Anda di halaman 1dari 27

MIKROFON

Mikrofon pada dasarnya adalah transducer, yaitu alat yang berfungsi


mengubah energi suara menjadi energi listrik.
MIKROFON BERDASARKAN CARA KERJANYA
Karbon
Keramik
Ribbon
Moving
Coil
Capacitor

:
Telephone
Microphone
: Hydrophone
:
Ribbon
Microphone
:
Dynamic
Microphone
: Condenser

Pada produksi film & televisi, umumnya hanya 2 (dua) jenis mikrofon
yang dipakai, yaitu jenis mikrofon dynamic dan condenser.

MIKROFON DYNAMIC
Energi suara yang masuk akan menggetarkan membran
(transducer) peka getaran kemudian diteruskan oleh kumparan kawat
yang disatukan dengan membran tersebut. Akibatnya kumparan akan
ikut bergetar, dan apabila dalam kumparan tersebut diletakkan magnet
maka timbul listrik di kedua ujung kumparan tersebut. Listrik ini secara
langsung dihubungkan dengan kabel dan diteruskan ke mixer audio atau
ke alat perekam suar

BI DIRECTIONAL
Mikrofon bi-directional mencegah suara dari samping tetapi peka pada
arah depan dan belakang. Biasa juga disebut dengan mikrofon fgureeight (angka delapan, simbol pola ini). Jenis mikrofon ini bekerja dengan
baik pada jarak 5 sampai 15 feet arah depan dan belakang.

UNIDIRECTIONAL
Menerima suara hanya dari satu arah saja. Mikrofon jenis ini paling
banyak digunakan dalam rekaman untuk film, video maupun televisi.
Dengan kemampuannya untuk menerima hanya dari satu arah saja,
mikrofon uni-directional sanggup memilah-milah suara, mana yang
diperlukan dan mana yang tidak. Dengan kata lain dapat
menghilangkan suara-suara yang mengganggu. Dalam konteks
rekaman dialog, mikrofon ini lebih baik dibanding mikrofon omnidirectional dan bi-directional.

Mikrofon uni-directional sering disebut juga mikrofon cardioid.


Jenis mikrofon cardioid
dengan pola penerimaan yang lebih sempit ada
beberapa jenis :
Supercard
ioid
Mempunyai pola penerimaan dengan sudut yang lebih sempit dibanding
cardioid. Artinya mempunyai kemampuan yang lebih
baik dalam meng-isolasi suara. Mikrofon jenis ini bisa juga disebut
"shotgun". Pola penerimaannya tergantung dari frekuensi, pola menjadi
semakin sempit dengan semakin tingginya frekuensi suara. Apabila

mikrofon ini digunakan dalam ruangan yang tinggi reverberasinya


akan menghasilkan suara yang cenderung lebih banyak frekuensi
rendah (tebal, tubby).

MIKROFON CONDENSER (KONDENSOR)

AF CAPACITOR
Sebuah elektroda metal yang sangat tipis (biasanya lembar plastik
yang dilapis metal) ditempatkan di depan elektroda lain (counter
electrode) yang terbuat dari logam atau keramik yang dilapis logam.
Kedua keping ini berlaku sebagai sebuah kapasitor. Keping yang
pertama berlaku sebagai membran yang akan bergetar mengikuti
enerji
suara
yang
mengenainya. Getaran tersebut akan
mengakibatkan perubahan kapasitas atau muatan dari kedua
elektroda. Jika pada kedua elektroda dialirkan sebuah tegangan listrilk
secara konstan maka akan terjadi perubahan besarnya tegangan listrik
tersebut yang mengikuti getaran dari membran (elektroda pertama).

ELECTRET CAPACITOR

Merupakan variasi dari AF Capacitor. Tegangan listrik tidak didapat


dari luar tetapi disimpan dalam kedua lempeng yang berlaku
sebagai kapasitor. Mikrofon Electret Capacitor ini
lebih murah
dibandingkan mikrofon AF Capacitor.
RF CAPACITOR
RF Capacitor hampir sama dengan AF Capacitor, tetapi dilengkapi
sebuah rangkaian efektronik yang bekerja berdasar oscilator frekuensi
tinggi (biasanya 8 MHz). Disini perubahan kapasitas muatan listrik
akibat perubahan energi suara, akan menyebabkan sinyal audio
diaktifkan dan di alirkan ke mixer atau alat perekam suara.

MIKROFON BERDASARKAN POLA PENERIMAAN (POLAR PATTERN)

OMNI DIRECTIONAL
Menerima suara dari semua arah. Biasa digunakan dengan cara
dipegang
tangan
atau digunakan secara lavalier (clip-on
microphone). Mikrofon ini juga dipakai pada beberapa jenis wireless
microphone
Hypercar
diod
Mempunyai sudut penerimaan yang lebih sempit lagi
dari jenis super cardioid.

