Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN

“BISING DAN RADIASI”

DISUSUN OLEH :

HAIRUL RACHMAN S NIM P032211009

AINI SYAHRUNNISA NIM P032211010

MAGISTER PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah ta ‘ala, yang hanya Allah semata Ilah
yang berhak disembah, atas berkah, nikmat iman dan Islam serta rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan. Makalah ini membahas tentang Bising dan
Radiasi serta Pengelolaan dampak dan Teknologinya yang memiliki banyak manfaat untuk
diketahui, walaupun hal tersebut merupakan hal yang mendasar dalam kehidupan. Dalam
menyelesaikan makalah ini terdapat banyak hambatan dan rintangan yang kami lalui, tetapi
hal tersebut dapat diatasi karena atas ridho Allah Subhanahu wata’ala dan adanya bantuan
dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.

Makassar, September 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Fakta Masalah.........................................................................................................4
B. Pertanyaan Masalah................................................................................................7
C. Tujuan.....................................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

A. Tabel Rekap Hasil Penelitian Bising dan Radiasi..................................................8


B. Pembahasan Hasil Penelitian terhadap Bising dan Radiasi ……..........................10
C. Solusi.....................................................................................................................16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................................18
B. Saran .....................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Fakta Masalah
Bising adalah suara tidak dinginkan atau suara di tempat yang salah pada waktu yang
salah yang memberikan efek merugikan manusia dan lingkungannya termasuk tanah,
bangunan dan hewan domestik.
Faktor penentu dampak bising ialah :
1. Jarak sumber bising
2. Barrier alami atau buatan
3. Kondisi cuaca (absorb, reflect or focus sound)
4. Skala dan intensitas tahap utama pembangunan
Jenis Emisi Bising ialah :
1. Bising impuls (durasi pendek, densitas tinggi)
2. Bising continous (lama, intensitas rendah
Efek bising terhadap kesehatan dibedakan dalam beberapa zona yaitu :
Zona A = tempat penelitian, RS
Zona B = perumahan, pendidikan, rekreasi
Zona C = kantor, toko, pasar, perdagangan
Zona D = industri, pabrik, stasiun, terminal bis

Gambar 1. Syarat Bising


Gambar 2. Batasan syarat bising di lingkungan kerja
Tahapan Penilaian Pengaruh Bising dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
Tahap 1: Identifikasi pengaruh bising
Tahap 2: Deskripsi kondisi bising
Tahap 3: Standar bising/pedoman penilaian
Tahap 4: Prediksi pengaruh bising
Tahap 5: Penilaian signifikansi pengaruh bising
Tahap 6: Identifikasi & inkorporasi tindakan mitigasi
Tindakan Mitigasi Bising ialah :
1. Cuaca sebagai keputusan faktor
2. Titik tembak di dekat penghalang alami
3. Konstruksi penghalang
4. Ubah waktu sumber penghasil kebisingan
5. Teknologi sebagai kontrol emisi kebisingan
6. Ukuran redaman kebisingan
7. Fitur desain untuk mengurangi kebisingan
8. Membuat program manajemen kebisingan yang komprehensif
Radiasi ionizing merupakan radiasi elektromagnetik yang punya cukup energi
untuk memecah ikatan kimia proses non termal dan secara Umum radiasi
elektromagnetik atau radiasi partikel menghasilkan ion, baik langsung atau tdk
langsung
Radaisi Elektromagnetik terdiri dari :
1. Proses non termal : sinar X, foton gamma
2. Mesin sinar X
3. Partikel sub atomik kecepatan tinggi: elektron/ partikel beta, alfa, proton, nuklei
helium, neutron
4. Radioaktif nuklir: emisi alfa, beta, gamma
5. Proses fission dan fusion nuklir
6. Dari luar angkasa
Non Ionizing Radiasi disebut gelombang elektromagnetik yang merupakan radiasi
elektromagnetik yang tidak cukup energi pecah ikatan kimia proses non termal.
Controh radiasi non ionizing adalah transmisi radio, TV, mikrowave, radar, sinar
ultra merah, ultra ungu, sinar laser.
Kategori paparan radiasi :
1. Radiasi alami: sumber eksternal (radiasi kosmik, radiasi gamma) dan timbunan
radionuclida di dalam tubuh
2. Radiasi lingkungan: percobaan nuklir, limbah nuklir, alat elektronik (TV, alat
listrik tegangan tinggi)
Efek paparan :
1. Irradiasi di tempat kerja bersifat kronis (dosis kecil mingguan)
2. Sifat akut yaitu kecelakaan dengan dosis besar
3. Efek somatik paparan akut : Nampak dini (mual/muntah) sinar X 75-125 rads
dan Efek lanjut (efek dini berlanjut): menyebabkan rambut rontok
B. Pertanyaan Masalah
1. Dampak apa yang disebabkan oleh lingkungan bising terhadap Kesehatan?
2. Dampak apa yang disebabkan oleh radiasi terhadap Kesehatan?
2. Teknologi apa yang dapat dilakukan untuk mengendalikan Bising?
3. Teknologi apa yang dapat dilakukan untuk mengendalikan Radiasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak Kesehatan akibat bising
2. Untuk mengetahui dampak Kesehatan akibat radiasi
3. Untuk mengetahui teknologi pengendalian terhadap bising
4. Untuk mengetahui teknologi pengendalian terhadap radiasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tabel Rekap Hasil Penelitian Bising dan Radiasi


