foundation atau sebuah yayasan, NNO ini dibagi

menjadi:

1) Colleges and Universities

2) Hospital and Other Health Care Providers

3) Voluntary Health and Welfare Organization (VHWO)

4) Other Non Government Non Business Organization

2.6 Karakteristik Organisasi Nirlaba

Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan karakteristik organisasi

bisnis. Perbedaan utama yang paling mendasasr yaitu terletak pada cara
26

organisasi tersebut memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakaukan

berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba ini memperoleh sumber daya

seperti dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lainnya yang tidak

mengharapkan imbalan apapun dari organisasi.

Dalam ruang lingkup PSAK No. 45 (2011), menyatakan bahwa sebuah

organisasi non-profit harus memenuhi beberapa karakteristik seperti dibawa ini.

1. Sumber daya entitas berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan

imbalan atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan apa yang

diberikannya kepada organisasi tersebut.

2. Mengahasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan untuk menumpuk

laba dan ketika suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak

pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.

3. Tidak adanya kepemilikan seperti organisasi bisnis pada umumnya,

dalam artian bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat

dijual, dialihkan, dan ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak

mencerminkan proporsi pembagian atas sumber daya suatu entitas pada

saat likuidasi atau pembubaran entitas itu sendiri.

Menurut Anthony (2003), menyatakan bahwa karakteristik umum sebuah

organisasi non-profit yaitu sebagai berikut:

1. tidak bermotif untuk mencari keuntungan.

2. adanya pertimbangan khusus dalam beban pajaknya.

3. adanya kecenderungan berorientasi semata-mata pada pelayanan.

4. banyak menghadapi kendala besar pada tujuan dan strategi.

5. kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan

bantuan dana atau keuangannya.


27

6. dominasi profesional

7. pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat penting.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa organisasi non-

profit yaitu organisasi yang tidak memiliki motif semata-mata untuk mencari

keuntungan. Hal ini lah yang menjadi pembeda dengan organisasi bisnis lainnya.

Selain memiliki perbedaan, terdapat juga persamaan antara karakteristik dengan

organisasi lainnya yaitu salah satunya adalah bagian yang integral dari sistem

perekonomiannya yang sama dan memanfaatkan sumber daya dalam rangka

mencapai suatu tujuan dari organisasi tersebut.

2.7 Kerangka Pikir

Audit internal merupakan suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu

organisasi untuk menelusuri atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan

organisasi untuk memberi saran-saran perbaikan konstruktif kepada seluruh

pihak-pihak yang berkepentingan.

Auditor yang berpengalaman harus mengkaji secara kritis pekerjaan dan

pertimbangan yang dibuat olehnya. Kualitas jasa yang diberikan oleh auditor

sangat tergantung pada kecermatan dan keseksamaan dalam melaksanakan

audit dan dalam menyusun laporan audit. Seorang auditor harus menggunakan

seluruh kemampuan, kompetensi, dan keahliannya dalam melaksanakan

tugasnya.

Kualitas laporan audit internal dapat dilihat dari laporan tersebut tidak boleh

memihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu dan mampu memberikan

rekomendasi perbaikan atas temuannya kepada manajemen dalam pelaksanaan

auditnya.
28

Berdasarkan uraian tersebut peneliti berusaha untuk mengetahui sejauh

mana fungsi dan efektivitas audit internal pada organisasi AIESEC UNHAS ini

apakah termasuk dalam katagori efektif atau tidak efektif yang akan dijelaskan

dalam gambaran skema kerangka pikir sebagai berikut :

Organisasi AIESEC UNHAS

Audit Internal

Fungsi dan Efektivitas


Audit Internal

Kualitas Audit Internal

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deksriptif dengan pendekatan studi

kasus. Menurut Sukoharsono (2006) menyatakan bahwa, studi kasus ialah studi

untuk mengeksplorasikan suatu (atau beberapa) struktur sistem atau kasus yang

secara detail. Studi kasus melibatkan “ in-depth data collection involving multiple

source of information rich in context. “ (Sukaharsono,2004a). Penelitian kualitatif

deskriptif ini memiliki tujuan untuk menjelaskan deskripsi dari gejala-gejala yang

diamati. Pada dasarnya menurut Kasiram (2010) yang menyatakan bahwa,

penelitian kualitatif adalah suatu konsep keseluruhan untuk mengungkapkan

rahasia tertentu yang dapat dilakukannya dengan menghimpun data dalam

keadaan sebagaimana mestinya,kemudian mempergunakan cara yang sistematik,

terarah, dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak kehilangan sifat

ilmiahnya atau serangkaian kegiatan menjaring data atau informasi yang

sewajarnya, mengenai suatu masalah dalam kondisi aspek tertentu atau bidang

kehidupan tertentu pada obyeknya.

Selain itu juga, menurut Moleong (2012) menyatakan bahwa penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena-

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya seperti

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya, secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks

khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

29
30

3.2 Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif itu sifatnya mutlak,

jadi kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif ini bertindak sebagai instrumen

kunci sebagai pengumpul data. Menurut Moleong (2017:163) menyatakan bahwa

penelitian kualitatif memiliki ciri khas yaitu tidak dapat dipisahkan dari pengamatan,

namun peranan penelitian yang menentukan skenarionya secara keseluruhan.

Menurut Moleong tersebut, peran peneliti dalam penelitian kualitatif adalah

sebagai perencana, pengumpulan data, analisis, penafsiran data, serta menjadi

pelapor hasil penelitiannyam sehingga diharapkan data yang diperoleh dilapangan

valid dan mudah dianalisa.

3.3 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian yang peneliti laksanakan yaitu Organisasi AIESEC

Universitas Hasanuddin yang berada di Kota Makasaar, Sulawesi Selatan 90245.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan data sekunder.

Sumber data primer adalah pengumpulan data secara langsung, sedangkan

sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan

datanya kepada pengumpul data melainkan diperoleh melalui media perantara

(Sugiyono,2011). Dalam hal ini, data primer diperoleh melalui wawancara dengan

berbagai pihak yang terkait dengan penelitian ini dan juga melakukan observasi

ketika audit internal sedang berlangsung. Sedangkan data sekunder diperoleh

dalam penelitian ini dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian,

baik yang diperoleh langsung dari organisasi terkait maupun secara tidak langsung

yang telah dipublikasikan di jaringan internet.


31

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan. Dalam penelitian lapangan peneliti melakukan peninjauan

secara langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data primer. Berikut ini

penjelasan dari pengumpulan data yaitu :

1. Wawancara

Teknik wawancara dapat dilakukan dengan cara mengadakan

wawancara dengan berbagai pihak dan dilakukan secara individu

maupun sekelompok orang yang akan dijadikan narasumber. Wawancara

ini dapat dilakukan dengan tanya jawab secara langsung melalui guiding

quetions dengan pihak yang berwewenang yaitu Head of internal audit

dan Presiden AIESEC UNHAS.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Penggunaan teknik

observasi ini mengharuskan peneliti melakukan pengamatan secara

langsung kepada objek penelitian, tanpa berusaha melakukan intervensi

terhadap keadaan dan kejadian yang sedang berlaku pada objek

penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi disini merupakan salah satu metode pengumpulan data

dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen

yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian atau

data dari individu sebagai objek penelitian.


32

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011) menyatakan bahwa, Analisis data dalam hal ini

dilakukan dengan cara mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari lapangan langsung dengan mengorganisasikannya ke dalam

kategori, kemudian menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih hal-hal yang penting dan akan dipelajarinya,

serta membuat kesimpulan yang mudah dipahami baik bagi diri sendiri maupun

orang lain. Langkah-langkah analisis data yang perlu dilakukan dalam penelitian

ini yaitu sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data-data yang akan diperlukan dan berkaitan dengan

objek penelitian. Metode pengumpulan datanya seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya.