Ultra
Directional
Jenis ini mempunyai sudut penerimaan yang paling sempit. Sering
disebut dengan "gun microphone". Karena menggunakan Iensa akustik
" (bekerja mirip dengan lensa tele pada kamera, gunanya untuk
mempersempit daya tangkap), maka bentuknya lebih panjang dan
lebih berat dari jenis mikrofon yang lain. Paling banyak digunakan
untuk rekaman outdoor dimana jarak antara mikrofon dan sumber
suara sangat dibatasi oleh framing kamera, yaitu apabila jarak
antara mikfrofon dengan sumber suara cukup jauh (lebih dari 1 meter).

RESPON FREKUENSI
Adalah kemampuan mikrofon dalam menerima jangkauan frekuensi.
Mikrofon yang bagus umumnya harus bisa menerima semua rentang
frekuensi dengan sama baiknya, terutama pada suara yang terdengar oleh
manusia (audible frequency). Dalam dunia tata suara, hal itu sering
disebut dengan frekuensi flat, Maka jika ditemui mikrofon maupun
speaker dangan respon frekuensi flat dipastikan keduanya memiliki
kualitas yang baik. Umumnya peralatan audio dengan respon frekuensi
flat relatif mahal. Untuk perekaman musik, respon frekuensi yang
dibutuhkan sekitar 2010.000 Hz, sedangkan untuk kebutuhan syuting dengan dialog
manusia berada pada respon frekuensi 100 - 7. 500

Kemampuan mikrofon dalam membedakan suara langsung dan suara


pantulan (reverberation) lebih rendah dibandingkan telinga manusia.
Frekuensi rendah lebih mudah dipantulkan sedangkan frekuensi tinggi lebih
mudah diserap oleh benda-benda yang ada di ruangan.
KEPEKAAN
(SENSITIVITY)
Sensitifitas dalam mikrofon adalah ukuran besar kecilnya energi
listrik yang dihasilkan oleh mikrofon akibat energi suara yang mengenai
membran mikrofon. Dalam hal ini biasanya yang diukur dalam kepekaan
mikrofon
adalah
efisiensinya.
Mikrofon
condenser
mempunyai
kepekaan lebih tinggi dibanding mikrofon dynamic karena mikrofon
condenser mempunyai rangkaian elektronik sebagai penguat energi suara
yang diubah menjadi energi listrik.
Conto
h:
Untuk menerima suara dengan tingkat kekerasan tinggi (seperti ledakan)
: mikrofon dynamic lebih tepat. Jika menggunakan mikrofon condenser
kemungkinan akan terjadi kerusakan pada sistemnya dikarenakan sinyal
suara yang berlebihan.
Untuk rekaman dialog pada film/video/televisi yang keras lemahnya
(dinamiknya) sangat bervariasai dari bisikan sampai teriakan, sebaiknya
menggunakan jenis mikrofon condenser yang kepekaannya lebih tinggi.
OFF-AXIS
MIKE

OFF-

Ini merupakan dinamika sudut penerimaan mikrofon karena pada


pelaksanaannya jarak mikrofon bisa berubah febih dari 3 feet antara shot
close-up dan long shot. Hal tersebut paling mudah diidentifikasi pada
pengambilan gambar yang dinamis / moving shot. Jarak antara mikrofon
dengan mulut aktor harus tetap agar level suara terjaga. Untuk itu sudut
penerimaan harus tepat.
Efek Offaxis :
- Terjadi penurunan level suara dialog tetapi noise
dan atmosfir tetap.
- Terjadi penurunan
frekuensi tinggi.

pada

- Lebih banyak menangkap suara pantulan yang


tidak dikehendaki.
Dalam kaitan dengan of-axis ini tidak semua jenis mikrofon
mempunyai sifat
yang
sama, Mikrofon omni-directional
tidak
menimbulkan problem of-axis karena kemampuannya menerima dari
semua arah, tetapi biasanya level dari suara lingkungan tinggi. Mikrofon
bi-directional lebih peka terhadap rumble (noise lingkungan nada
rendah), tetapi bagus untuk pengambilan gambar two shot dimana dua
orang berbicara, dalam hal ini of-axis mungkin bisa terjadi. Unidirectional mempunyai pola penerimaan yang sempit, yang bisa
menaikkan perbandingan dialog dengan atmosfir, tetapi di sisi lain lebih
mudah terjadi of-axis atau of-mike terutama pada jenis supercardioid
dan hypercardioid.
SIBILAN
(SIBILANCE)
Sibilan adalah suara tajam yang muncul pada dialog dengan kata
yang mengandung huruf
S'. Sibilan berada pada daerah frekuensi high mid dan high. Sibilan yang
normal akan membuat suara pembicaraan menjadi bright dan kejelasan
suara terkesan meningkat. Tetapi sibilan yang berlebihan bisa
menyebabkan timbulnya distorsi pada sistem rekaman dan reproduksi
suara sehingga suara pembicaraan terkesan menjadi "pecah". Sibilan
akan menonjol terutama kalau mikrofon diletakkan sangat dekat dengan
sumber suara, dan pembicara cenderung berbicara secara berbisik. Untuk
mengurangi sibilan yang berlebihan dapat menggunakan prosesor suara
(hardware) atau plugin (software) de-esser. De-esser ini tugasnya
menahan sibilan yang berlebihan tanpa mempengaruhi kekerasan suara
dan frekuensi suara lainnya.