No Dampak Kesehatan akibat Bising Teknologi Pengendalian Bising dan
dan Radiasi Radiasi
Bising
1 Gangguan Tuli Sensorineural Akibat Mitigasi dampak kebisingan bandara
Paparan Bising Kereta Api Pada terhadap kehidupan pemukiman
Penduduk Di Sekitar Perlintasan Rel sekitar bandara SSK II Pekanbaru
Turirejo Lawang Secara keseluruhan tingkat kebisingan
Gangguan tuli sensorineural lebih tertinggi di kawasan pemukiman sekitar
banyak dialami oleh penduduk pada Bandara Sultan Syarif Kasim II berada di
kelompok 3-7 m dibandingkan pada area landasan pacu utara yaitu pada titik 2
kelompok 8-25 m. Penduduk yang (Jl. Rawa Indah II) yakni rata-rata sebesar
tinggal minimal 15 tahun pada jarak 3-7 77,80 dB(A). Sedangkan tingkat
m lebih banyak mengalami gangguan kebisingan terendah berada pada titik 4
pendengaran. Salah satu penyebab (Jl. Kayu manis) yaitu rata-rata 72,05
gangguan pendengaran karena dB(A). Tingginya tingkat kebisingan di
mendapat paparan bising yang tinggi area perumahan ini disebabkan oleh
dan dalam waktu yang lama dan akan tingginya frekwensi aktivitas
merusak sel rambut pada koklea penerbangan yang terjadi baik pada saat
sehingga menyebabkkan penurunan take off maupun landing. Setelah
pendengaran. Bila paparan bising dilakukan pemetaan, dapat dilihat bahwa
berlangsung terus menerus dan dalam penyebaran tingkat kebisingan yang
jangka waktu lama maka kerusakan sel cenderung tinggi berada di pemukiman
rambut akan bersifat permanen dan area landasan pacu utara. Dari 4 (empat)
tidak bisa kembali normal. kali pengukuran, sebanyak 3 (tiga) kali
Terdapat perbedaan pada jumlah hasil pemetaan isodesibel yang
responden yang mengalami gangguan menunjukkan hasil yang tinggi berada
pendengaran antara kelompok sampel 3- pada area landasan pacu utara, yaitu pada
7 m dengan kelompok sampel 8-25 m. hari Minggu pertama, Minggu Kedua,
Pada kelompok 3-7 m yang mendapat dan Senin Kedua.
paparan bising lebih tinggi, responden Kondisi existing peredam kebisingan
yang mengalami gangguan pendengaran pada lokasi penelitian masih kurang
tuli sensorineural lebih banyak efektif, hal ini terlihat dari tatanan
dibandingkan kelompok sampel 8-25 m. tanaman yang kurang rimbun dan tata
Sementara menurut lama tinggal, letak yang jarang-jarang. Jika diliat dari
responden yang sudah berada di kondisi bangunan yang ada masih
pemukiman Turirejo diatas 15 tahun menunjukkan tingkat peredam yang
pada kelompok sampel 3-7 m lebih kurang efektif, hal ini terlihat pada
banyak yang mengalami gangguan tuli struktur bangunan yang kurang
sensorineural dibandingkan dengan memenuhi (dinding bangunan kurang
kelompok sampel 8-25 m. Sehingga dari 10 cm) dan upaya mitigasi yang
dapat disimpulkan bahwa intensitas dilakukan untuk meredam kebisingan
bising dari kereta api yang melintas di yang dihasilkan oleh bandara dapat
pemukiman Turirejo menyebabkan dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama
gangguan pendengaran tuli menanam pohon yang rindang dan
sensorineural pada penduduk yang memiliki kerapatan daun-daunan serta
berada lebih dekat dengan rel kereta api berpotensi tumbuh sekitar 4 - 15 m
dan sudah tinggal selama lebih dari 15 (akasia, mahoni, flamboyan, beringin,
tahun. bambu), kedua
membuat noise barrier dengan
menggunakan bahan bangunan berupa
