METODOLOGI PENELITIAN
PROPOSAL TESIS
Oleh :
NIM : 20168005
Tahun 2020
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
No Puskesmas Jumlah Kasus Jumlah Kasus
Tahun 2017 % Tahun 2018 %
1 Lubuk Buaya 10.759 50 % 6.672 28 %
2 Air Dingin 3.113 13 % 3.297 10 %
3 Ikua Koto 1.374 11 % 3.050 24 %
4 Anak aie 4.396 33 % 5.043 36 %
Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh zat pencemar udara khususnya debu PM 10 yang
dihasilkan akibat kegiatan industri UMKM di Kecamatan Koto Tangah
terhadap penurunan kualitas udara ambien
9
2. Bagaimana pengaruh paparan debuPM 10 terhadap kesehatan paru – paru
pekerja baik yang berada didalam ruangan maupun di luar ruangan serta
masyarakat sekitar industri.
3. Bagaimana hubungan paparan debu PM 10 terhadap kesehatan dan
kemungkinan penurunan fungsi paru-parupada tenaga kerja dan masyarakat
sekitar
4. Bagaimana kondisi kualitas udara di lokasi sampling berdasarkan hasil
pemantauan dalam kegiatan EKUP 2017 – 2020.
ruangan .
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Udaramerupakancampuranberbagaimacamgasyangterdapatpadalapisan yang
karenamasihadazat-zatataubahan-bahanataukomponenlainyangmasuksehingga
komposisiudaratersebutberubah.Penambahanbenda–benda(partikel)ataugas–gas asing di
luar ketentuan komposisi alamiah maupun penambahan komponen dalam jumlah yang
suatu proses yang disebut polusi atau pencemaran udara (Ryadi, 1988).
Pencemaranudaradapatbersumberdaribeberapagassepertisulfurdioksida,
hidrogensulfidadankarbonmonoksidayangselalubebasdiudarasebagaiproduk
sampingandariproses–prosesalamisepertiaktivitasvulkanik,pembusukansampah
tanaman,kebakaranhutandansebagainya.Selainitu,partikel–partikelpadatanatau cairan
berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan alam
1992).
Polusiudaramerupakansalahsatumasalahkesehatanyangpenting.Dampak buruk
peningkatan jumlah bahan polutan diudara, khususnya sulfur dioksida dan partikel
11
Fardiaz, (1992) membedakan jenis polutan udara primer atau polutan yang
mencakup90%darijumlahpolutanudaraseluruhnyamenjadilimakelompok,yaitu karbon
dan meterial yang berukuran kasar yang melayang-layang di udara yang bersifat toksik
1. Sifat Pengendapan, adalah sifat debu yang cenderung selalu mengendap proporsi
Permukaandebuakancendrungselalubasah,dilapisiolehlapisanairyangsangat tipis.
3. Sifat Penggumpalan,
olehkarenapermukaandebuyangselalubasahmakadapatmenempelantaradebu
12
4. Sifat Listrik Statis, sifat listrikstatis yang dimiliki partikel debu dapat menarik
penggumpalannya.
5. Sifat Optis,
partikeldebuyangbasah/lembabdapatmemancarkansinarsehinggadapatterlihat di
Menurut Aprianzal (2009), Debu (dust) adalah salah satu bentuk aerosol
cepat, peledakan dan decreptitation (pemecahan karena panas) dari material organik
maupun anorganik, seperti batu, bijih batuan, logam, batubara, kayu dan bijih tanaman.
Istilah debu di tempat kerja adalah partikulat padat dengan ukuran diameter 0,1 – 25
µm. Namun ada juga yang menyatakan bahwa partikulat di tempat kerja yang
menjadi perhatian ada pada kisaran 0 – 100 µm. Hanya debu yang berukuran kurang
dari 5µm yang dapat mencapai bagian dalam dari paru-paru atau alveoli. Berbagai
faktor berpengaruh dalam timbulnya penyakit atau gangguan pada saluran napas akibat
debu. Faktor itu antara lain adalah faktor debu yang meliputi ukuran partikel, bentuk,
konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi, lama paparan. Faktor individual meliputi
mekanisme pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran napas dan faktor imunologis.
