Anda di halaman 1dari 7

Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.

php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

PEMETAAN KEBISINGAN LALU LINTAS DI TIGA RUAS JALAN


(PERINTIS KEMERDEKAAN, NGESREP, JATINGALEH) DI KOTA
SEMARANG AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI

Bima Prawira Utama*), Irawan Wisnu Wardana**), Titik Istirokhatun**)


Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
Email: bima.prawira111@gmail.com

Abstrak
Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki manusia. Dikatakan
tidak dikehendaki karena dalam jangka panjang, bunyi-bunyian tersebut akan
dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi bahkan kebisingan yang serius dapat mengakibatkan
kematian. Semakin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk pula
dampak yang diakibatkannya, diantaranya adalah pendengaran dapat semakin
berkurang. Berdasarkan penelitian Mirani Arlan (2011), kemacetan memicu
tingginya kebisingan akibat kendaraan bermotor yang diakibatkan bunyi klakson
dan mesin kendaraan. Selain itu penggunaan knalpot modifikasi (tipe racing)
semakin meningkatkan hiruk-pikuk akibat kegiatan transportasi. Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa rata-rata tingkat
intensitas bunyi akibat kegiatan transportasi lebih besar dari 80 dB. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara volume kendaraan dengan tingkat
kebisingan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Ngesrep, dan Jatingaleh, kemudian
setelah diketahui tingkat kebisingannya dilakukan uji korelasi dan pemetaan
daerah kebisingan menggunakan perangkat lunak ArcGIS di setiap lokasi
penelitian, serta melakukan analisis SPSS untuk mengetahui hasil dari data
kuesioner dan Analisis Deskriptif.

Kata kunci: Kebisingan, Volume Kendaraan, Pemetaan Kebisingan, Pencemaran


Udara

Abstract
[Volume Effect on Vehicle Noise and Traffic Noise Mapping on Three Streets
(Perintis Kemerdekaan, Ngeesrep, Jatingaleh) in Semarang Due To
Transportation Activity]. Noise pollution is one of the unintended human. Said to
be undesirable because in the long run, these sounds will be able to unsettle the
work, damage hearing and cause communication errors even serious noise can
result in death. The longer the ears hear the noise, the worse the resulting
impacts, including the loss can be further reduced. According to Mirani Arlan
(2011), congestion trigger high noise caused as a result of a motor vehicle horn
and engine sounds. Besides the use of exhaust modification (type of racing) to
further improve the bustle due to transport activities. Based on the studies that
have been done before it is known that the average noise level of intensity as a
result of transport activity greater than 80 dB.This research aims to determine the
relationship between the volume of vehicle with noise level at Perintis
Kemerdekaan, Ngesrep, and Jatingaleh, then after known noise level do
Penulis
1 *)
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

correlation test and noise mapping the area of noise using the software ArcGIS
each study site, as well as the analysis of SPSS to determine the results of the data
questionnaire and descriptive analysis.

