Anda di halaman 1dari 23

RANGKUMAN MATERI MIKRO EKONOMI UAS

Halo Broda Sista dan agan-agan sekalian yang ganteng dan beautiful!. Disini terdapat
beberapa materi mikro ekonomi yang berhasil saya rangkum berdasarkan RPS dan PPT dari
pak Wur. Semoga bahasanya mudah dipahami dan memudahkan dalam belajar kita semua.
Langsung saja cekidot!!
Daftar Materi
1. Pertemuan 9 (Harga dan Output di Pasar Persaingan monopolistis dan oligopoli)
( Sudah sangat jelas di PPT pak Wur, Buku Mandala Manurung Hal 183-189 tentang
monopolistic, Buku Mandala Manurung Hal 191-199 tentang Oligopoli )
2. Pertemuan 10 (Topik-Topik Lanjutan dan Mutakhir Perihal Struktur Pasar)
( Sudah sangat jelas di PPT pak Wur, Buku Mandala Manurung Hal 196-201 tentang
kurva permintaan perusahaan oligopoly )
3. Pertemuan 11 ( Game Theori dan Perilaku Oligopolistik )
Ada
4. Pertemuan 12 ( Penetapan Harga dan Penggunaan Faktor Produksi )
Ada (faktor produksi buku Mandala Manurung hal 205-220 )
5. Pertemuan 13 ( Ekuilibrium Umum )
Ada
6. Pertemuan 14 ( Teori Ekonomi Kesejahteraan )
Ada
7. Pertemuan 15 ( Teori Ekonomi Informasi )
Belum (ana lelah dek...)
8. Pertemuan 16 (Kuis)
-

1
Game Theory (Pertemuan ke 11)
I. Pengertian
Teori game adalah studi tentang model matematika yang berkaitan dengan konflik
maupun kerja sama antara para pembuat keputusan yang cerdas dan rasional.
Teori game terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh para pengambil
keputusan, dan mereka menyadari bahwa pilihan tindakan yang diambil akan
mempengaruhi satu sama lain.
Contoh game :
Permainan : catur, bridge, spakbola, dll.
Korporasi : Apple vs Samsung
Politik : konflik antar Negara
Bukan game :
Penulis Buku dengan pembacanya
Maskapai penerbangan dengan penumpangnya
II. Memodelkan Game
Agar game dapat dimodelkan secara matematis, diperlukan 4 elemen dasar dari
sebuah game :
1. Pemain
2. Tindakan
3. Payoff
4. Informasi
Keempat elemen tersebut disebut Rules of the Games
Para pemain berusaha memaksimalkan payoff mereka, dengan cara memilih
strategi yang tepat berdasarkan informasi yang mereka miliki.
Keadaan di mana setiap pemain telah menentukan strategi yang optimal disebut
kesetimbangan (equilibrium)
Dengan mengetahui kesetimbangan dari suatu game, pemodel dapat mengetahui
tindakan/strategi apa yang dipilih oleh para pemain yang terlibat, dan juga
outcome dari game tersebut.
III. Asumsi-asumsi Dasar
Setiap pemain memiliki strategi yang berhingga banyaknya (finite), dan mungkin
berbeda dengan pemain lainnya.
Setiap pemain bersikap rasional. Ia selalu berusaha memilih strategi yang
memberikan hasil paling optimal untuk dirinya, berdasarkan payoff dan jenis game
yang dimainkan.
IV. Asumsi-asumsi Tamabahan
Asumsi tambahan didasarkan pada jenis game yang dimainkan
1. Game sekuensial: pemain melakukan tindakan secara bergantian. Pemain berikutnya
mengetahui (mungkin secara tidak utuh) tindakan yang diambil oleh pemain
sebelumnya.
2. Game simultan: pemain melakukan tindakan secara bersamaan. Pada saat mengambil
tindakan, pemain yang terlibat tidak mengetahui tindakan yang dipilih oleh pemain
lainnya. Dalam hal ini, jeda waktu pengambilan tindakan antara sesama pemain tidak
berpengaruh terhadap pilihan yang diambil oleh pemain ybs.

2
3. Game dengan informasi sempurna: pemain mengetahui dengan pasti tindakan yang
diambil oleh lawannya, sebelum ia memilih tindakan asumsi ini hanya dapat
dipenuhi oleh game sekuensial.
4. Game dengan informasi tidak sempurna: pemain tidak mengetahui tindakan yang
dipilih lawannya sebelum permainan berakhir.
5. Game dengan informasi lengkap (bedakan dengan sempurna):pemain mengetahui
payoff lawannya
6. Game dengan informasi tidak lengkap: pemain tidak memiliki informasi lengkap
tentang payoff lawannya.
7. Game kooperatif: para pemain membuat komitmen yang mengikat (binding
commitment) untuk meningkatkan outcome mereka.
8. Game nonkooperatif: para pemain tidak membuat komitmen yang mengikat.
9. Zero-sum game: jumlah payoff dari setiap pemain sama dengan nol. Untuk game
dengan 2 pemain, besar keuntungan di satu pihak sama dengan besar kerugian di
pihak lain
10. Non-zero-sum game: tidak demikian
V. Payoff dari Sebuah Game
Payoff adalah sebuah bilangan yang merepresentasikan derajat hasil (utilitas) yang
diinginkan oleh pemain ybs. Semakin besar nilai payoff, semakin menguntungkan
bagi pemain.
Dalam sebuah game, payoff dapat direpresentasikan dalam bentuk matriks payoff
Untuk game non-zero-sum dengan 2 pemain,payoff direpresentasikan dalam bentuk
bimatriks
Untuk game zero-sum dengan 2 pemain, payoff dapat direpresentasikan dalam bentuk
matriks dan bimatriks.
Contoh payoff dari Zero-sum Game dengan 2 pemain
Bentuk bimatriks
Strategi Pemain B
Perbaikan Perluasan Promosi
mutu distribusi Gencar
Pemain A Diskon 8%, -8% 4%, -4% 7,5%,-7,5%
Sampel Gratis 7%, -7% 3.5%, -3,5% 3,-3%
Karena saling berlawanan, payoff para pemain dapat direpresentasikan dengan 1 bilangan,
dengan catatan bahwa pemain A melihatnya sebagai keuntungan, dan pemain B melihatnya
sebagai kerugian.
Yang saya lingkari menunjukkan pangsa pasar A bertambah 8%, dan pangsa pasar B
berkurang 8%.
Bentuk Matriks
Strategi Pemain B
Perbaikan Perluasan Promosi
mutu distribusi Gencar
Pemain A Diskon 8% 4% 7,5%
Sampel Gratis 7% 3.5% 3%