2. Data-data yang diperoleh kemudian dipelajari dan disusun sedemikian

rupa, sehingga bisa dipergunakan sebagai dasar dalam pembahasan dan

pemecahan masalahnya.

3. Menganalisis data-data yang telah diperoleh dan membandingkan data

dengan teori-teori tentang fungsi dan efektivitas audit internal khususnya

pada organisasi nirlaba ini.

4. Kemudian, menelaah lebih lanjut terkait bagaimana penerapan fungsi dan

efektivitas audit internal dalam organisasi AIESEC UNHAS, serta

dampaknya dalam peningkatan kinerja organisasi tersebut dalam

mencapai tujuannya.

5. Dari data yang telah tersaji lalu, ditarik kesimpulan yang masih bersifat

sementara. Jika terdapat data yang kurang valid maka dilakukan verifikasi

ke lapangan hingga mendapatkan bukti yang valid sehingga

kesimpulannya bersifat kredibel.


33

6. Dan yang terakhir yaitu membuat kesimpulan dari apa yang telah peneliti

laksanakan dan saran-saran positif yang bersifat membangun dan

bermanfaat.

3.7 Pengecekan Validitas Temuan

Dalam penelitian kualitatif, data yang valid adalah data yang tidak memiliki

perbedaan antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang terjadi di

lapangan atau pada objek yang akan diteliti (Sugiyono, 2019:363). Dalam menguji

keabsahan data terdapat empat kriteria yang dapat digunakan yaitu derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability).

Dalam pengujian keabsahan data yang dilakukan dengan cara menggunakan

teknik triangulasi yaitu pengecekkan data dari berbagai sumber dan berbagai cara

serta berbagai waktu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhdapa data itu. Triangulasi bertujuan untuk melihat gagasan dari sudut pandang

yang berbeda agar dapat ditarik kesimpulan yang valid. Triangulasi dapat

dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik

pengumpulan data ini saling melengkapi untuk memperoleh data primer dan juga

data sekunder dari sumber data yang sama. Wawancara dan obeservasi tersebut

untuk memperoleh data primer, sedangkan data sekunder dilakukan dengan cara

dokumentasi. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bias pada saat melakukan

analisis sehingga dilakukannya wawancara dan membandingkan dokumen

pendukung yang terkait.


34

3.8 Tahap-tahap Penelitian

Menurut Moleong (2017:127) menyatakan bahwa tahapan penelitian terdiri

dari tahap pra-lapangan, kemudian tahap pekerjaan lapangan, dan selanjutnya

tahap analisis data. Tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Tahap pra-Lapangan

Tahap pra-lapangan dimulai dari penyusunan rancangan penelitian yang

akan diteliti meliputi pencarian topik tentang fungsi dan efektivitas audit

internal dan mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing. Setelah

itu, peneliti memilih lapangan penelitian untuk diajukan sebagai judul

penelitian Analisis Fungsi Dan Efektivitas Audit Internal Pada Organisasi

Nirlaba dengan studi kasus pada organisasi AIESEC UNHAS. Kemudian,

setelah itu dilakukannya pengkajian literatur untuk mengumpulkan data-

data sekunder yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas

nantinya, sehingga menghasilkan suatu pengantar untuk memahami

fenomena-fenomena yang terjadi yang berkaitan dengan hal yang relevan

dengan masalah yang akan dibahas. Kemudian, proposal penelitian ini

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan selanjutnya

melaksanakan seminar proposal. Lalu, mengurus surat izin untuk

melakukan penelitian yang diajukan kepada organisasi yang akan

dijadikan objek penelitian terkait perizinan penelitian dalam melakukan

penelitian, baik itu dalam pengambilan data dan informasi hingga

penarikan kesimpulan penelitian.

2. Tahap Pekerja Lapangan

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data mengenai fungsi dan

efektivitas audit internal pada organisasi AIESEC UNHAS yang dilakukan

di lapangan yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan


35

dokumentasi. Kemudian, hasil wawancara nantinya akan dibandingkan

dengan hasil observasi, lalu peneliti mulai mengolah data dan

mendeskripsikan data yang diperoleh dari lapangan dari hasil

wawancara, observasi, dan dokumentasi yang diperoleh sehingga

triangulasi digunakan lebih akurat.

3. Tahap Analisis Data

Data yang diperoleh akan direduksi dan dirangkum terkait dengan objek

penelitian, memfokuskan pada hal-hal penting, dan membuang data yang

tidak penting. Kemudian, penyajian data akan mempermudah untuk

memahami apa yang terjadi, dimana penyajian data dalam penelitian ini

dalam bentuk uraian, gambaran, dan bagan, serta pembuatan

kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian ini berupa deskripsi tentang

fungsi dan efektivitas audit internal pada organisasi AIESEC UNHAS.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Organisai

AIESEC adalah organisasi internasional yang sifatnya non-laba yang

berorientasi pada pelatihan kepemimpinan dan exchange atau untuk memberikan

kesempatan magang di negara lain pada organisasi non-laba atau organisasi yang

berorientasi laba. Organisasi ini dijalankan oleh para pemuda dan diperuntukkan

bagi para pemuda, namun berpengaruh juga bagi seluruh stakeholder yang

dimilikinya.

AIESEC bermula pada saat terjadinya Perang Dunia ke-II dimana beberapa

organisasi mahasiswa di penjuru Eropa dibentuk untuk meningkatkan kerjasama

dan menfasilitasi adanya pertukaran informasi tentang industri, ekonomi, dan

program internship keluar negeri. Sehingga pada September 1946, sembilan

mahasiswa dari sembilan Universitas dari tujuh negara bertemu di Liege, Belgia

untuk membentuk kerjasama dengan berbagai negara. Maka terbentuklah

Association International des Etudiants en Sciences Commerciales et

Economiques (AIESE), dengan misi “ membentuk hubungan antara organisasi

mahasiswa antar negara “, dan dengan adanya organisasi ini diharapkan dapat

memfasilitasi pertukaran pelajar melalui study tours. Liege merupakan tempat

kongres pertama yang diselenggarakan oleh AIESE.

Stockholm merupakan tempat kongres kedua yang berlangsung pada tahun

1948 dan konferensi ini merupakan pondasi berdirinya AIESEC (Association

Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales) dimana

36
37

diresmikannya berdirinya organisasi ini. Pada saat awal berdirinya, AIESEC

berfokus pada “membentuk hubungan baik antar anggotanya “ melalui program

exchange. Perwakilan dari ketujuh negara tersebut antara lain yaitu Belgium,

Denmark, Finland, France, The Netherlands, Norway, dan Sweden

menandatangani peresmian berdirinya AIESEC. Sejak saat itulah, organisasi ini

tetap relevan dengan kebutuhan dunia dan masyarakat sekitar seiring dengan isu-

isu dunia yang terus mengalami perkembangan.

Sejak tahun berdirinya organisasi AIESEC hingga saat ini, jika dijelaskan

secara global yaitu sebagai berikut:

a. berada di lebih dari 126 negara dan wilayah

b. terdapat 2.400 lebih di universitas yang diwakilinya

c. memiliki lebih dari 1.500 kemitraan bisnis dalam organisasi

d. memiliki lebih dari 1.000.000 alumni AIESEC

e. memiliki lebih dari 70.000 anggota aktif di seluruh dunia

f. telah memiliki lebih dari 2.400 pengalaman kepemimpinan

g. telah menyelenggarakan 5.000 konferensi tahunan

h. telah melakukan lebih dari 20.000 pengalaman magang sukarelawan

internasional, dan

i. telah berpengalaman selama 70 tahun.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saat ini AIESEC sudah ada lebih

dari 126 negara dan wilayah yang berbeda, salah satunya adalah Indonesia.

