:
Telephone
Microphone
: Hydrophone
:
Ribbon
Microphone
:
Dynamic
Microphone
: Condenser
Pada produksi film & televisi, umumnya hanya 2 (dua) jenis mikrofon
yang dipakai, yaitu jenis mikrofon dynamic dan condenser.
MIKROFON DYNAMIC
Energi suara yang masuk akan menggetarkan membran
(transducer) peka getaran kemudian diteruskan oleh kumparan kawat
yang disatukan dengan membran tersebut. Akibatnya kumparan akan
ikut bergetar, dan apabila dalam kumparan tersebut diletakkan magnet
maka timbul listrik di kedua ujung kumparan tersebut. Listrik ini secara
langsung dihubungkan dengan kabel dan diteruskan ke mixer audio atau
ke alat perekam suar
BI DIRECTIONAL
Mikrofon bi-directional mencegah suara dari samping tetapi peka pada
arah depan dan belakang. Biasa juga disebut dengan mikrofon fgureeight (angka delapan, simbol pola ini). Jenis mikrofon ini bekerja dengan
baik pada jarak 5 sampai 15 feet arah depan dan belakang.
UNIDIRECTIONAL
Menerima suara hanya dari satu arah saja. Mikrofon jenis ini paling
banyak digunakan dalam rekaman untuk film, video maupun televisi.
Dengan kemampuannya untuk menerima hanya dari satu arah saja,
mikrofon uni-directional sanggup memilah-milah suara, mana yang
diperlukan dan mana yang tidak. Dengan kata lain dapat
menghilangkan suara-suara yang mengganggu. Dalam konteks
rekaman dialog, mikrofon ini lebih baik dibanding mikrofon omnidirectional dan bi-directional.
AF CAPACITOR
Sebuah elektroda metal yang sangat tipis (biasanya lembar plastik
yang dilapis metal) ditempatkan di depan elektroda lain (counter
electrode) yang terbuat dari logam atau keramik yang dilapis logam.
Kedua keping ini berlaku sebagai sebuah kapasitor. Keping yang
pertama berlaku sebagai membran yang akan bergetar mengikuti
enerji
suara
yang
mengenainya. Getaran tersebut akan
mengakibatkan perubahan kapasitas atau muatan dari kedua
elektroda. Jika pada kedua elektroda dialirkan sebuah tegangan listrilk
secara konstan maka akan terjadi perubahan besarnya tegangan listrik
tersebut yang mengikuti getaran dari membran (elektroda pertama).
ELECTRET CAPACITOR
OMNI DIRECTIONAL
Menerima suara dari semua arah. Biasa digunakan dengan cara
dipegang
tangan
atau digunakan secara lavalier (clip-on
microphone). Mikrofon ini juga dipakai pada beberapa jenis wireless
microphone
Hypercar
diod
Mempunyai sudut penerimaan yang lebih sempit lagi
dari jenis super cardioid.
Ultra
Directional
Jenis ini mempunyai sudut penerimaan yang paling sempit. Sering
disebut dengan "gun microphone". Karena menggunakan Iensa akustik
" (bekerja mirip dengan lensa tele pada kamera, gunanya untuk
mempersempit daya tangkap), maka bentuknya lebih panjang dan
lebih berat dari jenis mikrofon yang lain. Paling banyak digunakan
untuk rekaman outdoor dimana jarak antara mikrofon dan sumber
suara sangat dibatasi oleh framing kamera, yaitu apabila jarak
antara mikfrofon dengan sumber suara cukup jauh (lebih dari 1 meter).
RESPON FREKUENSI
Adalah kemampuan mikrofon dalam menerima jangkauan frekuensi.
Mikrofon yang bagus umumnya harus bisa menerima semua rentang
frekuensi dengan sama baiknya, terutama pada suara yang terdengar oleh
manusia (audible frequency). Dalam dunia tata suara, hal itu sering
disebut dengan frekuensi flat, Maka jika ditemui mikrofon maupun
speaker dangan respon frekuensi flat dipastikan keduanya memiliki
kualitas yang baik. Umumnya peralatan audio dengan respon frekuensi
flat relatif mahal. Untuk perekaman musik, respon frekuensi yang
dibutuhkan sekitar 2010.000 Hz, sedangkan untuk kebutuhan syuting dengan dialog
manusia berada pada respon frekuensi 100 - 7. 500
OFF-
pada
POPPIN
G
Popping adalah efek suara yang tidak diinginkan akibat timbulnya
getaran lain. Umumnya karena angin. Angin yang mengenai membran
mikrofon akan menimbulkan bunyi yang sangat tidak diharapkan. Popping
merupakan permasalahan yang serius pada perekaman di lokasi terbuka
dan apabila jarak mulut aktor terlalu dekat pada mikrofon. Sedangkan jika
angin yang sangat keras menerpa mikrofon maka akan menyebabkan
timbulnya suara yang sangat keras (menyebabkan over load), yang bisa
terekam dan sangat mengganggu hasil rekaman.