Asbes semen, plafon berbahan triplek 4
mm, dan dinding tembok bata yang
berkualitas.
Radiasi
1 Pengaruh Jumlah Komputer Perancangan Iklan Layanan
Terhadap Tingkat Radiasi Masyarakat Tentang Bahaya Radiasi
Elektromagnetik dan Dampak Handphone Saat Tidur
Kesehatan Manusia Dalam Smartphone merupakan sebuah teknologi
Lingkungan Teradiasi. yang saat ini menjadi kebutuhan primer.
Penggunaan teknologi seperti komputer Pekerjaan yang ada akan menjadi lebih
yang berlebihan dapat menyebabkan ringan dengan adanya smartphone
masalah kesehatan yang ditimbulkan tersebut. Selain manfaatnya yang dapat
karena pada komputer selain membantu meringankan pekerjaan
menampilkan gambar dan teks pada manusia, smartphone juga ada dampak
monitor komputer yang sedang negative yaitu bahayanya radiasi yang
digunakan juga mengeluarkan radiasi ditimbulkan. Banyak dari kita yang
dan gelombang elektromagnetik yang meletakkan smartphone disamping kita
tidak dapat dideteksi oleh indra mata. saat tidur tanpa tahu bahanya radiasi yang
Penelitian ini bertujuan untuk berasal dari smartphone. Iklan layanan
mengetahui pengaruh jumlah komputer masyarakat ini ditujukan untuk remaja
terhadap tingkat radiasi elektromagnetik sebagai pengguna smartphone yang
dan dampak Kesehatan. Hasil penelitian paling banyak. Dengan menggunakan
tingkat radiasi elektromagnetik yang metode perancangan yang efektif, maka
ditimbulkan oleh beberapa jumlah akan didapatkan hasil yang tepat.
komputer menunjukkan radiasi Kemajuan teknologi yang yang terus
elektromagnetik sebesar 0.037 mT berkembang membuat masyarakat
sampai 0,051 mT. Tingkat radiasi semakin tidak bisa lepas dari smartphone,
warung internet di desa Jatibarang hal ini tentunya membuat bahaya radiasi
dengan jumlah komputer 7 unit masih semakin marak dalam kehidupan
tergolong aman untuk manusia atau masyarakat. Sebagian besar dari mereka
pengunjung warung internet. kurang peduli akan hal tersebut. Penulis
Hasil penelitian yang sudah dilakukan merancang iklan layanan masyarakat
yaitu adanya pengaruh tingkat radiasi dengan tujuan meningkatkan kesadaran
yang ditimbulkan oleh jumlah unit masyarakat, mulai dari menunjukkan
komputer pada lingkungan, penelitian bahaya yang ada hingga memberi solusi
yang dilakukan pada warung internet di untuk dapat mencegah bahaya tersebut
desa Jatibarang dengan jumlah tanpa harus berhenti total menggunkan
komputer 7 unit masih tergolong aman smartphone. Tingginya kebutuhan akan
untuk tingkat radiasi yang smartphone tentunya semua orang sadar
ditimbulkan kepada manusia. untuk bahwa tidak mungkin untuk berhenti
jumlah unit komputer pada ruangan menggunakannya, akan tetapi banyak
yang melebihi ambang batas aman halhal sederhana yang bisa dilakukan
tingkat radiasi elektromagnetik untuk menghindari bahaya tersebut.
berjumlah 11 unit komputer. Dampak Melalui iklan layanan masyarakat ini
yang ditimbulkan oleh radiasi yang dirancang penulis diharapkan dapat
elektromagnetik yang berlebihan yaitu diterima masyarakat dan menerapkannya
beberapa gejala yang ditemukan antara dalam mengatasi dampak negative dari
lain jantung terasa berdebar-debar, mual radiasi.
tanpa ada penyebab yang jelas, rasa
sakit pada otot-otot, telinga berdenging
(tinnitus), kejang otot, gangguan
kejiwaan berupa depresi serta gangguan
konsentrasi.

