BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh mesin.
sehari-hari (Kurnia dkk., 2022). Masalah transportasi, terutama yang terkait dengan
lalu lintas, merupakan permasalahan umum di setiap kota besar di Indonesia. Hal
ini kerap menjadi tantangan bagi para pengguna jalan dan pemerintah kota yang
bertanggung jawab atas hal tersebut. Masalah yang sama juga dihadapi oleh kota
yang beroperasi, beban lalu lintas semakin bertambah dan menimbulkan berbagai
Salah satu masalah yang muncul akibat kepadatan lalu lintas adalah
berdampak negatif bagi lingkungan di sekitar jalan tersebut. Salah satu sumber atau
Kebisingan ini pada level tertentu tidak saja menimbulkan ketidaknyamanan, akan
tetapi dapat mengganggu kesehatan masyarakat yang ada di pinggir jalan raya baik
itu pejalan kaki maupun perumahan di pinggir jalan raya (Alhafizh, 2022).
Jalan raya menjadi salah satu sumber utama kebisingan yang mengganggu
Sebagian besar masyarakat. Sumbernya yaitu dari kendaraan bermotor baik roda
dua, tiga ataupun roda empat, dengan sumber kebisingan berasal dari klakson,
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
knalpot saat penekanan pedal gas secara berlebihan atau knalpot dalam kondisi
tidak memenuhi SNI, faktor gesekan mekanis antara ban dengan badan jalan saat
sesama kendaraan dan juga frekuensi mobilitas kendaraan baik dalam berupa
wilayah, semakin banyak pula kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan raya
lalu lintas dan menyebabkan kebisingan yang tinggi di sekitar jalan tersebut
(Hujairi, 2022).
Kota Makassar merupakan salah satu kota besar besar yang ada di Sulawesi
Selatan. Berdasarkan data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik luas Kota
Makassar pada tahun 2022 adalah 199.3 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun
2020 sebanyak 1.423.877 jiwa, tahun 2020 sebanyak 1.427.619 jiwa, tahun 2022
sebanyak 1. 432.189 jiwa. Jumlah penduduk yang terus naik tiap tahunnya tenu
Jalan Jenderal M. Jusuf adalah sebuah jalan utama di kota Makassar, Sulawesi
Selatan, Indonesia. Jalan Jenderal M. Jusuf termasuk dalam kategori jalan arteri
atau jalan utama di kota Makassar. Jalan Jenderal M. Jusuf merupakan salah satu
jalan yang cukup ramai di kota Makassar, karena dilalui oleh kendaraan bermotor
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh A’yun, dkk (2019) jumlah
total rata - rata kendaraan yang melintas di Jalan Jenderal M. Jusuf sebanyak 5.882
kendaraan perjamnya. Kepadatan lalu lintas dan aktivitas transportasi yang tinggi
di jalan ini juga dapat menyebabkan masalah kebisingan dan polusi udara di sekitar
dari kebisingan yang melebihi ambang batas di jalan raya akan menyebabkan
kebisingan tersebut. Maka dari itu perlu untuk dilakukan perhitungan tingkat
kebisingan lalu lintas pada Jalan Jendral M. Jusuf yang kemudian dibandingkan
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
B. Tujuan
3. Melakukan perbandingan nilai baku mutu pada jalan Jendral M. Jusuf dan
C. Ruang Lingkup
1. Alat yang digunakan selama pengukuran adalah Sound Level Meter TM 103
4. Analisa data berupa perhitungan tingkat kebisingan (Leq Day) pada jalan
Jalan Jenderal M. Jusuf yang dibandingkan dengan baku mutu serta tingkat
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bunyi
dapat berupa zat padat ataupun fluida (zat alir, meliputi zat cair dan gas). Partikel-
getaran atau gelombang yang merambat melalui suatu medium (seperti udara atau
air) dan dapat didengar oleh manusia atau hewan. Bunyi juga dapat diartikan
sebagai suara yang dihasilkan oleh benda atau alat tertentu yang bergetar atau
Perlu diketahui bahwa bunyi serupa dengan suara. Dalam bahasa Inggris bunyi
disebut sound, sedangkan suara disebut voice. Dari sudut bahasa, bunyi tidak sama
dengan suara oleh karena bunyi merupakan getaran yang dihasilkan oleh benda mati
sedangkan suara merupakan getaran (bunyi) yang keluar dari mulut atau yang
merambat melalui medium. Medium perambatan bunyi dapat melalui zat padat, cair
B. Definisi Kebisingan
yang tidak dikehendaki. Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
KepMenNaker No.51 Tahun 1999 Kebisingan adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja
2021).
