FALETEHAN
Dosen pengampu : Wibowo Danu Nugroho, S.Tr.Kes., M.KM
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
“Pencahayaan pada Pekerja di Lingkungan Kampus” ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Laporan Praktikum ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Laporan yang kami buat ini. Harapan kami semoga laporan ini bisa
membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini agar kedepannya dapat lebih baik lagi. Akhir
kata, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penulisan dan penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................................3
A. Pengertian Kebisingan.................................................................................................4
B. Jenis-jenis Kebisingan.................................................................................................4
C. Nilai Ambang Batas Kebisingan.................................................................................6
D. Dampak Paparan Kebisingan......................................................................................7
E. Jenis Alat Ukur Kebisingan.........................................................................................8
F. Alat Pelindung Kebisingan..........................................................................................9
G. Faktor Pemilihan alat pelindung..................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................................12
BAB V PENUTUP................................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Temuan Gyamfi et al. (2016) pada pekerja tambang di wilayah ashanti-
ghana memberikan bukti empiris mengenai tingkat kerusakan yang di timbulkan
pada pekerja tambang akibat paparan kebisingan berlebihan. Dimana semua
mesin yang digunakan pada tambang ternayata menghasilkan suara yang
melampaui ambang batas minimum dengan kadar mulai dari 85,5 dBA hingga
102,7 dBA.
Gangguan pendengaran pada contoh pekerja tambang biasanya disebabkan
oleh paparan berulang atau berkepanjangan terhadap tingkat kebisingan. Sumber
emisi kebisigan di lingkungan kerja pertambangan meliputi kompresor, mesin
pengeboran, palu atau peralatan mekanis lainnya yang digunakan ditambang.
Olehnya sedapat mungkin, kasus akibat kebisingan dari sumber kebisingan yang
telah diketahui dari sumber kebisingan yang telah diketahui harus di redam
dengan bahan kedap suara yang efektif sehingga mengurangi emisi kebisingan
dapat ditolerir.
2
1.4. Manfaat
A. Manfaat bagi Mahasiswa
B. Manfaat bagi mahasiswa dapat mengerti dan memahami kebisingan, cara
penggunaan alat dan cara mengukur kebisingan di kampus. Dan dapat
membandingkan kebisingan dengan Standar ketentuan NAB yang diacu.
C. Manfaat bagi institusi
D. Manfaat bagi institusi diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi
dengan adanya able hasil pengukuran kebisingan yang ada di atas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian kebisingan
Kebisingan, terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin
dapat di kendalikan antara lain, dengan menempatkan peredam pada sumber
getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi
dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB.
B. Jenis Kebisingan
Jenis- jenis kebisingan dibagi kedalam beberapa kategori, yaitu kebisingan
kontinu,kebisingan kontinu dengan ablev sempit, kebisingan impulsive,
4
kebisingan nada tunggal,kebisingan frekuensi rendah, dan kebisingan fluktuatif.
Berikut adalah penjelasan dari masing masing jenis kebisingan:
1. Kebisingan ablev
Kebisingan ablev adalah kebisingan yang terjadi secara terus menerus
dengan level ablev yang konstan dengan lama waktu pemaparan selama 8
jam kerja per-hari atau 40 jam per-minggu. Kebisingan ablev dengan
spekrtum frekuensi luas ( steady state norrow band noise ) misalnya
mesin mesin, kipas able, dapur pijar. Kebisingan ablev dengan ablev
frekuensi sempit ( steady state norrow band noise ) misalnya adalah
gergaji sirkuler dan katup gas.
2. Kebisingan Intermittent
Kebisingan intermittent adalah kebisingan yang terjadi secara terputus-
putus dalam selam waktu tertentu. Contohnya adalah lalu lintas dan suara
kapal terbang di lapangan udara.
3. Kebisingan Impulsif
Kebisingan ableve merupakan kebisingan yang sifatnya kejutan. Bising
jenis ini diakibatkan oleh sumber suara tumbukan atau ledakan seperti
pile drive, punch press, mesin tempa ataupun suara tembakan senapan.
Suara sangat jelas terdengar dimana efek Ketika suara tersebut mulai
berbunyi menyebabkan gangguan yang sangat nyata. Kriteria yang
menyebabkan suatu kebisingan dapat dimasukan dalam kriteria bising
impulsive diukur dalam selang waktu tertentu yang terdapat pada sumber
bising impulsive. Kebisingan impulsive juga dapat terjadi secara
berulang.
4. Kebisingan nada tunggal
Bising nada tunggal merupakan bising yang dominan pada sebuah
frekuensi. Contoh sumber bising nada tunggal seperti bising dari motor
pada mesin, gearbox, fan pompa. Mesin yang sedang beroperasi kerap
kali menimbulkan gesekan dan tumbukan antar permukaannya.