Keywords: Noise Polution, Volume Vehicle, Noise Mapping, Air Pollution

PENDAHULUAN Menurut Kevin & Gary (1984) dalam


Kebisingan adalah semua suara yang Arlan, Mirani (2011), Kemacetan
tidak dikehendaki yang bersumber memicu tingginya kebisingan akibat
dari alat-alat pada proses produksi kendaraan bermotor yang
atau alat-alat kerja yang pada tingkat diakibatkan bunyi klakson dan mesin
tertentu dapat menimbulkan kendaraan. Selain itu penggunaan
gangguan pendengaran knalpot modifikasi (tipe racing)
(Kepmennaker nomor: KEP- semakin meningkatkan hiruk-pikuk
51/MEN/1999). Bunyi didengar akibat kegiatan transportasi.
sebagai rangsangan-rangsangan pada Berdasarkan penelitian yang pernah
telinga oleh getaran-getaran melalui dilakukan sebelumnya diketahui
media elastis, dan manakala bunyi bahwa rata-rata tingkat intensitas
tersebut tidak dikehendaki, maka bunyi akibat kegiatan transportasi
dinyatakan sebagai kebisingan. lebih besar dari 80 dB.
Kualitas bunyi terutama ditentukan Selain lalu lalang kendaraan
oleh frekuensi dan intensitasnya. bermotor, keberadaan kereta api
Frekuensi dinyatakan dalam jumlah sebagai bahan penunjang kegiatan
getaran per detik atau disebut Hertz transportasi publik juga menjadi
(Hz), yaitu jumlah dari golongan- pilihan yang diminati oleh
golongan yang sampai di telinga masyarakat. Kereta api merupakan
setiap detiknya. Intensitas atau arus transportasi yang multifungsi dimana
energi per satuan luas biasanya dapat menghemat kebutuhan lahan,
dinyatakan dalam satuan logaritmis rendah polusi dan dapat mengangkut
yang disebut decibel (dB). Menurut manusia dan barang dalam jumlah
Sasongko, dkk (2000), alat besar. Tidak hanya memberikan
pendengaran yang berbentuk telinga dampak positif, kereta api juga
berfungsi sebagai fonoreseptor yang menimbulkan pencemaran udara
mampu merespon suara pada kisaran seperti kebisingan dan getaran.
0-140 dB tanpa menimbulkan rasa Perbedaan status perekonomian dan
sakit. Frekuensi yang dapat direspon sempitnya ketersediaan lahan untuk
oleh telinga manusia antara 20 pemukiman mengakibatkan
sampai 20.000 Hz dan sangat sensitif masyarakat dengan golongan
pada frekuensi antara 1.000 sampai perekonomian menengah ke bawah
4.000 Hz. Hubungan kebisingan terpaksa memanfaatkan lahan sempit
dengan kemungkinan resiko terhadap yang tersisa seperti pada pinggiran
gangguan daya dengar manusia jalur rel kereta api. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh intensitas dikarenakan harga tanah yang cukup
kebisingan dan lamanya seseorang murah dan dapat terjangkau.
terpapar kebisingan di tempat bising. Akibatnya, terjadi gangguan
kesehatan dan psikologis yang
Penulis
2 *)
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

dirasakan oleh warga yang bernaung dipakai dalam penelitian ini


di sekitar rel kereta api. (Rusli menggunakan Sound Level Meter,
Mustar, 2008). Meteran, Counter, GPS, Alat Tulis,
Oleh karena itu, sewajibnya kita Stopwatch, Kamera, dan Form
memberikan perhatian yang lebih Pencatatan Data. Data yang didapat
terhadap permasalahan kebisingan setelah pengukuran kemudian diinput
yang tengah melanda beberapa ke Microsoft Office Excel untuk
perkotaan di Indonesia, terutama dihitung dan diolah dengan
areal pemukiman dan fasilitas umum. menggunakan software ArcGIS
Beberapa alternatif upaya dapat untuk didapatkan Pemetaan daerah
digunakan untuk meminimalisir kebisingannya. Untuk mengetahui
dampak buruk akibat kebisingan reaksi responden dan jawaban
seperti permasalahan kesehatan dan responden terhadap penelitian ini
kenyamanan hidup. maka disebar kuesioner. Untuk
mengolah data kuesioner
METODOLOGI PENELITIAN menggunakan program SPSS dan
Penelitian ini dilakukan di grafik kuesioner.
Jalan Perintis Kemerdekaan –
Ngesrep -Jatingaleh di. Penelitian ini
merupakan field experiment research HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pendekatan cross sectional Analisis pembahasan yang
dimana penelitian ini dilakukan dilakukan yaitu mengetahui
dalam skala lapangan yang pengaruh volume kendaraan terhadap
mendekati kondisi nyata dan kebisingan dan pemetaan kebisingan
dilakukan dalam satu waktu. Di di Jalan Perintis Kemerdekaan,
dalam penelitian ini dilakukan Ngesrep Timur V, dan daerah Pasar
pengukuran kebisingan untuk Jatingaleh.
mengetahui intensitas kebisingan Tiga ruas jalan tersebut merupakan
serta penghitungan volume Jalan Raya yang dapat diukur tingkat
kendaraan untuk mengetahui apakah kebisingannya, dimana pada wilayah
intensitas kebisingan tersebut ini kepadatan lalu lintas cukup
berpengaruh terhadap masyarakat. tinggi. Pengambilan sampel
Metode yang digunakan adalah dilakukan selama empat (4) hari
metode description research yaitu mulai pukul 06.30-08.30 WIB,
penelitian yang dimaksudkan untuk 09.30-11.30 WIB, 14.00-16.00 WIB,
menyelidiki keadaan, kondisi, atau 19.00-21.00 WIB. Lokasi studi di
hal-hal lain yang hasilnya dipaparkan jalan raya untuk mengetahui arus lalu
dalam bentuk laporan penelitian. lintas dengan menghitung jumlah
Untuk mendapatkan data-data kendaraan bermotor, kendaraan roda
penelitian, pertama-tama empat, dan kendaraan besar dengan
menentukan lokasi penelitian dan metode MKJI (Manual Kapasitas
menentukan titik pengukuran, agar Jalan Indonesia).
lebih mudah dan dapat menentukan
pemetaan daerah kebisingan. Data
utama yang harus didapatkan dalam Pengukuran Tingkat Kebiingan di
pengukuran ini adalah Volume Jalan Perintis Kemerdekaan
Kendaraan dan Tingkat Intensitas Data hasil penghitungaan volume
Kebisingan. Alat dan bahan yang kendaraan pada hari Senin sebesar
Penulis
3 *)
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

