POST PARTUM
Disusun Oleh :
18056 April Lili Ningsih
18068 Hana Pidia Warsih
18070 Lyvia Fitra
18073 M.Fadillah Maulana
18081 Nur Salsabila
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan ibu post partum.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kami dan
teman-teman. Semoga untuk ke depannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI................................................................................................................................5
2.1 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN POST PARTUM NORMAL (MASA NIFAS)..........5
2.2 ASUHAN KEPERAWTAN HEMORAGHIE POST PARTUM.........................................17
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI POST PARTUM..................................................29
BAB III................................................................................................................................................42
PENUTUP...........................................................................................................................................42
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................42
3.2 Saran..........................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan pada ibu post partum
b. Untuk mengetahui diagnose keperawatan pada ibu post partum
c. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada ibu post partum
d. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada ibu post partum
BAB II
LANDASAN TEORI
d. Istirahat/tidur
Pada klien perdarahan post partum mengalami gangguan istirahat tidur
karena adanya rasa nyeri akibat laserasi jalan lahir.
e. Mempertahankan Tempratur Tubuh dan Sirkulasi
Pada klien perdarahan post partum mengalami gangguan dalam hal
tempratu tubuh, suhu tubuh >37.5ºc.
Perubahan tekanan darah dan nadi (mungkin tidak terjadi sampai
kehilangan darah bermakna), pelembatan pengisian kapiler, pucat, kulit
dingin/lembab, perdarahan vena gelap dari uterus ada secara eksternal
(plasenta tertahan), dapat mengalami perdarahan vagina betlebihan,
haemoragi berat atau gejala syok diluar proporsi jumlah kehilangan darah.
f. Kebutuhan Personal Hygine
Klien perdarahan post partum membutuhkan orang lain untuk
membersihkan diri dalam hal ini klien harus dimandikan.
g. Aktivitas
Pola aktivitas klien perdarahan post partum dapat terganggu karena adanya
kelemahan akibat perdarahan.
h. Gerak dan Keseimbangan Tubuh
Gerak dan keseimbangan tubuh klien dengan perdarahan post partum
terbatas karena adanya kelemahan akibat perdaraham, nyeri dan ketidak
nyamanan.
i. Kebutuhan Berpakaian
Klien perdarahan post partum mengalami gangguan dalam memenuhi
kebutuhan berpakaian tersebut.
j. Kebutuhan Keamanan
Laserasi jalan lahir: darah memang terang sedikit menetap (mungkin
tersambung) dengan uterus keras, uterus berkontraksi baik; robekan
terlihat pada labia mayora/labia minora, dan muara vagina ke perineum,
robekan luas dari episiotomi, ekstensi episiotomi kedalam lubang vaginaa,
atau robekan pada serviks.
k. Sosialisasi
Pada data sosial ini dapat dilihat apakah klien merasa terisolasi atau
terpisah karena terganggunya komunikasi, adanya perubahan pada
kebiasaan atau perubahan dalam kapasitas fisik untuk menentukan
keputusan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Klien
mungkin tampak sangat cemas dan ketakutan.
l. Kebutuhan Spiritual
Klien yang menganut agama islam selama keluar darah nifas/masa nifas
tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah. Sedangkan darah nifas adalah
darah yang keluar dari rahim ibu sesudah ia melahirkan anak, ini
berlangsung selama 40 hari dan selama-lamanya 60 hari sesudah
melahirkan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko syok hipovolemia berhubungan dengan perdarahan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan trauma atau distensi jaringan ditandai dengan
klien mengatakan nyeri pada daerah genital, ekspresi wajah meringgis.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
4. Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan.
C. Rencana Keperawatan
Dx. Kep Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Risiko syok Setelah dilakukan tindakan Manajemen syok
hipovolemik keperawatan selama... x24 hipovolemik
berhubungan jam diharapkan tidak terjadi (Hypovolemia
dengan perdarahan syok hipovolemik dengan Management):
kriteria: - Kaji warna kulit,
- Tanda-tanda vital suhum adanya
dalam batas normal sianosis, nadi
- Turgor kulit baik perifer dan
- Tidak ada sianosis diaporesis secara
- Suhu kulit hangat teratur
- Tidak ada diaporesis - Pantau frekuensi
- Membran mukosa dan irama jantung
kemerahan - Pantau status cairan,
turgor kulit,
membran mukosa,
urine output
- Monitor status
cairan, termasuk
intake dan output
sesuai kebutuhan
- Monitor kadar
hemoglobin dan
hematokrit
- Monitor kehilangan
cairan (seperti:
perdarahan, muntah,
diare, penguapan
dan takipneu)
- Monitor tanda-tanda
vital sesuai
kebutuhan
- Monitor respon
klien terhadap
perubahan cairan
- Kelola pemberian
cairan hipotonik
seperti (dekstrose
5%) untuk rehidrasi
sesuai kebutuhan
- Kelola pemberian
cairan isotonik
(seperti: NaCl dan
Ringer Laktat) dan
cairan koloid
(seperti: plasma)
untuk mengganti
volume
intravaskuler.
