Anda di halaman 1dari 36

CONTAMINATION CONTROL

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Mata Kuliah : SHE DAN CONTAMINATION CONTROL

Yang di bina oleh : Bapak Sandi Kurniawan, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

Muhammad Ariyadi

2221413006

POLITEKNIK BATULICIN

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ALAT BERAT

SEPTEMBER 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Contamination Control.”
Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Sandi
Kurniawan, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah She Dan Contamination Control
yang telah membimbing dan mengarahkan saya untuk menulis dan menyelesaikan
makalah ini.

Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah


pengetahuan tentang Contamination Control. Saya menyadari bahwa didalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu Saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi pembaca. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-
kata yang kurang berkenan.

Batulicin, 24 September 2022

Muhammad Ariyadi

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI…… ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Contamination Control......................................... 4


B. Beberapa bentuk program................................................... 5
C. Jenis-jenis kontaminan........................................................ 8
D. Sumber Contaminant.......................................................... 11
E. Dampak Contaminant......................................................... 14
F. Implementasi Contamination Control................................. 16
G. Pengukuran Contaminant.................................................... 18
H. Proses Impelementasi di Lapangan.................................... 21

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 31
B. Saran.................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengendalian kontaminasi menjadi semakin penting di kawasan
industri dimana kebutuhan akan kebersihan dan higienitas dalam produksi
semakin meningkat. Yang terpenting, pengendalian kontaminasi dicirikan oleh
pandangan holistic, yaitu memiliki gambaran total dari keseluruhan sistem
produksi, sementara pada saat yang sama mempertimbangkan semua proses
kecil yang terlibat dalam pembuatan sistem yang lebih besar.
Dalam praktiknya, ini berarti bahwa personel yang bekerja dibidang ini
harus menyadari saling ketergantungan dari proses komponen dan pengaruhnya
terhadap hasil proses produksi secara keseluruhan. Akan tetapi, tujuan
keseluruhan dari pengendalian kontaminasi ini ialah untuk mencegah berbagai
jenis kontaminan, terutama yang bersifat kritis, dari kerusakan produk, proses
produksi dan juga manusia atau yang produsen itu sendiri.
Namun ketika berbicara tentang pengendalian kontaminasi, orang-orang
umumnya malah lebih cenderung berfokus pada bagian teknologi yang
berkaitan dengan pendekatan ilmiah dan/atau industri terkini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah

2
C. Tujuan
1.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Contamination Control

Contamination Control (CC) terdiri dari dua kata bahasa Inggris,


Contamination dan Control. Contamination sendiri diartikan sebagai segala
sesuatu yang menjadi pencemar, atau dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang tidak berada dalam sistem yang mampu mengganggu kerja sistem yang
dimasukinya, sedangkan control diartikan sebagai tindakan pengaturan, baik
tindakan langsung maupun tidak langsung. . Oleh karena itu, Contamination
Control dapat diartikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengurangi
dan mengendalikan semua pencemar dalam sistem apapun agar sistem tersebut
dapat berfungsi dengan baik.

Pada dasarnya tujuan pengendalian pencemaran adalah untuk


mengurangi semua bahan pencemar yang mungkin masuk ke dalam sistem
apapun agar sistem tersebut dapat berfungsi dengan baik.Dalam dunia
industri, pengendalian pencemaran yang baik diperlukan untuk semua bagian
pekerjaan yang akan dilakukan. Karena itu didasarkan pada pekerjaan polusi
kontrol akan membuat pekerjaan dilakukan dengan baik, aman dan nyaman.

Pengendalian pencemaran juga membawa beberapa manfaat, umumnya


berupa manfaat materi dan manfaat waktu kerja. Tentunya dalam bekerja

4
semuanya ingin seefisien mungkin, maka pengendalian polusi merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi kerja.