837 smp/5 menit. Besarnya volume


kendaraan didominasi oleh
kendaraan roda dua. Kondisi jalan
pada pukul 10.00-11.30 WIB pada
interval 2 padat dan ramai lancar.

Pengukuran Tingkat Kebisingan R = 0,42


di Jalan Ngesrep Timur V Berdasarkan hasil Uji Korelasi yang
Data hasil penghitungaan dilakukan, diketahui bahwa R berada
volume kendaraan pada hari senin pada rentang 0,25 hingga 0,5.
837 smp/5 menit. Besarnya volume Sehingga Volume Kendaraan
kendaraan didominasi oleh memiliki pengaruh yang cukup kuat
kendaraan roda dua. Kondisi jalan terhadap tingkat intensitas
pada pukul Senin malam sekitar kebisingan. (Sugiyono, 2001).
pukul 19.30 WIB pada interval 4
padat dan ramai lancar. Pemetaan Daerah Kebisingan.
Berdasarkan hasil pengukuran yang
Pengukuran Tingkat Kebisingan dibuat dalam bentuk pemetaan
di Jatingaleh daerah rawan kebisingan diketahui
Pada pengukuran tingkat pada pemukiman yang berjarak 5
kebisingan pada lokasi ini tingkat meter dari sumber kebisingan
kebisingan maksimumnya sedikit termasuk ke daerah rawan bising,
tidak teratur pada hari jumat interval sedangkan pada permukiman yang
1 dan 2, serta hari senin pada interval berjarak 5-15 meter tergolong ke
1 dan 3; ketidakteraturan ini dalam daerah moderat bising.
dipengaruhi oleh kendaraan roda dua Dikarenakan pada daerah ini tingkat
yang melaju kencang dan kebisingan berada di atas baku mutu,
dimodifikasi mesinnya sehingga maka dibutuhkan suatu solusi untuk
tingkat kebisingan lebih tinggi mengurangi kebisingan yang
daripada volume kendaraan. Volume dirasakan serta meminimalisir
Kendaraan tertinggi berada pada hari dampak kebisingan terhadap
jumat interval 3 sebesar 1051 smp/5 penduduk.
menit karena pada saat ini telah
terjadi aktivitas shalat jumat dan Uji Validitas Kuesioner
banyak orang yang mulai Tahapan dalam pengujian validitas
beraktivitas kembali. kuesioner yang harus dilakukan
pertama yaitu, mendefinisikan secara
operasional konsep yang akan
Uji Korelasi diukur. Pertanyaan didalam
kuesioner diberikan skala pengukur
untuk masing-masing butir jawaban
dimana pertanyaan yang diajukan
sebanyak 12 pertanyaan yang
memiliki nilai sebagai berikut:
a. (Skor = 1)
b. (Skor = 2)
c. (Skor = 3)