- Pertahankan
pemberian cairan
secara vena
- Kelola pemberian
transfusi
- Monitor reaksi
transfusi sesuai
kebutuhan
- Atur posisi klien
trendelenburg jika
klien hipotensi
sesuai kebutuhan
Shock Prevention
(Pencegahan Syok):
- Monitor status
sirkulasi: tekanan
darah, warna kulit,
tempratur kulit,
bunyi jantung,
denyut jantung dan
iramanya, kualitas
denyut perifer dan
capilary refill
- Monitor tanda dan
gejala
ketidakadekuatan
oksigenasi jaringan
- Monitor adanya
kekuatan,
peningkatan
kecemasan dan
perubahan status
mental
- Monitor suhu dan
status respirasi
- Monitor intake dan
output
- Monitor nilai
laboratorium:
terutama
hemoglobin,
hematokrit, waktu
pembekuan, analisa
gas darah (AGD),
nilai elektrolit dan
kimia darah
- Tempatkan klien
pada posisi dengan
kaki lebih tinggi
untuk meningkatkan
preload sesuai
kebutuhan
- Pertahankan
kepatenan jalan
nafas
- Kelola pemberian
cairan IV dan atau
oral sesuai
kebutuhan
- Kelola pemberian
Red Blood Cell dan
atau plasma segar
sesuai kebutuhan
- Kelola pemberian
oksigen
- Ajarkan
keluarga/klien
faktor prepitasi dari
syok
- Ajarkan keluarga
tanda dan gejala
syok
- Ajarkan keluarga
tindakan yang dapat
dilakukan jika syok
datang
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (Pain
berhubungan keperawatan diharapkan Manajement):
dengan trauma atau klien dapat: - Kaji secara
distensi jaringan 1. Mengontrol nyeri komprehensif
ditandai dengan (Pain Control), tentang nyeri,
klien menyatakan dengan kriteria: meliputi: lokasi,
nyeri pada daerah - Klien dapat karakteristik dan
genital, ekspresi mengetahui penyebab onset, durasi,
wajah meringis nyeri, onset nyeri frekuensi, kualitas,
menahan sakit - Klien mampu integritas/beratnya
menggunakan teknik nyeri dan faktor-
nonfarmakologi faktor presipitasi
untuk mengurangi - Observasi isyarat
nyeri, dan tindakan non verbal dari
pencegahan nyeri ketidaknyamanan,
- Klien melaporkan khusunya
nyeri berkurang ketidakmampuan
dengan menggunakan komunikasi secara
manajemen nyeri efektif
- Gunakan
2. Menunjukan komunikasi
tingkat nyeri (Pain terapeutik agar klien
Level) dapat
- klien melaporkan mengekspresikan
nyeri dan nyeri
pengaruhnya pada - Ajarkan
tubuh penggunaan teknik
- klien mampu non farmakologi
mengenal skala, (misal: nafas dalam,
intensitas, frekuensi teknik distraksi atau
dan lamanya episode massage)
nyeri - Evaluasi tentang
- klien mengatakan keefektifan dari
rasa nyaman setelah tindakan
nyeri berkurang mengontrol nyeri
- tanda-tanda vital yang telah
dalam batas normal digunakan
- ekspresi wajah - Berikan dukungan
tenang terhadap klien dan
keluarga
- Berikan informasi
tentang nyeri,
seperti: penyebab,
berapa lama terjadi,
dan tindakan
pencegahan
- Kontrol faktor-
faktor lingkungan
yang dapt
mempengaruhi
respon klien
terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya:
tempratur ruangan,
penyinaran dan lain-
lain)
- Tingkatkan istirahat
yang cukup
- Modifikasi tindakan
mengontrol nyeri
berdasarkan respon
klien
- Monitor
kenyamanan klien
terhadap
manajemen nyeri
- Libatkan keluarga
untuk mengurangi
nyeri
- Informasikan pada
keluarga saat
tindakan
nonfarmakologi
dilakukan, untuk
pendapatan
preventif
Pemberian Analgetik
(Analgetic Administration:
- Tentukan lokasi
nyeri, karakteristik,
kualitas dan
keparahan sebelum
pengobatan
- Berikan obat
dengan prinsip 5
benar
- Cek riwayat alergi
obat
- Libatkan klien
dalam pemilihan
analgetik yang akan
digunakan
- Pilih analgetik
secara
tepat/kombinasi
lebih dari satu
analgetik jika telah
diresepkan
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgetik pertama
kali
- Berikan analgetik
yang tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektivitas
analgetik, tanda dan
gejala (efek
samping)
7) Gigi
Jumlah gigi lengkap atau tidak, kebersihan gigi,ada tidaknya peradangan
pada gusi atau caries gigi.