AIESEC Indonesia sendiri merupakan salah satunya yang cukup aktif di tingkat

internasional. Sedangkan AIESEC Indonesia ini memiliki dua puluh tiga (23) Local

Committes (LCs) yang tersebar di beberapa Universitas dan kota. Salah satunya

yaitu AIESEC UNHAS.


38

4.1.1 Profil Organisasi AIESEC UNHAS

AIESEC di Universitas Hasanuddin merupakan satu-satunya entitas di

Indonesia Timur. AIESEC di Universitas Hasanuddin merupakan salah satu

AIESEC Lokal Komite di Indonesia yang didirikan pada tahun 2012 dan telah

menjadi platform bagi pemuda di Makassar untuk mengembangkan

keterampilan kepemimpinan mereka dan memiliki dampak positif pada

masyarakat sekitar. AIESEC di Universitas Hasanuddin berpusat di Makassar,

Sulawesi Selatan. Sejak keberadaan pada tahun 2012, AIESEC UNHAS ini

telah tumbuh menjadi organisasi dengan lebih dari 300 anggota (dari semua

Universitas yang berada di Makassar), exchangers dan alumni. Organisasi ini

telah berkontribusi lebih dari 100 pengalaman kepemimpinan dan lebih dari

sekedar pertukaran pengalaman.

Anggota AIESEC harus berasal dari mahasiswa. Terdapat dua cara

jika mahasiswa ingin menjadi anggota AIESEC, cara pertama adalah

bergabung pada open recruitment day yang diadakan setahun sekali atau

open recruitment saja yang terjadi ketika AIESEC sedang membutuhkan lebih

banyak anggota internalnya, akan tetapi kemungkinan terjadi juga AIESEC

tidak membuka rekrutmennya dalam setahun jika AIESEC tidak

membutuhkan anggota tambahan. Cara kedua, bagi mahasiswa yang ingin

menjadi anggota AIESEC tetapi mereka melewatkan pada saat perekrutan

dibuka atau tidak adanya perekrutan, makan dapat dilakukan dengan

bergabung di salah satu program pertukaran AIESEC baik itu program

Magang ataupun Relawan. Kemudian, setelah peserta menyelesaikan

program pertukaran AIESEC, maka secara otomatis peserta tersebut menjadi

anggota AIESEC. Mereka mengizinkn memilih untuk masuk dalam fungsi


39

yang diinginkan atau AIESEC sendiri yang mengalokasikannya sesuai fungsi

yang masih membutuhkan anggota.

Menjalankan Program AIESEC itu didanai sendiri, akan tetapi menjadi

anggota AIESEC melalui perekrutan itu tidak dipungut biaya. Untuk menjadi

anggota AIESEC melalui sistem perekrutan, peserta harus mengikuti LGD

(Leadership Group Discussion) umumnya seperti forum kelompok diskusi

yang akan membahas suatu kasus dan tim penilai akan meniali dengan

melihat beberapa hal seperti, keaktifan mereka berdiskusi, memberikan

pendapat atau kontribusi terhadap kasus yang diangkat, dan memberi ruang

kepada peserta lain untuk berpendapat. Kemudian, peserta diwajibkan untuk

mengikuti wawancara setelah dinyatakan lulus di tahap LGD (Leadership

Group Discussion).

AIESEC UNHAS adalah organisasi nirlaba yang bisa disebut sebagai

sebuah perusahaan sosial. Artinya, AIESEC UNHAS ini masih membutuhkan

kestabilan pendapatan untuk terus melanjutkan aktivitasnya, berbeda dengan

Non-Orgnisasi Pemerintah (LSM) yang hanya fokus pada dampak sosial

mereka memberi tanpa menganggap pendapatan sebagai prioritasnya.

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh AIESEC UNHAS tidak digunakan

sendiri seperti perusahaan, tetapi untuk diputar kembali agar program yang

dijalaninya dapat terus berlanjut. Pendapatan ini diperoleh baik secara internal

maupun dari produk yang dimilikinya. Salah satu produk yang berkontribusi

pada pendapatan organisasi adalah Global Talent. Produk tersebut sudah

memiliki alumni yang cukup banyak.

Global Talent terbukti memberikan manfaat yang baik bagi alumni

yang telah menjalani program ini untuk jenjang karir berikutnya. AIESEC

Indonesia memiliki tiga belas Local Committees (LCs) yang tersebar


40

dibeberapa Universitas dan Kota yang memiliki program Outgoing Global

Talent. Oleh karena itu, program ini sebenarnya menjadi kesempatan besar

bagi mahasiswa yang ingin berpengalaman secara profesional dan global,

namun sangat di sayangkan sekali karena masih banyak yang skeptis

mengenai program Global Talent ini.untuk mengatasi hal tersebut, tentu saja

para mahasiswa harus bisa paham nilai yang dibawa dari program Global

Talent ini.

Outgoing Global Talent didefinisikan sebagai pengalaman magang di

luar negeri untuk para pemuda yang bertujuan untuk mengembangkan karir

profesionalnya di dunia global. Program ini diimplementasikan pada

perusahaan profesional luar negeri dengan durasi 3 sampai 12 bulan.

Program ini diadakan di beberapa tempat di negara mitra seperti Singapura,

Malaysia, Vietnam, India, Turki, Jepang, dan Jerman. Tidak hanya dari

negara-negara Asia Tenggara, tetapi juga negara di beberapa benua seperti

Eropa, Timur Tengah, dan Asia Timur, untuk melaksanakan program ini

diharapkan dapat meningkatkan dan memperkaya pengalaman sarjana

mahasiswa dengan beberapa perbedaan budaya di keragaman lingkungan

kerjanya. Selain itu, mereka akan mendapatkan upah, sertifikat, dan fasilitas

internasional dari perusahaan dimana mereka menjalankan programnya.

Program ini mencakup tujuh sub-produk termasuk pemasaran, teaching,

teknologi, perhotelan, distribusi, TI, dan administrasi bisnis.

4.1.2 Visi dan Misi AIESEC UNHAS

AIESEC di Universitas Hasanuddin berada di bawah naungan AIESEC

Indonesia yang merupakan organisasi nirlaba yang mengacu pada Pancasila

dan UUD 1945. Karena sama-sama berada di bawah naungan AIESEC


41

Internasional dan aktivitasnya juga dalam skala Internasional, maka bahasa

yang digunakan dalam AIESEC adalah bahasa Inggris. Hal ini telah diatur

dalam AIESEC International Compendium yang merupakan alat referensi

untuk semua kebijakan dan aktivitas yang dilakukan oleh organisasi AIESEC.

1. Visi

AIESEC di UNHAS akan diisi oleh para pemuda berbakat di Makassar yang

bersemangat untuk mengaktifkan potensi kepemimpinan mereka dan

meningkatkan kualitas mereka sebagai pemimpin untuk mendorong

dampak positif di sekitar mereka dengan memiliki strategi adaptif terhadap

kondisi yang tidak menentu dengan operasi dan pemangku kepentingan

yang berkelanjutan.

2. Misi

a. Membangun pemuda berbakat di Makassar dengan meningkatkan

kesadaran akan nilai-nilai AIESEC dan mengembangkan kemampuan

Sumber Daya Manusia untuk mencapai kepemimpinan pemuda secara

signifikan.

b. Dapat diakses oleh setiap pemuda dengan memiliki branding organisasi

yang lebih luas untuk mendorong pemuda dan alumni lebih terlibat dan

memberikan dampak pada lingkungan sekitar mereka.

c. Mengembangkan kemitraan yang berkelanjutan untuk mendukung

kualitas program dan pengelolaan hubungan nasabah guna

memulihkan kesinambungan keuangan

4.1.3 Logo

Logo mewakili bagaimana AIESEC memungkinkan para pemuda

untuk melakukannya menemukan dan mengembangkan potensi mereka serta


42

menuju masa depan mereka denga visi yang lebih jelas dan lebih kuat untuk

diri mereka sendiri. Hal tersebut bisa digunakan hanya dalam posisi horizontal

dengan salah satu dari empat varian warnanya, tergantung apa yang terlihat

lebih jelas pada background atau desainnya.