Partikel debu yang berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari
pelindasanbenda-bendaolehkendaraanataupejalankaki.Partikelyangberdiameter antara 1-
13
Partikel dengan ukuran ini dinamakan Particulate Matter(PM)
10Partikelyangmempunyaidiameter0,1-1mikronterutamamerupakan produk
Berdasarkan ukuran partikelnya debu ini terdiri atas beberapa jenis yaitu,
a. Debu yang berukuran antara 5-10 mikron bila terhisap akan tertahan dan
b. Debu yang berukuran antara 3-5 mikron tertahan dan tertimbun pada
merupakan yang paling berbahaya karena tertahan dan tertimbun mulai dari
alveoli, debu yang ukurannya antara 0,1-0,5 mikron berdifusi dengan gerak
Brown keluar masuk alveoli; bila membentur alveoli debu dapat tertimbun di
situ. Meskipun batas debu respirabel adalah 5 mikron, tetapi debu dengan
ukuran 5-10 mikron dan kadar yang berbeda dapat masuk ke dalam alveoli.
e. Debu yang berukuran lebih dari 5 mikron akan dikeluarkan semuanya bila
jumlahnya 1.000 partikel per milimeter kubik udara, maka 10% dari jumlah
Selain berefek pada kesehatan juga dapat menyebabkan masalah seperti berikut:
14
Pertama, Estetika dan fisik penyakit seperti amblyopia dan bangunan warna warna dan
noda Kedua, Merusak tanaman kehidupan, sebagai akibat dari pori-pori tanaman
penutupan yang terjadi untuk mengganggu fotosintesis. Ketiga, Perubahan iklim global,
kesehatan manusia, seperti terjadinya iritasi mata, alergi, penyakit pernapasan dan
kanker paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan tergantung pada: Solubity (larut),
(SiO2) dalam debu yang dihirup terkandung pernapasan dan disimpan di paru-paru
dengan masa inkubasi 2-4 tahun. Pekerja sering sakit biasanya bekerja di sebuah
perusahaan yang memproduksi batu untuk bangunan seperti granit, keramik, tambang
timah, tambang besi, dan tambang lainnya.Gejala, mungkin pada tingkat perbedaan
moderat ringan dan berat eksposur.Pada tingkat Ringan dengan batuk kering, dalam
tidak bronkial tidak biasa, itu ronchi dasar paru-paru.Pada tingkat gangguan pernapasan
parah terjadi, untuk cacat total, hypertofi jantung kanan, gagal jantung kanan.
Penyakit ini dapat di sebuah tambang batu bara atau karyawan industri yang memakai
jenis bahan batu lainnya. Gejala-gejala penyakit ini, seperti sesak napas, bronkitis,
15
disebabkan oleh debu asbes dengan periode laten 10-20 tahun. Asbes adalah campuran
temukan pada pengelola asbes, tenun, pemintalan dan perbaikan tekstil.Gejala seperti
sesak napas, batuk, dahak, bibir cyanotic terlihat biru. Gambar radiologi menunjukkan
pekerja produsen tembaga berilium adalah dalam pembuatan tabung radio, pengguna
neon sebagai energi atom. Senin Pagi syndroma “atau” Senin Fightnesí “gejala
Sebagian terjadi setelah hari kerja setelah liburan, merasakan demam, lemah badan,
sesak napas, Baruch-batuk,” Kapasitas Vital “: Bisinosis debu kapas atau sejenisnya
disebabkan oleh menurun secara signifikan setelah 5 – 10 tahun bekerja dengan debu.
Penyebab stannosis timah debu bijih (SNO) Siderosis disebabkan oleh debu yang
mengandung (Fe202).
Debu yang nonfibrogenik adalah debu yang tidak menimbulkan reaksi jaring
paru, contohnya adalah debu besi, kapur, timah.Debu ini dulu dianggap tidak merusak
paru disebut debu inert. Belakangan diketahui bahwa tidak ada debu yang benar-benar
inert. Dalam dosis besar, semua debu bersifat merangsang dan dapat menimbulkan
reaksi walaupun ringan. Reaksi itu berupa produksi lendir berlebihan; bila terus-
menerus berlangsung dapat terjadi hiperplasi kelenjar mukus. Jaringan paru juga
dapat berubah dengan terbentuknya jaringan ikat retikulin. Penyakit paru ini disebut
pneumokoniosis nonkolagen.
pernafasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan terutama terjadi pada sistem
pernafasan.Faktorlainyangpalingberpengaruhterhadapsistempernafasanterutama adalah
16
ukuran partikel, karena ukuran partikel yang menentukan seberapa jauh
penetrasipartikelkedalampernafasan.Debu-debuyangberukuran5-10mikronakan ditahan
oleh jalan pernafasan bagian atas, sedangkan yang berukuran 3-5 mikron ditahan oleh
Penyakitparukerjaadalahpenyakityangdisebabkanolehpartikel,uap,gas
ataukabutyangberbahayayangmenyebabkankerusakanparubilaterinhalasiselama
bekerja.Saluran nafas dari lubang hidung sampai alveoli menampung 14.000 liter udara
AmericanLungAssociationmembagipenyakitparuakibatkerjamejadidua kelompok
parusertapenyakithipersensitivitassepertiasmayangdisebabkankarenareaksiyang
2.1.4Sumber-Sumber Debu
Debu yang terdapat di dalam udara terbagi dua, yaitu deposite particulate
matteradalahpartikeldebuyanghanyaberadasementaradiudara,partikelinisegera
mengendap karena ada daya tarik bumi. Suspended particulate matter adalah debu yang
tetap berada di udara dan tidak mudah mengendap (Yunus, 1997). Sumber-
sumberdebudapatberasaldariudara,tanah,aktivitasmesinmaupunakibataktivitas manusia
Pengukuran kadar debu di udara bertujuan untuk mengetahui apakah kadar debu
lingkungankerjayangamandansehatbagipekerja.Dengankatalain,apakahkadar
pedomanpihakpengusahamaupuninstansiterkaitlainnyadalammembuatkebijakan yang
tepat untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi pekerja, sekaligus menekan
metode gravimetric, yaitu dengan cara menghisap dan melewatkan udara dalam volume
tertentu melalui saringan serat gelas/kertas saring. Alat-alat yangbiasa digunakan untuk
1. High volume air sampler, alat ini menghisap udara ambien dengan pompa
permukaan serat gelas. Alat ini dapat digunakan untuk pengambilan contoh
udara selama 24 jam, dan bila kandungan partikel debu sangat tinggi maka waktu
2. Lowvolume air sampler, alat ini dapat menangkap debu dengan ukuran sesuai yang
kita inginkan dengan cara mengatur flow rate 20 liter/menit dapat menangkap
partikel berukuran 10 mikron. Dengan mengetahui berat kertas saring sebelum dan
3. Lowvolume dust sampler, alat ini mempunyai prinsip kerja dan metode yang sama
dapat lolos melalui filter bulu hidung manusia selama bernafas. Untuk
flowrate2liter/menitdapatmenangkapdebuyangberukuran<10mikron.Alatini
18
biasanya dugunakan pada lingkungan kerja dan dipasang pada pinggang pekerja
Nilaiambangbatas(NAB)adalahstandarfaktor-faktorlingkungankerjayang
dianjurkan di tempat kerja agar tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa
mengakibatkanpenyakitataugangguankesehatan,dalampekerjaansehari-hariuntuk
waktutidakmelebihi8jamsehariatau40jamseminggu.KegunaanNABinisebagai
Nomor PER. 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di
Nilai ambang batas kadar debu yang ruangan didasarkan pada Peraturan
lampiranItentangPersyaratandantatacarapenyelenggaraankesehatanlingkungan
kerjaperkantoran.Adapunkandungandebumaksimaldidalamudararuangandalam
Partikel debu akan berada di udara dalam kurun waktu yang relatif lama
dalamkeadaanmelayang-layangdiudarakemudianmasukkedalamtubuhmanusia melalui
kimiasehinggakomposisidebudiudaramenjadipertikelyangsangatrumitkarena merupakan
19
campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda-beda
(Pujiastuti, 2002).
Ada tiga cara masuknya bahan polutan seperti debu dari udara ke tubuh
manusia, yaitu melalui inhalasi, ingesti, dan penetrasi kulit. Inhalasi bahan polutan dari
udara dapat menyebabkan gangguan di paru dan saluran nafas. Bahan polutan yang
cukup besar tidak jarang masuk ke saluran cerna. Selain itujuga batuk
merupakansuatumekanismeuntukmengeluarkandebu-debutersebut.Bahanpolutan dari
udara juga dapat masuk ketika makan atau masuk ke saluran cerna. Bahan
polutandariudarajugadapatmenjadipintumasukbahanpolutandiudara,khusunya bahan
organik dapat melakukan dan dapat menimbulkan efek sistemik (Aditama, 1992).
memberikan dampak negatif lain apabila ditinjau dari aspek biologisnya. Menurut
Riyadina (1996), efek biologis paparan debu di udara terhadap kesehatan manusia atau
1. Efek fibrogenik, debu fibrogenik sebagai debu respirabel dari kristal silika
(asbestos), debu
debu yang respirabel sebagai faktor tunggal yang paling penting pada
2. Efek iritan,
pengaruhiritandaridebuyangberbedatidakspesifik,sehinggakeadaaninitidak dapat
secaralangsung dihubungkan dengan pengaruh dari debu. Tetapi secara klinis atau
20
3. Efek alergi, debu dari tumbuhan hewan mempunyai sifat dapat meningkatkan reaksi
alergi. Beberapareaksikekebalanbiasanyamembentukresponsecarapsikologiberupa
iritasi.Secarapatologidapatditentukanmelaluitesalergisebagaipenyakitakibat kerja
padasaluran pernafasan yang umumnya berupa asma bronchial. Debu organik yang
menyebabkan alergi meliputi tepung, pollen (serbuk sari), rambut hewan, bulu
4. Efek karsinogenik,
penyebabyangberperanpentingdalampertumbuhankankerpadamanusiaadalah debu
asbestos, arsenik, chromium dan nikel. Akan tetapi, penyebab tersebut kurang lebih
5. Efek sistemik toksik, banyak substansi yang berbahaya menyebabkan efek sistemik
toksik sebagai hasil dari debu yang masuk melalui sistem saluran pernafasan.