3
VI. Dilemma Tahanan
Polisi menangkap 2 tersangka sebuah kasus kriminal.
Mereka diinterogasi secara terpisah, dan tidak ada komunikasi di antara mereka.
Karena bukti-bukti belum cukup, maka polisi memberi mereka 2 pilihan: menyangkal
atau mengakui keterlibatan mereka berdua.
Jika keduanya menyangkal, maka A dan B akan mendapat hukuman penjara 1 tahun.
Jika A menyangkal dan B mengaku, maka A akan diganjar 10 tahun penjara, dan B
bebas.
Jika A mengaku dan B menyangkal, maka A bebas dan B mendapat hukuman 10
tahun.
Jika keduanya mengaku, masing-masing akan diganjar 8 tahun.
Pilihan apakah yang diambil A dan B, agar mereka mendapat gain yang terbaik dari keadaan
ini? (A dan B tidak dapat saling berkomunikasi)
Payoff dari masalah ini diberikan oleh tabel berikut:
Strategi Napi B
Menyangkal Mengaku

Napi A Menyangkal Masing-masing 1 A: 10 tahun, B:


tahun Bebas
Mengaku A: bebas, B: 10 Masing-masing 8
tahun tahun
Atau
Strategi Napi B
Menyangkal Mengaku

Napi A Menyangkal -1,-1 -10, 0

Mengaku 0,-10 -8,-8


Bagi A :
Jika B menyangkal, A akan memilih mengaku (0 > -1)
Strategi Napi B
Menyangkal Mengaku

Napi A Menyangkal -1,-1 -10, 0

Mengaku 0,-10 -8,-8


Dan jika B mengaku, maka A akan tetap memilih mengaku (-8 > -10)
Strategi Napi B
Menyangkal Mengaku

Napi A Menyangkal -1,-1 -10, 0

4
Mengaku 0,-10 -8,-8
Bagi B:
Jika A menyangkal, B akan memilih mengaku ( 0 > -1 )
Strategi Napi B
Menyangkal Mengaku

Napi A Menyangkal -1,-1 -10, 0

Mengaku 0,-10 -8,-8


Dan jika A mengaku, B akan tetap memilih mengaku ( -8 > -10 )
Strategi Napi B
Menyangkal Mengaku

Napi A Menyangkal -1,-1 -10, 0

Mengaku 0,-10 -8,-8


Bagi A, mengaku adalah strategi dominan, karena apapun strategi yang dipilih B,
payoff mengaku untuk A selalu lebih tinggi dari payoff strategi A lainnya.
Dengan pertimbangan serupa, B juga akan memilihmengaku.
Maka outcome {mengaku,mengaku} merupakan pilihan terbaik bagi kedua tersangka
Dalam kasus ini, terjadi kesetimbangan strategi dominan
Strategi Napi B
Menyangkal Mengaku

Napi A Menyangkal -1,-1 -10, 0 Dominan

Mengaku 0,-10 -8,-8

Dominan

VII. Game Kooperatif dan Non Kooperatif


Game kooperatif adalah suatu game yang pemainnya dapat mengadakan komitmen
yang saling mengikat (binding commitment).
Hal demikian tidak terjadi pada game nonkooperatif.
Jika komitmennya tidak mengikat, game tidak dapat bersifat kooperatif, karena para
pemain mungkin akan melanggar komitmen tersebut untuk kepentingan dirinya.
Dilema Tahanan adalah game nonkooperatif.
Pertanyaannya: bagaimanakah outcome-nya, jika dijadikan game kooperatif?
Jika Napi A dan Napi B dapat mengadakan komitmen yang mengikat, maka mereka
akan memilih {menyangkal, menyangkal}, dengan ganjaran masing-masing 1 tahun
penjara. Dalam hal ini, outcome-nya lebih baik dibandingkan tanpa komitmen (game
nonkooperatif)

5
Game tetap harus bersifat simultan (A dan B bertindak secara serentak) dan informasi
tidak sempurna (Baik A dan B tidak mengetahui apa pilihan lawannya, sebelum
keduanya menetapkan pilihannya)
Sebab jika A mengetahui B menyangkal, maka A jelas akanmengaku, sehingga A
bebas (namun B dipenjara 10 tahun).
Jadi, outcome dari suatu game dapat ditingkatkan jika para pemain saling kooperatif
VIII. Strategi Terdominasi dan Strategi Dominan
Strategi terdominasi adalah strategi yang inferior terhadap sejumlah strategi lain,
untuk setiap strategi yang dipilih lawan (dengan kata lain, payoff strategi tersebut
payoff sejumlah strategi lainnya)
Strategi dominan adalah strategi yang memiliki payoff tertinggi dibandingkan
dengan strategi lainnya. Misalkan strategi X adalah strategi dominan bagi pemain
A, maka apapun strategi yang dipilih pemain B, pemain A tetap akan memilih strategi
X.
Strategi mendominasi: strategi X dikatakan mendominasi strategi Y jika payoff
strategi X payoff strategi Y, untuk setiap strategi yang dipilih lawan.