Misalnya dalam pekerjaan sistem hidrolik excavator, jika dilakukan


sesuai dengan rambu-rambu Contamination Control, sistem hidrolik tentu saja
tidak akan terkontaminasi, yang berarti sistem hanya perlu dioperasikan sekali
(tidak berulang kali), dan jika dilakukan tanpa dasar dalam pengendalian
pencemaran, tentunya kontaminan (berupa pasir, udara, dll) masuk ke sistem
hidrolik dan mengganggu kerja sistem, akhirnya harus dikerjakan ulang. , agar
kerja sistem hidrolik dapat bekerja normal kembali, tentunya jika dilakukan
lebih awal atas dasar pengendalian pencemaran, hal ini membutuhkan bahan
dan waktu yang lebih banyak.

Selain itu, pengendalian pencemaran juga berdampak pada lingkungan


alam dan lingkungan kerja kita. Pengendalian pencemaran juga menentukan
bagaimana membuang limbah hasil kerja dan bagaimana memiliki lingkungan
kerja yang baik, seperti bagaimana membuang limbah minyak agar tidak
mencemari lingkungan dan Bagaimana tempat kerja/lingkungan diatur dengan
baik pada akhirnya mempengaruhi kesehatan lingkungan, kesehatan pekerja,
dan kenyamanan pekerja itu sendiri. Jadi jelas, menerapkan pengendalian
pencemaran sangat bermanfaat karena sangat penting bagi kita semua.

Pekerja khususnya melakukan pekerjaan yang rapi seperti ini untuk


menuai semua manfaat dari penerapan pengendalian sistem tersebut.

B. Beberapa Bentuk Program

Saat ini, penggunaan Cleanroom modern sering menjadi keharusan dalam


produksi yang banyak produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Contamination Control digunakan dalam banyak bidang industry yang
berbeda dan untuk produksi berbagai macam produk yang berbeda pula. Dari
bidang industry yang umumnya dipengaruhi secara negatif oleh bahan

5
pencemaran anorganik, seringkali dalam bentuk partikel yang sangat
kecil,seperti :

Gambar 1

1) Industri mikroelektronik;
2) Pembuatan semikonduktor;
3) Industri yang melakukan pekerjaan mikromekanis yang sensitive;
4) Industri optic.

Dan adapula cabang industry yang sebagian besar di pengaruhi oleh bahan
asal organik, terutama mikroorganisme yang hidup dan tidak hidup bersama
dengan bahan organic lainnya, adalah sebagai berikut :

Gambar 2

1) Industri bioteknologi;
2) Industri farmasi;
3) Industri yang memperoduksidan mengemas implan medis dan alat
kesehatan;
4) Industri makanan dan minuman;
5) Rumah sakit dan lembaga perawatan kesehatan lainnya.

6
Sedangkan dari sisi pengendalian yang benar-benar dapat mengatasi
biasanya ialah dari bidang produksi yang telah menggunakan sistem ini
contohnya iyalah produk filter dan filterasi, yang merupakan salah satu unit
operasi yang paling sering digunakan dalam pengendalian kontaminasi.
Teknologi filterasi telah digunakan secara rutin selama bertahun-tahun untuk
menghasilkan produk makanan yang bening dan bebas partikel.

Tidak hanya dari bidang tersebut, akan tetapi sebenarnya sistem control
kontaminasi ini hampir mencakup semua elemen yang di peruntukkan untuk
melindungi produk, peralatan proses, dan personel agar tidak terpengaruh
secara negative oleh kontaminan atau polusi yang mengancam kualitas barang
dan kesehatan mereka.

Produk lain ialah penggunaan kamar bersih saat ini dimasukkan sebagai
bagian modern dari pengendalian kontaminasi. Ruang bersih pertama di
bangun dan digunakan di lingkungan rumah sakit lebih dari 100 tahun yang
lalu, tetapi pengembangan dan peningkatannya telah meningkat pesat selama
beberapa dekade terakhir dan terutama selama perang dunia kedua.

Gambar 3

C. Jenis-jenis kontaminan

Contamination control sangat penting diterapkan dalam melakukan


pekerjaan karena seringsekali kita mengabaikan musuh utama ini akibat tidak
terlihat ataupun tidak disadari.

7
Gambar 4

Jenis-jenis contaminant yang sering sekali mencemari sistem-sistem


alat berat terdiri dari :

1. Partikel, yang terdiri dari :


a) Kotoran
b) Partikel bekas proses pengelasan
c) Debu rokok
d) Serpihan atau lembaran plastik
e) Cat
f) Partikel akibat keausan logam
g) Gemuk (grease)
h) Material yang timbul dari oksidasi oli
2. Kimiawi
a) Panas
b) Air
c) Udara

8
Jenis kontaminan berdasarkan ukurannya :

Gambar 5

Gambar tersebut merupakan jenis-jenis kontaminant berdasarkan


ukurannya. Jenis contaminant yang masih bias dilihat oleh mata ialah sekitar
40 mikron misalnya weld splatter (sisa pengelasan), shot blash (sisa
penyemprotan sand blasting),paint chip (cat yang mengelupas),machine chip
(sisa permesinan), dust on TV (debu) dan jenis contaminant yang tidak bisa
dilihat oleh mata yaitu dibawah 40 mikron misalnya logam yang aus, silica,
serbuk batu, serbuk batu bara, dan juga debu.

Gambar 6

Clearance dari komponen-komponen alat-alat berat Caterpillar


berkisar antara 2-30 micron.Clearance ini begitu kecil apabila dibandingkan
dengan ukuran rambut manusia yang berukuran80 mikron dan clearance
sebesar ini cenderung tidak terlihat karena kemampuan mata manusiauntuk
melihat hanya terbatas hingga 40 mikron. Satu mikron sama dengan
sepersejuta meter.

9
o 100 microns (µ) - Sebutir garam meja
o 80 microns (µ) - Diameter rambut manusia.

Gambar 7

Gambar di atas menunjukan ukuran dari satu mikron. Satu micron


sangatlah kecil jikadibandingkan dengan diameter rambut manusia. Juga
menunjukan betapa kecil satu mikronterhadap 1/1000 inchi. Partikel yang
kecil ini bisa sangat merusak sistem jika berada di antaradua komponen yang
bergesekan.

Gambar 8

Suatu perusahaan pembuat pompa melakukan penelitian untuk mengetahui


dampak darikontaminasi pada usia pompa. Grafik menunjukan beberapa
informasi yang menarik mengenaikontaminasi. ISO code yang lebih besar,

10
akan memperpendek usia pompa. Jika oli dijaga pada18/15 atau di bawahnya,
usia komponen akan meningkat drastis.

D. Sumber Contaminant (pencemaran)

Pencemaran dapat bersumber dari beberapa proses yang terdiri dari :

1. Layout tempat perbaikan

Gambar 9

Layout tempat perawatan dan perbaikan yang tidak tepat dapat


mengakibatkan masuknya contaminant ke dalam sistem.
2. Proses pembuatan dan perakitat

Gambar 10

Proses pembuatan komponen dan perakitan merupakan salah satu sumber


masuknya contaminant kedalam sistem. Untuk mengetahui tingkat kebocoran

11
setelah proses perakitan, factory biasanya menambahkan semacam zat
pewarna pada oli atau fluida lainnya sehingaapabila unit telah dikirim ke
customer perlu dilakukan penggantian oli awal (initial oil change) yang
biasanya berkisar antara 50 hingga 250 jam tergantung dari petunjuk masing-
masing Operation & Maintenance Manual masing-masing unit.

1. Oli Baru

Gambar 11

Oli baru, tidak dapat dianggap sudah sangat bersih karena contaminant
dapat masuk selama proses produksi atau penyimpanan. Pada gambar dibawah
terlihat oli baru dengan kotoranyang menempel disekeliling drum disertai
dengan pompa tangan yang tidak dilengkapidengan filter yang dapat
menyaring contaminant yang terdapat di dalam oli. Kondisi seperti ini sangat
memudahkan masuknya contaminant kedalam sistem dan akan mempercepat
proses keausan komponen.
2. Kondisi Daerah Beroperasi

Gambar 12

12
Kondisi daerah operasi yang tidak bisa dihindari selalu berhubungan
dengan kotoran dandebu memungkinkan masuknya Contaminant kedalam
sistem. Oleh sebab itu sangat pentingdilakukan pengecekan kebocoran baik itu
oli, udara atau air.
a. Cylinder wiper seal
Terletak pada cylinder hidrolik, akan menjadi sumber contaminant
jika terdapat kebocoran
b. Reservoir vent port
Lubang pernafasan pada tangki jika tidak tertutup, contaminant akan
masuk ke dalam sistem.
c. Kualitas maintenance yang buruk
Prosedur perawatan yang salah akan menjadi sumber contaminant bagi
sistem.
3. Proses Maintenance dan Service

Gambar 13

Proses maintenance dan service yang mengabaikan faktor kebersihan dan


dilakukanditempat yang tidak sesuai dapat menimbulkan masuknya
contaminant kedalam sistem.