B. Pembahasan hasil penelitian terhadap bising dan radiasi


1. Dampak Kesehatan akibat Bising dan Radiasi
a. Gangguan Tuli Sensorineural Akibat Paparan Bising Kereta Api Pada Penduduk Di
Sekitar Perlintasan Rel Turirejo Lawang
Intensitas Bising Kereta Api
Pada lokasi yang berjarak antara 3-7 m dari rel memperoleh hasil pengukuran
tingkat kebisingan (Lsm) sebesar 90,27 dBA untuk 7 waktu pengukuran, sedangkan di
lokasi yang jaraknya 8-25 meter dari rel memperoleh hasil pengukuran tingkat kebisingan
(Lsm)sebesar 83,07 dBA untuk 7 waktu pengukuran. Hasil pengukuran intensitas bising
pada tiap waktu pengukuran di dua titik lokasi dapat dilihat di tabel 1.
Hasil Pengukuran
Titik Pengukuran dBA
Waktu Pengukuran L(dBA)
05.05 92,4
07.44 98,4
Pada jarak 3-7 09.48 98.7 90,27
Meter 13.12 97,7
19.22 91,8
22.00 91.4
02.57 88,6
05.05 86,2
07.44 87,6
09.48 89,6
13.12 91,2
Pada jarak 8-25 19.22 89,6
Meter 22.00 86,6 83,07
02.57 84,5

Pemeriksaan Audiometri
Dari hasil pemeriksaan audiometri seperti yang tercantum pada tabel 2., ada
4 orang responden (40%) yang rumahnya berjarak 3-7 m dari lintasan kereta api
mengalami gangguan pendengaran dan 6 orang lainnya (60%) dalam kondisi normal
tidak mengalami gangguan pendengaran. Responden yang rumahnya berjarak 8-25
meter dari rel kereta api ada 2 orang (20%) yang menderita masalah pendengaran
dan 8 responden (80%) dalam kondisi normal. Dari 20 orang responden sebanyak 6
orang (30%) mengalami gangguan pendengaran dan sebanyak 70% dalam keadaan
normal tidak mengalami gangguan pendengaran.