Paparan debu
untukbeberapatahunpadakadaryangrendahtetapidiatasbataslimitpaparan,
6. Efek pada kulit, partikel-partikel debu yang berasal dari material yang berbentuk
pita dan tebal seperti fiberglass, dan material tahanapi sering sebagai penyebab
dermatitis.
Beberapafaktorberpengaruhdalamtimbulnyapenyakitataugangguanakibat
paparan debubagi pekerja di ruang kerja. Menurut Yunus (1997) dan Suma’mur (1996),
dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan atau penyakit
1. Faktor Fisik, meliputi : Jenis bahan, Ukuran Partikel, Bentuk Partikel, Daya
persenyawaan.
3. FaktorIndividualPekerja,meliputi:Umur,JenisKelamin,Anatomidanfisiologi,
Dayatahantubuh(Immunologis),Genetik,danEmosi(Psikologis),Keadaangizi,
berbagai gangguan atau penyakit dapat timbul pada pekerja. Debu yangmasuk ke
dalamsaluranpernafasanmenyebabkantimbulnyareaksimekanismepertahanannon
terpaparselamabertahun-tahun.Penyakitakibatpaparandebuyanglainsepertiasma kerja,
bronchitis industri.Umumnyapenyakitparuakibatdebumempunyaigejaladan
tandayangmiripdenganpenyakitparulainnyayangtidakdisebabkanolehdebudi tempat
kerja. Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan anamnesis yang teliti meliputi
karenapenyakitbiasanyabarutimbulsetelahpaparanyangcukuplama.Pengetahuan yang
cukup tentang dampak debu terhadap paru diperlukan untuk dapat mengenali kelainan
2.2.1 Pengertian
Particulate matter (PM) adalah istilah untuk partikel padat atau cair yang
ditemukan di udara. Partikel dengan ukuran besar atau cukup gelap dapat dilihat sebagai
jelaga atau asap. Sedangkan partikel yang sangat kecil dapat dilihat dengan mikroskop
22
electron.Partikel berasal dari berbagai sumber baik mobile dan stasioner (diesel truk,
woodstoves, pembangkit listrik, dll), sehingga sifat kimia dan fisika partikel sangat
bervariasi. Partikel dapat langsung diemisika atau terbentuk di atmosfer saat polutan
gas seperti SO2 dan NOx bereaksi membentuk partikel halus. PM-10 Standar merupakan
partikel kecil yang bertanggung jawab untuk efek kesehatan yang merugikan karena
kemampuannya untuk mencapai daerah yang lebih dalam pada saluran pernapasan. PM-
berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 untuk PM-10 adalah 150 µg/Nm3 (24 jam).
Efek utama bagi kesehatan manusia dari paparan PM-10 meliputi: efek pada
pernapasan dan sistem pernapasan, kerusakan jaringan paru-paru, kanker, dan kematian
dini. Orang tua, anak-anak, dan orang-orang dengan penyakit paru-paru kronis,
influenza, atau asma, sangat sensitif terhadap efek partikel.PM-10 yang asam juga dapat
merusak bahan buatan manusia dan merupakan penyebab utama berkurangnya jarak
pandang.
MenurutSiswanto,sebagaimanayangdikutipolehSimatupang(2005)bahwa
pengendalianyangpaling efektifadalahpengendaliansecaratehnikdanmerupakan
Kemudian alat penghisap debu tersebut dihubungkan pipa dan keseluruhan alat ini
paparan debu dari lingkungan kerja menjadi 2 macam yaitu melalui pengukuran secara
tehnis dan pemeriksaan secara medis dengan penjelasan sebagai berikut ini:
ditempatyangpotensialmenghasilkandebu.Monitorterhadapkonsentrasidebu
udarasangatpentinguntukmengetahuikadarnyaapakahberadadibawahataudi atas
nilaiambang batas debu udara. Selanjutnya usaha agar konsentrasi/kadar debu tidak
melampaui batas, maka dengan pemasangan alat penyedot dan pengatur udara
ruangan.Untukproteksibagipekerjadengankondisilingkunganyangpotensial
pemeriksaan status kesehatan pekerja yang terpapar secara teratur dan biasanya
dilakukan oleh dokter perusahaan. Upaya ini merupakan suatu langkah untuk
mengetahui dan memonitor kondisi kesehatan pekerja serta sebagai suatu deteksi
awal terhadap
masalahkesehatanyangmungkinditemui.Pemeriksaankesehatanyanglengkap akan
memberikan bukti yang akurat dari pekerja yang terpapar sehingga dapat membantu
pencegahan paparan debu ataupun kadar debu di ruangan kerja dapat dilakukan
dengan cara ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara ke ruangan kerja melalui
jendela dan pintu, ventilasi lokal dengan cara menghisap debu dari
tempatsumberdebuyangdihasilkandenganmenggunakanpompahisap.Selainitu,
Pencegahanjugadapatdilakukandenganmenghindarimasuknyadebuorganikyang ada
24
di udara ke dalam paru pekerja dengan jalan penggunaan alat pelindung diri
(masker)padapekerjayangbekerjaditempattersebut.Berdasarkanpenelitianyang
masker denganukuran3-5µdapatmenurunkankadardebuyangmasukkeparu-
parupekerja
hingga87,6%.Alatpelindungpernafasanyangdigunakandapatdilihatpadagambar
berikut.