6
PERTEMUAN 12
(TOPIC-TOPIK LANJUTAN DAN MUTAKHIR
PERIHAL STRUKTUR PASAR)
Outline materi
i. Indeks Lerner (Lerner Index).
ii. Indeks Herfindahl (Herfindahl Index).
iii. Teori Perebutan Pasar (Contestable-Market Theory).
iv. Penetapan Harga pada Beban Puncak (Peak-Load Pricing).
v. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost Plus Pricing).
vi. Penetapan Harga Transfer (Transfer Pricing).

I. Indeks Lerner
Indeks lerner digunakan untuk mengukur daya monopoli
Ket:
L= indeks lerner MC= marginal cost
P= harga output

Daya monopoli (monopoly power) adl kemampuan perusahaan melakukan eksploitasi


pasar dlm rangka mencapai laba maksimum hanyalah sebatas kemampuan mengatur
jumlah output (Q) dan harga (P).
Indeks lerner mempunyai nilai antara 0 dan 1
Dalam pasar persaingan sempurna daya monopoli adalah nol ( L=0 ), karena dalam
pasar persaingan sempurna harga sama dengan biaya marginal ( P=MC ).
Nilai L mendekati satu maka daya monopoli semakin besar.
Daya monopoli dikatakan makin besar bila keputusan harga (P) dan output (Q) makin
sulit dilawan pasar.
Indeks Lerner Dipengaruhi Oleh Beberapa Faktor
a. Elastisitas Harga Permintaan
Makin inelastic permintaan, maka makin besar nilai L atau daya monopoli.
Dalam pasar persaingan sempurna laba maksimum tercapai bila P=MC. Karena itu dalam
pasar persaingan sempurna nilai L sama dengan nol. Perusahaan tidak memiliki daya
monopoli (price taker).
b. Jumlah Perusahaan dalam Pasar
Makin sedikit jumlah perusahaan, makin besar nilai L atau daya monopoli.

7
Dalam pasar persaingan sempurna, jumlah perusahaan banyak sekali, sehingga konsumen
leluasa memilih produsen. Akibatnya permintaan menjadi sangat elastic atau bahkan elastic
sempurna, sehingga nilai L sama dengan nol.
c. Interaksi antar Perusahaan
Makin solid interaksi antar perusahaan, makin besar nilai L atau daya monopoli.
Dalam pasar persaingan sempurna, jumlah perusahaan sangat banyak. Amat sulit melakukan
konsolidasi untuk mencapai kekuatan monopoli. Makin sedikit jumlah perusahaan, makin
mudah melakukan konsolidasi. Karena itu struktur pasar yang berpotensi besar untuk
memiliki daya monopoli besar adalah oligopoly.
II. Indeks Herfindahl atau Herfindahl-Hirschman Indeks (Herfindahl Index).
Konsentrasi industri adalah alat ukur yang mengacu kepada jumlah penjual yang ada
dalam industri. Alat ukur yang umum dipergunakan adalah Concentration Ratio (CR)
dan Herfindhal-Hirschman Iindex (HHI).
Indeks Herfindahl atau HHI, adalah metodologi yang dipakai untuk mengukur
distribusi penguasaan pasar atau penghitungan konsentrasi pasar di dalam industri.

Semakin terkonsentrasi suatu industri, kekuatan pasar (market power; kemampuan


untuk menentukan harga) dari suatu perusahaan dalam suatu industri juga akan
meningkat.
Monopoly adalah bentuk konsentrasi industri yang paling tinggi
Analisis dari nilai HHI adalah sebagai berikut:
a. HHI < 1000, struktur pasar dalam industry tersebut cenderung kearah persaingan
bebas (open market).
b. 1000 < HHI < 1800, cenderung kearah Oligopoli.
c. 1800 < HHI, struktur pasar cenderung kearah Monopoli.

8
Contoh :
PENGUASAAN PASAR MARTABAK
NO PERUSAHAAN PENJUALAN MARKET S2
SHARE (S)
1 A 30 8,5% 72,25
2 B 80 22,6% 510,76
3 C 29 8,2% 67,24
4 D 45 12,7% 161,29
5 E 35 9,9% 98,01
6 F 25 7,1% 50,41
7 G 60 16,9% 285,61
8 H 50 14,1% 198,81
TOTAL 1444,38

Tingkat Harfindahl indeks


HHI = total dari pangsa pasar ( S2 ) yaitu 1444,38
Nilai HHI antara 1000 hingga 1800, maka struktur pasar dalam industry tersebut cenderung
kearah persaingan Oligopoli.
III. Teori Perebutan pasar ( Contestable Market Theory )
Teori perebutan pasar (Contestable-Market Theory) adalah sebuah teori yg
menyatakan bahwa meskipun dalam suatu industri hanya terdapat satu atau sedikit
perusahaan, tetapi dapat terjadi persaingan sempurna apabila pendatang baru bebas
masuk dan keluar dari pasar tanpa biaya apapun.
Ketika masuk, perusahaan baru
akan menghadapi biaya yg sama dgn
perusahaan yg sdh ada terlebih dulu.
Ketika keluar, perusahaan tdk
menanggung biaya (tdk ada sunk cost)
shg tdk mengalami kerugian modal.
D adl kurva permintaan pasar.
SAC & SMC adl AC dan MC
dlm jk. pendek dr 2 buah perusahaan yg
identik dlm sebuah constable-market.
Setiap perusahaan akan menjual
output sebanyak 60 dgn harga
P=SAC=SMC=$6.
Kedua perusahaan berperilaku spt pesaing sempurna yg menghadapi kurva
permintaan horizontal (AEE) dgn laba normal sebesar 0.

