Masalah lingkungan dinegara berkembang pada dasarnya disebabkan oleh
faktor kemiskinan, eksploitasi sumber daya alam secara tidak terencana, penyusutan hutan, dan polusi udara. Masalah lingkungan dinegara maju disebabkan karena industrialisasi, yang nmengakibatkan polusi udara, kebisingan, menipisnya lapisan ozon, global warming, pencemaran air, udara. Masalah lingkungan pada umumnya disebabkan oleh perkembangan IPTEK dan penduduk. MASALAH LINGKUNGAN INDONESIA Pembangunan pada dasar membawa perubahan besar, yang meliputi perubahan struktur ekonomi, fisik wilayah, pola konsumsi, sumber alam dan lingkungan hidup, perubahan tekhnologi, dan perubahan sistem nilai, yang pada akhirnya menimbulkan masalah, dimana permasalaha tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu : Perkembangan penduduk dan masyarakat Perkembangan sumber alam dan lingkungan Perkembangan tekhnologi dan kebudayaan Perkembangan ruang lingkup internasional LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN – Makin meningkatnya upaya pembangunan menyebabkan akan makin meningkatnya dampaknya terhadap lingkungan hidup – Negara maju dengan pola hidup yang mewah dan boros dalam menggunakan energi – Laju pertumbuhan industri, pemakaian kendaraan bermotor, konsumsi energi menigkat, sehingga limbah yg dihasilkan juga meningkat – Negara-negara berkembang meningkatkan eksploitasi sumber daya alamnya untuk meningkatkan pembangunan dan juga membayar hutang luar negeri – Pada akhirnya akan menimbulkan dampak yg menjadi masalah lingkungan seperti, kesehatan, biaya ekonomi, estetika dan kerusakan ekosistem. MASALAH-MASALAH LINGKUNGAN – Philipina, sebagai negara yg jg sedang berkembangm maka masalah yg menyertai pembangunan dinegara tersebut adalah, pencemaran yg diakibatkan oleh kemiskinan, industri dan juga bencana alam. – Singapura dan Jepang, sebagai negara yg tergolong maju, maka persoalan lingkungan yg dihadapi tidak sama seperti di negara-negara berkembang, dimana dinegara-negara maju permasalahan lingkungan disebabkan oleh industrialisasi dan kemajuan tekhnologi. SEJARAH DAN KESADARAN LINGKUNGAN – Perhatian terhadap masalah lingkungan ini dimulai dikalangan dewan ekonomi dan sosial PBB pada waktu diadakan peninjauan terhadap hasil-hasil gerakan “Dasawarsa Pembangunan Dunia ke I (1960-1970) guna merumuskan strategi dasawarsa pembangunan dunia ke 2 (1970-1980). Pembicaraan tentang masalah lingkungan hidup ini diajukan oleh wakil Swedia, pada tgl 28 Mei 1968, disertai saran untuk kemungkinan diselenggarakan suatu konfrensi Internasional mengenai lingkungan hidup. Yang pada akhirnya pada sidang umum PBB tgl 15 Desember 1969, diputuskan untuk membentuk panitia persiapan. – Panitia persiapan konfrensi diketuai oleh “Maurice F.Strong”. Dalam laporannya ada 6 mata acara pokok dalam konfrensi, yaitu : Perencanaan dan pengelolaan pemukiman manusia demi kualitas lingkungan hidup Segi-segi lingkungan hidup dalam pengelolaan sumber-sumber daya alam Identifikasidan pengendalian jenis-jenis pencemaran dan gangguan yg berpengaruh internasional secara luas Segi-segi pendidikan, penerangan, sosial dan kebudayaan dalam masalah- masalah lingkungan hidup Pembangunan dan lingkungan hidup Implikasi organisasi secara internasional mengenai tindakan-tindakan yg diusulkan konfrensi – Disamping saran-saran tsb diatas, panitia persiapan telah membentuk”Panitia Kerja Antar Pemerintah”, guna menyiapkan bahan- bahan serta rancangan perumusan mengenai : Deklarasi tentang lingkungan hidup manusia Pencemaran laut Pencemaran tanah Monitoring dan pengawasan Konservasi alam. – Hasil karya panitia persiapan tersebut berserta penyempurnaan dan perubahannya disyahkan pada sidang umum PBB tgl 20 Desember1970. – Konfrensi PBB tentang lingkungan hidup diselenggarakan di “Stockholm” pada tgl 5-16 Juni 1972 yang diikuti oleh 113 negara. Pada akhir sidang konfrensi mengesahkan hasil-hasil berupa : Deklarasi tentang lingkungan hidup manusia, terdiri atas pembukaan dan 26 asas yg biasa disebut Stockholm declaration Rencana aksi lingkungan hidup manusia, terdiri dari 109 rekomendasi termasuk didalamnya 18 rekomendasi tentang perncanaan dan pengelolaan pemukiman manusia Rekomendasi tentang kelembagaan dan keuangan yg menunjang pelaksanaan rencana aksi tersebut – Pada konfrensi tersebut ditetapkan juga bahwa tgl 5 Juni sebagai “Hari Lingkungan Hidup Sedunia” – Semua keputusan konfrensi disyahkan dgn sidang umum PBB tgl 15 Desember 1972. KTT Rio, dua dasawarsa setelah berlangsungnya konfrensi Stockholm,PBB menyelenggarakan konfrensi tingkat tinggi di Rio de Janeiro, pada tgl 3 sampai 14 Juni 1992. Konfrensi ini dinamakan “ United Nations Conference on Enveronment (UNCED). – Hasil yang dicapai dalam KTT ini adalah : The Rio de Jeneiro Declaration on Enveronment and Development, yg biasa disebut Deklarasi Rio. Prinsip-prinsip tentang hutan Agenda 21 Konvensi tentang perubahan iklim Konvensi tentang keanekaragaman hayati. LEMBAGA LINGKUNGAN DUNIA