Pada perekaman di lokasi terbuka biasanya menggunakan wind
screen yang dapat meredam angin tanpa banyak merugikan suara (dialog)
yang kita kehendaki.
BASS
CUT
Beberapa jenis mikrofon dilengkapi dengan bass cut. Yaitu
pemotong frekuensi rendah (
50-150 Hz ), dengan tingkat pemotongan bertingkat sampai 20 dB. Bass
cut bermanfaat untuk mengurangi popping, gangguan angin dan rumble
(noise dalam frekuensi rendah). Bass cut sering digunakan dalam
perekaman dialog. Untuk interior sebaiknya bass cut jangan lebih dari 100
Hz. Bass cut hingga frekuensi 150 Hz hanya dipakai apabila keadaan
memaksa, terutama untuk perekaman suara outdoor. Apabila mikrofon
tidak dilengkapi dengan bass cut, dapat memanfaatkan bass cut yang ada
di alat perekam dan atau mixer. Bass cut juga sering disebut sebagai high
pass .
IMPEDANSI
Impedansi adalah adalah merupakan kombinasi atau gabungan
antara tahanan listrik arus searah (DC resistance), induktansi dan
kapasitansi yang terjadi pada rangkaian arus listrik bolak balik (AC circuit).
Pada dasarnya impedansi adalah merupakan tahanan (resistansi). Ada
dua jenis impedansi mikrofon yaitu impedansi rendah dan impedansi
tinggi. Keuntungan dari impedansi rendah : jika jarak antara mikrofon
dengan mixer atau alat perekam berjauhan (sampai jarak ratusan meter),
B. Penerapannya
Penerapan Single Camera pada umumnya digunakan dalam perekaman
gambar yang sifat penayangannya tunda atau typing. Teknik ini dalam
implementasinya merekam adegan-adegan yang telah tersusun dalam
deretan scene, hasil pembedahan rancangan skenario film. Satu per satu
scene-scene dalam rancangan skenario tersebut direkam melalui kamera
tunggal yang menjadi pilihan eksekusinya. Penggunaan Single Camera
biasanya digunakan untuk perekaman adegan-adegan biasa atau dalam
keadaan normal misalnya adegan pembicaraan di ruangan, adegan jalanjalan atau adegan lain yang sifatnya menceritakan keadaan sewajarnya.
Pada kenyataannya pembuatan sebuah film tidak didominasi dengan
menggunakan kamera tunggal saja, akan tetapi ada beberapa scene yang
sifat pengadegannya khusus dan menimbulkan kerumitan dalam
menceritakan keadaan atau katakanlah menggambarkan keadaan
spektakuler hingga menegangkan tetap menggunakan multi kamera atau
kamera ganda dimana pengadegan cerita yang dilakukan oleh para aktor
lagi beracting itu direkam dengan menggunakan lebih dari satu kamera.
Misalkan pengambilan gambar untuk adegan peledakan sebuah mobil yang
terbalik disebabkan penyerangan senjata bertubi-tubi atas kendaraan
tersebut hingga mengakibatkan kendaraan itu terjungkal dan terbalik serta
meledak dengan mengeluarkan cahaya api besar serta kepulan asap
membubung tinggi. Perencanaan setting untuk adegan tersebut adalah rumit
dan membahayakan serta besar biayanya dalam proses produksinya. Agar
efisien, maka teknik perekamannya hanya dilakukan sekali itu saja, kalau
dilakukan secara berulang-ulang jelas mengeluarkan biaya cukup mahal,
oleh karena itulah perekamannya harus menggunakan kamera banyak
ditempatkan pada sudut yang berbeda, demikian juga dengan penggunaan
Camera Angle dan Type of Shotnya antara kamera satu dengan kamera
lainnya tidak sama dak kesemuanya itu dilakukan secara serentak
perekamannya ketika sang sutradara meneriakkan tanda-tanda perekaman
yaitu
CameraRollingAction!!!.
Ketika
pengadegan
yang
membahayakan itu dilakukan, maka dalam keadaan bersamaan telah
dihasilkan berbagai macam gambar dengan sudut pandang berbeda yang
mengilustrasikan peristiwa tersebut.