yang selalu ada dalam udara dan berpotensi mencemari udara.Udara itu sendiri secara
umum adalah salah satu faktor pendukung kehidupan di muka bumi dan merupakan
yang terdapat dalam udara ambien bukan hanya terbatas pada bentuk gas saja,
melainkan terkandung juga di dalamnya zat-zat lain yaitu uap air dan partikulat.
Pendapat lain, partikulat adalah zat padat/cair yang halus dan tersuspensi di
udara, misalnya embun debu, asap, fumes, dan fog. Debu adalah zat padat berukuran
25
0,1-25 mikron, sedangkan fumes adalah zat padat hasil kondensasi gas yang biasanya
terjadi setelah proses penguapan logam cair. Dengan demikian fumes berukuran sangat
kecil yakni kurang dari 1,0 mikron. Asap adalah karbon (C) yang berdiameter kurang
dari 0,1 mikron, akibat dari pembakaran hidrat karbon yang kurang sempurna, demikian
pula halnya dengan jelaga. Maka partikulat ini dapat terdiri dari zat organik dan
anorganik. Sumber alamiah partikulat atmosfer adalah debu yang memasuki atmosfer
karena terbawa angin. Sumber artifisial debu terutama adalah pembakaran (batubara,
minyak bumi, dan lain-lain) yang dapat menghasilkan jelaga (partikulat yang terdiri dari
karbon dan zat lain yang melekat padanya). Sumber lain adalah segala proses yang
Menurut WHO (2010) besarnya ukuran partikel debu yang dapat masuk
kedalam saluran pernafasan manusia adalah yang berukuran 0,1 µm sampai 10 µm dan
µm dan dikenal dengan nama PM10).Dampak yang ditimbulkan PM10 biasanya bersifat
akut pada saluran pernafasan bagian bawah seperti pneumonia dan bronchitis baik pada
Salah satu partikulat yang penting dapat menyebabkan ISPA adalah mist asam
sulfat (H2SO4). Zat ini dapat mengiritasi membran mukosa saluran pernafasan dan
menimbulkan bronco konstriksi karena sifatnya yang iritan. Hal ini dapat merusak
terhadap saluran pertahanan pernafasan (bulu hidung, silia, selaput lendir) sehingga
dengan rusaknya pertahanan pernafasan ini kuman dengan mudah dapat masuk kedalam
26
2.3 Proses Saluran Pernafasan Terpapar Pencemar Udara
Saluran pernafasan yang berpotensi terpapar pencemar udara ini merupakan
besar organ yang mudah sensitif terhadap pencemar ini merupakan organ
pernafasan.Mulai dari mulut hingga paru-paru dan hati. Dalam hal ini proses terjadinya
pencemar hingga mengganggu sistem kerja organ dapat dijelaskan sebagai berikut;
bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia.Permukaan epitel diliputi oleh
lapisan mukus yang disekresi oleh sel goblet dan kelenjarserosa.Dari rongga hidung
udara menuju ke faring kemudian menuju ke laring yang merupakan rangkaian cincin
tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita suara. Di antara pita
suara terdapat glotis yangmerupakan pemisah antara saluran pernapasan bagian atas dan
dan dilembabkan dengan uap air, udara inspirasi berjalan menurunitrakhea, melalui
peralihan dan zona respirasi, tempat terjadinya pertukaran gas dan terdiri dari
27
bronkiolus respiratorius, duktus elveolaris danalveoli. Tiap alveolus dikelilingi oleh
pembuluh kapiler paru.Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebih lebar,
bronkusutama kiri lebih panjang dan lebih sempit, merupakan kelanjutan tracheadengan
sudut yang lebih tajam.Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi
alveoli (kantung udara). Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkiolus
terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai
terdapat asinus yang merupakan unitfungsional paru – paru, yaitu tempat pertukaran
Paru - paru yang berisi sekitar 300 juta alveoli, membentuk suatu selaput
pernapasan seluas sekitar 1.100 kaki persegi atau kira - kira seluas permukaanlapangan
tersebut kemudian melewati cabang – cabang saluran udarayang disebut bronki, menuju
sebaran ranting – ranting udara (bronkiole) hinggake jutaan kantong udara kecil – kecil
yang disebut alveoli.O2dalam udara melewati dinding alveoli yang tipis dan masuk ke
rantingpembuluh darah.O2tersebut melekatkan diri ke sel – sel darah merah dan dibawa
28
melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Jalanudara(trakhea,bronkhus,
tubuh. Lendirdikeluarkan dari paru – paru oleh silia (bulu – bulu halus) yang terdapat
a) Inspirasi, Proses aktif dengan kontraksi otot – otot inspirasi untuk menaikkan
volume intra toraks, paru – paru ditarik dengan posisi yang lebih
b) Ekspirasi, Proses pasif dimana paru – paru recoil menarik dada kembali ke
posisiekspirasi, tekanan recoil paru - paru dan dinding dada seimbang, tekanan
29
dalam jalan pernapasan menjadi sedikit positip sehingga udara mengalir keluar
Paru adalah satu - satunya organ tubuh yang berhubungan dengan lingkungan di
luar tubuh, yaitu melalui sistem pernapasan.Fungsi paru utama untuk respirasi, yaitu
pengambilan O2 dari luar masuk ke dalam saluran napasdan diteruskan ke dalam darah.