Gambar 4.1 Logo AIESEC UNHAS


Source: (AIESEC in Universitas Hasanuddin, 2020)

4.1.4 Sumber Pendanaan AIESEC UNHAS

Sumber dana yang diperoleh oleh AIESEC UNHAS yaitu:

a. program Internship atau exchange

b. marchandise untuk member AIESEC UNHAS

c. sponsorship yang tidak mengikat

Hasil dari dana yang diperoleh itu untuk kepentingan operasional

organisasi seperti membayar national fee, sustainability local committee,

member engagement, serta untuk biaya pergi conference keluar kota.

4.1.5 Struktur Organisasi AIESEC UNHAS

Dalam hal ini, terdapat jenis struktur departemen yang digunakan oleh

AIESEC di Universitas Hasanuddin. Tujuan penggunaan jenis struktur ini


43

adalah untuk menentukan dan mengklasifikasikan pekerjaan yang di lakukan

oleh para anggota. AIESEC masuk Universitas Hasanuddin merupakan

organisasi yang dipimpin oleh LCP (Local Committee President) di puncak

organisasi dan mengawasi enam LCVP (Local Committee Vice Presidents)

yang memimpin dan bertanggung jawab untuk masing-masing departemen

dalam struktur organisasi AIESEC di Universitas Hasanuddin. Terdapat enam

departemen di organisasi AIESEC UNHAS yaitu, Manajemen Bakat,

Keuangan, Hubungan Eksternal, Outgoing Global Volunteers, Outgoing

Global Talents, dan Incoming Global Volunteers. Selain itu, LCVP (Local

Committee Vice Presidents) juga bertanggung jawab tiga sampai empat TL

(Team Leaders) atau manajer dan setiap Team Leaders/manajer bertanggung

jawab atas satu hingga dua staf. Namun, khusus untuk pemegang peran OCP

Project (Organizing Committee President of Project) membawahi empat

OCVP Project (Organizing Committee Vice President of Project). Gambar

struktur organisasi terdapat pada Lampiran 3.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Fungsi audit internal bagi AIESEC in UNHAS adalah untuk memantau sistem

kontrol. Jika kontrol tidak memadai dan tidak beroperasi dengan benar, terlepas

dari seberapa baik manajemen telah merencanakan, organisasi mungkin berada

dalam bahaya jika tidak mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Menurut narasumber, dengan adanya audit internal maka diharapkan akan

terjadi peningkatan kualitas yang signifikan pada semua proses di AIESEC in

UNHAS. Selain itu, audit internal dapat menjamin bahwa sebenarnya organisasi

memiliki standar yang cukup berdasarkan pada Local Compendium AIESEC in

UNHAS, APIP & AEPP, Project Standardizations, dan prosedur atau pedoman
44

operasi standar lainnya yang telah diterbitkan dan disosialisasikan oleh AIESEC

Indonesia. Dengan adanya standar tersebut maka dokumen, data, maupun output

yang dihasilkan dapat bersifat reliable sehingga AIESEC in UNHAS dapat

berkelanjutan.

Hasil dari metode wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada

obyek penelitian sebagai berikut.

4.2.1 Fungsi Audit Internal AIESEC UNHAS

1. Mereview jaminan atas tata Kelola kunci, manajemen risiko, dan

menentukan tingkat kepatuhan dalam asosiasi.

2. Menguji dan mengevaluasi risiko, efektivitas dan kecukupan sistem

pengendalian internal dalam hal:

a. pastikan keandalan dan integritas informasi.

b. kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur, hukum, regulasi, dan

kontrak.

c. pastikan pengamanan aset.

d. pastikan pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan operasi

atau program.

e. efektivitas dan efisiensi operasi dan proses

3. Untuk menjaga nilai organisasi yang ada dan membantu meningkatkan

nilai proporsi AIESEC

4. Untuk menjamin bahwa sebenarnya organisasi memiliki standar yang

cukup dalam proses internal organisasi seperti layaknya organisasi

profit. Standar yang digunakan antara lain National Compendium

AIESEC Indonesia. Dengan adanya standar tersebut maka data,

dokumen, dan output yang dihasilkan dapat bersifat reliable. Organisai


45

non-profit memiliki sumber pendanaan dari berbagai pihak eksternal

baik itu dalam bentuk donasi, sponsorship, dan lain-lain. Pendanaan

tersebut akan digunakan untuk keperluan dan kepentingan

operasional organisasi. Sehingga dalam praktiknya perlu melakukan

pemeriksaan dan dipastikan apakah dalam melakukan pencatatan

pendanaan tersebut telah benar atau mengalami kesalahan. Laporan

keuangan yang belum diaudit belum tentu benar dan akurat sehingga

dapat mengurangi nilai pertanggungjawaban atas pelaporan aktivitas

pada organisasi.

5. Untuk menyempurnakan proses internal dalam organisasi mulai dari

segi keprofesionalitasan, invoicing control, dan aspek lainnya dengan

tujuan memperkuat sistem tata kelola organisasi dan kualitas dari

manajemen internal organisasi. Dalam hal ini dikarenakan terkadang

pada proses-proses yang terjadi dalam organisasi tersebut memiliki

kecenderungan untuk kepercayaan antar pengurus atau anggota satu

sama lainnya sehingga dinilai kurang profesional.

6. Audit internal juga sebagai salah satu cara untuk memberikan

rekomendasi atas temuan-temuan audit mengenai apa yang

seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan untuk mengurangi risiko-

risiko yang terdapat dalam manajemen internal pada tiap-tiap LC

(Local Committee) dalam hal ini AIESEC in UNHAS. Rekomendasi ini

sangat diharapkan dapat berguna sebagai alat untuk perbaikan

organisasi.
46

4.2.2 Efektivitas Audit Internal AIESEC UNHAS

1. Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan beserta

rekomendasinya (reasonable and meaningful findings and

recommendations)

Ketika proses audit berlangsung, kita melihat kelemahan apa saja

yang dimiliki di LC (AIESEC in UNHAS). Di dalam organisasi AIESEC

UNHAS ini ada beberapa departemen, jadi auditor internal ini akan

mengaudit dan mengevaluasi dari semua departemen yang ada di

AIESEC UNHAS. Setelah di evaluasi dan di review terdapat temuan

kelemahan, misalkan organisasi ini kelemahannya di activity promotion

ke calon customer, prosedur yang dilakukan dalam mengaudit itu ada

ceklis yang akan dipenuhi disetiap departemen. Ketika ada satu ceklis

yang tidak terpenuhi misalkan tidak ada promotion activity yang

dilakukan dan atau departemen yang lainnya yang terdapat beberapa

ceklis yang tidak terpenuhi, maka akan auditor internal melakukan

opservasi, disitu Local Committee (AIESEC UNHAS) bisa melihat apa

saja yang tidak dilakukan oleh AIESEC UNHAS tersebut. Ketika

observasi itu dilaksanakan, maka timbulah yang namanya

rekomendasi. Rekomendasi tersebut berkaitan dengan apa saja

kelemahan yang ada di suatu departemen. Misalkan departemen

Teller Management (TM) tidak melakukan yang namanya evaluasi

internal terkait dengan HR (Human Resource) ketika itu tidak

dilakukan, berarti tidak ada controling yang baik di aspek HR di

AIESEC UNHAS. Selanjutnya controling yang baik memang dari segi

kualitas dan performance untuk orang yang melakukan activity-activity

itu yang maksimal. Kemudian setelah rekomendasinya keluar dan


47

obesrvasi juga terlaksana, maka Local Committee (AIESEC UNHAS)

akan menindak lanjuti kegiatan yang belum maksimal, istilahnya itu

adalah evaluasi internal. Di evaluasi internal ini, Local Committee

(AIESEC UNHAS) akan membahas permasalahan yang ada, nah

disitu akan dicarikan solusi dalam menanggapi hal tersebut. Ketika

internal auditor melihat adanya kelemahan yang ada di Local

Committee (AIESEC UNHAS), maka auditor internal itu akan

menindak lanjuti juga dan membahasnya apa saja yang belum

terlaksana sehingga peningkatan kinerjanya itu lebih meningkat lagi.

