MAKALAH
DISUSUN OLEH :
Muhammad Ariyadi
2221413006
POLITEKNIK BATULICIN
SEPTEMBER 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Contamination Control.”
Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Sandi
Kurniawan, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah She Dan Contamination Control
yang telah membimbing dan mengarahkan saya untuk menulis dan menyelesaikan
makalah ini.
Muhammad Ariyadi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................... 31
B. Saran.................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian kontaminasi menjadi semakin penting di kawasan
industri dimana kebutuhan akan kebersihan dan higienitas dalam produksi
semakin meningkat. Yang terpenting, pengendalian kontaminasi dicirikan oleh
pandangan holistic, yaitu memiliki gambaran total dari keseluruhan sistem
produksi, sementara pada saat yang sama mempertimbangkan semua proses
kecil yang terlibat dalam pembuatan sistem yang lebih besar.
Dalam praktiknya, ini berarti bahwa personel yang bekerja dibidang ini
harus menyadari saling ketergantungan dari proses komponen dan pengaruhnya
terhadap hasil proses produksi secara keseluruhan. Akan tetapi, tujuan
keseluruhan dari pengendalian kontaminasi ini ialah untuk mencegah berbagai
jenis kontaminan, terutama yang bersifat kritis, dari kerusakan produk, proses
produksi dan juga manusia atau yang produsen itu sendiri.
Namun ketika berbicara tentang pengendalian kontaminasi, orang-orang
umumnya malah lebih cenderung berfokus pada bagian teknologi yang
berkaitan dengan pendekatan ilmiah dan/atau industri terkini.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
2
C. Tujuan
1.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
semuanya ingin seefisien mungkin, maka pengendalian polusi merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi kerja.
5
pencemaran anorganik, seringkali dalam bentuk partikel yang sangat
kecil,seperti :
Gambar 1
1) Industri mikroelektronik;
2) Pembuatan semikonduktor;
3) Industri yang melakukan pekerjaan mikromekanis yang sensitive;
4) Industri optic.
Dan adapula cabang industry yang sebagian besar di pengaruhi oleh bahan
asal organik, terutama mikroorganisme yang hidup dan tidak hidup bersama
dengan bahan organic lainnya, adalah sebagai berikut :
Gambar 2
1) Industri bioteknologi;
2) Industri farmasi;
3) Industri yang memperoduksidan mengemas implan medis dan alat
kesehatan;
4) Industri makanan dan minuman;
5) Rumah sakit dan lembaga perawatan kesehatan lainnya.
6
Sedangkan dari sisi pengendalian yang benar-benar dapat mengatasi
biasanya ialah dari bidang produksi yang telah menggunakan sistem ini
contohnya iyalah produk filter dan filterasi, yang merupakan salah satu unit
operasi yang paling sering digunakan dalam pengendalian kontaminasi.
Teknologi filterasi telah digunakan secara rutin selama bertahun-tahun untuk
menghasilkan produk makanan yang bening dan bebas partikel.
Tidak hanya dari bidang tersebut, akan tetapi sebenarnya sistem control
kontaminasi ini hampir mencakup semua elemen yang di peruntukkan untuk
melindungi produk, peralatan proses, dan personel agar tidak terpengaruh
secara negative oleh kontaminan atau polusi yang mengancam kualitas barang
dan kesehatan mereka.
Produk lain ialah penggunaan kamar bersih saat ini dimasukkan sebagai
bagian modern dari pengendalian kontaminasi. Ruang bersih pertama di
bangun dan digunakan di lingkungan rumah sakit lebih dari 100 tahun yang
lalu, tetapi pengembangan dan peningkatannya telah meningkat pesat selama
beberapa dekade terakhir dan terutama selama perang dunia kedua.
Gambar 3
C. Jenis-jenis kontaminan
7
Gambar 4
8
Jenis kontaminan berdasarkan ukurannya :
Gambar 5
Gambar 6
9
o 100 microns (µ) - Sebutir garam meja
o 80 microns (µ) - Diameter rambut manusia.
Gambar 7
Gambar 8
10
akan memperpendek usia pompa. Jika oli dijaga pada18/15 atau di bawahnya,
usia komponen akan meningkat drastis.