– United Nations Environment Programme (UNEP), merupakan organisasi dunia
dilingkungan PBB. UNEP tidak bersifat menyelesaikan masalah lingkungan tapi lebih bersifat menggerakkan dunia untuk bertindak dgn bekerja atas kemampuan sendiri – Organization For Economic Co-operation and Development (OECD), Organisasi ini dibentuk di Paris, pada tgl 14 Desember 1960, yg keanggotaannya terdiri dari negara-negara maju LEMBAGA LINGKUNGAN DUNIA
– International Union for the Conservation of Natural Resources (IUCN), didirikan
tgl 5 Oktober 1948 di Paris, yg kemudian berganti nama menjadi World Conservation Union, bertujuan untuk melindungi dan melestarikan lingkungan. – World Wildlife Fund (WWF), berdiri tgl 11 September 1961, organisasi ini sebagai sarana penunjang IUCN, titik berat aktivitasnya adalah konservasi satwa langka khususnya dan sumber daya alam umumnya. LEMBAGA LINGKUNGAN DUNIA
– World Trade Organization (WTO), pada dasarnya WTO bukan lembaga
lingkungan, akan tetapi daloam beberapa ketentuannya WTO berperan nyata dalam proteksi lingkungan. WTO menetapkan setiap anggotanya harus mempertimbangkan tujuan dari pembangunan berkelanjutan dan tercapainya proteksi dan pelestarian lingkungan. KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA – Perhatian terhadap lingkungan di Indonesia dimulai dari kalangan akademisi, Dimana dalam rangka menyambut diselenggarakannya konfrensi Stockholm, maka pada tgl 15 sampai 18 Mei 1972, berlangsung seminar di Bandung yg diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran,. Dihadiri para akademisi, pejaba tinggi negara, dan tokoh masyarakat, inilah pertama kali diselenggarakannya seminar yg membahas masalah lingkungan tingkat nasional. – Konfrensi Stockholm 1972, disambut oleh Indonesia dengan menyajikan sebuah dokumen resmi, yg diberi judul “National Report of Indonesia Environmental Problem in Indonesia”. Setelah Konfrensi Stockholm, maka Indonesia membentuk panitia perumus dan rencana kerja pemerintah di bidang pengembangan Lingkngan Hidup, berdasarkan KEPRES No 60 Th. 1972, hasil kerja panitia dituangkan dalam TAP MPR No IV Th.1973 tentang GBHN, untuk selanjutnya dalam REPELITA II, dalam BAB IV tentang Pengelolaan Sumber-Sumber Alam dan Lingkungan Hidup. – Setelah perhatian terhadap lingkungan di Indonesia dituangkan dalam GBHN dan REPELITA, maka selanjutnya dalam kabinet Pembangunan III di era pemerintahan Soeharto, diangkat seorang Menteri berdasarkan Kepres No.59 Th. 1978 untuk menangani masalah lingkungan, dengan nama Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup, yg dipercayakan kepada Prof. Emil salim. Pada kabinet Pembangunan IV Menteri Negara PPLH berubah menjadi Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Selanjutnya pada masa reformasi, diangkat seorang menteri yg tugas dan fungsinya semata- mata mengenai masalah lingkungan hidup,yakni Menteri Negara Lingkungan Hidup. – Perkembangan selanjutnya, di Indonesia pada tgl 11 Maret 1982, diundangkan sebuah produk hukum mengenai pengelolaan lingkungan, dengan Undang-undang No.4 Th.1982, kemudian dengan banyaknya perkembangan mengenai konsep dan pemikiran mengenai masalah lingkungan, dan hasil KTT Rio tahun 1992, dan dirasakan UU No.4 Th.1982 sudah tidak mampu lagi menjangkau perkembangan yg ada sehingga perlu ditinjau, maka diterbitkannya UU No.23 Th.1997.Dan sekarang, setelah UU No.23 Th 1997 tidak dapat menampung berbagai berbagai perkembangan lingkungan maka diterbitkanlah UU No.32 TH 2009 – Tahun 1977 di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, diajarkan matakuliah hukum lingkungan untuk kalangan mahasiswa fakultas hukum, inilah awal hukum lingkungan masuk kurikulum di fakultas hukum di Indonesia. Hukum lingkungan diperlukansebagai alat pergaulan sosial dalam masalah lingkungan. Perangkat hukum diperlukan dalam rangka menjaga agar lingkungan dan sumber daya alam dimanfaatkan sesuai dgn daya dukung lingkungan itu sndiri. Tugas 2
Berikan proyeksi anda terkait masalah lingkungan yang akan dialami oleh Indonesia di masa yang akan datang?