4. Dari dalam sistem


Contaminant dapat timbul di dalam sistem itu sendiri karena adanya
gesekan dari komponenyang bergerak saat mesin beroperasi.

13
E. DAMPAK CONTAMINANT
Akibat yang dapat ditimbulkan apabila mengabaikan proses contaminant
control adalah sebagai berikut :
Akibat yang dapat ditimbulkan apabila mengabaikan proses
contamination control adalah sebagai berikut :
1. Pendeknya umur komponen dan fluida (semakin cepatnya masa
penggantian oli).
2. Menurunkan produktivitas alat, contohnya operasi yang tidak handal
perfoma yang lambat.
3. Dapat menimbulkan kerusakan yang parah sehingga downtime dan
biaya perbaikan tinggi,contohnya erratic steering dan cylinder drift.
4. Meningkatnya biaya warranty
5. Meningkatnya redo job
6. Terjadinya problem yang berulang ulang dan meningkatkan jumlah
kerusakan .
7. Menurunkan kepercayaan costumer yang akan berdampak hilangnya
prospek penjualan.

Tidak hanya Caterpillar saja yang berhati-hati terhadap contaminant


tetapi ada banyak perusahaan yang juga peduli. Perusahaan Timken Bearing
Company pernah melakukan risetterhadap umur pakai bearing.
Dari hasil riset umur pakai dari bearing yang seharusnya 12.000 jam
menjadi 8000 jam setelah bearing dimasuki contaminant sebesar 20 – 30
mikron.

Gambar 14

14
Gambar 15

Gambar diatas menunjukkan adanya contaminant yang terjebak


diantara dua permukaan logamyang bersuaian satu dengan yang lainnya, hal
ini menyebabkan terjadinya pelipat gandaan partikel setelah proses
terperangkapnya contaminant setiap kali terjadi kontak permukaan.

F. Implementasi Contamination Control


(FACTORY, DEALER, & CUSTOMER)

Gambar 16

15
Gambar 17

Karena sumber contaminant dapat berasal dari factory, dealer dan


customer, maka semua pihak harus bertanggung jawab dalaM menciptakan
kondisi yang bersih untuk mengurangi contaminant. Penjelasan berikut ini
merupakan aturan dan tanggung jawab yang seharusnyadilakukan oleh
masing-masing pihak untuk menjamin kondisi alat dapat beroperasi
sebagaimanamestinya.
Tanggung jawab dari masing-masing pihak adalah :

1. Caterpillar
Aturan dan tanggung jawab yang harus dilakukan Caterpillar adalah :
a. Mendesain alat yang dapat terhindar dari masuknya contaminant
kedalam sistem serta mudah bagi dealer maupun customer untuk
menjaga kebersihannya seperti :
 Valve SOS sampel pada tempat yang mudah dijangkau oleh
aliran oli yang baik.
 Tersedianya Valve pembuangan fluida seperti oli dan air.
b. Membuat dan mengirim alat yang terjamin kebersihannya yang
dilakukan dengan membentuk standard an contamination control.
c. Membuat tool yang dibutuhkan untuk menjaga dan memonitor
kebersihan sistem seperti Kidney loops, Hose Plug beserta petunjuk
penggunaannya.
d. Menerbitkan dan memperbaharui petunjuk pengaturan fasilitas kerja
(Facility Layout Guide).

16
e. Menyediakan panduan tentang penyebab, akibat dan solusi dari
contamination control bagi pabrik pembuat, supplier, dealer dan
customer.
f. Menyediakan target tingkat kebersihan bagi dealer dan customer.