Penulis
4 *)
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

Selanjutnya untuk tahap kedua yaitu sumber bunyi, lebar jalan, kondisi
membuat tabulasi jawaban. Pada bangunan dan kondisi vegetasi di
tabel dapat dilihat hasil dari lokasi penelitian.
perhitungan kuesioner, dimana skor 3. Dari hasil penelitian yang
jawaban masing-masing responden dilakukan di 3 lokasi penelitian
dijumlahkan untuk kemudian dicari mengenai pemetaan daerah
nilai korelasi bivariate dalam kebisingan diketahui bahwa
software SPSS 16. sumber utama penyebab
kebisingan yang dirasakan oleh
Hasil Analisis SPSS. penduduk adalah akibat dari
Berdasarkan output pengolahan data aktivitas transportasi yang terjadi
pada tabel diatas didapatkan nilai di Jalan Perintis Kemerdekaan,
Cronbach’s Alpha 0,635, dimana jika Ngesrep Timur V, dan Jatingaleh
Cronbach’s Alpha mendekati 1.00, dengan tingkat intensitas
maka semakin tinggi reliabilitas pada kebisingan tertinggi berkisar
pertanyaan di dalam kuesioner antara 90-94 dBA.
tersebut. Sehingga dapat dikatakan 4. Volume Kendaraan dan Tingkat
bahwa jawaban dari kuesioner dapat Intensitas Kebisingan di jalan
dikatakan reliable atau handal karena Ngesrep Timur V lebih rendah
jawaban yang telah diisi oleh 15 daripada di Jalan Perintis
responden terhadap pertanyaan Kemerdekaan dan Jatingaleh
konsisten atau stabil dari waktu ke dikarenakan jalan lebih kecil dan
waktu. jarang ada truk dan bus melewati
Jalan Ngesrep Timur V.
Kesimpulan
1. Volume Kendaraan memiliki Saran
pengaruh yang cukup kuat
terhadap tingkat intensitas Saran dalam penelitian kali ini
kebisingan. Hal tersebut adalah :
berdasarkan uji korelasi yang 1. Solusi untuk mengurangi
dilakukan pada data hasil kebisingan yang ditawarkan
penelitian diketahui bahwa nilai R berupa solusi jangka pendek
yaitu 0,41. yang berkaitan dengan
2. Berdasarkan hasil penelitian optimalisasi manajemen
mengenai pemetaan daerah transportasi, solusi jangka
kebisingan diketahui bahwa menengah berupa pengurangan
permukiman yang berada kurang kebisingan dengan cara menanam
dari 5 meter dari sumber bunyi pepohonan di sepanjang Jalan
termasuk ke dalam wilayah Perintis Kemerdekaan, Ngesrep
Daerah Resiko Bising. Sedangkan Timur V, dan Jatingaleh, dan
permukiman yang terletak pada rencana jangka panjang yaitu
jarak 5-15 meter dari sumber berupa penyediaan sarana dan
kebisingan termasuk ke dalam prasarana transportasi umum
kategori Daerah Moderat Bising, guna mengurangi jumlah volume
dan lebih dari 15 meter masuk ke kendaraan.
dalam Daerah Aman Bising. 2. Dilakukan pengukuran tingkat
Besarnya kebisingan yang terukur kebisingan secara rutin minimal
dipengaruhi oleh jarak dari sebulan sekali agar dapat
Penulis
5 *)
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

dilakukan langkah pengendalian


dampak negatif akibat kebisingan
di pemukiman penduduk.

DAFTAR PUSTAKA
Arlan, Mirani. 2011. Tugas Akhir:
Pengaruh Volume Kendaraan
terhadap Kebisingan dan
Pemetaan Kebisingan
menggunakan perangkat
lunak ArcView, di Kelurahan
Pondok Cina akibat kegiatan
Transportasi di Jalan
Margonda Raya.. Universitas
Indonesia. Depok.
Kementerian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia. 1996.
Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 48
Tahun 1996 Tentang Baku
Tingkat Kebisingan
Peruntukan Kawasan /
Lingkungan Kegiatan.
No.KEP-48/MENLH/11/1996
Kevin, Lynch and Gary, Hack. 1984.
Site Planning: London
Rusli, Mustar. 2008. Pengaruh
kebisingan dan getaran
terhadap perubahan tekanan
darah masyarakat yang
tinggal di pinggiran rel
kereta api lingkungan XIV
kelurahan tegal sari
kecamatan medan denai
tahun 2008, Tesis, program
manajemen kesehatan
lingkungan industri pada
sekolah pascasarjana
universitas Sumatra utara.
Sasongko, D., dkk. 2000. Kebisingan
Lingkungan, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro :
Semarang.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung:
Alfabeta.
Penulis
6 *)
**) Dosen Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai