Anda di halaman 1dari 4

Keseimbangan & Perubahan Lingkungan

A. Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan dikatakan seimbang (equilibrium) apabila memiliki ciri-ciri antara lain :
1. Lingkungan yang didalamnya terdapat pola-pola interaksi, meliputi : arus energi, daur
materi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi, daur biogeokimia, dan
produktivitas. Melalui pola-pola interaksi tersebut, pertumbuhan dan perkembangan
organisme berlangsung secara alami, sehingga tidak ada organisme yang mendominasi
terhadap organisme lainnya.
2. Lingkungan yang homeostatis, yaitu lingkungan yang mampu mempertahankan terhadap
gangguan alam, baik gangguan secara alami maupun buatan.
3. Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan yang mampu
mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam lingkungan terdapat berbagai
sumber daya alam (hayati dan non hayati).
4. Terbentuknya lingkungan yang klimaks, yaitu lingkungan yang banyak ditumbuhi pohon-
pohon (terbentuknya hutan).
Keseimbangan lingkungan merupakan keseimbangan yang dinamis, artinya keseimbangan yang
dapat mengalami perubahan. Tetapi perubahan ini bersifat menjaga keseimbangan komponen
lain, bukan berarti menghilangkan komponen yang lainnya. Karena perubahan komponen yang
bersifat drastis akan mempengaruhi perubahan komponen lainnya. Sebagai contoh
hilangnya/musnahnya salah satu komponen (tingkatan trofi) pada piramida ekologi atau rantai
makanan maka menyebabkan dampak perubahan pada komponen sebelumnya maupun
sesudahnya. Hal inilah yang mengakibatkan lingkungan tersebut menjadi tidak stabil.
Manusia memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan keseimbangan lingkungan.
Melalui akal-pikiran, kemajuan teknologi, dan sifat keserakahan, manusia berusaha
memanfaatkan (mengeksploitasi) sumber daya alam semaksimal mungkin. Sehingga semakin
besar jumlah penduduknya menyebabkan penurunan keseimbangan lingkungan. Faktor yang
mempengaruhi dinamika penduduk (jumlah penduduk) antara lain : Natalitas (kelahiran),
Mortalitas (kematian), Imigrasi (masuknya penduduk), dan Emigrasi (keluarnya penduduk).
B. Perubahan Lingkungan
Pada lingkungan yang stabil, secara ekologis adanya gangguan dalam lingkungan dapat
dinetralisir melalui proses-proses dalam ekosistem. Misalnya : arus energi, daur materi, rantai
makanan, siklus biogeokimia.
Adanya perubahan pada salah satu komponen dalam lingkungan menyebabkan segala proses
dalam ekosistem terganggu. Hal ini menyebabkan terputusnya rantai makanan, sehingga
menyebabkan meningkatnya populasi jenis lainnya. Dampak selanjutnya adalah terjadinya
gangguan bagi semua organisme dalam ekosistem.
Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh :
1. Faktor Alami, yaitu perubahan yang disebabkan oleh kejadian alam (proses alami). Misal
: gempa bumi, gunung meletus, gelombang tsunami, erosi, banjir, angin topan, dan
sebagainya.
2. Faktor Buatan (manusia), yaitu perubahan yang disebabkan karena pengaruh aktivitas
manusia. Misal : Penebangan hutan, kegiatan industri, pertanian monokultur, penggunaan
insektisida,dan sebagainya.Beberapa contoh aktivitas manusia yang menyebabkan
perubahan lingkungan , antara lain :
Penebangan hutan (Penggundulan Hutan).
Hutan merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang dapat diperbaharui (renewable
resource), tetapi apabila pemanfaatannya secara maksimal tanpa tindakan reboisasi
mengakibatkan perubahan lingkungan.
Fungsi hutan :
Sumber plasma nutfah (keanekaragaman hayati),Penebangan hutan secara
liar mengakibatkan penurunan plasma nutfah (keanekaragaman hayati).
Usaha penanggulangannya antara lain : penebangan pohon dengan sistem
tebang pilih, penebangan pohon diikuti peremajaan kembali / reboisasi /
penanaman sejuta pohon.
Mencegah erosi, akar pohon mempunyai peranan untuk menyerap air
dalam tanah dan mengikat moleku-molekul tanah, sehingga menghambat
erosi tanah terhadap aliran air.
Mencegah kekeringan (pengatur tata air)
Penyangga hama dan penyakit tanaman
Mencegah polusi udara (sebagai paru-paru dunia). Pohon berfungsi untuk
menyerap gas CO
2
melalui proses fotosintesis. Kadar CO
2
yang berlebihan
sangat mengganggu kehidupan manusia dan hewan, karena dalam
aktivitasnya, manusia dan hewan memerlukan gas O
2
yang dihasilkan oleh
tumbuhan.
Devisa negara (sumber perekonomian), setiap bagian dari pohon atau
tumbuhan memiliki manfaat bagi manusia, baik untuk makanan,
bangunan, obat, kerajinan, dan sebagainya .
Pembukaan lahan baru untuk pertanian atau pemukiman, pembukaan
lahan baru bagi petani yang berpindah-pindah sangat merugikan, karena
menyebabkan penurunan plasma nutfah, erosi, dan polusi udara.
Usaha penanggulangannya antara lain : membuat ataran hukum yang melarang bagi petani yang
hidupnya berpindah-pindah.
Mendirikan industri di pemukiman penduduk, dampak dari pendirian
pabrik di pemukiman penduduk antara lain : terjadinya polusi udara,
tanah, dan air. Usaha penanggulangannya : Pendirian pabrik disertai
dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), membuat
cerobong asap, membuat saluran limbah, dan mendaur ulang limbah.
Penggunaan Peptisida dan DDT (Dicloro Difenil Trichloretana), peptisida
adalah senyawa kimia yang digunakan para petani untuk memberantas
hama. Macamnya antara lain : herbisida (hama rumput liar), insektisida
(hama serangga), fungisida (hama jamur).
Sifat peptisida dan DDT, antara lain :
Bila masuk dalm tubuh organisme tidak dapat terurai (non
biodegradable), Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke
organisme lain melalui aliran rantai makanan. Semakin tinggi
tingkatan tropfinya semakin tinggi kadar DDT-nya. Misalnya : Air
(terdapat DDT) zooplankton ikan kecil ikan besar
(memiliki kadar DDT tertinggi).
Merusak jaringan tubuh.
Pada burung dapat menghambat proses pengapuran cangkang telur.
Menimbulkan kelelahan / kejang otot.