Gambar 9
Gambar 10
11
setelah proses perakitan, factory biasanya menambahkan semacam zat
pewarna pada oli atau fluida lainnya sehingaapabila unit telah dikirim ke
customer perlu dilakukan penggantian oli awal (initial oil change) yang
biasanya berkisar antara 50 hingga 250 jam tergantung dari petunjuk masing-
masing Operation & Maintenance Manual masing-masing unit.
1. Oli Baru
Gambar 11
Oli baru, tidak dapat dianggap sudah sangat bersih karena contaminant
dapat masuk selama proses produksi atau penyimpanan. Pada gambar dibawah
terlihat oli baru dengan kotoranyang menempel disekeliling drum disertai
dengan pompa tangan yang tidak dilengkapidengan filter yang dapat
menyaring contaminant yang terdapat di dalam oli. Kondisi seperti ini sangat
memudahkan masuknya contaminant kedalam sistem dan akan mempercepat
proses keausan komponen.
2. Kondisi Daerah Beroperasi
Gambar 12
12
Kondisi daerah operasi yang tidak bisa dihindari selalu berhubungan
dengan kotoran dandebu memungkinkan masuknya Contaminant kedalam
sistem. Oleh sebab itu sangat pentingdilakukan pengecekan kebocoran baik itu
oli, udara atau air.
a. Cylinder wiper seal
Terletak pada cylinder hidrolik, akan menjadi sumber contaminant
jika terdapat kebocoran
b. Reservoir vent port
Lubang pernafasan pada tangki jika tidak tertutup, contaminant akan
masuk ke dalam sistem.
c. Kualitas maintenance yang buruk
Prosedur perawatan yang salah akan menjadi sumber contaminant bagi
sistem.
3. Proses Maintenance dan Service
Gambar 13
13
E. DAMPAK CONTAMINANT
Akibat yang dapat ditimbulkan apabila mengabaikan proses contaminant
control adalah sebagai berikut :
Akibat yang dapat ditimbulkan apabila mengabaikan proses
contamination control adalah sebagai berikut :
1. Pendeknya umur komponen dan fluida (semakin cepatnya masa
penggantian oli).
2. Menurunkan produktivitas alat, contohnya operasi yang tidak handal
perfoma yang lambat.
3. Dapat menimbulkan kerusakan yang parah sehingga downtime dan
biaya perbaikan tinggi,contohnya erratic steering dan cylinder drift.
4. Meningkatnya biaya warranty
5. Meningkatnya redo job
6. Terjadinya problem yang berulang ulang dan meningkatkan jumlah
kerusakan .
7. Menurunkan kepercayaan costumer yang akan berdampak hilangnya
prospek penjualan.
Gambar 14
14
Gambar 15
Gambar 16
15
Gambar 17
1. Caterpillar
Aturan dan tanggung jawab yang harus dilakukan Caterpillar adalah :
a. Mendesain alat yang dapat terhindar dari masuknya contaminant
kedalam sistem serta mudah bagi dealer maupun customer untuk
menjaga kebersihannya seperti :
Valve SOS sampel pada tempat yang mudah dijangkau oleh
aliran oli yang baik.
Tersedianya Valve pembuangan fluida seperti oli dan air.
b. Membuat dan mengirim alat yang terjamin kebersihannya yang
dilakukan dengan membentuk standard an contamination control.
c. Membuat tool yang dibutuhkan untuk menjaga dan memonitor
kebersihan sistem seperti Kidney loops, Hose Plug beserta petunjuk
penggunaannya.
d. Menerbitkan dan memperbaharui petunjuk pengaturan fasilitas kerja
(Facility Layout Guide).
16
e. Menyediakan panduan tentang penyebab, akibat dan solusi dari
contamination control bagi pabrik pembuat, supplier, dealer dan
customer.
f. Menyediakan target tingkat kebersihan bagi dealer dan customer.
2. Dealer
Dealer bertanggung jawab mengimplementasikan proses
contamination control dengan cara :
a. Menciptakan budaya kebersihan melalui pendidikan tentang
penyebab, akibat dan solusi dari contamination control kepada
karyawan (part,service dan sales) dan cutomer;
b. Membangun rencana kerja dan prosedur untuk mengimplementasikan
contaminationcontrol;
c. Menjadikan teknologi particle counter sebagai bagian dari program
analisa fuel, oli dan coolant;
d. Menyediakan peralatan dan fasilitas contamination control;
e. Meningkatkan fasilitas kerja dengan mengutamakan aspek
contamination control yang dapat dicontoh oleh customer.
