I. PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian di Indonesia, diiringi dengan
berkembangnya
jaringan
transportasi
yang
pesat
mengakibatkan jumlah atau volume lalu lintas terus meningkat
dari waktu ke waktu. Saat ini, pastinya perkembangan
kendaraan semakin pesat mengingat di zaman modern
mobilitasnya semakin tinggi. Setiap kendaraan sendiri pasti
memiliki standarisasi yang berasal dari perusahaan pembuat
kendaraan. Namun, seiring berjalannya waktu, standarisasi
kendaraan tersebut akan semakin berkurang. Oleh karena itu,
pada percobaan ini dilakukan pengukuran dengan
membandingkan standarisasi kendaraan yang dimaksud.
Bunyi terjadi karena adanya benda yang bergetar yang
dapat menimbulkan gesekan dengan zat disekitarnya. Getaran
objek atau udara yang menyentuh partikel zat yang ada
didekatnya yaitu berupa gas, cairan, ataupun padatan,
tergantung letak obyek yang bergetar. Keras lemahnya bunyi
sangat dipengaruhi oleh sensasi yang ditimbulkan pada
pendengaran seseorang. Keras buyi bertambah jika intensitas
meningkat, tetapi pertambahan ini tidak terjadi secara linier.
Semakin besar amplitudo maka keras bunyi yang dihasilkan
akan semakin besar. Hal ini dengan sesuai dengan energi
getaran.
1
2
E= k A
2
(1)
Bising adalah suara yang tidak diinginkan. Pada umumnya
kebisingan sangat berkaitan dengan ketergangguan
(annoyance). Kebisingan ada dimana-mana dan ketergangguan
adalah salah satu reaksi yang paling umum terhadap bising [1].
Menurut teori yang telah di pelajari, dalam upaya
L=10 log
I
I0
(2)
Pada pengukuran intensitas bunyi dengan menggunakan
dikenal dengan istilah sound pressure level (SPL), yaitu nilai
yang menunjukkan perubahan pada tekanan didalam udara
karena ada perambatan gelombang bunyi.[4]
Tingkat tekanan bunyi diukur oleh meter tingkat bunyi
(sound level meter) yang terdiri dari mikrofon, penguat, dan
instrumen keluaran (output) yang mengukur tingkat tekanan
bunyi efektif dalam desibel.[6]
Pembobotan A sound level digunakan. Skala ini sesuai
karena telinga manusia tidak sama responnya pada semua
frekuensi suara, kurang efisien dalam frekuensi rendah dan
tinggi dari pada respon pada frekuensi menengah atau
frekuensi bicara. Untuk memperoleh angka tunggal yang
METODE
94.2
94.4
94
93.9
97.7
didapatkan
data
SPL
Jenis Motor
2m
4m
2m
4m
77.22
78.74
Mio Putih
92.38
87.66
78
72.36
84.8
82.72
74.9
76.22
91.1
84.32
76.94
74.94
Mio Merah
Jupiter
Merah
Jupiter
Orange
87.12
86.96
SPL
96.4
96.7
97
Jupiter Hitam
97.28
97.1
99.2
85.5
84.5
Jupiter Orange
84.1
84.48
84.3
84
94.3
96
Jupiter Hitam+Jupiter Orange
95.9
95.54
95.7
95.8
SPL
94.8
95.9
Mio Merah
95
95.2
94.9
Mio Putih
95.4
93.6
97.6
Mio Merah+Mio Putih
94.02
97.4
97.52
97.6
97.3
B. Perhitungan
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk percobaan kedua,
yaitu antara SPL pada dua motor Jupiter dan SPL pada dua
motor mio, didapatkan data sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 4. Tabel SPL Penjumlahan Desibel.
Jenis Motor
SPL Pengukuran
95.54
Jupiter
97.52
Mio
SPL Perhitungan
97.28
98.2
C. Pembahasan
Pada percobaan ini, didapatkan data berupa nilai tekanan
bunyi klakson pada empat jenis motor. Untuk motor pertama
dan kedua menggunakan motor jenis mio tahun 2010,
sedangkan untuk motor ketiga menggunakan motor jupiter Z
tahun 2010, dan untuk motor keempat menggunakan motor
jupiter Z tahun 2007. Dari variasi jarak yang telah dilakukan
yaitu sebesar 2 meter dan 4 meter, diperoleh data bahwa
semakin jauh sumber bunyi terhadap alat ukur, maka akan
semakin kecil nilai tekanan bunyi yang ditangkap oleh alat
tersebut. Hal ini berlaku untuk semua jenis motor. Dan pada
data yang telah diperoleh pada percobaan pertama, dapat
dicari tekanan bunyi pada keempat klakson yang masuk dalam
uji kelayakan Standar Nasional Indonesia. Nilai kelayakan
untuk bunyi klakson yang terdapat pada SNI adalah sebesar
86,4 dB bagi motor dengan daya kurang dari 7kW. Digunakan
nilai ini karena keempat motor yang digunakan pada
percobaan, dayanya kurang dari 7kW. Pada motor pertama,
yaitu mio merah nilai tekanan bunyi klaksonnyanya yaitu
sebesar 84,8 dB, untuk motor kedua yaitu mio putih diperoleh
nilai tekanan bunyi klaksonnyanya sebesar 92,38 dB, untuk
motor ketiga yaitu jupiter Z tahun 2010 nilai tekanan bunyi
klaksonnyanya yaitu sebesar 84,32 dan untuk motor keempat
yaitu motor jupiter tahun 2007 nilai tekanan bunyi
klaksonnyanya yaitu sebesar 87,12. Dari keempat data ini
dapat diketahui bahwa nilai SPL klakson motor yang
memenuhi Standard Nasional Indonesia yaitu nilai klakson
motor mio putih tahun 2010 dan motor jupiter tahun 2007.
Intensitas bunyi suatu klakson bergantung pada aki yang
terpasang pada motor tersebut. Pada percobaan ini, diketahui
bahwa motor yang memiliki intensitas bunyi paling besar
yaitu motor mio putih sebesar 92,38 dB kualitas akinya masih
baik karena masih digunakan dua bulan. Sedangkan untuk
nilai intensitas paling rendah yaitu terdapat pada motor jupiter
Z tahun 2010, karena akinya sudah lama digunakan. Untuk
kedua motor yaitu motor mio merah tahun 2010 dan motor
KESIMPULAN
4
3. Nilai SPL klakson yang sesuai dengan kelayakan SNI
adalah pada motor mio tahun 2010 dan motor Jupiter tahun
2007
.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
percobaan Elektro Akustik yang mau mengarahkan pada saat
praktikum kami. Dan terima kasih kepada teman-teman atas
kerjasamanya dalam melakukan praktikum ini sehingga dapat
terselesaikannya laporan praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]