* Shooting yang dilakukan dengan kamera tunggal atau dengan istilah Single
Camera merupakan proses pengambilan gambar dengan menggunakan satu
kamera untuk pengadegan yang sifatnya biasa atau menimbulkan sifat
kenormalan peristiwa *
B. Penerapannya
Dalam penerapannya teknik Multi Camera, pada umumnya digunakan
dalam perekaman gambar yang sifat penayangannya tunda atau dalam
format typing. Teknik ini dalam implementasinya merekam adegan-adegan
yang telah tersusun dalam deretan scene, hasil pembedahan rancangan
skenario film. Satu per satu scene-scene dalam rancangan skenario tersebut
direkam baik melalui penggunaan teknik Single Camera atau dengan
Multi Camera. Tidak semua rancangan scene-scene yang ada di dalam
skenario film itu, dimonopoli oleh satu teknik perekaman saja, akan tetapi
C. Pemakaian Peralatan
Untuk mengeksekusi perekaman adegan dengan teknik Multi Camera,
diperlukan peralatan yang cukup rumit dalam pengerjaannya. Peralatan
tersebut menyangkut persiapan penyetingan lokasi dimana property terkait
dapat diwujudkan atau dibuat terlebih dahulu dengan sumber daya manusia
yang memang profesional dalam menangani proyek tersebut. Juga peralatan
pendukung dari kamera seperti Dolly Rel Camera, Jimmy Jip, Portal Jip atau
Crane sebagai penopang kamera untuk sudut pandang Top Angle dan High
Angle.
Long Shot terhadap obyek yang ada termasuk keseluruhan panggung dapat
dijangkau dalam satu frame gambar. Satu lagi adalah Jimmy Jip yang ditaruh
sebelah kiri atau kanan, bahkan untuk panggung yang besar bisa memakai 2
Jimmy Jip. Tugas Jimmy Jip ini adalah feksibel merekam segala penjuru bisa
ke atas panggung maupun penontonnya dengan gerakan memutar kesana
kemari namun kestabilan gambarnya tetap terjaga. Biasanya dalam konser
musik ini disiarkan langsung, maka dari mini Control Room biasanya dalam
bentuk mobil itu gambar dikirim ke Satelit disebut juga dengan istilah Up
Links, Dan dari satelit tersebut Stasiun Pusat mupun Stasiun Relay mendown
links untuk kemudian disebar luaskan melalui pemancar di sekitarnya hingga
tertangkap antena dari rumah-rumah penduduk. Contoh model acara seperti
ini adalah konser yang diselenggarakan oleh SCTV dalam program acaranya
bernama INBOX.
Melakukan Setting Peralatan properti
Melakukan setting property merupakan hal yang penting karena
dapat menciptakan suasana seperti dalam naskah sehingga dapat
memberikan gambaran yang utuh kepada penonton. Dalam melakukan
setting property sebaiknya jangan memenuhi panggung/ruangan
dengan banyak property karena hal tersebut akan membatasi ruang
gerak pemeran/talent.
Dalam melakukan Setting Property kita harus :
1. Melakukan research atau mencari referensi untuk kebutuhan
properti
2. Melaksanakan pengadaan properti sesuai tuntutan cerita
3. Mengajukan anggaran biaya untuk kebutuhan properti
4. Membuat daftar properti yang akan digunakan
5. Memilah-milah jenis properti yang akan digunakan. Contoh :
stage props, set props, hand props, perishable props,
(makanan dan minuman)
6. Melakukan dressing property distudio atau dilokasi bersama
set decorator
7. Stand by dilokasi atau distudio saat produksi dilaksanakan
untuk menjaga kemungkinan pergantian property atau ada
properti yang rusak dalam suatu adegan
8. Menjaga kontiniti properti yang digunakan
9. Melaksanakan pembongkaran bila produksi telah selesai
untuk disimpan atau dimusnahkan
Menentukan element artistik produksi
Departemen artistik bertanggung jawab terhadap perancang set film.
Tugasnya biasanya bekerjasama dengan Sutradara dan Kameramen. Yang
termasuk di dalam Art Departement adalah setting, make up, wardrobe,
property.