9
Setiap ada kenaikan harga akan menyebabkan laba naik & mengundang
pesaing baru masuk shg menghapus semua keuntungan yg tercipta.
Penjelasan:
Teori ini terjadi pada pasar yang terdapat sedikit perusahaan namun perusahaan lain dapat
bebas keluar masuk. Berbeda dengan pasar oligopoly dimana perusahaan membutuhkan
biaya yang sangat besar dan teknologi padat modal yang dibutuhkan dalam proses produksi
sehingga efisiensi baru tercapai bila output diproduksi dalam skala yang sangat besar.
Sedangkan dalam teori ini untuk menjelaskan perusahaan-perusahaan yang dapat masuk dan
keluar pasar tanpa membutuhkan biaya yang besar.
Misal adalah penjual permen. Karena jumlah perusahaan dalam pasar sedikit, seharusnya
kurva permintaan yang dihadapi adalah kurva D ( mirip kurva permintaan pasar monopolistis
dan punya daya monopoli ). Penjual seharusnya dapat menentukan harga (price maker).
Namun karena penjual lain dapat bebas masuk kedalam pasar tanpa biaya, maka kurva yang
dihadapi seperti persaingan sempurna (AEE). Saat penjual dalam pasar tersebut berinisiatif
ingin mengurangi output, seharusnya harga akan naik. Tetapi melihat kenaikan harga tersebut
membuat penjual (pesaing) baru masuk ke dalam pasar, sehingga dengan cepat akan
menghapus semua keuntungan yang tercipta.
Kurva disamping menunjukkan bahwa
saat penjual mengurangi produksinya
menjadi 60 unit, seharusnya harga yang
bisa ia dapat adalah 12 dolar dan
mendapat keuntungan sebesar luas kotak
126EF, namun karena penjual (pesaing)
lain langsung masuk kedalam pasar maka
supply akan meningkat dan perusahaan
(penjual) juga bertambah maka
permintaan menjadi elastic, menyebabkan
harga keseimbangan turun menjadi 6
dolar lagi. Sehingga keuntungan yang ia
peroleh adalah nol karena AC=P.

IV. Penetapan Harga Pada Beban Puncak


Penetapan harga pada beban puncak (peak-load pricing) adalah penetapan harga jual
sebesar biaya marginal jangka pendek, baik ketika terjadi periode permintaan tinggi
(peak) & MC lebih tinggi sehingga harga lebih mahal, maupun saat permintaan turun
(off-peak) & MC lebih rendah sehingga harga murah.
Penetapan Harga pada Beban Puncak (Peak Load Pricing) adalah harga yang
dibebankan lebih tinggi pada waktu beban puncak dibandingkan dengan harga kalau
dalam keadaan normal/biasa.
Penetapan harga pada beban puncak ini dapat dipakai bila jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan sangat terbatas, dan permintaan pembeli cenderung
berubah di kemudian hari.

10
Dengan penetapan harga pada beban puncak ini, perusahaan dapat menaikkan tarif di
atas biaya rata-rata selama periode permintaan tinggi dan mengurangkan pada biaya
variabelnya diluar periode ramai.
Tarif rendah yang dikenakan pada jam-jam /hari-hari tidak ramai kemungkinan dapat
meningkatkan pendapatan dengan menarik pelanggan.
Keuntungan dari penerapan harga pada beban puncak yaitu:
1. Menekan permintaan pada periode ramai;
2. Meningkatkan permintaan pada periode tidak ramai;
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan fasilitas yang ada.
Contoh dari penerapan harga pada beban puncak, yaitu:
1. PLN membebankan tarif yang tinggi antara pukul 18.00 - 22.00 dibandingkan
larut malam sampai jam 03.00 pagi.
2. Tarif pesawat terbang dibebankan tinggi pada hari biasa dibandingkan dengan
weekend.
Beban seperti itu diterapkan karena pada waktu sibuk / beban puncak perusahaan
tidak bisa menampung / memenuhi permintaan semua konsumen sehingga harus
dibebani harga tinggi pada waktu jam sibuk, dan perusahaan pun bisa mendapat laba
yang lebih tinggi. Dengan demikian, semua konsumen dapat dilayani dan perusahaan
untung besar.

P(Sen) Pada kurva disamping ada dua


SMC
fungsi demand: yaitu demand
pada situasi normal D1 dan
B2
6 dalam situasi puncak D2.
E2 Perusahaan membebankan
5
harga yang berbeda untuk
A1 E
4 A2 situasi normal dan situasi
puncak/sibuk agar keuntungan
3 E1 D2 maksimum.
2 B1

1 D1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Q
Juta KWh

V. Penetapan Harga Biaya Plus ( Cost Plus Pricing )

11
Ket :

m = Markup

P = harga

AVC = average variable cost

Cost plus pricing adalah penetapan harga output atau komoditi berdasarkan biaya
produksi.
Cost-Plus Pricing adl penetapan harga sedemikian rupa shg harga sama dgn biaya
variable rata2 (AVC) ditambah dgn persentase markup yg diinginkan perusahaan.
Markup hrs cukup tinggi agar dpt menutup total cost (FC & AVC) serta margin laba.
Cost plus pricing lazim digunakan dlm industri atau pasar oligopolis.
VI. Penetapan Harga Transfer
(Transfer Pricing)
P($)

18

MC = MCP + MCm
Pm
14

MCP
10 Em Dm
MCm

6
Ep DP = MRp = Pt

MRm

0 20 40 60 Q

Transfer pricing adl harga produk setengah jadi yg dijual oleh suatu
divisi/departemen semiotonomi (anak perusahaan) utk dijual ke divisi/departemen
semiotonomi (anak perusahaan) lain dlm perusahaan yg sama.
Kebijakan ini diterapkan oleh perusahaan berskala besar & menerapkan desentralisasi
tiap2 departemen.
Harga transfer mengacu pd harga produk setengah jadi (intermediate product).
Produk setengah jadi dibutuhkan utk menghasilkan produk akhir.
MC perusahaan adl total dr MCp (production) + MCm (marketing).
Dm (marketing) adl permintaan pihak luar utk produk akhir.
Output terbaik (keseimbangan) adl Em krn MRm = MC
Pd titik Em, harga jual produk akhir P=14.
Harga transfer (Pt) utk produk setengah jadi sebesar 6 krn setara MCp pd Qp=40.