POPPIN
G
Popping adalah efek suara yang tidak diinginkan akibat timbulnya
getaran lain. Umumnya karena angin. Angin yang mengenai membran
mikrofon akan menimbulkan bunyi yang sangat tidak diharapkan. Popping
merupakan permasalahan yang serius pada perekaman di lokasi terbuka
dan apabila jarak mulut aktor terlalu dekat pada mikrofon. Sedangkan jika
angin yang sangat keras menerpa mikrofon maka akan menyebabkan

timbulnya suara yang sangat keras (menyebabkan over load), yang bisa
terekam dan sangat mengganggu hasil rekaman.
Pada perekaman di lokasi terbuka biasanya menggunakan wind
screen yang dapat meredam angin tanpa banyak merugikan suara (dialog)
yang kita kehendaki.

Jika angin tidak terlalu keras dapat menggunakan "foam screen",


peredam angin yang terbuat dari busa. Biasanya digunakan pada
mikrofon condensor untuk adegan indoor, terutama untuk mencegah
pengaruh angin yang timbul saat mikrofon digerakkan menuruti gerakan
aktor atau saat berpindah dari satu aktor ke aktor yang lain.

Sedangkan di lokasi terbuka dapat menggunakan windscreen


khusus yang bentuknya seperti tabung membungkus mikrofon dari semua
arah. Jika lokasi tersebut terdapat angin yang kuat perlu ditambahkan
windjammer. Windjammer ini bentuknya semacam bulu anjing dipasang
pada bagian luar, membungkus windscreen. Resiko penggunaan
windjammer adalah akan mengurangi respon frekuensi mikrofon, terutama
pada daerah frekuensi tinggi.

Untuk mengatasi getaran mekanik biasanya digunakan shockmount


yaitu tempat kedudukan mikrofon yang anti getaran. Shockmount ini
dipasang antara mikrofon dan penyangga mikrofon, seperti mike boom
atau mike stand.

BASS
CUT
Beberapa jenis mikrofon dilengkapi dengan bass cut. Yaitu
pemotong frekuensi rendah (
50-150 Hz ), dengan tingkat pemotongan bertingkat sampai 20 dB. Bass
cut bermanfaat untuk mengurangi popping, gangguan angin dan rumble
(noise dalam frekuensi rendah). Bass cut sering digunakan dalam
perekaman dialog. Untuk interior sebaiknya bass cut jangan lebih dari 100
Hz. Bass cut hingga frekuensi 150 Hz hanya dipakai apabila keadaan
memaksa, terutama untuk perekaman suara outdoor. Apabila mikrofon
tidak dilengkapi dengan bass cut, dapat memanfaatkan bass cut yang ada
di alat perekam dan atau mixer. Bass cut juga sering disebut sebagai high
pass .

IMPEDANSI
Impedansi adalah adalah merupakan kombinasi atau gabungan
antara tahanan listrik arus searah (DC resistance), induktansi dan
kapasitansi yang terjadi pada rangkaian arus listrik bolak balik (AC circuit).
Pada dasarnya impedansi adalah merupakan tahanan (resistansi). Ada
dua jenis impedansi mikrofon yaitu impedansi rendah dan impedansi
tinggi. Keuntungan dari impedansi rendah : jika jarak antara mikrofon
dengan mixer atau alat perekam berjauhan (sampai jarak ratusan meter),

hampir tidak mempengaruhi intensitas dan respon frekuensi suara.


Mikrofon profesional

biasanya mempunyai impedansi rendah. Sebaiknya impedansi input dan


alat perekam atau mixer harus sesuai dengan impedansi mikrofon.
Membuat rencana rekaman audio visual di lapangan dan studio
Melakukan perekaman audio visual single camera
A.
Pengertiannya
Istilah teknik Single Camera lebih menegaskan pada metode atau model
cara perekaman gambar penggadegan suatu cerita, apakah dengan metode
satu kamera sebagai alat perekamannya ataukah dengan menggunakan
beberapa kamera. Pernyataan ini menegaskan, jika keputusan perekaman
menggunakan Single Camera atau satu kamera, maka kamera yang dipakai
dalam membidik obyek atau dengan istilah lebih populer Obyek dalam View
Camera itu, direkam dengan hanya menggunakan satu kamera saja.