2. Dealer
Dealer bertanggung jawab mengimplementasikan proses
contamination control dengan cara :
a. Menciptakan budaya kebersihan melalui pendidikan tentang
penyebab, akibat dan solusi dari contamination control kepada
karyawan (part,service dan sales) dan cutomer;
b. Membangun rencana kerja dan prosedur untuk mengimplementasikan
contaminationcontrol;
c. Menjadikan teknologi particle counter sebagai bagian dari program
analisa fuel, oli dan coolant;
d. Menyediakan peralatan dan fasilitas contamination control;
e. Meningkatkan fasilitas kerja dengan mengutamakan aspek
contamination control yang dapat dicontoh oleh customer.

3. Customer
Tanggung jawab customer dalam hal contamination control adalah:
a. Menciptakan budaya kebersihan melalui pendidikan tentang
penyebab, akibat dan solusi dari Contamination control kepada
karyawan ( part, service dan operator).
b. Menciptakan suatu standar contamination control pada proses
operasional seperti :
- Penyimpanan fluida seperti oli dan fuel;
- Penyimpanan hose dan spare part lainnya;

17
- Pengambilan sampel oli dan mengikutin program SOS secara
berkala;
- Pekerjaan perawatan dan perbaikan.
c. Pengoperasian alat
Pengoperasian alat seharusnya diperhatikan sedemikian rupa dengan
memperhatikan aspek-aspek berikut ini :
- Mengikuti rekomendasi Caterpillar tentang interval
penggantian oli dan menyesuaikan jadwal penggantian oli
dengan kondisi operasi alat dan hasil analisa sampel oli;
- Mngoperasikan alat sesuai petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
d. Melakukan pemeriksaan tingkat kebersihan fluida seperti oli, setelah
melakukan perbaikan dan perawatan mesin yang mengacu kepada
standar Caterpillar.

G. PENGUKURAN CONTAMINANT
Standar Caterpillar dalam pengukuran tingkat contaminant pada suatu
sistem dilakukan dengandua metode yaitu :
1) Spectrographic analisis
Proses ini adalah proses pengukuran jumlah partikel pada sampel oli
menggunakan peralatan pada lab SOS yang dapat mengukur partikel
minimal sebesar 10-15 micron. Alat inimengidentifikasi jenis-jenis partikel
yang terkandung dalam fluida seperti metal atau logamcampuran.
2) Partikel counter
Metode ini adalah pengukuran partikel dengan menggunakan Pamas
S2 Particle Analyzer (gambar 14) sebesar 1-200 micron.

18
Gambar 18

Bagaimana cara penggunaan alat ini, dapat dibaca pada Tool


Operating Manual Using Particle Analyzer?????

Pengukuran tingkat Contaminant yang dilakukan mengacu pada


standar internasional ISO 4406dengan 28 tingkat pengkodean.

Standar kode ISO yang dipakai berupa nilai tertentu seperti 17/13,
16/13 dan lain sebagainya.Maksud dari pengkodean ini dijabarkan dengan
mengasumsikan nilai pertama pada kode denganhuruf X dan nulai kedua
dengan huruf Y sehingga nilai baku pengkodean ini adalah X/Y dimana:

- X adalah jumlah partikel yang lebih besar dari 6 micron.


- Y adalah jumlah partikel yang lebih besar dari 14 micron.

Gambar 19

Dari tabel diatas terlihat bahwa jika standar ISO code adalah 16/13
maka jumlah partikel yanglebih besar dari 6 micron berjumlah 320-640

19
partikel/mL dan jumlah partikel yang lebih besardari 14 mikron adalah 40-
80 partikel/ml.
Standar minimal jumlah partikel pada sistem yang diperbolehkan
Caterpillar adalah:
 Hydraulic System (Implement & Steering) ........................... ISO 18/15
 Vehicles With Electronic Transmission ................................ ISO 18/15
 Vehicles With Mechanical Transmission............................... ISO 21/17
 Oli yang akan diisikan ke sistem ............................................ISO 16/13

Gambar 20

Setengah sendok teh debu yang mencemari 55 gallon oli sudah


mencapai batas maksimal contaminant yang diperbolehkan untuk alat-alat
berat Caterpillar. Dari ilustrasi diatas terlihat jelas betapa pentingnya
kesadaran kita untuk menjaga supaya contaminant jangan
sampaimencemari sistem.

Pemeriksaan kebersihan oli ini dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu:

a. Memeriksa kebersihan sistem setelah melakukan perbaikan dilapangan


atau setelahmelakukan penambahan perlengkapan.
b. Memeriksa kebersihan sistem sebelum serta setelah perawatan atau
perbaikan.
c. Memeriksa kebersihan sistem pada unit sebelum dan setelah
digunakan.

20
H. PROSES PENGIMPLEMENTASIAN CONTAMINATION
CONTROL PADA FIELD SERVICE DAN WORKSHOP
Proses pengimplementasian contamination control dilakukan pada berbagai
hal sepertiketerangan berikut ini:

1. Pengelolaan fasilitas kerja (House Keeping)


Pengelolaan lingkungan kerja dilakukan dengan :
a) Menjaga daerah kerja selalu bersih dan tertata rapi sebelum, selama
proses dan setelahmelakukan pekerjaan.
b) Membersihkan lantai setiap hari.
c) Menjaga lantai tetap bebas dari kotoran, tumpahan-tumpahan oli
dan fluida lainnyadengan melakukan pembersihan secepat
mungkin.
d) Menjaga tempat penyimpanan komponen dan meja kerja dari
kotoran dan debu.
e) Hindari menggunakan lantai dalam menyimpan barang.

Gambar 21

Kondisi pengelolaan tempat kerja seperti pada gambar tersebut tidak


direkomendasikan karena komponen berserakan, serta tempat penyimpanan
sementara dan meja kerja tidak sesuai standar.

21
Gambar 22

Gambar diatas merupakan kondisi yang direkomendasikan dimana


penempatan komponen dan pengelolan ruang kerja terlihat teratur.

2. Pengisian, pemindahan dan penyimpanan oli


Proses pengisian, pemindahan dan penyimpanan oli harus mengikuti
prosedur yang teleh ditetapkan oleh sistem di tempat tersebut.

Gambar 23

3. Penggantian filter
Filter pada umumnya diganti setiap 250-500 jam (berdasarkan
rekomendasi OM&M), juga dapat diganti dengan memeriksa sampel oli
apakah perlu penggantian filter lebih dini. Filter harus dalam keadaan
terbungkus hingga pada saat pemasangan dilakukan. Caterpillar TIDAK
merekomendasikan mengisi filter baru dengan fluida pada saat pemasangan,
karena hal ini akan menyebabkan masuknya contaminant ke dalam sistem.
Gantilah seluruh elemen filter dalam keadaan kering termasuk pada fuel filter.
Pada saat penggantian filter, Caterpillar menganjurkan untuk menggunakan
high efficiency filter untuk mencegah contaminant masuk ke dalam sistem.

22
Filter ini dapat digunakan lebih dari 250 jam dibandingkan dengan
menggunakan standar filter. Periksalah filter yang sudah digunakan, dengan
memotong house dari filter tersebut untuk mengetahui kandungan partikel
dalam filter. Filter dipotong dengan menggunakan Filter Cutting Tool (4C-
5084)(gambar …)

Gambar 24

4. Penanganan dan penyimpanan komponen


Penanganan dan penyimpanan komponen harus dilakukan sebaik
mungkin untuk menjagakomponen dari Contaminant dan karat. Penanganan
yang dilakukan meliputi :

Gambar 25

a) Komponen baru harus tetap terbungkus dan tersimpan di dalam


cabinet secara teratur.

Gambar 26

23
b) Komponen yang dikembalikan ke part departement harus
terbungkus dengan rapi kembali.
c) Proses penyimpanan harus bersih, baik itu tempat penyimpanan
dan media penyimpannya.

5. Perakitan dan penyimpan hose


Proses perakitan dan penyimpanan hose harus dilakukan dengan benar
sesuai prosedur berikut ini:

Gambar 27

a. Hose yang telah dipotong dan siap dirakit harus dibersihkan dengan
menembakkan 130-6105 projectil menggunakan 130-6061 Cat hose
cleaner (Gambar 23). Hal inidimaksudkan untuk membuang debu dan
serpihan bekas pemotongan pada bagian dalam Hose. Ukuran projectil
harus sesuai dengan ukuran hose untuk menghasilkan proses pembersihan
maksimal dan pembersihan harus dilakukan minimal tiga kali.
b. Lindungi lubang hose yang belum di-assembly (bulk hose) dengan
menggunakan cap dan plug.
c. Lindungi hose yang telah di-Assembly dengan cap dan plug untuk
menghindari masuknya contaminant.

24
6. Perbaikan dan perakitan komponen
Prosedur dalam melakukan perbaikan dan perakitan komponen adalah
sebagai berikut:

Gambar 28

a. Gunakan 4C8765 absorbent pad untuk menyerap tumpahan oli, bukan


serbuk gergaji. Lakukan penggantian absorbent pad jika seluruh
permukaan telah penuh menyerap oli.
b. Pertahankan kebersihan selama proses pekerjaan berlangsung.
c. Gunakan sikat berputar untuk membersihkan cylinder liner yang telah di-
honing.
d. Tempat melakukan proses welding, disassembly dan assembly harus
terpisah satu sama lain.
e. Mesin glass bead dan gerinda tidak boleh berada di assembly area.
f. Jangan melakukan pembersihan komponen di assembly area.
g. Jaga bagian dalam fuel injection pump tetap tertutup.

7. Kepedulian terhadap proses maintenance dan operasi


Kepedulian operator dan teknisi terhadap contamination control sangat
diperlukan dalam menjalankan proses perawatan dan pengoperasian sesuai
dengan prosedur. Kepedulian tersebut dapat diwujudkan sebagai berikut:
a) Melakukan inspeksi harian sesuai dengan prosedur maintenance yang
benar.
b) Menjaga tangki hidrolik terisi penuh.
c) Melakukan perawatan valve.

25
d) Gunakan rod protect pada daerah operasi yang berbatu dan berdebu.
e) Memonitor temperature gauge untuk mengetahui kenaikan dan penurunan
suhu (panas merupakan salah satu bentuk contaminant).

8. Field service
Ruangan field service harus ditata sedemikian rupa untuk tetap
mempertahankan kebersihan ruangan sekitar dengan cara:

Gambar 29

a) Jaga komponen terbungkus hingga siap untuk dipasang, gambar diatas


menunjukkan komponen berserakan dan tidak dilindungi pembungkus dan
memudahkan contaminant masuk.
b) Stock high effisiensi filter harus tersedia di mobil field service.
c) Yakinkan oli yang bersih diisikan ke lub truck.
d) Biasakan memotong filter dan memeriksa kondisinya setelah melakukan
perawatan atau perbaikan.

9. Schedule oli sampling (SOS)


Schedule oil sampling merupakan suatu program yang dibuat
Caterpillar untuk membantu customer dalam mengetahui kerusakan alat secara
dini dengan mengambil sampel oli, coolant dan fuel guna mengurangi biaya
perbaikan dan downtime.
Hal utama yang harus diperhatikan selama melakukan pengambilan
sampel oli adalah:
a) Melakukan pengambilan oli yang representative untuk memudahkan
proses pemeriksaan material yang terdapat pada sistem akibat keausan dan
material asing yang masuk kedalam sistem.

26
b) Melakukan pengambilan sampel tepat waktu dan secara berkala sangat
penting untuk mengetahui problem secara dini dan mempertimbangkan
waktu yang optimal untuk melakukan perbaikan.
c) Menjaga masuknya contaminant selama proses pengambilan sampel.

Metode pengambilan sampel terdiri dari:


a. Metode sampling valve
Metode sampling valve merupakan metode pengambilan sampel oli
dari sampling valve yang dipasang pada sistem yang bertekanan. Prosedur
pengambilan sampel oli menggunakan metode ini adalah:
 Menggunakan sampling bottle (169-8373), sampling probe & tubing (177-
9343) dan probe holder (162-8873).
 Selalu lakukan pengambilan sampel mulai dari sistem yang paling bersih
terlebih dahulu seperti hidrolik, transmisi dan engine serta lakukan
pengambilan sampel sewaktu oli masih panas.
 Jangan menggunakan sampling probe yang sama untuk setiap jenis oli dan
tubing harus selalu baru untuk masing-masing pengambilan.
 Isi label botol SOS dengan lengkap sebelum memulai pengambilan
sampel.

Gambar 30

 Operasikan alat selama lima belas menit sehinga oli mengalir kesemua
tempat pada sistem dan turunkan RPM engine ke low idle, buka dust cup
sampling valve dan bersihkan sekelilingnya. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan sampel yang betul-betul mewakili kondisi sebenarnya.

27
 Tekan probe ke sampling valve dan tampung sekitar 100 ml oli ke tempat
oli bekas seperti gambar diatas, Apabila oli tidak keluar pada kondisi low
idle maka dibutuhkan orang lain untuk menaikkan sedikit putaran engine
hingga oli keluar. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan oli betul-betul
terbebas dari contaminant yang mengendap pada valve dan mendapatkan
sampel yang representative.
 Tekan probe ke sampling valve dan isikan oli kedalam sampling bottle
sebanyak kurang lebih ½ botol untuk pembilasan.
 Tekan kembali probe pada sampling valve dan isi botol hingga tiga
perempat bagian, jangan sampai penuh dan jangan biarkan masuknya debu
atau kotoran ke dalam botol atau tutupnya.
 Lepas tubing dan pasang tutup botol, kemudian pasang label yang sudah
disiapkan sebelumnya.

b. Metode pengambilan sampel menggunakan vacuum extraction


Prosedur pengambilan sampel menggunakan metode ini adalah :
 Pengambilan sampel dengan menggunakan sebuah Vacuum Pump
(1U5718) dan tubing (4C-4056). Direkomendasikan untuk menggunakan
Tube Cutter (1U7648), yang dapat dipergunakan untuk melakukan
pemotongan tube dengan sebelah tangan.
 Gunakan metode ini pada sistem yang tidak dilengkapi sampling valve.
 Gunakan tubing baru setiap melakukan pengambilan sampel guna
mencegah contaminant.
 Gunakan vacuum pump tersendiri untuk masing-masing sistem.
 Isi label terlebih dahulu sebelum mengambil sampel.

28
Gambar 31

 Operasikan alat selama lima belas menit lalu matikan dan potong selang
sepanjang minimal setengah kedalaman oli pada dipstick.
 Masukkan selang pada kepala vacuum pump dan kencangkan retaining
nut. Jarak ujung selang dari base vacuum pump sepanjang empat
sentimeter.

Gambar 32

 Masukkan selang pada pipa dipstick dan pasang botol sampel.

Gambar 33

29
 Tarik handle vacuum pump untuk menghasilkan kevakuman, tahan handle
dan jangan diputar karena oli dapat masuk kedalam ruangan pompa dan
memungkinkan contaminant masuk. Jika oli masuk kedalam ruang pompa,
maka pompa harus dibersihkan sebelum melakukan pengambilan sampel
selanjutnya. Isi botol hingga tiga perempat.
 Lepas selang dan pasang tutup botol beserta label yang telah disiapkan
sebelumnya.

Pemasangan Sampling Valve


Apabila pada alat tidak terdapat sampling valve dapat dilakukan
pemasangan dengan petunjuk sebagai berikut :
a) Pasang sampling valve di setiap sistem yang bertekanan pada posisi yang
mudah dijangkau dan aman.
b) Idealnya pasang sampling valve pada tempat yang dapat dijangkau dari
permukaan tanah atau pada tempat pijakan diluar rangka utama alat.
c) Setiap sampling valve hanya boleh dipasang pada daerah yang bertekanan
50-500 psi dan idealnya pada tempat yang bertekanan 50- 150 psi.
d) Pemasangan sampling valve harus pada tempat dimana oli mengalir bukan
ditempat yang buntu atau di ujung saluran karena pada daerah ini biasanya
terdapat endapan kotoran.
e) Idealnya sampling valve ditempatkan sebelum filter dan setelah pompa
yang biasanya pada filter base.

30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

31
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan.Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapatdipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasanmakalah dalam
kesimpulan di atas.

32
DAFTAR PUSTAKA

33

Anda mungkin juga menyukai