Jadi temuan dan rekomendasi yang ada itu sangat berguna ke

manajemen puncak dalam AIESEC UNHAS. Di AIESEC itu ada yang

namanya membership minimum kriteria, jadi setiap Local Committee

(LC) itu punya status dari AIESEC Indonesia dan status itu ada

levelnya, misalkan organisasinya itu baik berarti statusnya adalah full

member status tertinggi di level Local Committee (LC) dan dibawahnya

full member itu ada namanya member in alert. Untuk mencapai

membership minimum kriteria di level full member itu harus memenuhi

17 kategori yang ada, diantara 17 kategori itu ada salah satu kriteria

untuk lolos di internal audit, ketika Local Committee (AIESEC UNHAS)

mau mencapai level yang namanya full membership maka mereka

harus mencukupi dan memenuhi dari 17 kategori salah satunya

internal audit. Tetapi ketika Local Committee (AIESEC UNHAS) hanya

memenuhi 16 kategori dari 17 kategori maka internal auditnya itu turun

ke member in alert dari full membership tadi. Member in alert itu terdiri

dari member in alert 1-4, ketika Local Commitee (LC) turun ke member

paling bawah yakni member in alert 4 maka Local Commitee (LC) ini
48

akan ditiadakan. Maka dari itu proses internal audit ini sangat penting

untuk Local Committee (AIESEC UNHAS) ini perhatikan.

2. Respon dari objek yang diperiksa (auditee’s response and

feedback)

Secara prosedural audit internal itu adalah suatu kewajiban. Ketika

Local Committee (AIESEC UNHAS) ingin meningkatan kinerjanya itu

hal yang bagus. Ketika di audit dan auditornya itu mengeluarkan

rekomendasi atau temuan, maka secara tidak langsung Local

Committee (AIESEC UNHAS) itu dapat melihat dimana letak

kelemahannya. Setelah auditor itu datang dan mengevaluasi

kemudian melihat kelemahan yang ada di suatu LC, disaat itu mereka

akan sadar kelemahan yang ada atau suatu aktivitas yang terdaftar di

ceklis audit itu belum terlaksana dan kinerjanya LC itu kurang

maksimal karena secara standarisasi apa yang auditor periksa base

on checklist yang ada itu sudah mewakili semua prosedural atau

standarisasi yang ketika LC melakukan operasi itu harus dilakukan.

Jadi, respon dari LC ini performa baik untuk lebih meningkatkan lagi

kinerjanya.

3. Profesionalisme auditor (profesionalism of the internal audit

department). Kriteria dari profesionalisme yaitu:

a. Independensi

Auditor internal yang ada di Local Committee (AIESEC UNHAS) itu

sangat independen walapun auditor internal ini kedudukannya itu

secara terpisah. Jadi ada internal auditor AIESEC in Indonesia

sendiri dan network-networ_nya termasuk AIESEC UNHAS dan

AIESEC Local Committee (LC) yang lain.


49

Dalam pengambilan auditor internal setiap Local Committee (LC)

yang ada di AIESEC Indonesia termasuk AIESEC UNHAS itu

secara diseleksi. Ketika audit itu berlangsung maka auditornya itu

tidak boleh dari Local Committee_nya (LC) sendiri, walapun auditor

itu terjamin bakalan independen dan laporan itu objektif tapi secara

prosedural itu tidak boleh, karena jangan sampai ada afiliasi

dengan Local Committee (LC) tertentu, misalkan auditor internal

yang ada di Local Committee (AIESEC UNHAS) itu tidak boleh

mengaudit Local Committee (LC) sendiri akan tetapi auditornya itu

dari Local Committee (LC) yang lain selain Local Committee

(AIESEC UNHAS).

b. Integritas seluruh personil pemeriksaan

Head of internal auditor AIESEC menyatakan bahwa, didalam

fungsi audit internal itu memiliki riview untuk mengecek atau untuk

memastikan auditor internal ini punya integritas yang baik. Dalam

mengaudit itu pasti ada yang namanya passive controling untuk

mengontrol auditor, sebab jangan sampai auditor mengaudit di

Local Committee-nya (LC) sendiri atau hometity. Kemudian semua

proses di review dari preparetion, proses audit, dan reporting itu

akan di awasi oleh head of internal auditor. Selanjutnya head of

internal auditor akan bertanggung jawab kepada supervisor group-

nya. Berkaitan dengan integritas, dalam perekrutan auditor itu

dipilih yang paling mumpuni dan betul-betul terbaik di masing-

masing Local Committee (LC) yang sudah memenuhi kualifikasi

yang sudah ditentukan serta di interview perwakilan dari AIESEC in

Indonesia dan Auditor yang kerja di Akuntan Publik yang betul-betul


50

tersertifikasi yang diseleksi untuk melihat dan menyeleksi orang-

orang yang punya integritas yang baik dan kemudian akan di review

kembali sama head of internal auditor.

c. Kejelian dan ketajaman review pimpinan tim pemeriksa

Chief of internal audit AIESEC Indonesia melakukan review atas

operasional yang dilakukan oleh manajemen internal organisasi

sehingga dapat dijadikan sebagai bekal untuk pelaksanaan audit

internal

d. Penampilan, sikap, dan perilaku pemeriksa

Auditor internal AIESEC in UNHAS ini harus profesional. Auditor

internal tetap menjaga performa atau penampilan dan juga memiliki

sikap serta perilaku sesuai dengan standar operasional prosedur

yang ada. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga profesionalisme di

hadapan para auditee pada saat audit internal berlangsung.

e. Kesanggupan dan kemampuan dalam memberikan jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan auditee atas permasalahan yang

diajukan

Sebagai auditor harusnya sudah paham, karena di awal itu sudah

di trining sebelum melakukan audit dan sebelumnya itu juga kita

sudah melakukan seleksi. Kemudian kita mengambil auditor itu

harus dari yang ada di Local Committee (LC) dan yang sudah punya

pengalaman menjadi team leader, mestinya auditor itu sudah tahu

permasalahan yang dialami Local Committee (LC) terkhusus Local

Committee (LC) AIESEC UNHAS, seperti apa dan bagaimana

AIESEC UNHAS ini berjalan sebagaimana mestinya harus punya

kinerja yang baik. Dan ketika auditor sudah tidak bisa menjawab,
51

maka akan diarahkan oleh head of internal audit untuk bertanya ke

Member Committee (MC). Member Committee (MC) adalah orang

yang bekerja di AIESEC in Indonesia.

f. Kemampuan tim pemeriksa dalam melakukan komunikasi dan

didapatnya tanggapan yang baik dari auditee atau manajemen

puncak

Auditor internal AIESEC UNHAS didapatkan melalui proses seleksi

yang mencakup kecakapan komunikasi sehingga dalam

pelaksanaan audit internal dirasa mampu dalam melakukan

komunikasi yang pada akhirnya mendapat tanggapan yang baik

dari Local Committee (LC) dan manajemen internal organisasi.

g. Pendidikan dan keahlian para pemeriksa

Auditor internal AIESEC in UNHAS didapatkan melalui proses

seleksi yang menguji kemampuan serta keahlian atas ruang lingkup

atau aspek-aspek yang terdapat dalam audit internal sehingga

dapat dipertanggungjawabkan.