Dampak penggunaan peptisida yang tidak sesuai dengan dosisnya, antara lain :
Penumpukan zat-zat kimia pada tempat-tempat tertentu
(eutrofikasi). Eutrofikasi berasal dari bahasa latin eutrophos yang
artinya pakan yang baik.Pengaruh negatif eutrofikasi ini adalah
ledakan populasi alga (blooming algae) di atas permukaan air
menghalangi sinar matahari sehingga terjadi kematian produsen di
bawah air. Bakteri pembusuk akan menguraikan organisme yang
mati dan banyak menggunakan oksigen terlarut. Akibatnya, kadar
oksigen berkurang dan diikuti berkurangnya organisme perairan
tersebut. Misalnya : pertumbuhan alga, enceng gondok, dan
sebagainya .
Terjadinya Biological Magnification, yaitu meningkatnya
kandungan zat kimia pada konsumen puncak melalui peristiwa
rantai makanan.
Terjadinya akumulasi kadar peptisida/DDT pada organisme tingkat
trofi terakhir. Proses terakumulasinya zat kimia pada tubuh
organisme dinamakan bioaccumulation / bioconsentration.
Keseimbangan ekosistem terganggu (lihat ciri keseimbangan
lingkungan).
Penambangan,Penambangan (minyak, batu bara, pasir, dan
sebagainya ) yang tidak memperhatikan etika lingkungan
menyebabkan antara lain : pencemaran, erosi, dan penurunan
keanekaragaman hayati.

Anda mungkin juga menyukai