B. Penerapannya
Penerapan Single Camera pada umumnya digunakan dalam perekaman
gambar yang sifat penayangannya tunda atau typing. Teknik ini dalam
implementasinya merekam adegan-adegan yang telah tersusun dalam
deretan scene, hasil pembedahan rancangan skenario film. Satu per satu
scene-scene dalam rancangan skenario tersebut direkam melalui kamera
tunggal yang menjadi pilihan eksekusinya. Penggunaan Single Camera
biasanya digunakan untuk perekaman adegan-adegan biasa atau dalam
keadaan normal misalnya adegan pembicaraan di ruangan, adegan jalanjalan atau adegan lain yang sifatnya menceritakan keadaan sewajarnya.
Pada kenyataannya pembuatan sebuah film tidak didominasi dengan
menggunakan kamera tunggal saja, akan tetapi ada beberapa scene yang
sifat pengadegannya khusus dan menimbulkan kerumitan dalam
menceritakan keadaan atau katakanlah menggambarkan keadaan
spektakuler hingga menegangkan tetap menggunakan multi kamera atau
kamera ganda dimana pengadegan cerita yang dilakukan oleh para aktor
lagi beracting itu direkam dengan menggunakan lebih dari satu kamera.
Misalkan pengambilan gambar untuk adegan peledakan sebuah mobil yang
terbalik disebabkan penyerangan senjata bertubi-tubi atas kendaraan
tersebut hingga mengakibatkan kendaraan itu terjungkal dan terbalik serta
meledak dengan mengeluarkan cahaya api besar serta kepulan asap
membubung tinggi. Perencanaan setting untuk adegan tersebut adalah rumit
dan membahayakan serta besar biayanya dalam proses produksinya. Agar
efisien, maka teknik perekamannya hanya dilakukan sekali itu saja, kalau
dilakukan secara berulang-ulang jelas mengeluarkan biaya cukup mahal,
oleh karena itulah perekamannya harus menggunakan kamera banyak
ditempatkan pada sudut yang berbeda, demikian juga dengan penggunaan

Camera Angle dan Type of Shotnya antara kamera satu dengan kamera
lainnya tidak sama dak kesemuanya itu dilakukan secara serentak
perekamannya ketika sang sutradara meneriakkan tanda-tanda perekaman
yaitu
CameraRollingAction!!!.
Ketika
pengadegan
yang
membahayakan itu dilakukan, maka dalam keadaan bersamaan telah
dihasilkan berbagai macam gambar dengan sudut pandang berbeda yang
mengilustrasikan peristiwa tersebut.

* Shooting yang dilakukan dengan kamera tunggal atau dengan istilah Single
Camera merupakan proses pengambilan gambar dengan menggunakan satu
kamera untuk pengadegan yang sifatnya biasa atau menimbulkan sifat
kenormalan peristiwa *

C. Single Camera pada Television Broadcasting


Penerapan Single Camera juga dipakai dalam memproduksi materi penyiaran
televisi. Produksi materi itu biasanya pada program acara yang sifatnya
berupa siaran tunda atau dalam format Typing. Bentuk acara yang sering
menerapkan teknik single camera ini adalah program acara berita program
acara non fiksi maupun program acara fiksi. Untuk program acara berita
pemproduksiannya adalah yang dilakukan oleh kaum jurnalis dalam
pencarian berita di lapangan. biasanya dilakukan oleh reporter dan juru
kamera. Pada kategori ini teknik single camera merupakan senjata juru
kamera atau kamerawan dalam mengabadikan suatu peristiwa penting yang
terjadi dilapangan dengan melakukan proces edit by camera. Pada kategori
program acara non fiksi biasanya untuk program reality show yang
pengadegannya dilakukan berdasarkan naskah membentuk alur cerita baik
pengadegannya di luar luar gedung atau di dalam gedung. Demikian juga
untuk produksi program acara fiksi berupa tayangan sinetron, dimana dalam
produksinya selalu menggunakan format typing.

* Program-program acara televisi juga menggunakan teknik pengambilan


gambar dengan penerapan rekaman peristiwa melaui single camera.
Perekaman kamera tungga sering dilakukan oleh kaum jurnalis dalam
mencari berita dilapangan dengan reporternya. Penerapan lain juga
melakukan hal yang sama selama program acara tersebut berformat typing *
Menyiapkan materi hasil rekaman
Melakukan perekaman audio visual multi camera
A. Pengertiannya
Istilah teknik Multi Camera lebih menegaskan pada metode atau model
cara perekaman gambar pengadegan suatu cerita, apakah dengan metode
satu kamera sebagai alat perekamannya ataukah dengan menggunakan
beberapa kamera. Pernyataan ini menegaskan, jika keputusan perekaman
menggunakan Multi Camera, maka kamera yang dipakai dalam membidik
obyek atau dengan istilah lebih populer Obyek dalam View Camera itu,
direkam dengan
menggunakan beberapa kamera tergantung dari
kebutuhan, bisa 2, 3, 4 ataupun 5 kamera dalam waktu bersamaan merekam
terjadinya suatu pengadegan.