4. Peringatan dini (absence of surprise)

Dalam AIESEC ada istilah pre audit document, sebelum auditor turun

mengaudit Local Committee (LC) AIESEC UNHAS itu akan dimintai

dokumen-dokumen persyaratan dulu yang akan AIESEC UNHAS

submit. Dari pre audit document itu auditor sudah bisa melihat ada

masalah yang substansial di Local Committee (LC) tersebut, di tahap

ini auditor tidak langsung bilang kalau ada permasalahan yang ada,

tapi di follow up quetion auditor akan mencatat permasalahan yang

ada tadi dan akan ditindak lanjuti terlebih dahulu, auditor akan

mengirim follow up quetion, setelah itu akan di cross cek dan akan
52

mengkomunikasikan hasil temuan terhadap auditee maupun

manajemen internal organisasi sebagai peringatan dini untuk

dikonsultasikan lebih lanjut mengenai permasalahan yang dihadapi.

5. Kehematan biaya pemeriksaan (cost effectiveness of the internal

audit department)

Dalam kegiatan pemeriksaan di AIESEC UNHAS oleh auditor itu tidak

ada biaya yang dikeluarkan oleh AIESEC UNHAS, karena yang

membiayai semua itu adalah AIESEC Indonesia

6. Pengembangan personil (development of people)

Pengembangan personil auditor internal AIESEC UNHAS itu di trining

terlebih dahulu. Ketika auditor sudah melaksana proses auditnya maka

akan di evaluasi secara terus-menerus atau misalkan head of internal

audit melihat suatu kelemahan yang ada di AIESEC UNHAS yang bisa

diperbaikinya maka langsung akan di sampaikan ke auditor yang

bersangkutan dan di konsultasikan.

7. Umpan balik dari manajemen lainnya (operating management’s

feedback)

Manajemen internal AIESEC UNHAS yaitu tim Local Committee (LC)

dirasa sangat mendukung pelaksanaan audit internal melalui

penyampain informasi-informasi atas hal yang diperlukan oleh auditor

internal. Tim Local Committee (LC) juga merespon dengan baik dalam

persiapan atas pelaksanaan audit internal.

8. Meningkatnya jumlah pemeriksaan (number of requests for audit

work)

Dalam pelaksanaan audit itu dilaksanakan dua kali selama satu tahun.

Jumlah pemeriksaan pada audit internal AIESEC Indonesia masih


53

belum meningkat pada setiap periodenya. Hal ini dimungkinkan karena

manfaat atas audit internal belum cukup signifikan sehingga diperlukan

peningkatan kemampuan auditor dalam pelaksanaan audit internal.

9. Tercapainya program pemeriksaan

Keberhasilan audit internal dapat terukur ketika program audit internal

dapat dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan yaitu

mencakup ketepatan waktu atas tahapan audit dan pencapaian tujuan

dalam pengelolaan risiko. Audit internal pada organisasi AIESEC

UNHAS juga menekankan kedisiplinan untuk ketepatan waktu auditor

dalam menjalankan proses audit dari tahap perencanaan hingga

pelaporan. Selain itu dalam pelaksanaan audit internal pada tiap

periodenya harus didasarkan pada laporan audit periode sebelumnya

agar secara efisien mampu mencapai tujuan audit yang salah satunya

adalah untuk memperbaiki tata kelola organisasi. Setelah itu akan

ditindak lanjuti temuan-temuan sebelumnya, apakah sudah diperbaiki

oleh Local Committee (LC) AIESEC UNHAS sendiri atas

permasalahannya.

Menurut narasumber, kompetensi auditor internal dalam pelaksanaan

proses audit akan membantu untuk meningkatkan pemahaman dan tercapainya

tujuan audit sehingga seluruh anggota pada organisasi juga memahami

pentingnya audit internal. Audit internal AIESEC UNHAS juga dapat dikatakan

efektif ketika suatu pelaksanaan audit internal juga didasarkan pada kebutuhan

dari tim Member Committee (MC) untuk peningkatan tata kelola organisasi serta

perbaikan kinerja operasionalnya.


54

Penulis menyatakan bahwa fungsi dan efektivtas audit internal pada AIESEC

UNHAS sudah efektif. Hal ini berdasarkan pada hasil observasi peneliti yang

mengarah kepada aktivitas kinerja auditor dalam menjalankan fungsi dan

efektivitas audit internal organisasi (AIESEC UNHAS). Fungsi yang dijalankan oleh

auditor internal dalam meningkatkan kinerja organisasi AIESEC UNHAS itu sudah

sesuai dengan aturan yang berlaku, karena AIESEC in UNHAS masih dapat

bertahan hingga saat ini. Dengan adanya audit internal maka rekomendasi yang

diberikan atas temuan-temuan audit mengenai apa yang seharusnya dan tidak

seharusnya dilakukan untuk mengurangi risiko-risiko yang terdapat dalam

manajemen internal pada AIESEC in UNHAS. Rekomendasi ini sangat berguna

bagi AIESEC in UNHAS dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja AIESEC in

UNHAS sehingga dalam dua tahun terakhir berdasarkan hasil yang ditemukan

dalam laporan audit internal AIESEC in UNHAS, kinerja AIESEC in UNHAS

dinyatakan lulus standar pengendalian minimum dan lolos audit internal walaupun

masih terdapat beberapa perubahan kecil yang diperlukan untuk membuat

pengendalian operasional lebih efektif dan efisien. Ketika kinerja AIESEC in

UNHAS dari tahun ke tahun tidak efektif dan efisien maka akan mempengaruhi

status anggota AIESEC in UNHAS di nasional (AIESEC in Indonesia) yang akan

berdampak pada pencabutan pengoperasian AIESEC in UNHAS.

Berdasarkan indikator efektivitas audit internal juga sudah berjalan dengan

baik. Sehingga audit internal yang ada di Local Committe (LC) AIESEC UNHAS

sudah dikatakan efektif. Mulai dari temuan-temuan yang ada dan rekomendasi dari

audit itu sudah mendapatkan respon yang baik dari auditee atau dalam hal ini

Local Committe (LC) AIESEC UNHAS. Kemudian dari profesionalisme auditor juga

sudah profesional. Salah satunya dikatakan profesional yaitu terkait

independensinya, auditor internal yang ada di Local Committe (LC) AIESEC


55

UNHAS sudah independen, kedudukan audit internal AIESEC UNHAS sangat

memungkinkan untuk berlaku independen dalam menganalisis seluruh bagian

atas Local Committe (LC) AIESEC UNHAS yang dibawahi oleh AIESEC Indonesia.

Selanjutnya, dari integritas, kedisiplinan, dan kemampuan auditor internal dalam

menjalankan kewajibannya itu sudah berjalan dengan baik. Dalam hal ini meliputi

evaluasi terhadap risiko objek yang di periksanya serta jaminan bahwa bidang-

bidang yang memiliki risiko tinggi telah ditempatkan sebagai perioritas dalam

perencanaan pemeriksaannya, sehingga permasalahan yang ada segera teratasi.