Rumah 3-7 meter Rumah 8-25 meter Total


Hasil tes audiometer
n % n % n %
Normal 6 60 8 80 14 70
Ada Gangguan 4 40 2 20 6 30
Total 10 100 10 100 20 100

Pada kelompok sampel yang berjarak 3-7 m, ada 2 orang yang mengalami
gangguan tuli sensorineural dan 2 orang yang mengalami gangguan tuli konduksi.
Pada kelompok sampel yang berjarak 8-25 m, ada 1 orang yang menderita gangguan
tuli sensorineural dan 1 orang yang menderita gangguan tuli konduksi. Keenam
orang yang mengalami gangguan pendengaran tersebut mengalami derajat ketulian
yang berbeda-beda.
b. Pengaruh Jumlah Komputer Terhadap Tingkat Radiasi Elektromagnetik dan
Dampak Kesehatan Manusia Dalam Lingkungan Teradiasi.
Hasil penelitian yang tingkat radiasi lingkungan dengan jumlah
komputer berbeda yang dilakukan pada warung internet di desa Jatibarang
didapatkan hasil tingkat radiasi pada Tabel 1.
Tabel Tingkat radiasi elektromaknetik pada lingkungan
No Jumlah komputer Tingkat radiasi
1 1 unit 0.037 mt
2 2 unit 0.038 mt
3 3 unit 0.040 mt
4 4 unit 0.041 mt
5 5 unit 0.046 mt
6 6 unit 0.048 mt
7 7 unit 0.051 mt

Tingkat radiasi lingkungan warung internet dapat diamati secara


mudah pada grafik 1 sebesar 0.037 mT sampai 0,051 mT. Pada grafik 1 dapat
dianalisis bahwa semakin banyak komputer yang dinyalakan akan
menyebabkan semakin tinggi tingkat radiasinya. Namun data tingkat radiasi
yang didapatkan masih dalam tingkat radiasi yang aman bagi manusia. Hasil
yang didapatkan sesuai menurut WHO mengenai tingkat radiasi maksimum
yang dapat diterima tubuh manusia yaitu sekitar 0,1 mT, dengan jumlah
komputer 7 unit dalam ruangan masih aman untuk manusia. pada penelitian
yang dilakukan oleh [1] dengan menggunakan komputer dengan jumlah 11
unit, tingkat radiasi elektromagnetik menunjukkan sebesar 0.139 mT. tingkat
radiasi lingkung yang melebihi 0.1 mT sudah melebihi ambang batas radiasi
elektromagnetik dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan membawa partikel, partikel gelombang
dengan frekuensi tinggi membawa lebih banyak energi medan dibandingkan
dengan partikel gelombang dengan frekuensi rendah. Medan magnet dapat
mempengaruhi tubuh manusia, dikarenakan medan magnet dapat
menyebabkan mengalirkan arus dalam tubuh. Jika medan magnet sangat
besar, maka arus yang mengalir dalam tubuh akan menyebabkan gangguan
pada tubuh manusia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dalam buku A. Setiono
Mangoenprasodjo yang menyatakan bahwa penggunaan komputer tidak
boleh lebih dari 4 (empat) jam dalam sehari. Bila lebih dari waktu tersebut,
mata cenderungakan mengalami refraksi. Jika penggunaan dalam jangka
waktu lebih dari 4 (empat jam) tidak bisa dihindari, maka frekuensi istirahat
harus lebih sering.
2. Teknologi Pengendalian bising dan radiasi.
a. Mitigasi dampak kebisingan bandara terhadap kehidupan pemukiman
sekitar bandara SSK II Pekanbaru
Mitigasi kebisingan atau pengendalian kebisingan merupakan suatu
usaha yang dilakukan untuk mereduksi kebisingan yang terjadi, agar tingkat
bising yang dihasilkan oleh sumber bising tidak mengakibatkan terjadinya
penurunan kesehatan manusia. Pengendalian kebisingan di area perumahan
disekitar bandara dapat dilakukan dengan menghalangi jalan rambatan
suara bising tersebut. Salah satunya adalah pembuatan Noise Barrier. Noise
Barrier (Soundwall, Tanggul suara, penghalang suara, atau penghalang
akustik) adalah struktur eksterior yang dirancang untuk meredam polusi
suara (bising) (Aggasy, 2012). Noise Barrier yang sering digunakan
terdapat 2 macam, yaitu Noise Barrier Alami dan Noise Barrier Buatan.
Noise Barrier Alami adalah penghalang kebisingan yang tersusun atas
tanaman-tanaman. Tanaman yang digunakan untuk penghalang kebisingan
harus memilki kerimbunan dan kerapatan daun yang cukup merata guna
menyerap bunyi. Sedangkan noise barrier buatan ialah penghalang bunyi
yang sengaja dibuat manusia dengan bahan seperti beton, kaca, kayu, logam
atau besi (Aggasy, 2012).