8) Leher
Ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
9) Integument
Meliputi warna kulit, apakah pucat atau tidak ,kebersihan, turgor, tekstur
kulit.
10) Thorax
Dikaji kesimetrisnya, ada tidaknya suara ronchi, ada tidaknya kolostrum,
apakah putting susu masuk atau tidak, apakah tampak kotor atau tidak.
11) Payudara
Payudara membesar, areola mammae warnanya lebih gelap,papilla
mammae menonjol, keluar ASI.
12) Abdomen
Ada tidaknya distensi abdomen, tinggi fundus uteri masih setinggi pusat,
bagaimana dengan bising usus, apakah ada nyeri tekan.
13) Genetalia
Adakah pengeluaran lochea, bagaimana warnanya, banyaknya, bau serta
adakah oedema pada vulva.
14) Ekstremitas atas
Kesimetrisannya, ujung-ujung jari sianosis atau tidak adanya oedema.
15) Ekstremitas bawah
Kesimetrisannya, ada tidaknya oedema, sianosis, bagaimana
pergerakannya, reflex patella.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan (luka episiotomi), involusi uteri,
pembengkakan payudara ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada daerah
genetalia, nyeri pada payudara, payudara bengkak, ekspresi wajah meringis.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
tidak adekuat ditandai dengan klien mengatakan tidak ada nafsu makan
3. Risiko infeksi; penyebaran/sepsis berhubungan dengan adanya infeksi, kerusakan
kulit atau jaringan yang trauma.
4. Gangguan eliminasi BAK (dysuria) berhubungan dengan trauma perineum dan
saluran kemih.
5. Risiko gangguan proses parenting berhubungan dengan adanya infeksi post
partum
6. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan: kelelahan post partum
C. Rencana Keperawatan
Dx.Kep Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri (Pain
dengan peregangan tindakan keperawatan Management):
perineum; luka diharapkan klien dapat: - Kaji secara
episiotomy; involusi 1. Mengontrol nyeri komprehensif
uteri; pembengkakan (Pain Control), tentang nyeri,
payudara ditandai dengan kriteria: meliputi: lokasi,
dengan klien - klien dapat karakteristik, onset,
mengatakan nyeri pada mengetahui durasi, frekuensi,
daerah genetalia, penyebab kualitas, intensitas
payudara membengkak nyeri,onset nyeri. nyeri, dan factor
dan nyeri ekspresi - Klien mampu presipitasi.
wajah meringis menggunakan - Observasi isyarat-
teknik non isyarat non verbal
farmakologi untuk dari
mengurangi nyeri. ketidaknyamanan,
- Klien mampu khususnya dalam
mengenal tanda- ketidakmampuan
tanda pencetus untuk komunikasi
nyeri. secara efektif.
- Klien melaporkan - Gunakan
nyeri berkurang komunikasi
dengan terapeutik agar
menggunakan klien dapat
manajemen nyeri. mengekspresikan
2. Menunjukkan nyeri
Tingkat Nyeri - Ajarkan
(Pain Level) penggunaan teknik
Dengan kriteria: non farmakologi
- Klien mampu (misalnya:
mengenal skala, relaksasi, terapi
intensitas, music, distraksi,
frekuensi, dan massase)
lamanya episode - Evaluasi
nyeri keefektifan dari
- Klien mengatakan tindakan
rasa nyaman mengontrol nyeri
setelah nyeri yang telah
berkurang digunakan
- Tanda-tanda vital - Berikan dukungan
dalam batas terhadap klien dan
normal keluarga
- Ekspresi wajah - Berikan informasi
tenang tentang nyeri,
seperti: penyebab,
berapa lama terjadi ,
dan tindakan
pencegahan
- Control factor-
faktor lingkungan
yang dapat
memengaruhi
respon klien
terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya:
temperature
ruangan, penyinaran
dan lain-lain)
- Tngkatan
tidur/istirahat yang
cukup
- Hilangkan factor
yang dapat
meningkatkan
pengalaman
nyeri(mis.,rasa
takut, kelelahan dan
kurangnya
pengetahuan).