Menurut narasumber efektivitas audit internal yang ada di AIESEC UNHAS

ini sudah efektif. Tingkat keefektivitasan audit internal sebesar 100%. Hal ini

dikarenakan auditor internal dalam menjalankan operasionalnya memiliki

pengetahuan dan pemahaman mengenai proses auditing dan penerapannya, juga

auditor internal telah memiliki pengalaman dalam ruang lingkup audit yang telah

ditentukan sebelumnya. Ketika auditor mengaudit AIESEC UNHAS tahun ini dan

data-data yang di audit itu adalah data-data periode sebelumnya dan yang diaudit

itu orang atau (data) prosedur yang dilakukan (pengrus organisasi) yang baru, dan

pengurus baru ini sudah tahu serta paham mengenai dokumen-dokumen yang

harus diperbaikinya karena sebelum itu mereka melakukan konfirmasi ulang

kepada pengurus di periode sebelumnya. Kemudian, data yang di audit itu adalah

gabungan dengan data tahun yang sekarang, sehingga temuan-temuan yang ada

itu segera ditindak lanjuti. Jadi efektivitas audit internal ini sudah efektif dalam

menjalankan kewajibannya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Organisasi

AIESEC UNHAS mengenai Analisis Fungsi dan Efektivitas Audit Internal,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Fungsi audit internal pada AIESEC UNHAS dapat dikatakan berjalan

dengan baik, hal ini dikarenakan :

a. auditor internal dapat memberikan jaminan dan kepastian bahwa

AIESEC UNHAS memiliki standar kebijakan yang dapat

dipertenggungjawabkan dan diterapkannya dalam upaya

pencapaian tujuan organisasi

b. auditor internal dapat membantu penerapan dan peningkatan

proses atas tata Kelola kunci, manajemen risiko, dan menentukan

tingkat kepatuhan dalam asosiasi

c. auditor internal dapat membantu organisasi dalam penyediaan

informasi-informasi yang dibutuhkan oleh manajemen internal

organiasi serta mampu mendeteksi temuan-temuan audit yang

kemudian memberikan rekomendasi untuk perbaikan kinerja

organisasi.

2. Efektivitas audit internal pada AIESEC UNHAS dapat dikatakan efektif, hal

ini dikarenakan kelayakan, respon, dan profesionalisme auditor internal

dalam pelaksanaan audit internal itu sudah memiliki pemahaman dan

56
57

pengetahuan mengenai bidang serta proses auditing dan sudah mampu

menganalisis karena dalam pengambilan auditor itu sudah melewati tahap

penyeleksian sehingga dalam hal ini audit internal dikatakan efektif.

Berdasarkan hal tersebut, tingkat keefektivitasan audit internal AIESEC in

UNHAS ini sudah efektif 100% dan dilihat juga dari penerapan fungsi audit

internal dan indikator keberhasilan efektivitas audit internal AIESEC in

UNHAS.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukan

saran sebegai berikut:

1. AIESEC UNHAS perlu meninjau kembali dan memutuskan bentuk

organisasi berdasarkan aktivtas organisasi yang dijalankan sehingga tidak

ada kerancuan antara organisasi profit dengan organisasi non-profit karena

memiliki pengaruh yang luas untuk operasional organisasi.

2. Sebaiknya, penelitian selanjutnya menggunakan organisasi yang lebih

besar atau yang menerapkan PSAK 45 seperti rumah sakit, keagamaan,

sekolah negeri, dan lain-lain.


58

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R. d. 2003. Management Control in Nonprofit Organization. New York:


McGraw-Hill Companies.
Effendhi, D. A. 2020. The Effect Of Wom And Brand Image On The Interest Of
Abroad Internship Program Participation In Aiesec Unhas Makassar
(Association Internationale Des Etudiants En Sciences Economiques Et
Commerciales). Makassar: Universitas Hasanuddin.
https://aiesec.org/about-us Di akses pada tanggal 14 Desember 2020.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2011. Akuntansi Organisasi Nirlaba (PSAK 45).
Jakarta: Salemba Empat.
IKATAN AKUNTAN INDONESIA. 2018. ISAK 35 Penyajian Laporan Keuangan
Entitas Berorientasi NonLaba. Jakarta: DSAK IKATAN AKUNTAN
INDONESIA.
Judhistira, M. E. 2013. Analisis Fungsi dan Efektivitas Audit Internal Pada
Organisasi AIESEC Indonesia. Malang: Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya. Skripsi.
Kasiram, M. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki
Press.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (KOPAI). 2004. Standar Profesi
Audit Internal (SPAI). Jakarta: Konsorsium Organisasi Profesi Audit
Internal.
Korompis, C. M. 2014. Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba pada Sanggar Seni Budaya Logos Ma’kantar.
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=895359&val=13
320&title=PENERAPAN%20LAPORAN%20KEUANGAN%20ORGANISA
SI%20NIRLABA%20BERDASARKAN%20PSAK%20NO%2045, Di akses
pada tanggal 05 Januari 2021.
Kumat, V. G. 2011. Audit Internal. Jakarta: Erlangga.
Lubis, R. P. 2017. Pengaruh Audit Internal Dan Pengendalian Internal Terhadap
Penerapan Good Corporate Governance Pada PTPN III. Medan:
Departemen Akuntansi Universita Sumatra Utara Repositori Institusi USU.
Skripsi.
Moleong, L. J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Pickett, K. S. 2010. The Handbook of Internal Auditing. John Wiley and Sons.
Rahayu, A. P. 2008. Hubungan Antara Audit Internal Dalam Meningkatkan Good
Corporate Governance (Studi Kasus Pada Bank Jabar Cabang Taman Sari
Bandung). Bandung:
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/6040#:~:text=
59

Audit%20internal%20yang%20berperan%20aktif,menjaga%20efektivitas
%20pengendalian%20dengan%20melakukan. Diakses pada tanggal 07
Januari 2021.
Robert W. et al. 1991. Accounting and Financial Reporting For Governmental and
Nonprofit Organization:Basic Concepts. New York: McGraw-Hill, Inc.
Sawyer, L. B. 2003. Sawyer's Internal Auditing : The Practice of Modern Internal
Auditing. The Insitute of Internal Auditors. Jakarta: Salemba Empat.
Sofyandi, H. I. 2007. Perilaku Organisasional. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Suginam. 2017. Pengaruh Peran Audit Internal dan Pengendalian Intern Terhadap
Pencegahan Fraud (Studi Kasus Pada PT. Tolan Tiga Indonesia). Medan:
Politeknik Ganesha. Skripsi.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Edisi 2).
Bandung: Alfabeta.
Sukaharsono, E. G. 2006. Alternatif Riset Kualitatif Sains Akuntansi: Biografi,
Phenomenologi, Grounded Theory, Critical Ethnografi dan Case Study.
BPFE Universitas Brawijaya Malang.
Sukoharsono, Eko Ganis. 2004a. How Fast Tobacco Can Be: The Logistical
Process At Rothmans Of Pall Mall Indonesia In The 1997 Indonesian
Economic Crisis (Joint Research with R.J.E. van der Heijden and B.G.
Wagner of the Fontys University), International Journal of Accounting and
Business Society, Vol 12, No 1
The Institute of Internal Auditors. 2016. Standar Internasional Praktik Profesional
Audit Internal (Standar). The Institute of Internal Auditors.
Tugiman, H. 1997. Standar Profesional Auditor Internal. Jilid 5. Yogyakarta:
Kansius.
Tugiman, H. 2003. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kansius.
Tugiman, H. 2006. Standar Profesional Auditor Internal. Yogyakarta: Kansius.
Wanti, S. S., & Estrely, M. 2009. Non‐Profit Financial Management.
https://puskris.psikologi.ui.ac.id/wp-content/uploads/sites/89/2017/08/Non-
Profit-Financial-Management-Sari-Wanti-dan-Martina-Estrely.pdf, Diakses
pada tanggal 05 Januari 2021.
Zamzani Faiz, I. A. 2016. Audit Internal Konsep dan Praktik (sesuai international
standards for the profesional practice of internal auditing 2013).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
60