Tumbukan yang berulang abl terdengar sebagai bising nada tunggal
akibat transmisi oleh udara dari permukaan yang terkena tumbukan. Jarak
5
antar alat ukur dengan sumber bising adalah sama dengan jarak antara
sumber bising dengan pekerja yang bertugas pada sumber bising tersebut
5. Kebisingan Frekuensi Rendah
Energi akustik untuk bising frekuensi rendah dominan pada rentang
frekuensi 8-100Hz. Bising tipe ini terdapat pada mesin-mesin diesel
besar,kereta api, maupun power plants. Bising jenis frekuensi rendag
masih terdengar untuk jarak yang cukup jauh dan lebih mengganggu
secara psiokologis.
6. Kebisingan fluktuatif
Bising ini terjadi Ketika sebuah kendaraan atau pesawat terbang berlalu,
dimana tingkat kebisingan naik dan turun secara cepat. Salah satu kriteria
yang penting dalam mengategorikan sebuah bising dalam fluktuatif
adalah fluktuasi dari sound pressure level bising tersebut lebih dari
sampai 10 dB, dalam sebuah jangka waktu tertentu.
6
D. Dampak Paparan Kebisingan
Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki. Bising
menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja seperti gangguan
fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian atau ada
yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan pendengaran, misalnya
gangguan terhadap pendengaran dan gangguan pendengaran seperti komunikasi
terganggu, ancaman bahaya keselamatan, menurunnya performa kerja, kelelahan
7
dan stres. Suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih-lebih
dalam melaksanakan suatu pekerjaan, karena konsentrasi pekerja akan dapat
terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang
dilakukkan akan banyak timbul kesalahan ataupun kerusakan sehingga akan
menimbulkan kerugian Anizar (2009) dalam Ramdan (2013).
Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan
kerusakan pada indra pendengaran sampai pada ketulian. Dari hasil penelitian
diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang
mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah di atas 85 dB (Permenaker No 5
Tahun 2018). oleh sebab itu, para karyawan yang bekerja di pabrik dengan
intensitas bunyi mesin di atas 85 dB, harus di lengkapi dengan alat pelindung
(penyumbat) telinga guna mencegah gangguan pendengaran.
Kebisingan, terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin
dapat di kendalikan antara lain, dengan menempatkan peredam pada sumber
getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi
dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB.
8
3. Cocok dengan alat pelindung diri lainnya misalnya helm dan kacamata
4. Masih bisa berkomunikasi ketika digunakan, karena jika berlebihan dapat
menimbulkan bahaya lainnya misalnya tidak dapat mendengar isyarat
atau sirene tanda bahaya.
9
BAB III
HASIL
10
C. Hasil Pengukuran
Pengukuran tingkat kebisingan dikampus dilakukan pada :
1. Tempat Pembangunan kampus
Hasil Pengukuran kebisingan di tempat pembangunan yaitu sebesar Max :
80,9 dB Min 73,7 dB
2. Graha Kampus Universitas
Hasil oengukuran kebisingan di Graha Universitas sebesar Max : 78,3 dB Min
64,4 dB
3. Ruang Rektorat
Hasil Pengukuran Kebisingan di Ruang Rektorat sebesar Max : 57,2 dB dan
Min 50,6 dB
11
BAB IV
PEMBAHASAN
12
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pengukuran dan perbandingan dengan stadar ketentuan
Permenaker No 5 Tahun 2018 seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa tingkat
kebisingan di Lingkungan Kerja Kampus Universitas Faletehan dari 3 Tempat
yaitu ; Pembangunan, Graha, dan Ruang Rektorat sangat rendah dan masih
dibawah 85 dB sehingga ketiga tempat kerja tersebut masih sangat aman untuk
pekerja maupun mahasiwa/mahasiswi sehingga tidak mengganggu pendengaran
dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
3.2 Saran
Diharapkan Pada pekerja bangunan atau tukang mungkin saat pengukuran
kebisingan tidak melebihin NAB namun pada saat menggunakan alat lain seperti
BOR, pemotong besi , gergaji kayu dengan suara tinggi akan menimbulkan suara
yang lebih dari 85 dB , sehingga diharapkan untuk memperingatkan kepada para
petukang untuk menggunakan alat pelindung sepetri ear plug (penyumbat
telinga) dan mempertimbangkan resiko kelas yang dekat dengan sumber
kebisingan untuk lebih kedap suara dari luar yang dapat menimbulkan
tergangunya pembelajaran/perkuliahan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cecep Dani Sucipto (2014). Keselamatan dan Kesehatan kerja. YogyakartaD Pustaka
baru
Notoatdmodjo, Soekidjo (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta Rineka
cipta
14