BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah yang dihasilkan dari sisa proses kegiatan industri memiliki
bermacam bentuk mulai dari gas, padat dan cair. Limbah gas banyak dibuang ke
udara bebas yang berupa asap-asap beracun. Banyak limbah yang berbahaya
mengandung bahan kimia yang mampu mencemarkan tanah-tanah pertanian.
Selain itu limbah industri biasanya dibuang pada tempat tempat yang dianggap
dapat menyelesaikan masalah, akan tetapi pada kenyataannya banyak limbah
industri yang menganggu bahkan merusak lingkungan mulai dari melalui
pencemaran air, tanah, maupun udara. Hal ini menunjukkan bahwa adanya limbah
industri yang tidak tepat penanganannya akan membahayakan lingkungan dan
manusia. Limbah merupakan hasil sisa dari proses suatu kegiatan. Limbah-limbah
yang dihasilkan dari sisa proses kegiatan memiliki bermacam bentuk mulai dari
gas, padat dan cair. Limbah gas banyak dibuang ke udara bebas yang berupa asap-
asap beracun. Banyak limbah-limbah yang berbahaya mengandung bahan kimia
yang mampu mencemarkan tanah-tanah pertanian.
Kehidupan di dunia tidak terlepas dari peranan industri yang dapat
membantu memenuhi kebutuhan manusia baik industri pangan, industri tekstil dan
lain sebagainya. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut benyaknya
industri yang bermunculan, hal ini menimbulkan adanya suatu keharusan dalam
menyusun strategi yang efektif dalam mengembangkan indsutri tersebut. Strategi
yang baik mendukung industri dapat bersaing dengan negara-negara lain yang
telah maju. Oleh karenanya keberadaan limbah tidak terlepas dari akibat
banyaknya industri yang bermunculan yang tidak menerapkan konsep
keberlanjutan (konsep yang memperhatikan lingkungan).
Limbah yang penanganannya tidak tepat akan menimbulkan banyak
masalah baru yang tidak terselasaikan. Lingkungan memiliki kemampuan untuk
menetralisir pencemaran yag terjadi apabila jumlahnya kecil, akan tetapi apabila
dalam jumlah yang cukup besar akan menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan karena dapat mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan
lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa limbah dengan penanganan yang tidak
tepat dapat mencemari lingkungan. Permasalahan lingkungan saat ini yang banyak
terjadi adalah yang diakibatkan oleh limbah cair. Limbah cair yang tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan dampak yang luar biasa khususnya pada perairan.
Perairan berkaitan dengan ketersediaan sumber daya air, hal ini menunjukkan
bahwa dengan limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan
dampak negatif dimasa mendatang khususnya pada masalah kelangkaan sumber
daya air, bencana alam yaitu erosi, banjir maupun kepunahan ekosistem perairan.
Air adalah salah satu sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air
memiliki sifat mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air sangat banyak
digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.
Oleh karena itu ketersediaan air sangat harus memperhatikan kualitas airnya.
Kualitas air dapat ditentukan berdasarkan kebutuhannya mulai dari untuk
kebutuhan air minum, kebutuhan air untuk mencuci, mandi dan lain sebagainya.
Air yang berwarna secara umum tidak dapat diterima masyarakat karena
cenderung berargumen bahwa air tersebut tidak layal. Masyarakat cenderung
memilih air yang jernih tidak berwarna dan bebas dari kotoran apapun. Air yang
sangat berwarna tidak cocok untuk mencuci, mandi, minum, produksi dan
pengolahan makanan.Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kualitas air tersebut
dapat dilakukan beberapa uji yakni daya hantar listrik (DHL), DO, dan pH pada
praktikum mata kuliah Pengelolaan Limbah Pertanian
1.2 Tujuan
Mengetahui karakteristik air yang tercemar dengan menghitung DHL, DO,
pH.
1.3 Manfaat
Menambah pengetahuan dalam mengetahui karakteristik air yang tercemar
dengan menghitung DHL, DO, pH.
3.2.2 Alat
1. TDS
2. pH Meter
3. DHL Meter
DAFTAR PUSTAKA
Doraja, P. H., Maya S. dan N. D. Kuswytasari. 2012. Biodegradasi Limbah
Domestik dengan Menggunakan Inokulum Alami dari Tangki Septik. Sains
dan Seni ITS, 1(1): 44-47.
Jenie, B. S. Laksmi dan W. P. Rahayu. 1993. Penanganan Limbah Industri
Pangan. Yogyakarta: Kanisius.
Komala P.S., D. Helard, D. Delimas. 2012. Identifikasi Mikroba Anaerob
Dominan pada Pengolahan Limbah Cair Industri Karet dengan Sistem Multi
Oil Layering (MSL). Teknik Lingkungan. 9(1): 74-88.
Moertinah, S. 2010. Kajian Proses Anaerobik sebagai Alternatif Teknologi
Pengolahan Air Limbah Industri Organik Tinggi. Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri, 1(2): 104-114.
Pasisingi, N., N. T. M. Pratiwi dan M. Krisanti. 2014. Kualitas Perairan Sungai
Cileungsi Bagian Hulu berdasarkan Kondisi Fisik-Kimia. Depik, 3(1): 56-
64.
Patty, S. I., H. Arfah dan M. S. Abdul. 2015. Zat Hara (Fosfat, Nitrat), Oksigen
Terlarut dan pH Kaitannya dengan Kesuburan Di Perairan Jikumerasa,
Pulau Buru. Pesisir dan Laut Tropis, 1(1): 43-50.
Purnama, H. S., Herbert dan R. Tambun. 2015. Pengaruh Waktu dan Suhu
Pembakaran dalam Pembuatan Abu dari Kulit Buah Markisa debagai
Sumber Alkali. Teknik Kimia, 4(4) : 32-38.
Putra, D. S., dan A. Putra. 2014. Analisis Pencemaran Limbah Cair Kelapa Sawit
Berdasarkan Kandungan Logam, Konduktivitas, TDS dan TSS. Fisika
Unand, 3(2): 96-101.
Rahman, A., M. F. Begum., M. Rahman. dan M. A. Bari. 2011. Isolation and
Identification of Trichoderma Species from Different Habitats and Their Use
for Bioconversion of Solid Waste. Turk J Biol, 35(1): 183-194.
Riyanto. 2014. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Yogyakarta: Depublish.