LAMPIRAN
61

LAMPIRAN 1

BIODATA

Identitas Diri
Nama : Jamaluddin
Tempat, Tanggal Lahir : Sampang, 13 September 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : DSN. Tlabang Ds. Ketapang Daya Kec. Ketapang
Telepon Rumah dan HP : 085233000620
Alamat E-mail : jamal.jhalu440@gmail.com

Riwayat Pendidikan

A. Pendidikan Formal
1. 2005-2011 : SDN KETAPANG DAYA 6
2. 2011-2014 : SMP NEGERI 3 KETAPANG
3. 2014-2017 : SMA NEGERI 1 KETAPANG
B. Pendidikan No Formal
1. Pelatihan Basic Learning Skiils, Character & Creativity Universitas
Hasanuddin (2017)
2. Latihan Kepemimpinan Tingkat Pertama (LK 1), IMA FEB-UH (2017)

Pengalaman Orgnisasi

1. Ikatan Mahasiswa Akuntansi FEB UH


2. LDM AL AQSHO UNHAS
3. KSEI FoSEI UNHAS
4. SAHABAT ASRAMA UNHAS
5. HMI Komisariat Ekonomi Universitas Hasanuddin

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar 05 Oktober 2021

JAMALUDDIN
LAMPIRAN 2

PETA TEORI

Penulis/Topik/ Tujuan Penelitian/ Variabel Penelitian Hasil Penelitian/ Isi


No. Konsep/Teori/Hipotesis
Judul Buku/Artikel Penulisan Buku/Artikel dan Teknik Analisis Buku
1. Maulina Elsa Untuk mengetahui fungsi 1. Audit Internal Variabel Penelitian: Penelitian ini
Judhistira. 2013. dan efektivitas audit 2. Organisasi 1. Audit Internal mengemukakan
Analisis Fungsi Dan internal pada 3. Fungsi Audit Internal 2. Organisasi AIESEC bahwa, Penerapan
Efektivitas Audit organisasi AIESEC 4. Efektivitas Audit audit internal pada
Internal Pada Indonesia Internal Teknik Analisis : Teknik organisasi dapat
Organisasi AIESEC analisis kualitatif berjalan dengan baik
Indonesia deskriptif dalam upaya
pencapaian tujuan
organisasi melalui
pengkajian atas
fungsi dari audit
internal serta
pengakajian atas
indikator efektivitas

62
audit internal
organisasi.
2. Amanda Untuk memahami 1. Implementasi Sistem Variabel Penelitian: 1. Kurang efektifnya
Rendyaswara implementasi sistem Pengendalian Internal 1. Sitem Pengendalian implementasi
Wedhayanti. 2014. pengendalian internal 2. Organisasi Nirlaba Internal sistem
Analisis Sistem yang sedang berjalan 2. Organisasi Nirlaba pengendalian
Pengendalian pada organisasi AIESEC internal pada
Internal Pada Indonesia dan Teknik Analisis : Teknik organisasi
Organisai Nirlaba mengetahui kelemahan Penelitian kualitatif 2. Kurangnya
(Studi Kasus Pada apa saja yang ditemukan deskriptif dengan edukasi secara
Organisai AIESEC dan memberikan pendekatan studi kasus menyeluruh
Indonesia) rekomendasi dalam tentang sistem
pengendalian internal pengendalian
pada organisasi AIESEC internal
Indonesia. 3. Kurangnya
transparasi
laporan keuangan.
3. Aldo Barik Risal. Untuk mengetahui hasil 1. Audit internal Variabel Penelitian: 1. Jumalah
2015. Analisis Audit audit internal terhadap 2. Efektivitas 1. Audit Internal penerimaan kas
Internal Terhadap efektivtas pengendalian pengendalian kas yang diperoleh

63
Efektivitas kas pada PT. Rajawali 3. Pengendalian internal 2. Efektivitas perusahaan telah
Pengendalian Kas Jaya Sakti Kontrindo di Pengendalian Kas efektif, sebab
Pada PT. Rajawali Makassar. jumlah kas yang
Jaya Sakti Kontrindo diterima telah
di Makasaar melampaui dari
yang ditargetkan.
2. Jumlah
pengeluaran kas
yang dikeluarkan
oleh perusahaan
sesuai dengan
yang dianggarkan.
4. Ainul Muhaidir. 2016. Untuk mengetahui 1. Audit internal Variabel Penelitian: Secara parsial,
Peran Audit Internal apakah audit internal 2. Efektivitas 1. Audit Internal variabel audit internal
Dalam Menunjang berpengaruh terhadap 3. Pengendalian internal 2. Efektivitas berpengaruh positif
Efektivitas efektivitas pengendalian kas Pengendalian terhadap efektivitas
Pengendalian internal kas pada PT. Internal Kas pengendalian internal
Internal Kas Pada Haka Sentra Corporindo. kas.
PT. HAKA SENTRA
CORPORINDO

64
LAMPIRAN 3

Struktur Organisasi AIESEC UNHAS

Berikut ini gambaran struktur Organisasi AIESEC UNHAS :

a. Executive Board

Local Committee
President

Local Committee Local Committee Local Local Local Local


Vice President of Vice President of Committee Vice Committee Vice Committee Vice Committee Vice
Outgoing Global External Relation President of President of President of President of
Talent Talent Outgoing Global Finance Incoming Global
Management Volunteer Volunteer

Gambar 4.2 Executive board of AIESEC in UNHAS organizational structure


Source: (AIESEC in Universitas Hasanuddin, 2021)

65
b. Outgoing Global Talent Functional (Management Board & Team Members)

Local Committee Vice President of


Outgoing Global Talent

Team Leader of Virtual Team Leader of Outgoing Team Leader of Marketing


Profesional Program Global Talent/Teacher

Staff Staff Staff

Gambar 4.3 Outgoing global talent organizational structure


Source: (AIESEC in Universitas Hasanuddin, 2021)

66
c. External Relation Functional (Management Board & Team Members)

Local Committee Vice


President of External
Relation

Team Leader of Team Leader of


Network Team Leader of Team Leader of Business
Maintenance Outreach Strategic Content & Development
Media

Staff Staff Staff Staff

Gambar 4.4 External relation organizational structure


Source: (AIESEC in Universitas Hasanuddin, 2021)

67
d. Talent Management Functional (Management Board & Team Members)

Local Committee Vice


President of Talent
Management

Team Leader Talent


Team Leader of Talent Development &
Acquisition & Retention Analytics

Talent Acquisition &


Retention Staff
Analytics Staff Development Staff

Gambar 4.5 Talent management organizational structure


Source: (AIESEC in Universitas Hasanuddin, 2021)

68
e. Outgoing Global Volunteer Functional (Management Board & Team Members)

Local Committee Vice President of


Outgoing Global Volunteer

Project Coordinator Impack


Team Leader Partnership Circle Project Coordinator AIESEC
Development & Marketing Future Leader

Organization Committee
Staff Program Marketing Communications

OC Delegate Service OC Customer Relations

OC Program

Gambar 4.6 Outgoing global volunteer organizational structure


Source: (AIESEC in Universitas Hasanuddin, 2021)

69
f. Finance Functional (Management Board)

Local Committee
Vice President of
Finance

Accounting Manager Administration & Project Management


Legal Manager Manager

Gambar 4.7 Finance organizational structure


Source: (AIESEC in Universitas Hasanuddin, 2021)

70
g. Incoming Global Volunteer Functional (Management Board & Team Members)

Local Committee Vice President of


Incoming Global Volunteer

Project Coordinator Local


Team Leader Partnership
Project
Development & Marketing

Staff Organization Committee Finace

Organization Committee Program

OC Customer Experience
OC Stakeholder Maintenance

Gambar 4.8 Incoming global volunteer organizational structure


Source: (AIESEC in Universitas Hasanuddin, 2021)

71

Anda mungkin juga menyukai