didefinisikan sebagai berbagai macam suara yang sudah tidak diperlukan dan
memiliki efek yang buruk untuk kualitas kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Polusi udara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak
lembut suara yang terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan disebut
C. Sumber Kebisingan
Menurut Utami (2021) sumber kebisingan dibagi menjadi dua jenis sumber
1) Sumber titik (berasal dari sumber diam), penyebaran kebisingan dalam bentuk
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
1) Bising Interior (dalam), yaitu kebisingan yang bersumber dari dalam ruangan,
2) Bising Eksterior (luar), yaiyu kebisingan yang berasal dari aktivitas manusia di
D. Jenis-Jenis Kebisingan
yang ditimbulkan oleh bunyi mesin ditempat kerja, misalnya bising dari mesin
2) Audible noise (bising pendengaran) yaitu bising yang disebabkan oleh adanya
3) Impuls noise (bising impulsif) yaitu bising yang disebabkan oleh adanya bunyi
yang lebar (steady state, wide band noise), misalnya seperti bising kipas angin,
state, narrow band noise), misalnya seperti bikebising katup gas, gergaji
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
secara tiba-tiba dan sberlangsung dalam waktu singkat misalnya seperti bising
Tabel 2.1 Baku Mutu Tingkat Kebisingan Berdasarkan Peruntukan Kawasan Kegiatan
Tingkat Kebisingan
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kesehatan
db(A)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuak Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus :
• Bandar Udara
• Stasiun Kereta Api 60
• Pelabuhan Laut 70
• Cagar Budaya
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit dan Sejenisnya 55
2. Sekolah dan Sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah dan Sejenisnya 55
Sumber : Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996
*) disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan
F. Dampak dan Pengendalian Kebsingan
(2021) yaitu :
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
1) Gangguan Fisiologis
kepala. Hal ini disebabkan karena bising dapat merangsang reseptor dan
pusing/vertigo. Sedangkan mual, susah tidur, dan sesak nafas disebabkan oleh
2) Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis biasanya dengan gejala ringan berupa rasa tidak nyaman,
susah tidur, kurang konsentrasi, dan cepat marah. Apabila hal ini dibiarkan
3) Gangguan Komunikasi
dengan cara berteriak, hal ini disebabkan karena masking effect (bunyi yang
4) Gangguan Keseimbangan
fisiologis berupa pusing atau biasa disebut dengan vertigo dan mual-mual.
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
5) Efek Pendengaran
Efek terbesar dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
kebisingan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengendalian bising pada
silencer, dan perawatan. Subtitusi dilakukan dengan mengganti alat atau mesin
pada alat atau mesin yang menyebabkan kebisingan tinggi dengan komponen yang
peralatan atau mesin yang memiliki tingkat kebisingan tinggi agar dapat
dengan cara pelumasan atau perbaikan bagian-bagian yang rusak (Utami, 2021).
and ceiling, dan remote control. Enclosure dilakukan dengan menutup sumber
bising dalam sungkup yang dilengkapi dengan peredam suara sehingga antara
sumber bising dengan operator dapat terpisah. Accoustic wall and ceiling dilakukan
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
dengan memasang bahan akustik di plafon dan dinding sehingga suara bising yang
dihasilkan oleh mesin dapat diserap oleh plafon dan dinding akustik. Remote
control dilakukan dengan pengoperasian alat atau mesin yang ditempatkan dalam
operation room, dimana mesin tersebut ditempatkan pada lokasi yang lebih tinggi
serta dilengkapi dengan dinding akustik dan kaca lebar sehingga pengamatan mesin
hanya dilakukan pada saat operator turun ke lokasi untuk perawatan (Andila, 2021).
memberikan instruksi terkait dengan akses kontrol pada sebuah area kerja (Utami,
2021).
pelindung diri (APD) berupa sumbat telinga (ear plug) atau tutup telinga (ear muff).