B. Penerapannya
Dalam penerapannya teknik Multi Camera, pada umumnya digunakan
dalam perekaman gambar yang sifat penayangannya tunda atau dalam
format typing. Teknik ini dalam implementasinya merekam adegan-adegan
yang telah tersusun dalam deretan scene, hasil pembedahan rancangan
skenario film. Satu per satu scene-scene dalam rancangan skenario tersebut
direkam baik melalui penggunaan teknik Single Camera atau dengan
Multi Camera. Tidak semua rancangan scene-scene yang ada di dalam
skenario film itu, dimonopoli oleh satu teknik perekaman saja, akan tetapi

kedua teknik perekaman itu saling mengisi berdasarkan tingkat kategori


kesulitan pengadegannya. Secara umum penggunaan Single Camera
hanya diperlakukan bersifat kenormalan peristiwa atau kenormalan
pengadegannya. Terkadang dalam perekaman kenormalan pengadeganpun
masih saja menggunakan 2 kamera hal ini dilakukan supaya tidak terjadi
pengulangan pengadegan terlalu banyak atau dituntut oleh producer untuk
cepat selesai kerjanya alias produksi Kejar tayang yang menjadi hoby dari
Production Housenya sinetron televisi Indonesia itu weleeeh weleeeh
weleeeh memang benerkan ? kita gak perlu membohongi diri kalau
masih ingin mau maju gitu!!!. Pada kenyataannya pembuatan sebuah film
tidak didominasi dengan menggunakan kamera tunggal saja, akan tetapi
ada beberapa scene yang sifat pengadegannya khusus dan menimbulkan
kerumitan dalam menceritakan keadaan atau katakanlah menggambarkan
suatu peristiwa spektakuler hingga menimbulkan ketegangan penonton
nantinya, maka cara mewujudkan arti ketegangan tersebut dengan
menggunakan Multi Camera atau kamera yang digunakan dalam
perekaman peristiwa tersebut menggunakan banyak kamera . Misalkan
suatu contoh penciptaan gambar yang menimbulkan ketegangan atau
kegemparan suasana yaitu kejar-kejaran 3 mobil dan salah satu mobil
menabrak mobil di depannya hingga melanting terbalik dan meledak serta
terbakar dengan nyala api yang dasyat sekali. Perencanaan setting untuk
adegan tersebut adalah rumit dan membahayakan serta besar biayanya
dalam proses produksinya. Agar efisien, maka teknik perekamannya hanya
dilakukan sekali itu saja, kalau dilakukan secara berulang-ulang dengan
menggunakan Single Camera jelas mengeluarkan biaya cukup mahal, oleh
karena itulah perekamannya harus menggunakan teknik Multi Camera,
dimana beberapa kamera ditempatkan pada sudut yang berbeda, demikian
juga dengan penggunaan Camera Angle dan Type of Shotnya ataupun
Moving Camera antara kamera satu dengan kamera lainnya tidak sama dan
kesemuanya itu dilakukan secara serentak perekamannya ketika sang
sutradara meneriakkan tanda-tanda perekaman yaitu CameraRolling
Action!!!. Ketika pengadegan yang membahayakan itu dilakukan, maka
dalam keadaan bersamaan telah dihasilkan berbagai macam gambar dengan
sudut pandang berbeda yang mengilustrasikan peristiwa tersebut.

C. Pemakaian Peralatan
Untuk mengeksekusi perekaman adegan dengan teknik Multi Camera,
diperlukan peralatan yang cukup rumit dalam pengerjaannya. Peralatan
tersebut menyangkut persiapan penyetingan lokasi dimana property terkait
dapat diwujudkan atau dibuat terlebih dahulu dengan sumber daya manusia
yang memang profesional dalam menangani proyek tersebut. Juga peralatan
pendukung dari kamera seperti Dolly Rel Camera, Jimmy Jip, Portal Jip atau
Crane sebagai penopang kamera untuk sudut pandang Top Angle dan High
Angle.

