Anda di halaman 1dari 8

“EKOSISTEM”

Ekosistem adalah suatu keadaan tempat dimana terjadi hubungan saling


ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkugannya. Kegiatan manusia sangat
mempengaruhi kelestarian ekosistem atau lingkungan.Selain itu ekosistem juga dapat
diartikan sebagai suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama
dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan
lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk
keperluan hidup. Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam
ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor
kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies
tersebut.

Gambar 1.1 ekosistem Padang Rumput

 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem


Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara komponen-
komponen di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang.Keseimbangan
ekosistem tersebut berdampak signifikan pada keselerasan serta kesejahteraan hidup
manusia dan mahluk hidup lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keseimbangan ekosistem diantaranya terjadi secara alamiah dan disebabkan oleh
aktivitas manusia. Perubahan ekosistem secara alamiah merupakan penyebab
kerusakan ekosistem yang terjadi murni karena musabab alam. Misalnya saja gempa
bumi, terjadinya kebakaran hutan akibat cuaca, bajir, longsor, tsunami dan masih
banyak lagi lainnya. Peristiwa tersebut memicu terjadinya perubahan ekosistem
misalnya saja saat Gunung Merapi di wilahyah Jawa Tengah meletus, maka kerusakan
ekosistem di sekitar Merapi tak bisa dihindarkan. Mahluk hidup baik itu hewan dan
tumbuhan bahkan manusia bisa mati. Hal tersebut sama saja dengan peristiwa
semacam gempa dan banjir, akan berakibat pada terganggunya kestabilan ekosistem.

1
Sebagai sebuat kesatuan, maka jika dalam sebuah ekosistem terdapat satu organisme
yang mati maka akan berpengaruh pada keadaan organisme lainnya.
Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen biotik yang
mempunyai pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya
untuk mengembangkan ilmu dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat
besar baik pengaruh yang memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan
ekosistem. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah
lingkungan sesuai dengan yang diinginkan, misalnya dengan cara mengeksploitasi
sumber daya alam (SDA) tanpa memikirkan dampaknya. Pembabatan dan pembakaran
hutan menyebabkan dampak yang sangat luas yang berakibat hilangnya humus tanah,
ketandusan tanah, berkurangnya sumber air, dan rusaknya tatanan ekosistem.
Rusaknya tatanan ekosistem akan berakibat migrasi hewan-hewan buas dari hutan
ke desa-desa untuk memangsa hewan ternak bahkan manusia. Gajah, babi hutan, dan
hewan herbivora lainnya tidak akan dapat mempertahankan hidup di hutan yang rusak
hewan-hewan tersebut bermigrasi ke perkampungan penduduk dengan merusak
tanaman budidaya manusia. Contoh lainnya dari aktivitas manusia yang menyebabkan
perubahan keseimbangan lingkungan adalah pencemaran sampah organik, penebangan
hutan, penggunaan pestisida berlebihan, pembangunan permukiman, dan limbah
industri. Berikut contohnya keseimbangan ekosistem yang terganggu karena
disebabkan oleh aktivitas manusia :
1. Penggunaan Bahan Kimia
Sekarang ini banyak kegiatan manusia yang menggunakan bahan kimia.
Misalnya, untuk meningkatkan hasil pertanian, para petani melakukan pemupukan dan
pemberantasan hama. Pupuk dari bahan kimia saat ini lebih banyak dipakai daripada
pupuk alami. Contoh pupuk dari bahan kimia adalah urea, NPK, dan ZA. Adapun
contoh pupuk alami adalah pupuk kandang dan kompos.
2. Penebangan Hutan
Jika penebangan hutan dilakukan secara besar-besaran tanpa terkendali,
terjadilah hutan gundul. Hutan gundul dapat menyebabkan banjir, erosi, dan tanah
longsor. Akibat yang lebih merugikan lagi adalah punahnya beberapa jenis makhluk
hidup yang ada di hutan.Oleh karena itu, harus ada keseimbangan antara penebangan
hutan dan penanaman hutan kembali.
3. Pemburuan Liar
Sebagian manusia ada yang gemar berburu.Mereka berburu hewan dengan ada
tujuan tertentu. Perburuan liar dapat menyebabkan hewan menjadi punah. Akibatnya
keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.
4. Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar
dapat berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara.
Pembakaran tersebut menghasilkan gas karbon diokasida. Akibatnya, jumlah karbon
dioksida semakin banyak. Bumi pun menjadi makin panas. Kondisi itu menyebabkan
beberapa makhluk hidup kesulitan untuk menyesuaikan diri.Keseimbangan lingkungan
menjadi terganggu.

2
5. Pengeboran Minyak Bumi
Pengeboran minyak bumi dapat merusakan lingkungan, terutama di laut.
Pencemaran akan makin parah jika selama prose pengeboran dan pengankutan terjadi
kebocoran. Kebocoran itu membuat laut menjadi tercemar.

6. Perusakan Terumbu Karang


Terumbu karang memiliki bentuk dan warna yang indah. Itulah sebabnya, ada
sebagian orang mengambil terumbu karang untuk dijadian hiasan. Akibatnya ikan-ikan
di laut kahilangan tempat tinggal. Jika dibiarkan, lama-kelamaan ikan yang bertempat
tinggal di terumbu karang dapat punah.
7. Pembuangan Limbah Sampah
Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, terjadilah kerusakan
lingkungan.Pernakah kamu melihat sungai yang kotor dan berbau busuk? Sungai yang
demikian merupakan hasil pembuangan sampah dan limbah di sungai. Lingkungan
sungai rusak dan hewan yang hidup di dalamnya mati.

 KONDISI YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN EKOSISTEM


Keseimbangan lingkungan yang dimaksud dapat terjadi jika faktor biotik dalam
rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan berada dalam
komposisi seimbang. Kondisi lingkungan semacam itu yang akan menjamin
terbentuknya ekosistem yang sehat. Keseimbangan ekosistem tidaklah statis, artinya
komponen penyusun ekosistem dapat mengalami kenaikan maupun penurunan jumlah
populasi, namun dalam komposisi yang proporsional. Ekosistem seimbang didukung
oleh banyak alternatif lintasan yang dapat dilalui zat untuk terjadinya daur materi dan
perpindahan energi. Semakin banyak variasi jenis tumbuhan, herbivora, karnivora dan
mikroba maka semakin banyak lintasan zat. Hal tersebut menyebabkan ekosistem
tersebut semakin mantap keseim-bangannya. Jika satu jenis tumbuhan berkurang,
masih tersedia jenis tumbuhan lain sebagai produsen yang menjadi sumber makanan
bagi herbivora. Demikian pula, bila hewan herbivora tertentu jumlahnya berkurang
masih ada jenis herbivora lainnya yang dapat dimakan oleh hewan karnivora.
Seterusnya, bila ada jenis karnivora tertentu yang punah masih ada karnivora lain yang
meneruskan perpindahan energi dan zat dalam komunitas tersebut.
Sebaliknya, bila komunitas hanya beberapa jenis organisme yang terbatas akan
menjadi kurang stabil. Bila ada satu atau dua jenis organisme mengalami kepunahan
tidak akan ada alternatif jalur yang dapat dilalui oleh zat dan energi, sehingga bila ada
perubahan lingkungan maka akan ada yang mengalami kepunahan atau bahkan ada
pertumbuhan populasi (booming populasi) yang tidak seimbang. Keseimbangan
lingkungan akan stabil dan akan tetap terjaga apabila jumlah individu produsen lebih
besar daripada jumlah konsumen I, demikian juga jumlah konsumen I harus lebih
besar dari jumlah konsumen II, dan seterusnya jumlah konsumen II harus lebih besar
dari jumlah konsumen III. Apabila faktor biotik dan abiotik mangalami perubahan
maka keseimbangan lingkungan menjadi terganggu, misalnya akibat penggundulan
hutan, bencana alam adan perburuan liar.

3
Kemampuan lingkungan untuk memperbaiki kembali komponen yang berkurang
dikenal dengan istilah kelentingan lingkungan. Kondisi lingkungan yang dapat
memberikan kehidupan bagi organisme yang menempatinya disebut daya dukung
lingkungan. Pada ekosistem yang seimbang semua populasi secara alamiah dibatasi oleh
populasi organisme lain, sehingga tidak ada populasi yang tumbuh tanpa batas dan
mendominasi yang lain. Setiap populasi pada ekosistem yang seimbang memiliki kondisi
maksimum dan minimum yang selalu berkaitan dengan populasi lainnya. Pada kondisi
seimbang ekosistem kaya akan variasi komponen biotik dan abiotik yang
memungkinkan perpindahan energi dan daur zat berlangsung secara lancar. Maka bila
ada perubahan apapun, dengan sendirinya akan membentuk keseimbangan baru secara
proporsional sesuai dengan perubahan itu. Hal itu dapat terjadi selama perubahan itu
masih berada di dalam daya dukung dan daya lentingnya. Namun, bila perubahan
ekosistem menyebabkan suatu komponen tidak berfungsi maka aliran energi dan daur
materi akan terganggu, yang pada akhirnya akan memengaruhi semua komponen
ekosistem lainnya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena 3 faktor yaitu :