Oksigen digunakan untuk proses metabolisme CO2 yang terbentuk pada proses tersebut
dikeluarkan dari dalam darah ke udara luar. Proses respirasi dibagi atas tiga tahap
napas normal 12 – 15x / menit. Pada orang dewasa setiap satu kali napas (tidal
volume Vt) udara masuk 500 cc atau 10 ml/kg BB.Sehingga setiap menit udara
masuk ke sistem napas 6 - 8 liter (minute volume, MV). Udara yang sampai ke
minute volume, karena sebagian udara di jalan napas tidak ikut pertukaran gas
2. Difusi adalah perpindahan O2 dari alveoli ke dalam darah dan keluarnyaCO2 dari
pengeluaran CO2 dari darah ke alveoli. Difusi O2 berjalan lancar bila alveoli
Difusi CO2 tidak pernahterganggu karena kapasitas difusi CO2jauh lebih besar
30
jaringan di sekitar alveoli dan kapiler (interstitial edema). Pada tahap lanjut
paru.Aliran darah di kapiler paru (perfusi) ikut menentukan jumlah O 2 yang dapat
O2sempat diambil unit ini dinamai "dead space " yang terjadi pada
O2(desaturasi) unit ini disebut " Shunt ". Terjadi pada atelektasis
4. Silentunit : tidak ada ventilasi dan perfusi, Distribusi adalah pembagian udara ke
masuk ke alveoli karena sebagian udara akan mengisi jalan - jalan udara dan tidak
terjadi pertukaran gas, yaitu pada bagian trachea, bronchi dan non respiratory
bronchioli.Udara yang mengisi jalan - jalan udaradisebut dead space air (udara rongga
mati). Maka volume udara yang masuk kealveoli pada setiap pernapasan sama dengan
tidal volume dikurangi volume rongga mati. Volume rongga mati pada laki - laki muda
kira - kira 150 ml dan volume ini akan bertambah seiring dengan bertambahnya usia,
Jadidalam hal ini sebagian alveoli yang tidak berfungsi dimasukkan dalam nilai tersebut
diatas jumlah seluruhnya, yang biasa disebut Pshysiological Dead Space.Apabila terjadi
suatu kelainan pada paru - paru maka dimungkinkan bahwa physiological dead space
dapat sepuluh kali lebih besar dari anatomical dead space, sedangkan dalam keadaan
normal volume anatomical dead spacedan physiological dead space hampir sama
ventilasi yang tidak memadai pada alveoli dan penyakit yang mengurangi
pneumonia atau kelainan tulang dada yang akan menambah beban kerja otot -
otot pernapasan.
dalam tubuh. Di samping pertukaran CO2 dengan O2yang tetap untuk hidup,pada saat
yang sama paru tidak hanya dilewati beratus – ratus polutan (termasuk asap tembakau),
tetapi juga harus mencegah alergen, virus,bakteri dan bahan mikroba lain yang tidak
tidak saling tercampur. Arti dari masing - masing volume paru tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Volume Alun nafas (tidal volume), yaitu jumlah udara yang dihisap atau
dihembuskan dalam satu siklus napas normal. Alun napas waktuistirahat lebih
kecil dari pada waktu kerja. Makin berat kerjanya, makin besar alun napas.