D. Multi Camera pada Television Broadcasting


Penerapan Multi Camera juga dipakai dalam memproduksi materi
penyiaran televisi. Produksi materi dari siaran televisi ini, biasanya pada
program acara yang sifat penyiarannya berupa siaranlangsung atau live juga
disebut On Air. Bentuk acara yang sering menerapkan teknik Multi Camera
ini adalah program acara berita khususnya kategori Paket Berita dan Talk
Show. Untuk program Paket Berita yang dibawakan oleh presenternya
sebagai pembaca berita itu dalam penyiarannya dilakukan di dalam Studio
dengan memakai 3 Kamera yang dihubungkan dengan mixer sebagai
pengontrol gambar untuk ditayangkan sebagai outputnya. Pengaturan ini
biasanya disebuah ruangan khusus yang lebih dikenal dengan istilah Control
Ro0m. Bentuk acara berita lainnya diantaranya model Talk Show, seperti
dalam forum dialog dari berbagai macam narasumber dipandu dengan
seorang presenter sebagai moderator yang berfungsi mengatur jalannya
pembiacaraan atau diskusi. Penataan Kamera biasanya di taruh sebelah kiri
dan kanan serta tengah. dimana ketiga kamera tersebut selama acara
berlangsung dalam keadaan on yang dikendalikan oleh kamerawan atas
intruksi dari sutradara kamera atau producer camera yang bertugas
mengendalikan gambar out putnya acara. Pada Kategori lain bisa juga
diterapkan di luar studio dalam bentuk konser musik misalnya di pelataran
Parkir sebuah Mall. Pada Konser Musik Penerapan Multi Camera jumlah
kamera yang dipakai banyak yaitu ada 5-6 Kamera. Teknik settingnya hampir
sama seperti di dalam studio televisi dimana setiap kamera terhubung
dengan mixer sebagai pengontrolnya. Ke lima Kamera itu ditempatkan 2
kamera berada di kiri kanan panggung dengan tugas membidik semua obyek
secara bergantian di atas panggung tersebut tentusaja atas instruksi dari
producer kamera. 1 kamera ditempatkan didepan panggung dengan
menggunakan Dolly Rel Kamera dalam posisi sejajar dengan panggung,
bertugas membidik obyek dipanggung secara dinamis melalui gerakan
kamera berjalan di atas rel. 1 Kamera ditempatkan di tengah penonton
dalam posisi center ke arah panggung bertugas membidik secara jauh atau

Long Shot terhadap obyek yang ada termasuk keseluruhan panggung dapat
dijangkau dalam satu frame gambar. Satu lagi adalah Jimmy Jip yang ditaruh
sebelah kiri atau kanan, bahkan untuk panggung yang besar bisa memakai 2
Jimmy Jip. Tugas Jimmy Jip ini adalah feksibel merekam segala penjuru bisa
ke atas panggung maupun penontonnya dengan gerakan memutar kesana
kemari namun kestabilan gambarnya tetap terjaga. Biasanya dalam konser
musik ini disiarkan langsung, maka dari mini Control Room biasanya dalam
bentuk mobil itu gambar dikirim ke Satelit disebut juga dengan istilah Up
Links, Dan dari satelit tersebut Stasiun Pusat mupun Stasiun Relay mendown
links untuk kemudian disebar luaskan melalui pemancar di sekitarnya hingga
tertangkap antena dari rumah-rumah penduduk. Contoh model acara seperti
ini adalah konser yang diselenggarakan oleh SCTV dalam program acaranya
bernama INBOX.
Melakukan Setting Peralatan properti
Melakukan setting property merupakan hal yang penting karena
dapat menciptakan suasana seperti dalam naskah sehingga dapat
memberikan gambaran yang utuh kepada penonton. Dalam melakukan
setting property sebaiknya jangan memenuhi panggung/ruangan
dengan banyak property karena hal tersebut akan membatasi ruang
gerak pemeran/talent.
Dalam melakukan Setting Property kita harus :
1. Melakukan research atau mencari referensi untuk kebutuhan
properti
2. Melaksanakan pengadaan properti sesuai tuntutan cerita
3. Mengajukan anggaran biaya untuk kebutuhan properti
4. Membuat daftar properti yang akan digunakan
5. Memilah-milah jenis properti yang akan digunakan. Contoh :
stage props, set props, hand props, perishable props,
(makanan dan minuman)
6. Melakukan dressing property distudio atau dilokasi bersama
set decorator
7. Stand by dilokasi atau distudio saat produksi dilaksanakan
untuk menjaga kemungkinan pergantian property atau ada
properti yang rusak dalam suatu adegan
8. Menjaga kontiniti properti yang digunakan
9. Melaksanakan pembongkaran bila produksi telah selesai
untuk disimpan atau dimusnahkan
Menentukan element artistik produksi
Departemen artistik bertanggung jawab terhadap perancang set film.
Tugasnya biasanya bekerjasama dengan Sutradara dan Kameramen. Yang
termasuk di dalam Art Departement adalah setting, make up, wardrobe,
property.
Untuk setting di sini bertugas sebagai pengatur dan pembuat setting lokasi

sesuai dengan apa yang di inginkan dalam cerita. Di sini setting di tekan
untuk membuat setting lokasi sedetail mungkin. Make Up juga harus bisa
membuat suatu karakter dari talent lebih hidup. Wardrobe di sini tugasnya
mencari baju dan kostum yang akan di gunakan oleh pemain. Property di
sini erat sekali kaitanya dengan setting. Karena untuk menciptakan setting
yang detail di butuhkan properti-properti guna untuk mendukungnya.
1. ProductionDesigner
Bekerja sama dengan produser dan sutradara untuk menentukan
bagaimana mereka melihat sebuah film, dengan pilihan warna, tekstur,
dan bahan-bahan yang menentukan dan berkontribusi terhadap nada
emosi / rasa / jiwa dari sebuah film. Designer Produksi mengawasi
pencarian lokasi, desain set, mengawasi penyusun cetak biru, seting
bangunan dan kostum.

2. ArtDirector
Bertugas sebagai Pengarah artistik dari sebuah produksi. Orang ini
bekerja dengan studio dan produser eksekutif untuk menciptakan
sebuah film yang indah dilihat dari berbagai aspek. Seperti
pencahayaan, setting dll.
3. Set
Director
Bertanggung jawab atas pelaksanaan gambar rinci dari set dan
konstruksi bagian-bagian dalam setting yang akan dibangun. Dia dapat
mendeskripsikan gambar dari Produksi Designer atau Art Director dan
kemudian mengawasi pembangunan konstruksi settting.
4. Construction
Coordinator
Setelah menerima rencana set dari Set Designer, orang ini
bertanggung jawab untuk mengelola kru yang membangun set.
Mereka juga mengatur anggaran dalam pembangun Set dan
memantau semua biaya ditetapkan.

5. Set Decorator
Bekerja sama dengan Perancang Produksi ( Production Designer )
untuk mencapai tampilan visual seindah mungkin.. Ia yang

menentukan set akan dihiasi dengan furnitur, gorden, tekstur, atau


yang lainnya.
6. Property Master

Bertugas
untuk
memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat
dibutuhkan untuk suatu produksi . Orang yang bertanggung jawab
untuk mempersiapkan anggaran property, untuk memilih property,
positioning property, dan memelihara semua property. Propertys
adalah barang-barang yang dibawa atau ditangani oleh Actors,
termasuk makanan dan minuman, kantor atau perlengkapan rumah
tangga, uang, senjata, alat, mainan, permainan, dan sebagainya.
7. Costume Designer ( Wardrobe )
Bertanggung jawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan
untuk produksi. Orang yang bertanggung jawab untuk meneliti dan

merancang kostum dan yang menyertai aksesori untuk para aktor &
aktris dan mengawasi pembuatan pemasangan, akuisisi, dan
penyewaan wardrobe.
8. Key Costumer

Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara


sementara maupun permanen untuk sebuah film. Individu yang
bertanggung jawab kepada perancang kostum ( Costumer Designer )
untuk pemilihan, akuisisi, sewa, dan perawatan dari semua wardrobe.
Orang ini juga mempersiapkan kostum breakdown dan selalu
berkonsultasi dengan perancang kostum dan manajer produksi.
9. Key Make-Up Artist
Bagian yang bertanggung jawab
terhadap
penampilan
aktor/aktris
agar
sesuai
dengan
kebutuhan
skenario pada saat syuting. Individu
yang bertanggung jawab dengan
aplikasi makeup pada aktor, aktris,
dan figuran. Make-up Artis juga
bertanggung
jawab
untuk
menyiapkan jadwal makeup dan
untuk mengawasi dan berkoordinasi
dengan anggota lain dari departemen
makeup, termasuk asisten, body make up artis, efek khusus makeup
dan penata rambut.
10.
Key Hair Stylist
Menata gaya rambut yang diperlukan sesuai dengan cerita,
pemotongan , warna, dan mencuci rambut dan wig dari semua aktor
dan aktris. Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser
mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan.
Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para
aktor dan aktris.
11.

12.

Art & Property


o Membaca dan mempelajari naskah film
o Membuat breakdown property sesuai naskah
kebutuhan art dan property pada setiap scene
o Menyiapkan property pada saat shooting

berdasarkan

Green Departement
Mengadakan bahan kebutuhan untuk penghijauan
Melah-milah jenis tanaman yang akan digunakan
Melaksanakan penghijauan sesuai kebutuhan dibawah
koordinasi Set Decorator
Membuat batu-batuan atau aksesoris yang lain jika diperlukan
Membongkar bila produksi telah usai untuk disimpan atau
dimusnahkan

Melakukan Virtual Set Maya


Melakukan Screen Direction
Screen Direction merupakan arah subyek melakukan pergerakan di
bidang layar, misalnya subyek bergerak dari kanan ke kiri atau dari
atas ke bawah apabila terjadi pergantian pergerakan, harus diberikan
transitory sequence singkat, sehingga pergerakan yang ditampilkan
menjadi logis dan tidak membingungkan.
Membuat Special Effect
Special Effects Makeup merupakan proses untuk membuat seseorang
menjadi karakter tertentu, misalnya merubah bentuk wajah menjadi
lebih tua dari usianya yang sebenarnya. Special Effects Makeup ini
banyak dipakai dalam proses pembuatan film. Special Effects Makeup
merupakan bagian dari tata artistik dan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam mewujudkan sebuah produksi film atau
pertunjukan.
Tugas seorang Special Effect

Mengadakan bahan kebutuhan untuk pelaksanaan special efect


Melaksanakan kegiatan sesuai kebutuhan
Melakukan recheck apa yang dikerjakan
Selalu stand by dilokasi atau di studio saat produski berlangsung
Membereskan kegiatannya bila produksi telah selesai untuk disimpan
atau dimusnahkan.

