KESEIMBANGAN EKOSISTEM
Disusun Oleh:
Nur Faisal Anwar
Kelas : VI B
2019
1. PENGERTIAN
Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara komponen-
komponen di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Keseimbangan ekosistem
tersebut berdampak signifikan pada keselerasan serta kesejahteraan hidup manusia dan mahluk
hidup lainnya.
Komponen Biotik
Produsen yaitu organisme yang mampu menghasilkan makananya sendiri. Yang termasuk
produsen adalah tumbuhan hijau, karena mampu melakukan fotosintesis.
Konsumen yaitu organisme yang tidak mampu menghasilkan sendiri makanan di dalam
tubuhnya. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah dibentuk oleh produsen, atau
dari konsumen lain yang menjadi mangsanya. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
hewan dan manusia.
Pengurai yaitu organisme yang mampu menguraikan zat-zat organik dari bangkai yang
telah mati. Contohnya adalah bakteri, jamur dan mikroba.
Dalam ekosistem pasti terdapat interaksi atau hubungan timbal balik antara komponen yang
satu dengan yang lain. Interaksi yang terjadi bisa berupa interaksi yang saling menguntungkan,
merugikan, atau tidak berpengaruh terhadap satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis interaksi
tersebut antara lain: Simbiosis, terbagi menjadi tiga jenis : mutualisme, parasitisme, dan
komensalisme.
Bentuk-bentuk Simbiosis
1. Simbiosis parasitisme, adalah hubungan antar makhluk hidup di mana satu pihak
mendapat keuntungan dan pihak yang lain akan di rugikan. Contoh simbiosis parasitisme
yaitu: tumbuhan benalu dengan inangnya, bunga raflesia dengan inangnya, cacing perut
yang hidup dalam tubuh manusia, dll.
2. Simbiosis mutualisme, adalah hubungan antar makhluk hidup yang saling
menguntungkan. Jadi dari kedua pihak tidak ada yang di rugikan. Contoh simbiosis
mutualisme adalah: ikan remora dan ikan hiu, burung jalak dan kerbau, dll.
3. Simbiosis komensalisme, yaitu simbiosis yang menguntungkan satu pihak, sedangkan
pihak yang lain tidak mendapat keuntungan tapi juga tidak di rugikan. Contoh simbiosis
komensalisme adalah: ikan badut dengan anemon laut, anggrek dengan tumbuhan
inangnya.
Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun
abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam
lingkungan. Dalam ekosistem terjadi peristiwa makan memakan yang kita sebut dengan istilah
rantai makanan. Idealnya dalam sebuah rantai makanan jumlah masing-masing anggotanya harus
sesuai dengan aturan ekosistem. Dalam suatu ekosistem harus ada keseimbangan antara produsen
dan konsumen. Kehidupan dapat tetap berlangsung jika jumlah produsen lebih besar dari
konsumen tingkat I. Konsumen tingkat I lebih banyak dari konsumen tingkat II dan seterusnya.
Alat-alat rumah tangga terbuat dari kayu. Jenis kayu yang banyak digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, contohnya meranti, kamper, jati, dan mahoni. Jenis-jenis kayu
tersebut diambil dari hutan. Adanya penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan kerusakan
pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis tumbuhan yang
menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hal ini terjadi karena pengambilan secara
terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman kembali. Tumbuhan yang menjadi langka akibat
kerusakan habitatnya misalnya pohon jati, bunga anggrek, dan bunga rafflesia.
Hutan mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem. Di dalam hutan hidup
berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan
perlindungan bagi hewan-hewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang terus, sumber makanan
untuk hewan-hewan yang hidup di pohon tersebut juga akan berkurang atau tidak ada, karena itu
banyak hewan yang kekurangan makanan. Akibatnya banyak hewan yang musnah dan menjadi
langka. Selain menebang pohon, manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian dan
perumahan dengan cara membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah dapat terbakar, tanah menjadi
kering dan tidak subur. Hewan-hewan tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan besar banyak yang
mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke pemukiman manusia. Hal ini juga dapat
merusak keseimbangan ekosistem.
b. Perburuan Hewan secara Terus-Menerus
Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendrawasih, badak, dan
harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka. Manusia ada yang berburu
hewan hanya untuk bersenang-senang. Juga ada yang memanfaatkan sebagai bahan makanan,
hiasan, atau pakaian.
Para petani biasanya melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya tetap baik dan banyak.
Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu di antaranya dengan pemupukan dan
pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada dua macam, yaitu pupuk
alami dan pupuk buatan.
Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya dari kotoran hewan
atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk alami dikenal dengan sebutan pupuk
kandang atau pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat dari bahan kimia. Contoh
pupuk buatan adalah urea, NPK, dan ZA. Penggunaan pupuk buatan harus sesuai dengan aturan
pemakaian karena dapat mempengaruhi ekosistem. Pupuk buatan yang berlebihan jika kena air
hujan akan larut dan terbawa air ke sungai atau danau. Akibatnya di tempat tersebut terjadi
penumpukan unsur hara sehingga gulma tumbuh subur.
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah atau
limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian, transportasi, sampai limbah industri. Plastik
yang digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh limbah rumah tangga. Pestisida jika
digunakan berlebihan dapat menjadi limbah pertanian. Asap kendaraan merupakan limbah
transportasi. Adapun contoh limbah industri berupa limbah cair dan asap. Sampah dan limbah
tersebut ada yang mudah diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan. Jika pengolahan sampah
tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan.
e. Kegiatan Mencemari Lingkungan
f. Kegiatan Pembangunan
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat berupa
bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran tersebut
antara lain menghasilkan gas karbon dioksida menjadi bertambah. Hal ini mengakibatkan bumi
semakin panas. Kondisi ini mengakibatkan beberapa jenis makhluk hidup kesulitan
beradaptasi. Beberapa diantaranya ada yang mati, dan keseimbangan ekosistem menjadi
terganggu.
Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti
letusan gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi,
baik yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat
bagi kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan manusia.
Penebangan pohon (Pembalakan liar atau penebangan liar (bahasa Inggris: illegal
logging) adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau
tidak memiliki izin dari otoritas setempat) di hutan tanpa perhitungan akan menimbulkan akibat
yang saling berantai antara faktor biotik dan abiotik. Penebangan hutan berarti menghilangkan
sebagian besar produsen dalam suatu ekosistem. Karena itu akan menyebabkan kepunahan
sebagian flora dan fauna yang ada di hutan tersebut. Bila hujan turun pada tanah yang terbuka,
maka air akan langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki kesuburan yang tinggi. Dengan
tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke dalam tanah akan menyebabkan
aliran air di permukaan tanah menjadi besar. Adanya aliran yang besar dan cepat akan mengikis
permukaan tanah yang subur.
Untuk menjaga agar ekosistem kita tetap seimbang maka diperlukan usaha-usaha yang
nyata yang dapat kita lakukan. Beberapa usaha untuk menjaga keseimbangan ekosistem
diantaranya:
1. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif,
melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, melakukan pangadaan: taman
nasional (kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dan
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata dan rekreasi alam); cagar alam (kawasan suaka alam yang karena
keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara
alami); suaka margasatwa (kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya);
2. Tidak melakukan perburuan liar terhadap satwa-satwa;
3. Tidak menagkap ikan dengan pukat harimau dan bahan peledak;
4. Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan dan menggalakan
penggunaan pupuk alami;
5. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain;
6. Tidak membuang sampah sembarangan;
7. Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.