Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrofon (bahasa Inggris: microphone) adalah suatu jenis transduser
yang mengubah energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal
listrik. Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi
manusia. Mikrofon dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam,
alat bantu dengar, dan pengudaraan radio serta televisi.
Istilah mikrofon berasal dari bahasa Yunani mikros yang berarti kecil dan
fon yang berarti suara atau bunyi. Istilah ini awalnya mengacu kepada alat
bantu dengar untuk suara berintensitas rendah. Penemuan mikrofon sangat
penting pada masa awal perkembangan telepon. Pada awal penemuannya,
mikrofon digunakan pada telepon, kemudian seiring berkembangnya waktu,
mikrofon digunakan dalam pemancar radio hingga ke berbagai penggunaan
lainnya. Penemuan mikrofon praktis sangat penting pada masa awal
perkembangan telepon. Beberapa penemu telah membuat mikrofon primitif
sebelum Alexander Graham Bell.
Pada tahun 1827, Sir Charles Wheatstone telah mengembangkan
mikrofon. Ia merupakan orang pertama yang membuat mikrofon frase".
Selanjutnya, pada tahun 1876, Emile Berliner menciptakan mikrofon pertama
yang digunakan sebagai pemancar suara telepon. Mikrofon praktis komersial
pertama adalah mikrofon karbon yang ditemukan pada bulan Oktober 1876
oleh Thomas Alfa Edison. Pada tahun 1878, David Edward Hughes juga
mengambil andil dalam perkembangan mikrofon karbon. Mikrofon karbon
tersebut mengalami perkembangan hingga tahun 1920-an.
James West and Gerhard Sessler juga memainkan peranan yang besar
dalam perkembangan mikrofon. Mereka mempatenkan temuan mereka yaitu
mikrofon elektrik pada tahun 1964. Pada waktu itu, mikrofon tersebut

menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki oleh mikrofon sebelumnya, yaitu


harga rendah, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh konsumen.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Konsep Teknik dan
Rekayasa Lingkungan.
2. Sebagai bahan kajian untuk mengetahui sejarah ditemukannya
mikforon.
3. Sebagai bahan kajian untuk mengetahui perkembangan mikrofon.
1.3 Rumusan Masalah
Di jaman globalisasi seperti sekarang ini tentu banyak ditemukan
teknologi baru yang lebih canggih dari teknologi-teknologi sebelumnya.
Begitu pula dengan mikrofon, seiring berjalannya waktu mikrofon mengalami
banyak perkembangan. Sejak ditemukannya mikrofon pada tahun 1827,
mikrofon telah mengalami perkembangan dengan ditemukannya inovasi baru
dari para ilmuwan. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini untuk
menjabarkan perkembangan mikrofon sebagai bentuk kepedulian penulis
terhadap perkembangan teknologi dan informasi di jaman globalisasi saat ini.
1.4 Manfaat Penulisan
Berikut ini akan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang dapat
diambil dari penulisan makalah ini:
1. Mengetahui sejarah ditemukannya mikrofon.
2. Mengkaji jalannya perkembangan mikrofon.
3. Memberikan gagasan untuk menemukan inovasi baru di bidang
teknologi dan informasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Mikrofon

Mikrofon atau sering ditulis mikropon adalah suatu alat yang


dapat mengubah getaran suara menjadi getaran listrik. Karena sangat
peka dalam menerima getaran suara, peletakan mikrofon memerlukan
pengaturan yang khusus agar suara-suara yang tidak diperlukan tidak
ikut masuk menggetarkan membran mikrofon. Mikrofon merupakan
salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia. Mikrofon
dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu
dengar, dan pengudaraan radio serta televisi.
Istilah mikrofon berasal dari bahasa Yunani mikros yang berarti
kecil dan fon yang berarti suara atau bunyi. Istilah ini awalnya
mengacu kepada alat bantu dengar untuk suara berintensitas rendah.
Penemuan mikrofon sangat penting pada masa awal perkembangan
telepon. Pada awal penemuannya, mikrofon digunakan pada telepon,
kemudian seiring berkembangnya waktu, mikrofon digunakan dalam
pemancar radio hingga ke berbagai penggunaan lainnya. Penemuan
mikrofon praktis sangat penting pada masa awal perkembangan
telepon. Beberapa penemu telah membuat mikrofon primitif sebelum
Alexander Graham Bell.
2.2 Sejarah dan Perkembangan Mikrofon

Penemuan mikrofon praktis sangat penting pada masa awal


perkembangan telepon. Beberapa penemu telah membuat mikrofon
primitif sebelum Alexander Graham Bell. Pada tahun 1827, Sir
Charles Wheatstone telah mengembangkan mikrofon. Ia merupakan
orang pertama yang membuat mikrofon frase". Selanjutnya, pada
tahun 1876, Emile Berliner menciptakan mikrofon pertama yang
digunakan sebagai pemancar suara telepon. Mikrofon praktis
komersial pertama adalah mikrofon karbon yang ditemukan pada
3

bulan Oktober 1876 oleh Thomas Alfa Edison. Pada tahun 1878,
David Edward Hughes juga mengambil andil dalam perkembangan
mikrofon

karbon.

Mikrofon

karbon

tersebut

mengalami

perkembangan hingga tahun 1920-an.


James West and Gerhard Sessler juga memainkan peranan yang
besar dalam perkembangan mikrofon. Mereka mempatenkan temuan
mereka yaitu mikrofon elektrik pada tahun 1964. Pada waktu itu,
mikrofon tersebut menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki oleh
mikrofon sebelumnya, yaitu harga rendah, sehingga dapat dijangkau
oleh seluruh konsumen. Bagian lain dalam sejarah perkembangan
mikrofon ialah revolusionalisasi mikrofon dalam industri dimana
memungkinkan masyarakat umum untuk mendapatkannya. Hampir
satu juta mikrofon diproduksi tiap tahunnya. Lalu pada tahun 1970-an,
mikrofon dinamik dan mikrofon kondenser mulai dikembangkan.
Mikrofon ini memiliki tingkat kesensitifan yang tinggi. Oleh karena
itu, hingga saat ini mikrofon tersebut digunakan dalam dunia
penyiaran.
2.3

Kegunaan Mikrofon

Mikrofon digunakan pada beberapa alat seperti telepon, alat


perekam, alat bantu dengar, pengudaraan radio serta televisi, dan
sebagainya. Pada dasarnya mikrofon berguna untuk merobah suara
memjadi getaran listrik sinyal Analog untuk selanjutnya diperkuat dan
diolah sesuai dengan kebutuhan, pengolahan berikutnya dengan Power
Amplifier dari suara yang berintensitas rendah menjadi lebih keras
terakhir diumpan ke-Speaker.
Pemilihan mikrofon harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Hal
ini dilakukan untuk mencegah berkurangnya kemampuan mikrofon
dari performa yang optimal. Agar lebih efektif, mikrofon yang
digunakan haruslah sesuai kebutuhan dan seimbang antara sumber
suara yang ingin dicuplik, misalnya suara manusia, alat musik, suara
kendaraan, atau yang lainnya dengan sistem tata suara yang digunakan

seperti sound sistem untuk live music, alat perekaman, arena balap GP
motor, dan sebagainya.
2.4 Prinsip Kerja Mikrofon

Prinsip kerja dari mikrofon menjelaskan tipe transducer yang


berada di dalam mikrofon tersebut. Transducer adalah sebuah alat
yang dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Dalam kaitannya dengan mikrofon, transducer mengubah energi
akustik (suara) mernjadi energi listrik. Menurut cara kerjanya, ada
banyak tipe mikrofon, seperti: dynamic, condenser, ribbon, crystal,
carbon, dsb. Namun, ada dua tipe yang paling umum digunakan, yaitu:
dynamic dan condenser.
Dynamic

microphone

menggunakan

diafragma/voice

coil/susunan magnet yang berfungsi sebagai generator/pembangkit


sinyal listrik yang di-drive oleh suara yang masuk. Gelombang suara
menabrak sebuah membran plastik tipis yang disebut diafragma
sehingga diafragma tersebut bergetar. Sebuah kumparan kawat kecil
(voice coil) ditempelkan pada bagian belakang diafragma dan samasama ikut bergetar juga ketika diafragma bergetar. Voice coil
dikelilingi oleh medan magnet yang tercipta oleh sebuah magnet
permanen kecil. Pergerakan voice coil di medan magnet ini akan
mengakibatkan terbentuknya sinyal elektrik. Dynamic mic memiliki
konstruksi yang sederhana dan juga termasuk ekonomis. Di samping
itu, dynamic mic juga tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur yang
esktrim atau kelembaban dan dapat mengakomodasi SPL yang cukup
tinggi tanpa overload. Meskipun demikian, respon frekuensi dan
sensitivitas dari dynamic mic terbatas, khususnya pada frekuensi
tinggi. Dynamic mic merupakan tipe yang sangat umum digunakan
dalam berbagai aplikasi, termasuk di dalam sound system gereja.
Dynamic mic tidak dapat dibuat dalam bentuk yang kecil tanpa
mengurangi sensitivitasnya.
Condenser microphone bekerja berdasarkan diafragma/susunan
backplate yang mesti tercatu oleh listrik membentuk sound-sensitive

capacitor. Gelombang suara yang masuk ke microphone menggetarkan


komponen diafragma ini. Diafragma ditempatkan di depan sebuah backplate.
Susunan elemen ini membentuk kapasitor yang biasa disebut juga kondenser.
Kapasitor memiliki kemampuan untuk menyimpan muatan atau tegangan.
Ketika elemen tersebut terisi muatan, medan listrik terbentuk di antara
diafragma dan backplate, yang besarnya proporsional terhadap ruang (space)
yang terbentuk diantaranya. Variasi dari lebar space antara diafragma dan
backplate terjadi karena pergerakan diafragma relatif terhadap backplate
sebagai akibat dari adanya tekanan suara yang mengenai diafragma. Hal ini
menghasilkan sinyal elektrik sebagai akibat dari suara yang masuk ke
condenser microphone.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kerja condenser mic memerlukan
muatan listrik. Terkait dengan hal tersebut, ada tipe condenser mic yang
memiliki muatan permanen, ada juga yang menggunakan sumber catu daya
eksternal untuk mengisi muatannya. Dalam hal ini, sumber catu daya
eksternal yang digunakan dapat berasal dari baterai, atau dari phantom
power (sebuah metode untuk memberikan daya kepada microphone melalui
kabel mic tersebut, dayanya berasal dari mixer).