Untuk setting di sini bertugas sebagai pengatur dan pembuat setting lokasi
sesuai dengan apa yang di inginkan dalam cerita. Di sini setting di tekan
untuk membuat setting lokasi sedetail mungkin. Make Up juga harus bisa
membuat suatu karakter dari talent lebih hidup. Wardrobe di sini tugasnya
mencari baju dan kostum yang akan di gunakan oleh pemain. Property di
sini erat sekali kaitanya dengan setting. Karena untuk menciptakan setting
yang detail di butuhkan properti-properti guna untuk mendukungnya.
1. ProductionDesigner
Bekerja sama dengan produser dan sutradara untuk menentukan
bagaimana mereka melihat sebuah film, dengan pilihan warna, tekstur,
dan bahan-bahan yang menentukan dan berkontribusi terhadap nada
emosi / rasa / jiwa dari sebuah film. Designer Produksi mengawasi
pencarian lokasi, desain set, mengawasi penyusun cetak biru, seting
bangunan dan kostum.
2. ArtDirector
Bertugas sebagai Pengarah artistik dari sebuah produksi. Orang ini
bekerja dengan studio dan produser eksekutif untuk menciptakan
sebuah film yang indah dilihat dari berbagai aspek. Seperti
pencahayaan, setting dll.
3. Set
Director
Bertanggung jawab atas pelaksanaan gambar rinci dari set dan
konstruksi bagian-bagian dalam setting yang akan dibangun. Dia dapat
mendeskripsikan gambar dari Produksi Designer atau Art Director dan
kemudian mengawasi pembangunan konstruksi settting.
4. Construction
Coordinator
Setelah menerima rencana set dari Set Designer, orang ini
bertanggung jawab untuk mengelola kru yang membangun set.
Mereka juga mengatur anggaran dalam pembangun Set dan
memantau semua biaya ditetapkan.
5. Set Decorator
Bekerja sama dengan Perancang Produksi ( Production Designer )
untuk mencapai tampilan visual seindah mungkin.. Ia yang
Bertugas
untuk
memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat
dibutuhkan untuk suatu produksi . Orang yang bertanggung jawab
untuk mempersiapkan anggaran property, untuk memilih property,
positioning property, dan memelihara semua property. Propertys
adalah barang-barang yang dibawa atau ditangani oleh Actors,
termasuk makanan dan minuman, kantor atau perlengkapan rumah
tangga, uang, senjata, alat, mainan, permainan, dan sebagainya.
7. Costume Designer ( Wardrobe )
Bertanggung jawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan
untuk produksi. Orang yang bertanggung jawab untuk meneliti dan
merancang kostum dan yang menyertai aksesori untuk para aktor &
aktris dan mengawasi pembuatan pemasangan, akuisisi, dan
penyewaan wardrobe.
8. Key Costumer
12.
berdasarkan
Green Departement
Mengadakan bahan kebutuhan untuk penghijauan
Melah-milah jenis tanaman yang akan digunakan
Melaksanakan penghijauan sesuai kebutuhan dibawah
koordinasi Set Decorator
Membuat batu-batuan atau aksesoris yang lain jika diperlukan
Membongkar bila produksi telah usai untuk disimpan atau
dimusnahkan
F. mode busana, tidak rias wajahnya saja, tetapi juga tatanan rambutnya,
busana dan perlengkapannya yang menunjang,
G. lingkungan, seorang yang hidup di daerah tropis tentunya beda
dengan mereka yang hidup di daerah sub tropis,
H. pendidikan seseorang yang berasal dari kalangan terpelajar akan
tampil beda dengan yang kurang terpelajar baik dalam hal tata rias
wajah, rambut maupun busana dan dan perlengkapannya.
Selain 8 faktor di atas ada 4 prinsip Special Effect Makeup pada
umumnya yaitu sebagai berikut :
1. Karakter tata rias adalah menggarap tata rias pada wajah untuk
merubah wajah sesuai dengan peran yang dimainkan jangan sampai terlihat
di tata rias, dilihat dari arah penonton. Ia harus kelihatan wajar, jadi harus
memberikan gambaran yang nyata kepada penonton.
2. Tata rias jangan sampai mengganggu wajah pemain, crepe hair
jangan sampai mengikat kebebasan urat-urat muka/wajah. Jadi jangan
memberikan tata rias yang menganggu kenyamanan wajah pemain itu
sendiri.
3. Make up seorang pemain kelihatan dari jauh yaitu di atas panggung di
bawah sinar lampu, harus mempertimbangkan faktor (stage lighting) dan
jarak antara penonton dan pemain.
4. Tata rias yang baik memberikan bantuan besar sekali pada
pemain, jadi mempergunakan tata rias sebagai bantuan yang penting pada
acting tetapi tidak sebagai pengganti untuk acting.