Gambar 5. Noise Barrier yang disarankan

Untuk mengendalikan dampak tingkat kebisingan atau meredam


kebisingan dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman pohon
pelindung. Penanaman pohon rimbun dengan jarak tanam tertentu dan
sesuai dengan batas ketinggian pada lingkungan bandar udara dapat
berfungsi sebagai zona penyangga. Berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM. 77 Tahun 1998, dijelaskan bahwa ada beberapa
jenis tanaman atau pohon yang dapat berfungsi meredam kebisingan,
diantaranya casia siame (johar), hibiscus tiliaceus (waru), angsana, tanjung,
kiara payung, dan glondongan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dirumuskan
beberapa strategi mitigasi untuk meredam tingkat kebisingan di sekitar
bandara Sultan Syarif Kasim II, diantaranya:
1. Menanamkan tanaman yang sesuai dengan kebutuhan pengendalian
atau meredam kebisingan di pemukiman maysarakat. Kategori tanaman
pohon yang cocok untuk ditanam di area pemukiman sekitar bandara
adalah: pohon yang rindang dan dapat ditanam rapat atau banyak daun-
daunan yang bisa tumbuh sampai ketinggian sekitar 4 – 15 m (seperti
akasia, pohon mahoni, flamboyan, pohon ulin atau beringin, bambu
atau cemara). Tanaman yang digunakan untuk penghalang kebisingan
hingga sampai 95% harus memiliki kerimbunan dan kerapatan daun
yang cukup dan merata mulai dari permukaan tanah hingga ketinggian
yang diharapkan [Balitbang PU, 2005). Sebagai contoh, volume
kerimbunan daun minimum untuk menghasilkan tingkat reduksi
kebisingan 3,4 dBA dengan menggunakan tanaman Sebe (Heliconia
Sp) adalah 1,792 m3.
2. Untuk mengurangi tingkat kebisingan juga bisa dilakukan dengan
membuat noise barrier dengan menggunakan vegetasi buatan. Dari
analisis yang dilakukan tersebut ditemukan lokasi titik pengukuran
penelitian khususnya titik 2 perlu diterapkan konsep penataan peredam
bunyi. Konsep tersebut dapat berupa penggunaan bahan bangunan.
sesuai Surat Keputusan Menhub No. 77, tahun 1988. Untuk penutup
atap dapat digunakan bahan yang mereduksi kebisingan tertinggi, yaitu
Asbes Semen, yang dapat mereduksi bising sebesar 26 dBA,
menggunakan bahan untuk plafon berbentuk tripleks dengan teba
minimal 4 mm, yang dapat mereduksi mereduksi kebisingan sebesar 21
dBa, dan menggunakan dinding tembok bata yang berkualitas, yang
dapat mereduksi kebisingan horizontal sebesar 40 dBA.
b. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bahaya Radiasi
Handphone Saat Tidur
Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Dampak Negatif
Penggunaan Gadget Secara Berlebihan terhadap Tubuh oleh Kristoforus
Yosef Donnyanggoro, Petrus Gogor Bangsa, Mendy Hosanna Malkisedek.