3. Customer
Tanggung jawab customer dalam hal contamination control adalah:
a. Menciptakan budaya kebersihan melalui pendidikan tentang
penyebab, akibat dan solusi dari Contamination control kepada
karyawan ( part, service dan operator).
b. Menciptakan suatu standar contamination control pada proses
operasional seperti :
- Penyimpanan fluida seperti oli dan fuel;
- Penyimpanan hose dan spare part lainnya;
17
- Pengambilan sampel oli dan mengikutin program SOS secara
berkala;
- Pekerjaan perawatan dan perbaikan.
c. Pengoperasian alat
Pengoperasian alat seharusnya diperhatikan sedemikian rupa dengan
memperhatikan aspek-aspek berikut ini :
- Mengikuti rekomendasi Caterpillar tentang interval
penggantian oli dan menyesuaikan jadwal penggantian oli
dengan kondisi operasi alat dan hasil analisa sampel oli;
- Mngoperasikan alat sesuai petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
d. Melakukan pemeriksaan tingkat kebersihan fluida seperti oli, setelah
melakukan perbaikan dan perawatan mesin yang mengacu kepada
standar Caterpillar.
G. PENGUKURAN CONTAMINANT
Standar Caterpillar dalam pengukuran tingkat contaminant pada suatu
sistem dilakukan dengandua metode yaitu :
1) Spectrographic analisis
Proses ini adalah proses pengukuran jumlah partikel pada sampel oli
menggunakan peralatan pada lab SOS yang dapat mengukur partikel
minimal sebesar 10-15 micron. Alat inimengidentifikasi jenis-jenis partikel
yang terkandung dalam fluida seperti metal atau logamcampuran.
2) Partikel counter
Metode ini adalah pengukuran partikel dengan menggunakan Pamas
S2 Particle Analyzer (gambar 14) sebesar 1-200 micron.
18
Gambar 18
Standar kode ISO yang dipakai berupa nilai tertentu seperti 17/13,
16/13 dan lain sebagainya.Maksud dari pengkodean ini dijabarkan dengan
mengasumsikan nilai pertama pada kode denganhuruf X dan nulai kedua
dengan huruf Y sehingga nilai baku pengkodean ini adalah X/Y dimana:
Gambar 19
Dari tabel diatas terlihat bahwa jika standar ISO code adalah 16/13
maka jumlah partikel yanglebih besar dari 6 micron berjumlah 320-640
19
partikel/mL dan jumlah partikel yang lebih besardari 14 mikron adalah 40-
80 partikel/ml.
Standar minimal jumlah partikel pada sistem yang diperbolehkan
Caterpillar adalah:
Hydraulic System (Implement & Steering) ........................... ISO 18/15
Vehicles With Electronic Transmission ................................ ISO 18/15
Vehicles With Mechanical Transmission............................... ISO 21/17
Oli yang akan diisikan ke sistem ............................................ISO 16/13
Gambar 20
20
H. PROSES PENGIMPLEMENTASIAN CONTAMINATION
CONTROL PADA FIELD SERVICE DAN WORKSHOP
Proses pengimplementasian contamination control dilakukan pada berbagai
hal sepertiketerangan berikut ini:
Gambar 21
21
Gambar 22
Gambar 23
3. Penggantian filter
Filter pada umumnya diganti setiap 250-500 jam (berdasarkan
rekomendasi OM&M), juga dapat diganti dengan memeriksa sampel oli
apakah perlu penggantian filter lebih dini. Filter harus dalam keadaan
terbungkus hingga pada saat pemasangan dilakukan. Caterpillar TIDAK
merekomendasikan mengisi filter baru dengan fluida pada saat pemasangan,
karena hal ini akan menyebabkan masuknya contaminant ke dalam sistem.
Gantilah seluruh elemen filter dalam keadaan kering termasuk pada fuel filter.
Pada saat penggantian filter, Caterpillar menganjurkan untuk menggunakan
high efficiency filter untuk mencegah contaminant masuk ke dalam sistem.