Tentunya sampai batas tertentu. Apabila alun napas ini dikalikan dengan
b) Volume Cadangan inspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang masih dapat
terjadi secara pasif, tidak ada otot ekspirasi yang bekerja. Ekspirasi hanya
terjadi oleh daya lenting dinding dada danjaringan paru semata - mata.Posisi
rongga dada dan paru pada akhir ekspirasi ini merupakan posisiistirahat. Bila
masih tetap dalam paru setelahekspirasi yang paling kuat), jumlahnya ± 1.100
ml.
d) Volume residu yaitu jumlah udara yang masih ada di dalam parusesudah
33
melakukan ekspirasi maksimal atau ekspirasi yang paling kuat,volume tersebut
± 1.200 ml.
b. Kapasitas paru
Nilai kapasitas ini mencakup dua atau lebih nilai volume paru, dalam siklusparu,
1) Kapasitas Paru Total (KPT), yaitu jumlah maksimal udara yang dapatdimuat
ml.
seseorang dari paru dengan sekuat - kuatnya setelah terlebih dahulu mengisi
ml.
4) Kapasitas Residu Fungsional (KRF), yaitu jumlah udara yang masih tertinggal
/ tersisa dalam paru pada posisi istirahat atau akhir respirasi normal sebesar ±
2.300 ml.
5) Kapasitas paru wanita, volume kapasitas paru pada wanita 25% lebihkecil dari
pada volume kapasitas pada pria dan lebih besar lagi padaseorang atlet dan
dan perempuan muda kurang lebih 3,1 liter.Volume paru pria dan wanita
b. Posisi tidur seseorang nilai kapasitas fungsi paru lebih rendah disbandingposisi
berdiri.Pada posisi tegak, ventilasi persatuan volume paru di basis paru lebih
besar nilainya.
asma.
dan morbiditas. Terjadinya penurunan volume paru statis, arus puncak ekspirasi
maksimal daya regang paru dan tekanan O2 paru. Aktivitas refleks saluran napas
saluran napasberkurang.
35
menghasilkan tekanan positip, sedangkan penurunan volume dalam paru
jaringan paru dan dinding dada.Complience paru sedikit lebih besar apabila
paru.
sesuai dengan perkembangan umur dan pertumbuhan parunya (lung growth). Mulai
pada fase anak sampai kira – kira umur 22 – 24 tahun terjadipertumbuhan paru
sehingga pada waktu itu nilai fungsi paru semakin besarbersamaan dengan pertambahan
umur. Beberapa waktu nilai fungsi parumenetap (stasioner) kemudian menurun secara
gradual (pelan – pelan), biasanya umur 30 tahun sudah mulai penurunan, berikutnya
nilai fungsi paru(KVP = Kapasitas Vital Paksa dan FEV 1 = Volume Ekspirasi Paksa
satutahun umur individu.Gangguan fungsi ventilasi paru merupakan jumlah udara yang
yang bersifat alergen seperti debu, spora jamur dan sebagainya yang
b. Keadaan ini menunjukkan adanya penyakit paru atau dari luar yang
36
hasilnya FEVl/FVC (%) jadi menurun.
paru. Penurunan aliran udara mulai dari saluran napas bagian atas sampai
prosespatologi yang mengurangi volume paru, kapasitas vital dan aliran, yang
suaturestriktif.
Pemeriksaan fungsi paru pada pekerja berguna untuk mendeteksi penyakit paru,
ada di tempat kerja serta mendapatkan standar bahayapemaparan debu kapur terhadap
Spyrometer sebagai alat pemeriksaan untuk mengukur volume paru statik dan dinamik.
37
Keuntungan penggunaan alat ini adalah :
a) mudah pengoperasiannya, sehingga dapat diterapkan secara luas oleh tenaga
kesehatan yang ada di lapangan.
b) Ringan sehingga mudah di bawa ke mana - mana.
c) Hasilnya cepat diketahui dan
d) Biaya operasionalnya murah.
Dengan menggunakan spirometer akan diketahui beberapa parameter faal paru orang
yang diperiksa.
1). Volume Statik :
Volume udara di dalam paru pada keadaan statik :
1) Volume Tidal (VT) adalah jumlah udara yang dihisap (inspirasi) tiap kalipada
pernapasan tenang.
2) Expiration Residual Volume (ERV) atau volume cadangan ekspirasi adalah
jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara maksimal setelahinspirasi biasa.
3) Inspiration Residual Volume (IRV) atau volume cadangan inspirasiadalah
jumlah udara yang dapat dihisap maksimal setelahinspirasibiasa.
4) Residual Volume (RV) atau volume residu adalah jumlah udara yangtinggal di
dalam paru pada akhir ekspirasi maksimal.
5) Vital Capasity (VC) atau kapasitas vital adalah jumlah udara yang
dapatdikeluarkan maksimal setelahinspirasi maksimal yaitu gabungan dari IRV
+ VT + ERV.
6) Force Vital Capacity (FVC) adalah sama dengan VC tetapi dilakukansecara
cepat dan paksa.