Menurut penelitian tersebut, penulis merancang sebuah iklan layanan
masyarakat yang bertujuan untuk mengedukasi anak-anak yang berusia 15-
18 tahun, agar tidak menggunakan gadget secara berlebihan. Sehingga
diharapkan kedepannya anak-anak dapat mempersiapakan masa depannya
dengan baik dan terbebas dari dampak penggunaan gadget. Penulis
menggunkan media audio visual yang membutuhkan berbagai macam
peralatan, kru, dan pemain yang cukup memadai agar mendapatkan hasil
yang baik. Sehingga diperlukan sebuah perancangan yang benar-benar
matang. Begitu juga dengan media promosi yang harus dikembangkan lagi
dengan mengikuti kemajuan teknologi saat ini. Perancangan Kampanye
Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bahaya Radiasi Sinyal Handphone
Pada Anak Remaja oleh Jaka Winata Prayogo, Prayanto Widyo, Adiel
Yuwono. Penulis merancang suatu kegiatan kampanye dari iklan layanan
masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas,
mulai dari menunjukkan bahaya yang ada, hingga memberi solusi terbaik
untuk dapat mencegah bahaya tersebut tanpa harus berhenti secara total
dalam menggunakan handphone. Pendekatan yang dilakukan sebagian
besar menggunakan media yang lekat dengan keseharian anak-anak muda
zaman sekarang, seperti facebook, instagram, twitter. Kampanye dilakukan
di sekolah dan universitas bersifat sukarela karena hanya mengajak foto
bersama sebagai bentuk dukungan. Kemudian hasil foto akan di upload di
media sosial dan ditempelkan pada sekolah dan universitas.
Tema pesan yang digunakan yaitu “Waspada Radiasi Handphone”
dengan pendekatan emosional dmana menunjukkan suatu dampak kerugian
dan bahaya tidak terlhat yang ada di sekitar kita, juga apa yang akan terjadi
dari tindakan para remaja saat ini apabila tidak peduli akan efek negative
dari radiasi, serta tidak melakukan perubahan untuk mencegah dampak
tersebut. Tampilan visual menggunakan brntuk-bentuk sederhana yang
berhubungan dengan penggambaran bahaya radiasi dan typografi
pendukung yang berisi tulisan mengenai bahaya tersebut dan pencegahan
yang perlu dilakukan. Berdasarkan pada tema utama dari perancangan ini,
maka penyajian pesan akan di tunjukkan melalui media poster, media
tersebut digunakan untuk membangun awareness dengan menarik perhatian
target audiens lewat desain poster yang sederhana dan menyajikan gambara
tetntang dampak radiasi handphone saat tidur. Sedangkan unutk media-
media penunjang akan menggunakan typografi untuk memberikan pesan
dan informasi tentang penanganan bahaya secara langsung pada target
audiens. Media yang akan digunakan dalam perancangan ini menggunakan
media utama yaitu pster yang nantinya akan ditempelkan langsung pada
sekolah dan universitas.
Langkah Kerja Desain