Sumbat telinga terbuat dari bahan karet atau plastik yang lentur dengan bentuk yang
sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan ke dalam lubang telinga. Tutup telinga
dibuat dengan berbagai bentuk yang dapat menutup telinga dengan penghubung
berupa head set yang berfungsi sebagai pengencang. Dengan menggunakan tutup
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
2021).
G. Perhitungan Kebisingan
Setara ialah nilai tertentu kebisingan dari kebisingan yang berubah-ubah (fluktuatif
selama waktu tertentu, yang setara dengan tingkat kebisingan dari kebisingan yang
ajeg (steady) pada selang waktu yang sama. Satuannya adalah dB (A).
Tahun 1996 tentang Baku Mutu Kebisingan di Lingkungan Kerja adalah sebagai
berikut:
2) Membagi waktu pengukuran menjadi beberapa periode yang sama rata, misalnya
16 periode.
3) Menghitung nilai Leq pada setiap periode menggunakan rumus Leq = 10 log
(1/T ∑10(L/10))
L adalah level kebisingan dalam desibel pada setiap waktu pengukuran. Dalam
perhitungan ini, nilai Leq dihitung sebagai rata-rata dari logaritma dasar 10 dari
4) Menjumlahkan semua nilai Leq yang dihitung pada setiap periode, kemudian
dibagi dengan jumlah periode untuk mendapatkan nilai Leq rata-rata selama 8
jam kerja.
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Setelah itu, nilai-nilai Leq yang dihitung dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah
periode pengukuran untuk mendapatkan nilai Leq rata-rata selama 8 jam kerja.
Nilai Leq yang dihasilkan kemudian dapat dibandingkan dengan standar baku mutu
kebisingan lingkungan)
dikur selama waktu tertentu. Perhitungan angka penunjuk secara manual diawali
dengan menghitung L1, L10, L50, L90, dan L99. L99 adalah persentase kebisingan
yang mewakili tingkat kebisingan mayoritas atau kebisingan yang muncul 99% dari
kebisingan minoritas atau kebisingan yang muncul 10% dari keseluruhan data.
selanjutnya adalah perhitungan angka penunjuk ekivalen (Leq) yang mana Leq ini
merupakan angka penunjuk tingkat kebisingan yang paling banyak digunakan. Pada
pengukuran kebisingan lalu lintas di jalan raya, L99 menunjukkan kebisingan latar
belakang yaitu kebisingan yang banyak terjadi sedangkan L10 merupakan perkiraan
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
1) Untuk L1:
Tingkat kebisingan mayoritas yang muncul adalah 99% dari data pengukuran
(L1) dengan:
Nilai A digunakan untuk mengetahui jumlah data frekuensi yang dicari dimana:
B0 = Jumlah % sebelum 1
B1 = % setelah 1
L1 = I0 + X (20)
Untuk nilai LAeq dapat dihitung seperti pada persamaan dibawah ini
2) Untuk L10:
Tingkat kebisingan mayoritas yang muncul adalah 90% dari data pengukuran
(L10) dengan:
Nilai A digunakan untuk mengetahui jumlah data frekuensi yang dicari dimana:
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
B0 = Jumlah % sebelum 10
B1 = % setelah 10
L10 = I0 + X (17)
3) Untuk L50:
Tingkat kebisingan mayoritas yang muncul adalah 50% dari data pengukuran
(L50) dengan:
Nilai A digunakan untuk mengetahui jumlah data frekuensi yang dicari dimana:
B0 = Jumlah % sebelum 50
B1 = % setelah 50
L50 = I0 + X (14)
4) Untuk L90
Tingkat kebisingan mayoritas yang muncul adalah 10% dari data pengukuran
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
(L90) dengan:
Nilai A digunakan untuk mengetahui jumlah data frekuensi yang dicari dimana:
B0 = % sebelum 90
B1 = % setelah 90
L90 = I0 + X (11)
5) Untuk L99
Tingkat kebisingan mayoritas yang muncul adalah 10% dari data pengukuran
(L99) dengan:
Nilai A = 1% × N (9)
Nilai A digunakan untuk mengetahui jumlah data frekuensi yang dicari dimana:
B0 = % sebelum 99
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
B1 = % setelah 99
L90 = I0 + X (11)
Tahap selanjutnya setelah nilai L1, L10, L50, L90 dan LAeq diperoleh adalah
a. Distribusi Frekuensi
dalam tiap kelas. Dalam membuat distribusi frekuensi dihitung banyaknya interval
1) Jangkauan atau Range adalah selisih nilai terbesar dan nilai terkecil.