22
Filter ini dapat digunakan lebih dari 250 jam dibandingkan dengan
menggunakan standar filter. Periksalah filter yang sudah digunakan, dengan
memotong house dari filter tersebut untuk mengetahui kandungan partikel
dalam filter. Filter dipotong dengan menggunakan Filter Cutting Tool (4C-
5084)(gambar …)
Gambar 24
Gambar 25
Gambar 26
23
b) Komponen yang dikembalikan ke part departement harus
terbungkus dengan rapi kembali.
c) Proses penyimpanan harus bersih, baik itu tempat penyimpanan
dan media penyimpannya.
Gambar 27
a. Hose yang telah dipotong dan siap dirakit harus dibersihkan dengan
menembakkan 130-6105 projectil menggunakan 130-6061 Cat hose
cleaner (Gambar 23). Hal inidimaksudkan untuk membuang debu dan
serpihan bekas pemotongan pada bagian dalam Hose. Ukuran projectil
harus sesuai dengan ukuran hose untuk menghasilkan proses pembersihan
maksimal dan pembersihan harus dilakukan minimal tiga kali.
b. Lindungi lubang hose yang belum di-assembly (bulk hose) dengan
menggunakan cap dan plug.
c. Lindungi hose yang telah di-Assembly dengan cap dan plug untuk
menghindari masuknya contaminant.
24
6. Perbaikan dan perakitan komponen
Prosedur dalam melakukan perbaikan dan perakitan komponen adalah
sebagai berikut:
Gambar 28
25
d) Gunakan rod protect pada daerah operasi yang berbatu dan berdebu.
e) Memonitor temperature gauge untuk mengetahui kenaikan dan penurunan
suhu (panas merupakan salah satu bentuk contaminant).
8. Field service
Ruangan field service harus ditata sedemikian rupa untuk tetap
mempertahankan kebersihan ruangan sekitar dengan cara:
Gambar 29
26
b) Melakukan pengambilan sampel tepat waktu dan secara berkala sangat
penting untuk mengetahui problem secara dini dan mempertimbangkan
waktu yang optimal untuk melakukan perbaikan.
c) Menjaga masuknya contaminant selama proses pengambilan sampel.
Gambar 30
Operasikan alat selama lima belas menit sehinga oli mengalir kesemua
tempat pada sistem dan turunkan RPM engine ke low idle, buka dust cup
sampling valve dan bersihkan sekelilingnya. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan sampel yang betul-betul mewakili kondisi sebenarnya.
27
Tekan probe ke sampling valve dan tampung sekitar 100 ml oli ke tempat
oli bekas seperti gambar diatas, Apabila oli tidak keluar pada kondisi low
idle maka dibutuhkan orang lain untuk menaikkan sedikit putaran engine
hingga oli keluar. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan oli betul-betul
terbebas dari contaminant yang mengendap pada valve dan mendapatkan
sampel yang representative.
Tekan probe ke sampling valve dan isikan oli kedalam sampling bottle
sebanyak kurang lebih ½ botol untuk pembilasan.
Tekan kembali probe pada sampling valve dan isi botol hingga tiga
perempat bagian, jangan sampai penuh dan jangan biarkan masuknya debu
atau kotoran ke dalam botol atau tutupnya.
Lepas tubing dan pasang tutup botol, kemudian pasang label yang sudah
disiapkan sebelumnya.
28
Gambar 31
Operasikan alat selama lima belas menit lalu matikan dan potong selang
sepanjang minimal setengah kedalaman oli pada dipstick.
Masukkan selang pada kepala vacuum pump dan kencangkan retaining
nut. Jarak ujung selang dari base vacuum pump sepanjang empat
sentimeter.
Gambar 32
Gambar 33
29
Tarik handle vacuum pump untuk menghasilkan kevakuman, tahan handle
dan jangan diputar karena oli dapat masuk kedalam ruangan pompa dan
memungkinkan contaminant masuk. Jika oli masuk kedalam ruang pompa,
maka pompa harus dibersihkan sebelum melakukan pengambilan sampel
selanjutnya. Isi botol hingga tiga perempat.
Lepas selang dan pasang tutup botol beserta label yang telah disiapkan
sebelumnya.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
31
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan.Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapatdipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasanmakalah dalam
kesimpulan di atas.
32
DAFTAR PUSTAKA
33