Special Effect Makeup ini mempunyai ciri-ciri antara lain:


1. garis-garis rias wajah yang tajam,
2. warna-warna yang dikenakan dipilih yang menyolok dan kontras,
3. alas bedak yang digunakan lebih tebal.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam Special Effect Makeup
yaitu:
1. menganalisa gambaran watak yang diinginkan,
2. mewujudkan gambaran watak tersebut dengan mempertimbangkan
8 faktor yang menentukan yaitu:
A. keturunan/ras/genetik,
B. usia/umur,
C. kepribadian misalnya berwatak keras, ramah, berwibawa, lucu, atau
manja,
D. kesempurnaan jasmani, atau adanya cacat yang menonjol,
E. kesehatan, apakah tokoh itu orang yang akan ditampilkan sakitsakitan,

F. mode busana, tidak rias wajahnya saja, tetapi juga tatanan rambutnya,
busana dan perlengkapannya yang menunjang,
G. lingkungan, seorang yang hidup di daerah tropis tentunya beda
dengan mereka yang hidup di daerah sub tropis,
H. pendidikan seseorang yang berasal dari kalangan terpelajar akan
tampil beda dengan yang kurang terpelajar baik dalam hal tata rias
wajah, rambut maupun busana dan dan perlengkapannya.
Selain 8 faktor di atas ada 4 prinsip Special Effect Makeup pada
umumnya yaitu sebagai berikut :
1. Karakter tata rias adalah menggarap tata rias pada wajah untuk
merubah wajah sesuai dengan peran yang dimainkan jangan sampai terlihat
di tata rias, dilihat dari arah penonton. Ia harus kelihatan wajar, jadi harus
memberikan gambaran yang nyata kepada penonton.
2. Tata rias jangan sampai mengganggu wajah pemain, crepe hair
jangan sampai mengikat kebebasan urat-urat muka/wajah. Jadi jangan
memberikan tata rias yang menganggu kenyamanan wajah pemain itu
sendiri.
3. Make up seorang pemain kelihatan dari jauh yaitu di atas panggung di
bawah sinar lampu, harus mempertimbangkan faktor (stage lighting) dan
jarak antara penonton dan pemain.
4. Tata rias yang baik memberikan bantuan besar sekali pada
pemain, jadi mempergunakan tata rias sebagai bantuan yang penting pada
acting tetapi tidak sebagai pengganti untuk acting.

Pokok-pokok aksen yang perlu dalam penggarapan rias wajah


karakter adalah sebagai berikut :
1. Pipi perlu diberi shadow.
2. Dahi, banyak kerutan.
3. Dagu ada kantongan.
4. Pelipis akan mendalam, maka perlu diberi shadow.
5. Pangkal hidung ada kerut-kerut.
6. Mulut banyak pecah-pecah.
7. Mata,
penonjolan
mata
dan
kantong
mata.
Selain prinsip dan pokok-pokok aksen di atas, permainan warna
merupakan satu faktor yang utama untuk menentukan berhasil atau
tidaknya make up kita, karena tiap warna mempunyai tugas/fungsi sendiri-

sendiri untuk menciptakan hasil yang dikehendaki dalam membuat


karakter.
Bahan-bahan make up karakter adalah:
1. Adhesive tape
Pita perekat berukuran 3 cm gunanya untuk memudahkan
bermacam-macam keperluan.
2. Shadow,Untuk memberikan bayangan.
3. Eye brow pencil untuk memberikan aksen-aksen.
4. Tooth enamel
Berbentuk cair gunanya untuk membuat gigi ompong atau membuat
bentuk gigi bergerigi bisa diganti eye liner pencil.
5. Nose Putty.Alat berupa lilin lembut tidak berminyak untuk
menambah hidung/dagu.
6. Adhesive/spirit gum. Perekat rambut untuk pembuat jenggot,
jambang atau kumis.
7. Crape Hair. Rambut untuk membuat jenggot, jambang, kumis atau
alis.
8. Non-fleksible Callodion. Alat untuk membuat bekas luka.
9. Hair Whitener. Untuk membuat uban/memutihkan rambut.
10.Mary Quant Crayons. Untuk membuat garis-garis watak.
11.Latex Gum.Karet yang mempunyai perekat untuk membuat garis
kerut.
Alternatif kosmetik lain yang bisa dipakai untuk rias karakter:
1. Nose putty bisa diganti dengan malam mainan.
2. Adhesive/spirit gum bisa diganti dengan lem, lem bulu mata atau
kanji (lem yang terbuat dari tepung kanji yang dimasak hingga jadi lem).
3. Crape hair bisa diganti dengan benang wool.
4. Hair whitener bisa diganti dengan pasta gigi atau lilin pelangi
warnaputih.
Gambar Special Effect

Anda mungkin juga menyukai