12
Mikro Ekonomi pertemuan 12

(Pasar Faktor Produksi)

Outline Materi

I. Konsep-konsep Dasar
a. Factor produksi sebagai permintaan turunan
b. Hubungan antar factor (substitusi atau komplemen)
c. Hokum pertambahan hasil yang semakin menurun (the law of diminishing return)
d. Efek substitusi dan efek output
II. Factor-faktor penentu permintaan terhadap factor produksi (input demand
factors)
a. Harga factor produksi
b. Permintaan terhadap output
c. Permintaan terhadap factor produksi lain
d. Harga factor produksi yang lain
e. Kemajuan teknologi
III. Penawaran Faktor produksi
a. Kurva penawaran tenaga kerja individu dan pasar
b. Kurva penawaran tenaga kerja keluarga miskin
IV. Pasar tenaga kerja berstruktur persaingan sempurna
a. Permintaan tenaga kerja dalam model satu variable factor produksi (one variable input
model)
b. Permintaan tenaga kerja dalam model bebearapa variable factor produksi (multi
variables input model)
V. Pasar tenaga kerja berstruktur monopoli (monopolistic labour market)
VI. Monopsony (monopsony)
VII. Monopoli bilateral (bilateral monopoly)
(bab IV sampai VII dan kurva permintaan tanah dilihat di buku mandala
manurung yaaa... hehe hal 211-220)
I. Konsep-konsep Dasar
a. Factor produksi sebagai permintaan turunan (derived demand)
Permintaan terhadap suatu barang dikatan sebagai permintaan turunan bila permintaan
terhadap barang tersebut sangat tergantung pada permintaan terhadap barang lain.
Missal BBM merupakan permintaan turunan, karena permintaan BBM sangat
dipengaruhi oleh permintaan terhadap mobil. Pembelian mobil akan mempengaruhi
jumlah penggunaan BBM.
Dalam hal pasar factor produksi, permintaan terhadap tenaga kerja sangat tergantung
pada permintaan terhadap barang dan jasa. Makin besar permintaan terhadap barang
maupun jasa, maka permintaan terhadap tenaga kerja akan semakin besar.
Contoh: pabrik mobil jika ia ingin meningkatkan jumlah output mobil maka ia akan
memerlukan lebih banyak tenaga kerja.
b. Faktor Produksi Substitusi dan komplemen

13
Factor produksi dikatan substitusi bila penambahan penggunaan factor produksi yang
satu mengurangi penggunaan factor produksi yang lain.
Mesin dikatakan bersifat substitusi jika penggunaan mesin dapat mengurangi
penggunaan tenaga kerja manusia.
Contoh: pabrik mobil yang lebih modern mayoritas proses produksinya dikerjakan oleh
robot.
Factor produksi dikatan komplemen bila penambahan pungganaan factor produksi yang
satu dapat menambah penggunaan factor produksi yang lain.
Mesin juga bias dikatakan bersifat komplemen jika penggunaannya dapat menambah
penggunaan tenaga kerja manusia.
Contoh : penggunaan mesin jahit di perusahaan pakaian. Semakin banyak mesin jahit
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maka semakin banyak juga perusahaan tersebut
membutuhkan tenaga kerja.
c. Hokum penambahan hasil yang semakin menurun
d. Efek substitusi dan efek Output
Efek substitusi
Analisi efek substitusi dalam pasar factor produksi itu analogis terhadap efek substitusi pada
teori perilaku konsumen. Jika terjadi kenaikan harga pada suatu factor produksi, maka
penggunaan factor produksi(input) tersebut akan dikurangi. Untuk menjaga tingkat output
pada isokuan yang sama, perusahaan akan menggunakan lebih banyak factor produksi lain
yang harganya relative lebih murah.
mesin

2
K2
1 Isokuan = 150 unit
K1
Q150
0 Tenaga kerja
2 4
L2 L1 I2 I1
Kurva isokuan (isoquant)

Kurva isokos (isocost)

Ingat lagi kurva isokuan, yaitu kurva yang menggambarkan berbagai macam kombinasi
penggunaan dua macam faktor produksi secara evisien dengan tingkat produksi yang sama.
Dalam kurva isokuan diatas dijelaskan bahwa untuk memproduksi 150 unit awalnya kita
dapat menggunakan 4 tenaga kerja dan satu mesin. Namun saat harga mesin murah, kita akan
mengurangi penggunaan tenaga kerja dan menambah mesin namun jumlah produk yang

14
dihasilkan tidak akan berkurang, sehingga kita akan menambah mesin dan mengurangi tenaga
kerja. (2 mesin 2 pekerja)
Pada kurva isokos yang awalnya seimbang, namun karena harga mesin jadi murah, maka
alokasi anggaran untuk produksi akan dialihkan ke penambahan mesin baru dan memotong
anggaran tenaga kerja.
Efek output
Suatu factor produksi dikatakan normal (normal input) jika penambahan sekala produksi
menambah penggunaan faktor produksi tersebut.
Dikatakn inferior jika penambahan skala produksi justru mengurangi penggunaan faktor
produksi. (negative output effect).
II. Faktor-faktor penentu permintaan terhadap faktor produksi
a. Harga faktor produksi
Yang dimaksud harga faktor produksi adalah upah dan gaji untuk tenaga kerja atau
sewa untuk barang modal dan tanah.
Jika faktor produksi bersifat normal, makin murah harganya maka makin besar jumlah
yang diminta.
Dalam kasus khusus Jika faktor produksi bersifat inferior, makin murah harganya
maka akan menurunkan jumlah yang diminta. Namun ada juga saat harganya naik
maka permintaan justru meningkat.
b. Permintaan terhadap output
Makin besar skala produksi maka makin besar permintaan terhadap input. Kecuali input
tersebut bersifat inferior.
c. Permintaan terhadap faktor produksi yang lain
Hubungan sibstitutif, apabila permintaan terhadap faktor produksi substitutive (mesin)
meningkat maka permintaan terhadap tenaga kerja menurun. Jika hubungannya komplemen
maka meningkatnya permintaan mesin juga akan meningkatkan permintaan terhadap tenaga
kerja.
d. Harga faktor produksi yang lain
Substitusi
Sangat berkaitan dengan sifat hubungan antar faktor produksi. Permintaan terhadap suatu
faktor produksi akan meningkat, bila harga faktor produksi substitusinya makin mahal.
Contoh : mesin dengan manusia, apabila biaya menggunakan mesin lebih murah daripada
biaya untuk menggaji tenaga kerja manusia maka perusahaan akan lebih memilih
menggunakan mesin.
Komplemen
Permintaan terhadap faktor produksi akan menurun, jika harga faktor produksi
komplemennya makin mahal. Contoh : perusahaan pembuat pakaian, tidak akan merekrut
tenaga kerja lagi apabila biaya untuk membeli mesin jahit semakin mahal, karena mesin jahit
membutuhkan seorang operator.
15
e. Kemajuan teknologi
Jika kemajuan teknologi dapat meningkatkan produktifitas maka permintaan terhadap
faktor produksi akan meningkat.
Jika kemajuan teknologi dapat meningkatkan produktifitas tenaga kerja, maka
permintaan tenaga kerja juga akan meningkat. Nah ini merupakan hubungan yang
bersifat komplementer, contohnya mesin jahit dengan tukang jahit.
Kemudian jika kemajuan teknologi hanya meningkatkan produktifitas barang modal,
maka peningkatan barang modal ini akan menurunkan permintaan terhadap tenaga
kerja. Contohnya adalah memilih penggunaan robot daripada penggunaan tenaga
kerja manusia.
III. Penawaran faktor produksi
a. Kurva penawaran tenaga kerja individu dan pasar

upah

Sl

0 i Jam kerja
Kurva penawaran
tenaga kerja individu

Diatas merupakan kurva penawaran tenaga kerja individu. Jika kita lihat kurva tersebut
mengalami backward, atau membelok kembali ke belakang. Penjelasannya seperti ini

Keputusan seorang individu untuk bekerja berkaitan dengan seejauh mana dia ingin
mengalokasikan waktu untuk bekerja dan tidak bekerja. Biaya ekonomi (opportunity cost)
dari bekerja adalah kehilangan waktu luang (leisure time) yang dapat digunakan untuk
berbagai kegiatan yang dapat menambah utilitas hidup, contohnya kuliah dsb. Sebaliknya
biaya kesempatan untuk tidak bekerja adalah akan kehilangan upah. Makin besar upah, maka
makin besar biaya ekonomi untuk tidak bekerja.

Dari teori tersebut kita dapat memahami bahwa, pada awalnya biaya untuk tidak bekerja
sangat mahal karena kita tidak mempunyai upah, lebih baik menggunakan waktu yang kita
punya untuk bekerja. Sehingga penawaran tenaga kerja pun meningkat. Waktu yang kita
punya banyak yang kita alokasikan untuk bekerja.

Namun pada tingkat upah tertentu (W), seseorang merasakan waktu nilai hidupnya (utilitas
hidup) telah menurun karena hamper seluruh waktunya ia gunakan untuk bekerja. Akhirnya

16
ia merasa biaya kesempatan dari bekerja sangat mahal. Lalu ia memutuskan untuk
mengurangi jam kerja. (backward).

b. Kurva penawaran tenaga kerja keluarga miskin

Upah

Jam kerja ayah

W1 A
W3
Jam kerja ibu

W2 B C
Jam kerja anak
W3 D
Penawaran tenaga kerja
Jam kerja
0 I1 I2 I3

Dalam keluarga miskin, kurva penawaran tenaga kerja dapat bersudut kemiringan (slope)
negative. Jika upah makin rendah, maka penawaran tenaga kerja makin meningkat.
Pada tingkat w1 penghasilan yang diterima oleh keluarga miskin tidak mencukupi untuk
membiayai hidup keluarga. Pada saat itu sang ayah bekerja selama I1 dengan tingkat upah
W1, sehingga ia mendapat upah sebesar 0W1I1.
Namun upah tersebut masih belum mencukupi untuk membiayai hidup keluarga, sehingga
sang ibu pun turut bekerja. Namun karena produktifitas ibu rendah maka ia hanya mendapat
tingkat upah sebesar W2 pada jam kerja I1-I2, sehingga ia mendapat upah sebesar I1BCI2.
Bila upah kedua orangtua tersebut masih belumm membiayai hidup, maka sang anak pun
turut bekerja. Sang anak bekerja selama I2-I3 dengan tingakt upah W3, sehingga mendapat
jumlah upah sebesar I2DEI3.
Sehingga total upah yang diterima oleh keluarga tersebut adalah sebesar 0W1ABCDEI3.

17
Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna
(pertemuan ke 13)

I. Ekuilibrium Umum
Keseimbangan umum merupakan seimbangnya harga beli terhadap harga jual,
seimbangnya permintaan barang dengan penawaran barang, juga keseimbangan antara
pengeluaran uang dengan pemasukan dan juga keseimbangan antara pendapatan dengan
pengeluaran yang terjadi.
Misalkan dalam sebuah perekonomian ada sepuluh juta barang, jika semua barang
mempunyai struktur pasar bersaing sempurna, maka penawaran dan permintaan dari sepuluh
juta barang tersebut akan sama. Kondisi ini disebut terjadi keseimbangan umum.Semua orang
telah mengoptimalkan utilitynya, semua orang puas. Dalam kondisi seperti ini tidak ada
seorang pun yang mampu menaikkan kepuasannya tanpa mengurangi kepuasan orang lain.
Dengan kata lain semua orang telah mengoptimalkan keputusannya. Semua konsumen telah
menentukan pola konsumsinya dan semua produsen telah menentukan pola produksinya.
Keseimbangan umum (general equilibrium) adalah suatu keseimbangan secara simultan
(keseluruhan) dalam jangka panjang untuk semua pasar dan semua unit perekonomian
dalam suatu sistem ekonomi.
Ekulibrium Umum Pertukaran dalam setiap perekonomian yang sangat sederhana
dimana ada dua individu, dua komoditi, dan tidak ada produksi. (Dominick Salvatore)
Perbedaan Analisis Keseimbangan Umum dengan Analisis Keseimbangan Parsial :
Keseimbangan Umum :
Menentukan keseimbangan harga dan jumlah barang dalam semua pasar dengan
mempertimbangkan pengaruh balik dari pasar yang ada.
Dalam keseimbangan umum, dibahas mengenai keterkaitan antara keseimbangan di
suatu pasar dengan pasar yang lain, dan sebaliknya.
Keseimbangan Parsial :
Menentukan keseimbangan harga dan jumlah barang dalam suatu pasar terlepas dari
pengaruh luar misalnya pasar yang lain.
Dalam keseimbangan parsial, dibahas mengenai keseimbangan di satu pasar saja. Tidak
melihat jika satu pasar seimbang, pasar yang lain bagaimana.
II. Model Keseimbangan Umum
Model keseimbangan umum adalah model analisis keseimbangan harga dan output pasar
dengan pendekatan keterkaitan antar barang dan antar pasar dengan asumsi perfectly
competitive price system.

18
Dari kurva diatas awalnya semua pasar berada ditingkat keseimbangan (P1;W1;P2; dan W2).
a. Ketika terjadi kenaikan permintaantomat (D D'), maka akan terjadi serangkaian
penyesuaian di pasar lain yang terkait.
b. Kenaikan permintaan tenagakerja (D D') dan upah pekerja diperkebunan tomat (W1
W3).
Kenaikan biaya produksitomat yang menyebabkan kenaikan harga (P1 P3) akan
mengakibatkan pergeseran kurvapenawaran (S S').
c. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan mentimun (D D')
d. Dan penurunan permintaan tenaga kerja diperkebunan mentimun (D D').
III. Efisiensi Persaingan Sempurna
Efisiensi adalah kegiatan yang memproduksi barang dan jasa yang diinginkan
masyarakat dengan biaya yang serendah mungkin dan membuat masyarakat lebih
diuntungkan tanpa merugikan yang lain.
Perubahan efisien menguntungkan satu pihak tanpa merugikan pihak yang lain
Sistem efisien (Pareto optimal) tidak memungkinkan perubahan efisien
Perubahan efisien secara potensial adalah perubahan yang menguntungkan satu
pihak sementara merugikan pihak yang lain, tapi terbukti bahwa keuntungannya
melebihi kerugiannya
Asumsi persaingan sempurna menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien
(optimal pareto), yang dibuktikan dengan:
Alokasi sumber daya efisien antar perushahaan
Distribusi produk efisien antar rumah tangga
Produk yang sesuai keinginan masyarakat
Alokasi sumber daya antar perusahaan bersifat efisien diambil dari asumsi :
Pasar faktor produksi bersifat kompetitif dan terbuka
Semua perusahaan membayar harga input yang sama
Semua perusahaan memaksimalkan laba
Distribusi produk akhir antar rumah tangga bersifat efisien diambil dari asumsi:

19
Setiap orang memiliki selera dan preferensi berbeda, serta membeli barang
yang berbeda dalam kombinasi yang berbeda pula
Setiap orang berbelanja dipasar yang sama, sehingga tidak ada redistribusi
output yang menguntungkan orang-orang tertentu.
Efisiensi
1. Efisiensi Produktif
Syaratnya ada dua:
a. Untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum.
b. Industri secara keseluruhan harus memproduksi barang pada biaya rata-rata yang
paling rendah, yaitu pada waktu kurva AC mencapai titik yang paling rendah.
Apabila suatu industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan
mencapai tingkat efisiensi produksi yang optimal, dan biaya produksi yang paling minimal.
Efisiensi produktif selalu dicapai oleh perusahaan dalam persaingan sempurna.
2. Efisensi Alokatif
Alokasi sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum apabila dipenuhi
syarat berikut : harga setiap barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi
barang tersebut.
Produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai keadaan dimana harga=biaya
marjinal.
Dengan cara ini produksi berbagai macam barang dalam perekonomian akan
memaksimumkan kesejahteraan masyarakat.
pasar persaingan sempurna juga mencapai efisiensi alokatif.
Dalam pasar persaingan sempurna, harga = hasil penjualan marginal (MR). Dan
dilalam memaksimalkan keuntungan, syaratnya adalah hasil penjualan marginal (MR)
= Biaya Marginal (MC). Dengan demikian didalam jangka panjang, keadaan ini
berlaku P = MR = MC.
Kesamaan tersebut membuktikan bahwa pasar persaingan sempurna juga mencapai
efisiensi alokatif.

20
Teori Ekonomi Kesejahteraan
(Pertemuan ke 14)
I. Pengertian
Ekonomi kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan
teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari
ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang berhubungan dengan itu
(OConnel, 1982).
Teori ekonomi kesejahteraan mempelajari barbagai kondisi di mana cara
penyelesaian dari model ekuilibium umum dapat dikatakan optimal.
Konsep efisiensi dalam literature ekonomi, biasanya mengacu pada sebuah konsep
yang disebut dengan efisiensi pareto (pareto efficiency) atau pareto optimal.
Efisiensi Pareto atau optimalitas Pareto adalah suatu kondisi dimana tidak
mungkin terjadi perubahan, yang akan membuat beberapa anggota masyarakat lebih
beruntung, tanpa membuat anggota masyarakat lain merasa lebih merugi,
Dengan kata lain, kondisi pareto terjadi ketika semua pelaku ekonomi dalam kondisi
kesejahteraan yang optimum.
Contoh: perubahan yang membuat beberapa orang lebih beruntung dan tidak ada orang lain
yang dirugikan adalah barter sukarela yang sederhana. Saya memiliki apel, anda memiliki
kacang, saya suka kacang, anda suka apel, kita saling tukar, kita saling untung, dan tidak ada
yang rugi.
II. Kurva Batas Kemungkinan Utilitas
III. Kurva Batas Kemungkinan Utilitas Utama
IV. Fungsi Kesejahteraan Sosial
Fungsi kesejahteraan social adalah suatu ukuran agregatif kesejahteraan masyarakat
yang berdasarkan pada tingkat kepuasan anggota-anggota masyarakat sacara
individual.
Kesejahteraan sosial merupakan fungsi kepuasan semua orang dalam suatu
perekonomian.
Kenneth Arrow merumuskan bahwa Suatu fungsi kesejateraan sosial mempunyai ciri
ciri sebagai berikut:
1. Pilihan-pilihan bersifat trasitif
2. Pilihan tidak dapat dipaksakan oleh seorang individu
3. Perbaikan-perbaikan kepuasan seseorang tanpa penurunan tingkat kepuasa yang
lainya tidak dapat menurunkan/mengurangi peringkat kesejahteraan sosial.
4. Peringkat pilihan seseorang berhubungan dengan lainnya tidak ternggantung pada
berbagai pilihan alternatif
V. Ttitik Kesejahteraan Maksimum
VI. Persaingan Sempurna dan Efisiensi Ekonomi
(di pertemuan ke 13 Efisiensi persaingan sempurna)
VII. Eksternalitas dan Kegagalan Pasar

Sumber Kegagalan Pasar


a. Eksternalitas

21
Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku
ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapat
dimasukkan dalam perhitungan biaya secara formal.
Eksternalitas positif
Dampak dari kegiatan yang dilakukan suatu pihak terhadap orang lain tanpa ada
kompensasi dari pihak yang diuntungkan. Contohnya : Pabrik A membangun jalan
sehingga tanah penduduk di sekitar jalan itu nilainya meningkat
Eksternalitas negatif
Dampak dari kegiatan yang dilakukan suatu pihak apabila dampak tsb merugikan
orang lain. Contohnya: Pabrik cat membuang limbahnya ke sungai dan menyebabkan
masyarakat yang menggunakan air sungai menjadi sakit.
b. Informasi Tidak Sempurna
Adalah kebalikan dari asumsi informasi sempurna yang mendasari efisiensi pasar,
dimana:
Pembeli memiliki informasi kualitas harga dan harga produk
Perusahaan memiliki informasi kualitas dan harga input.
Akibatnya adalah konsumen akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda dari
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Perusahaan juga akan menghadapi perlakuan harga yang berbeda dari berbagai
pemilik faktor produksi.
c. Daya Monopoli
Memiliki satu perusahaan yang mengontrol harga dan persaingan, dimana output lebih
sedikit dan harga lebih tinggi daripada di persaingan terbuka.
Sering terjadi dalam pasar monopoli dan pasar oligopoly, kemampuan mempengaruhi
tingkat harga tersebut menyebabkan barang yang diproduksi lebih sedikit, harga yang
lebih tinggi, dibanding dalam pasar persaingan sempurna.
d. Barang Publik (Public Goods)
Barang Publik (Public Goods) adalah barang yang bersifat non rivalry, non exclusive,
dan non-divisible.
Rival artinya, barang tidak dapat dikonsumsi secara simultan (bersamaan) tanpa
saling merugikan.
Ekslusif artinya diperlukan syarat untuk memperoleh barang tersebut.
Dan divisible artinya dapat dipecah-pecah atau dibagi-bagi.
Sehingga barang public adalah barang yang dapat digunakan/dimanfaatkan bersama-
sama secara gratis (non exclusive) dan bersifat non divisible.
Contoh: jalan raya, taman, pertahanan nasional suatu Negara, dsb.
Barang public biasanya disediakan oleh pemerintah.
Sedangkan Semi Public Goods adalah adalah barang yang bersifat non rivalry, dan
non-divisible namun bersifat Ekslusif. Contoh: jalan tol dan bioskop.
Kebalikan dari barang public adalah barang private (Private Goods).
Resiko yang muncul dari barang public adalah munculnya free rider problem.
Yaitu sebagian orang yang tidak bersedia berpartisipasi dalam pengadaan barang
public tersebut namun tetap ikut memanfaatkannya, karena mereka beranggapan
berpartisipasi atau tidak barang barang public tersebut tetap tersedia.

22
Barang publik atau barang social memiliki manfaat kolektif bagi masyarakat, sehingga:
Semua orang bisa menikmatinya
Perusahaan swasta tidak merasakan keuntungan darinya
e. Barang Alturisme (Alturism Good)
Adalah barang yang ketersediannya berdasarkan sukarela karena rasa kemanusaan.
Contohnya adalah darah.
Supply darah ada karena rasa kemanusiaan. Apabila supply barang ini diserahkan
kepada mechanism pasar, maka tidak akan terjadi pasar karena aspek supply nya
bertentangan dengan ajaran agama (akan terjadi kegagalan pasar atau market failure).
Oleh karena itu Pemerintah menangani masalah demand dan supply darah dengan
membentuk PMI (Palang Merah Indonesia)

SELAMAT BELAJAR, SEMOGA SUKSES!!!


(Feel Free Untuk Tanya ke saya atau pak wur mungkin hehe..,-kagewe-)

23

Anda mungkin juga menyukai