7) Inspirasi Capacity (IC) atau kapasitasinspirasi adalah jumlah udara yang dapat
dihisap maksimal setelah ekspirasi gabungan dari VT + IRV.
8) FungsionalResidual Capacity (FRC) atau kapasitas residu fungsional adalah
udara yang ada di dalam paru pada akhir ekspirasi biasa,gabungan dari ERV
38
+ RV.
9) Total Lung Capacity (TLC) atau kapasitas paru total adalah jumlah udara di
dalam paru pada akhirinspirasi maksimal, gabungan dariFRV + VT + ERV +
RV.
2). Volume Dinamik
1) Force Volume I second (FEV1) atau volumeekspirasi paksa detik pertama
tersebut.
Faktor - faktor yang mempengaruhi gejala saluran pernapasan dan gangguan ventilasi
paru khususnya dari aspek tenaga kerja yang meliputikebiasaan merokok, masa kerja,
dan jaringan paru - paru. Pada saluran napas besar, selmukosa membesar
dan penumpukan lendir. Padajaringan paru - paru terjadi peningkatan jumlah sel
39
radang dan kerusakan alveoli.Akibat perubahan anatomi saluran napas pada
perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru dengan segala macam gejala
klinisnya.
yang berada pada lingkungan kerja dengan kadar debu tinggi dalam waktu lama
bahwa masa kerja lebih dari10 tahun mempunyai risiko terjadinya obstruksi paru
c. Umur Tenaga Kerja , Faal paru akan meningkat dengan bertambahnya umur,
nilai faal paru mulai dari masa kanak – kanak terus meningkat sampai mencapai
setelahmencapai titik pada usia dewasa muda, difusi paru, ventilasi paru,
usia.Sesudah usia pubertas anak laki – laki menunjukkan kapasitas faal paru yang
d. Kebiasaan Memakai APD, APD untuk pekerja adalah alat pelindung untuk
pekerja agar aman dari bahaya atau kecelakaan akibat melakukan suatu
yang baik adalah yang memenuhi standar keamanan dan kenyamanan bagi
40
nyaman dan penggunaannya kurangbermanfaat bagi pekerja. Pekerja tersebut
sanksi perusahaan.APD yang tepat bagi tenaga kerja yang berada pada
untuk melindungi debu atau partikel - partikel yang lebih kasarmasuk ke dalam
saluran pernapasan, terbuat dari bahan kain denganukuran pori - pori tertentu.2).
e. Status gizi, Status gizi buruk akan menyebabkan daya tahan seseorangmenurun,
saluran pernapasan, apabila terjadi secara berulang dan disertai batuk berdahak,
hidupnya lebih sehat, memiliki risiko kematian dini yang lebih tinggi dibanding
orang yang lebih kurus.Untuk memantau berat badan dapat digunakan IMT,
kurus ataugemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur lebih
dari 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
berikut :
membedakan batas ambang untuk laki - laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas
ambang normal untuk laki – lakiadalah 20,1 - 25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7 -
Pada OR terdapat satu unsur pokok yang penting dalamkesegaran jasmani, yaitu fungsi
pernapasan. Berolah raga secara rutin dapat meningkatkan aliran darah melalui paru
dapat berdifusike dalam kapiler paru dengan volume lebih besar atau maksimum.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
43
3.3 Teknik Sampling
sampel diketahui jumlahnya maka setiap individu dalam populasi akan diambil
secara acak dengan nomor undian yang dibuat menggunakan Microsoft Excel.
Jumlah sampel yang akan diambil dari populasi diambil dengan rumus Slovin
N
n=
1+ N ( d 2)
Keterangan:
N = populasi studi
d = derajat kemaknaan
1. Pengumpulan Data
UMKM secara lebih dekat. Variabel (data) yang akan diambil dan cara
44
yang telah disiapkan tentang karakteristik responden sebagai data
pendukung.
Cara Penelitian
TahapPersiapan
kecamatan Koto Tangah. Dimana salah satu parameter yang telah diukur
Data yang didapat kemudian diolah dan dihitung secara statistic yang
Odds ratio, 4). Confidence Interval, 5). Tes X2 Untuk menentukan kekuatan
program SPSS (Statistical Product ans Service Solutien). Dari sini akan
fungsi paru/ISPA
Sampel Masyarakat
DepKes RI. 2002. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia, Cetakan
ke 3. Jakarta.
Fardiaz, S. 1992. Polutan Air dan Polusi Udara. Bogor: Fakultas Pangan dan Gizi
IPB.
Fitriani. 2010. The Effect of Cigarettes Smoke Exposure Cause Fertility Of Male
Mice (Mus Musculus). Jurnal Natural.
Riyadina, W. 1996. Efek Biologis dari Paparan Debu. Pusat Penelitian Penyakit
Tidak Menular. Badan Litbang Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
Suma’mur, P.K. 1998. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.
Haji Masagung.
48