- Modifikasi tindakan
mengontrol nyeri
berdasarkan respon
klien
- Monitor
kenyamanan klien
terhadap
manajemen nyeri
- Libatkan keluarga
untuk mengurangi
nyeri.
Pemberian analgetik
(Analgetic
Administration):
- Tentukan lokasi
nyeri, karakteristik,
kualitas dan
keparahan sebelum
pengobatan
- Berikan obat
dengan prinsip 5
benar
- Cek riwayat alergi
obat
- Pilih analgetik
secara
tepat/kombinasi
lebih dari satu
analgetik jika telaj
diresepkan
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah permberian
analgetik pertama
kali
- Berikan analgetik
yang tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan
gejala (efek
samping
Ketidakseimbangan Setelah Dilakukan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari Tindakan Keperawatan (Nutritional
kebutuhan tubuh b.d Selama... X24 Jam Management):
intake tidak adekuat Diharapkan Kebutuhan - Tanyakan pada
ditandai dengan klien Nutrisi Adekuat (Status klien tentang alergi
mengatakan tidak ada Nutrisi : Intake Makanan makan
nafsu makan Dan Cairan) Dengan - Anjurkan masukan
Kriteria: kalori yang tepat
- Klien Melaporkan yang sesuai dengan
Peningkatan Nafsu gaya hidup
Makan - Tanyakan makanan
- Klien Menunjukan kesukaan klien
Intake Nutrisi Dan - Anjurkan
Cairan Adekuat peningkatan zat besi
yang sesuai
- Anjurkan makan
makanan yang
manis
- Anjurkan untuk
makan buah dan
minum
- Pastikan diit tidak
menyebabkan
konstipas
- Berikan klien diit
tinggi protein,
tinggi kalori
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tenang
jumlah kalori dan
tipe nutrisi yang
dibutuhkan
Monitor Nutrisi
(Nutrisition Monitoring):
- Monitor adanya
penurunan berat
badan
- Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang bisa dilakukan
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar
albumin, kadar
protein, Hb dan
hematokrit
- Monitor makanan
kesukaan
- Monitor kalori dan
intake nutrisi
Risiko infeksi Setelah dilakukan Kontrol Infeksi (Infection
penyebaran /sepsis tindakan keperawatan Control):
berhubungan dengan selama... x24 jam - Bersihkan
adanya infeksi, diharapkan klien dapat lingkuang secara
kerusakan kulit atau meningkatkan tepat setelah
jaringan yang trauma Pengetahun Tubuh digunakan oleh
(Immune Status) dengan klien
kriteria: - Ganti peralatan
- Tidak ada tanda- klien setiap selesai
tanda infeksi tindakan
- Tanda-tanda vital - Batasi jumlah
dengan rentang pengunjung
normal - Gunakan sabun
- Urine output untuk mencuci
normal tangan sebelum dan
- Membran mukosa sesua=dah kontak
normal dengan klien
- Tidak ada - Gunakan sarung
peningkatan tangan steril
leukosit - Lakukan perawatan
- Luka di daerah vulva dan perineum
perineum tidak ada - Anjurkan klien
pus untuk megganti
pembalut setiap
kotor
- Lakukan teknik
perawatan luka
yang tepat
- Tingkatkan asupan
nutrisi dan cairan
- Anjurkan istirahat
yang cukup
- Ajarkan klien dan
keluarga tentang
tanda dan gejala
dari infeksi
- Ajarkan klien dan
angggota keluaga
bagaimana
mencegah infeksi
- Berikan antibiotik
jika perlu
Proteksi Infeksi:
- Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik
- Monitor nilai
absolut Whie Blood
Cell
- Pertahankan teknik
aseptik
- Pertahankan teknik
isolasi sesuai
kebutuhan
- Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap adanya
kemerahan, panas
atau adanya
pengeluaran cairan
- Dorong masukan
nutrisi yang cukup
- Dorong intake
cairan sesuai
kebutuhan
- Kelola pemberian
antibiotika
- Ajarkan keluarga
dan klien untuk
melaporkan tanda
dan gejala infeksi
pada petugas
kesehatan
- Ajarkan klien dan
keluarga bagaimana
menghindari infeksi
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penuis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang bisa dipertanggung jawabkan. Untuk saran dan kritik terhadap penulisan kami
harapkan agar bisa menambah pengetahuan lebih mendalam tentang makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,Eny Retra.2009. Asuhan Kebidanan Post Partum.Yogyakarta: Cendekia press