a. Research
Research adalah hasil pengumpulan data yang akan
membantu mendapatkan visual yang tepat untuk poster “Bahaya
Radiasi Handphone saat Tidur’. Pemilihan tema di atas didasarkan
pada beberapa hal sebagai berikut:
1) di tujukan untuk kampus umaha karena saya ingin mengawali di
kampus saya sendiri.
2) Tujuan utama adalah bahayanya radiasi handphone saat tidur.
Setelah pengumpulan data terdapat kesimpulan menggunakan
headline yang menarik untuk pemahaman kepada masyarakat yaitu
“Tanpa Kau Sadari Radiasi Seacara Perlahan lahan Membunuhmu”.
b. Sketsa
Sketsa adalah gambar kasar dari
pengumpulan data yang akan di buat
visual.
c. Digitalisasi dan Cetak
Proses dari sketsa tadi akan di
digitalkan menggunkan software Adobe
Illustartor dan bisa di cetak sesuai
kebutuhan.
Tipografi yang akan dipakai
menggunakan font “Zombie Station” untuk
memberikan kesan kuta, tegas, dan berbahaya
yang memang ditujukan unutk mempertegas
bahaya yang ditimbulkan oleh radiasi.
Menggunakan warna yang gelap untuk
background, dengan tujuan memberikan kesan
suram sesuai efek negative dari bahaya radiasi yang ditimbulkan oleh
handphone saat tidur, dan warna yang kontras untuk focus utama visual.
C. Solusi
1. Mitigasi kebisingan atau pengendalian kebisingan merupakan suatu usaha yang
dilakukan untuk mereduksi kebisingan yang terjadi, agar tingkat bising yang
dihasilkan oleh sumber bising tidak mengakibatkan terjadinya penurunan
kesehatan manusia. Pengendalian kebisingan di area perumahan disekitar
bandara dapat dilakukan dengan menghalangi jalan rambatan suara bising
tersebut. Salah satunya adalah pembuatan Noise Barrier.
2. Berdasarkan pada tema utama dari perancangan ini, maka penyajian pesan akan
di tunjukkan melalui media poster, media tersebut digunakan untuk membangun
awareness dengan menarik perhatian target audiens lewat desain poster yang
sederhana dan menyajikan gambara tetntang dampak radiasi handphone saat
tidur. Sedangkan unutk media-media penunjang akan menggunakan typografi
untuk memberikan pesan dan informasi tentang penanganan bahaya secara
langsung pada target audiens. Media yang akan digunakan dalam perancangan
ini menggunakan media utama yaitu pster yang nantinya akan ditempelkan
langsung pada sekolah dan universitas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas bising dari kereta api yang
melintas di pemukiman Turirejo menyebabkan gangguan pendengaran tuli
sensorineural pada penduduk yang berada lebih dekat dengan rel kereta api
dan sudah tinggal selama lebih dari 15 tahun.
2. Penelitian ini dapat menambah ke ilmuan dalam bidang otomotif dan dapat
menambah inovasi inovasi baru dalam bidang otomotif
B. Saran
1. PT. KAI dan pemerintah daerah sebaiknya mulai membuat kebijakan untuk
melakukan pembatasan jumlah warga yang hendak bermukim di
pemukiman Turirejo khususnya yang berada di sekitar rel untuk dapat
mengurangi risiko gangguan pendengaran pada penduduk.
2. Meski sedang tidak digunakan, ponsel dalam posisi stand by (tetap menyala)
masih memancarkan radiasi agar selalu terhubung dengan jaringannya.
Meletakkan ponsel di bawah bantal saat tidur akan mendekatkannya dengan
kepala sehingga otak akan terpapar radiasi sepanjang malam.
DAFTAR PUSTAKA

Aini Syahrunnisa : Novita Sari, Ika. 2020. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang
Bahaya Radiasi Handphone Saat Tidur. Jurnal Ikonik Volume 2, Nomor 1 Januari
2020, (45-50)
Aini Syahrunnisa : Arif Hermawan, Mohamad. 2021. Pengaruh Jumlah Komputer Terhadap
Tingkat Radiasi Elektromagnetik dan Dampak Kesehatan Manusia Dalam
Lingkungan Teradiasi. Jurnal Teknik Elektro. Vol.21 No. 01 Maret 2021
Hairul Rachman S : Hendi Saputra, Eko. 2020. Mitigasi dampak kebisingan bandara
terhadap kehidupan pemukiman sekitar bandara SSK II Pekanbaru. Zona
Pelantarpress. Vol 4, No 2, Oktober 2020, p. 91-106
Hairul Rachman S : Kusuma Wardhani, Diana. 2020. Gangguan Tuli Sensorineural Akibat
Paparan Bising Kereta Api Pada Penduduk Di Sekitar Perlintasan Rel Turirejo
Lawang. E- Journal Unair Vol 12 No.1

Anda mungkin juga menyukai