1. Perubahan Ekosistem Secara Alamiah


Peristiwa-peristiwa bencana alam dapat menyebabkan terjadinya perubahan
ekosistem. Misalnya, di hutan sekitar Gunung Merapi di Jawa Tengah banyak hewan,
tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya yang hidup di sana. Jika terjadi gunung meletus
di Gunung Merapi maka makhluk hidup di sana akan banyak yang mati. Begitu pula
dengan bencana alam gempa yang terjadi di Indonesia. Dengan peristiwa alam yang
terjadi, ekosistem akan berubah secara drastis. Dalam sebuah ekosistem, jika salah satu
makhluk hidup berkurang makan akan mempengaruhi keadaan makhluk hidup yang
lainnya. Peristiwa alam lain yang juga dapat merusak kesimbangan ekosistem adalah
kebakaran hutan. Baik disengaja maupun tidak sengaja kebakaran hutan
mengakibatkan kerusakan ekosistem yang ada di dalamnya. Bahkan dapat
memusnahkan makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Gambar 1.2 Perubahan Ekosistem Secara Alamiah

2. Perubahan Ekosistem yang Diakibatkan Oleh Kegiatan Manusia


Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara
untuk memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan alam dan lingkungannya.
Namun pemanfaatannya secara berlebihan tanpa memikirkan akibatnya. Apa saja

4
kegiatan manusia yang dapat menyebabkan perubahan ekosistem bahkan kerusakan
ekosistem. Perhatikan gambar-gambar berikut!

Gambar 1.3 Perubahan Ekosistem Akibat Aktivitas Manusia


Dari gambar tersebut, kalian dapat melihat apa saja yang menjadi korban dari
kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Sungai menjadi tercemar oleh limbah
pabrik serta sampah, penebangan liar yang dapat menyebabkan rusaknya hutan, serta
perburuan liar yang mmengakibatkan satwa menjadi punah. Oleh arena itu, kita
hindari kegiatan yang dapat merusak alam. Ekosistem yang seimbang akan
menciptakan lingkungan yang indah.

3. Pengaruh Penggunaan Bahan Kimia Terhadap Lingkungan


Kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini sudah tergolong sangat parah.
Pencemaran lingkungan sudah terjadi di hampir wilayah. Indonesia sebagai negara
berkembang, memiliki tingkat kerusakan lingkungan yang tinggi. Selain akibat dari
peristiwa alam dan ulah manusia yang sengaja merusak lingkungan untuk kepentingan
pribadi, penggunaan bahan kimia di lingkungan sekitar kita, tanpa kita sadari dapat
merusak lingkungan dan ekosistemnya.Misalnya, penggunaan pupuk buatan yang tidak
sesuai dengan takaran yang seharusnya. Petani biasanya menggunakan pupuk untuk
menyuburkan anaman. Karena keinginan untuk menghasilkan produksi pertanian yang
tinggi maka patani tidak jarang menggunakan pupuk secara berlebihan. Walaupun
diberikan dalam jumlah banyak, namun tanaman pertanian memiliki kemampuan
sendiri dalam menyerap pupuk. Akibatnya kelebihan pupuk tersebut akan mengendap
di dalam tanah. Jika terjadi hujan, maka pupuk yang tidak digunakan itu akan ikut
dalam aliran air. Misalnya, aliran air itu bermuara di sungai atau danau. Pada mulanya
pupuk yang berada di dalam danau ini akan menyuburkan

5
tanaman air. Namun, jika jumlahnya sangat banyak pertumbuhan tanaman air tersebut
menjadi tidak terkendali. Dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dari tanaman air
akan menutup perairan sehingga merintangi atau mengganggu transportasi air,
mempercepat pendangkalan perairan, menyumbat saluran irigasi serta instalasi
pembangkit listrik tenaga air. 

Gambar 1.4 Gambar Pengaruh Penggunaan Bahan Kimia Terhadap Perubahan Ekosistem

6
MODEL JARING - JARING MAKANAN

Gambar 1.5 Model Jaring-Jaring Makanan


Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem.
Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen.
Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan
sawi. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada
gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang,
dan tikus. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen
sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat
pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung
pipit dan katak. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen
III/konsumen puncak (karnivora).
Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Rantai makanan itu
diantaranya adalah :
1. Bunga > ulat > burung pipit > elang
2. Sawi > ulat > burung pipit > elang
3. Sawi > belalang > burung pipit > elang
4. Sawi > belalang > katak > elang
5. Sawi > tikus > elang

7
CONTOH MINIATUR EKOSISTEM HUTAN :

CONTOH MINIATUR EKOSISTEM SAWAH :

Anda mungkin juga menyukai