2) Banyaknya Kelas
3) Interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak antara
persamaan:
R
𝐼= (7)
k
Dimana: I = Interval
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
R = Range
4) Titik Tengah Interval Kelas adalah tanda kelas. Tanda kelas diperoleh dnegan
cara membagi dua jumlah dari batas bawah dan batas atas suatu interval kelas,
(BB+BA)
Titik Tengah = (8)
2
5) Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam satu detik, seperti pada
persamaan:
𝑛
f=𝑇
T = Periode (s)
N = Jumlah Getaran
H. Karakteristik Jalan
dibedakan menjadi 2, yaitu klasifikasi jalan berdasarkan status jalan dan fungsinya
1) alan arteri : jalan yang berfungsi sebagai jalur transportasi utama dalam
suatu wilayah, biasanya memiliki volume lalu lintas yang tinggi dan lebar
jalan yang cukup untuk memfasilitasi arus lalu lintas yang padat.
jalan lokal, biasanya memiliki volume lalu lintas yang lebih rendah dari
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
jalan arteri.
3) Jalan lokal : jalan yang berfungsi sebagai jalur transportasi dalam suatu
wilayah kecil, biasanya memiliki volume lalu lintas yang rendah dan lebar
sebagai jalur transportasi dalam wilayah desa atau antar wilayah desa.
unsur lalu lintas diatas roda. Kendaraan dibagi menjadi 4 jenis yaitu:
1) Kendaraan berat (Heavy Vehicle) adalah kendaraan bermotor dengan lebih dari
4 roda meliputi bus, truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi.
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
dengan empat roda dan dengan jarak as 2,0-3,0 m. Kendaraan ini meliputi
digerakaan oleh manusia atau hewan, meliputi sepeda, becak, kereta kuda, dan
kereta dorong.
Alat Sound Level Meter TM-103 (SLM TM-103) adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan suara. Alat ini tergolong dalam
kategori alat ukur suara atau alat ukur kebisingan (noice meter). Sound Level Meter
(SLM) adalah alat pengukur level kebisingan, alat ini mampu mengukur kebisingan
antara 30-130 dB dan rentang ukur frekuensi 20-20000 Hz. Sound Level Meter
terdiri dari mikrofon, amplifier, weighting network dan layer dalam satuan desibel
(dB).
Alat ukur sound level meter memiliki prinsip kerja sebagai berikut; Gelombang
bunyi yang dikeluarkan oleh buzzer ditangkap oleh sound microphone sensor.
akan bergetar sesuai dengan gelombang yang diterimanya. Sebuah kumpuran kawat
yang terdapat di bagian belakang diafragma akan ikut bergetar sesuai dengan
getaran diafragma. Sebuah Magnet yang dikelilingi oleh kumparan tersebut akan
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
kumparan di medan magnet ini akan menimbulkan arus listrik bolak balik. Arus
listrik yang dihasilkan kemudian diolah oleh mikrokontroler dan menghasilkan nilai
Level pada SLM biasanya disimbolkan dengan huruf L dan diikuti huruf
pada tingkat kebisingan sedang, C pada tingkat kebisingan tinggi dan D pada saat
telinga merespon bunyi yang muncul dari pesawat. Pada pengukuran secara
subjektif terhadap respon telinga manusia, ternyata ditemukan bahwa bobot B dan
C seringkali tidak tepat. Hal ini terjadi karena yang dijadikan acuan lebih cenderung
untuk mengukur bunyi-bunyi dengan satu jenis penekanan saja, sementara dalam
dirasakan orang umumnya tepat. Itu sebabnya, bobot inilah yang digunakan sebagai
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan selama 1 hari, yaitu pada tanggal 16 April
2023. Pengambilan data kebisingan dilakukan selama 11 jam dimulai pukul 08.09 - 18.19
WITA. Pengukuran ini dilakukan di kawasan jalan raya untuk menghitung tingkat
kebisingan yang dihasilkan dari kendaraan yang lewat di jalan raya, khususnya bertempat
di Jalan Jenderal Muh. Yusuf, Kota Makassar, Sulawesi Selatan dengan koordinat tempat
pengukuran tingkat kebisingan, yaitu terletak pada garis lintang -5.132270° dan garis bujur
119.416040°. Untuk gambaran lokasi pengukuran, dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah
ini.
Jalan Jenderal Muh. Yusuf menurut peran dan fungsi merupakan jalan kolektor dengan
tipe 1/2 yang artinya memiliki 2 lajur dan 1 jalur. Pemilihan Jalan Jenderal Muh. Yusuf
sebagai lokasi pengukuran tingkat kebisingan karena dilihat dari volume kendaraan yang
ada pada ruas jalan terlihat cukup tinggi, sehingga dapat menyebabkan kemacetan dan
kebisingan akibat suara yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor. Selain itu kawasan ini
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Dari gambar di bawah ini, dapat dilihat posisi peletakan alat pada saat pengukuran di
detik.
2. Windscreen
pengkalibrasian
4. Fluke 805
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
5. Speed Gun
pengukuran.
6. Kabel USB
jalan
8. Meteran
9. Kamera
10. Tripod
11. Stopwatch
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
12. Payung
matahari.
13. Laptop
di jalan.
16. Id Card
melakukan pengukuran.
pengukuran getaran.
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
MULAI
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
SELESAI
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Mulai
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
DAFTAR PUSTAKA
Rio, Alhafizh (2022) Analisis Tingkat Kebisingan Di Jalan Raya Studi Kasus Jalan
Dr. Moh. Hatta Kota Padang. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Sugianta. (2020). Analisis Pola Bunyi Sunari Berdasarkan Metode Fast Fourier
Transform. Jurnal Ilmu Komputer Indonesia(JIK) Vol : 5, No. 2, November
2020 ISSN (Print): 2615-2703, ISSN (Online): 2615-2711.
https://ejournalpasca.undiksha.ac.id/index.php/jik/article/view/3453/1744
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Balirante, M. dkk. (2020). Analisa Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Raya
Ditinjau Dari Tingkat Baku Mutu Kebisingan Yang Diizinkan. Jurnal Sipil
Statik Vol.8 No.2 Februari 2020 (249-256) Issn: 2337-6732. doi:
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/28723
Nugroho, P. C. S & Haj, M. I. (2020). Sound Level Meter Berbasis Arduino Dengan
Sensor Bunyi Dan Sensor Ultrasonic Untuk Menentukan Hubungan Jarak
Dengan Intensitas Bunyi. Seminar Nasional Pendidikan (Sendika) Volume 3,
2019, pp. 117-124 Universitas Ahmad Dahlan, doi:
http://seminar.uad.ac.id/index.php/sendika/article/view/3154/pdf
KELOMPOK XV
AHMAD AFZAL / D131201022