Jika dibandingkan terhadap dynamic mic, condenser mic lebih


kompleks dan lebih mahal. Condenser dapat dibuat dengan
sensitivitas yang lebih tinggi dan dapat menghasilkan suara yang lebih
smooth, lebih natural, khususnya pada frekuensi tinggi. Dengan
kondenser, lebih mudah untuk mencapai respon frekuensi flat dan
memiliki range frekuensi yang lebih luas. Satu hal lagi yang
membedakan dari dynamic mic adalah condenser mic dapat dibuat
sangat kecil tanpa banyak mengurangi kinerjanya.
Keputusan untuk menggunakan condenser atau dynamic mic
bagaimanapun diambil tidak hanya berdasarkan sumber suara, tetapi
berdasarkan

physical

setting

juga.

Praktisnya,

penggunaan

microphone harus memperhatikan untuk acara apa dan dimana mic


tersebut akan digunakan. Di samping itu, apakah diinginkan hasil
dengan kualitas suara yang sangat tinggi atau tidak.

2.5 Karakteristik Mikrofon

Karakteristik mikrofon yang harus diperhatikan ketika akan


memilih sebuah mikrofon adalah:
1.

Prinsip cara kerja mikrofon


2. Daerah respon frekuensi suara yang mampu dicuplik
mikrofon

3.

Sudut atau arah pencuplikan mikrofon

4.

Output sinyal listrik yang dihasilkan mikrofon

5.

Bentuk fisik mikrofon

2.6 Jenis Mikrofon

1. Mikrofon karbon
Mikrofon karbon adalah mikrofon yang terbuat dari sebuah
diagram logam yang terletak pada salah satu ujung kotak logam
yang berbentuk silinder. Cara kerja mikrofon ini berdasarkan
resistansi variabel dimana terdapat sebuah penghubung yang
menghubungkan diafragma dengan butir-butir karbon di dalam
mikrofon. Perubahan getaran suara yang ada akan menyebabkan
nilai resistansi juga berubah sehingga mengakibatkan perubahan
pada sinyal output mikrofon.
2. Mikrofon reluktansi variabel
Mikrofon Reluktansi Variabel adalah mikrofon yang terbuat
dari sebuah diafragma berbahan magnetik. Cara kerjanya
berdasarkan gerakan diafragma magnetik tersebut. Jika tekanan
udara dalam diafragma meningkat karena adanya getaran suara,
maka celah udara dalam rangkaian magnetik tersebut akan
berkurang,

akibatnya

reluktansi

semakin

berkurang

dan

menimbulkan perubahan-perubahan magnetik yang terpusat di


dalam

struktur

magnetik.

Perubahan-perubahan

tersebut

menyebabkan perubahan sinyal yang keluar dari mikrofon.

3. Mikrofon kumparan yang bergerak


Mikrofon Kumparan yang Bergerak adalah mikrofon yang
terbuat dari kumparan induksi yang digulungkan pada silinder
yang berbahan non magnetik dan dilekatkan pada diafragma,
kemudian dipasang ke dalam celah udara suatu magnet
permanen.

Sedangkan

kawat-kawat

penghubung

listrik

direkatkan pada diafragma yang terbuat dari bahan non logam.


Jika diafragma bergerak karena adanya gelombang suara yang
ditangkap, maka kumparan akan bergerak maju mundur di
dalam medan magnet, sehingga muncullah perubahan magnetik
yang melewati kumparan dan menghasilkan sinyal listrik.
4. Mikrofon kapasitor
Mikrofon Kapasitor adalah mikrofon yang terbuat dari
sebuah diafragma berbahan logam, digantungkan pada sebuah pelat
logam statis dengan jarak sangat dekat, sehingga keduanya
terisolasi dan menyerupai bentuk sebuah kapasitor. Adanya getaran
suara mengakibatkan diafragma bergerak-gerak. Diafragma yang
bergerak menimbulkan adanya perubahan jarak pemisah antara
diafragma dengan pelat statis sehingga mengakibatkan berubahnya
nilai kapasitansi. Mikrofon kapasitor ini memerlukan tegangan DC
konstan yang dihubungkan ke sebuah diafragma dan pelat statis
melewati sebuah resistor beban, sehingga tegangan mikrofon dapat
berubah-ubah seiring perubahan tekanan udara yang terjadi akibat
getaran suara.
5.

Mikrofon elektret
Mikrofon Elektret adalah jenis khusus mikrofon kapasitor yang
telah memiliki sumber muatan tersendiri sehingga tidak membutuhkan
pencatu daya dari luar. Sumber muatan berasal dari suatu alat penyimpan
muatan yang terbuat dari bahan teflon. Bahan teflon tersebut diproses
sedemikian rupa sehingga mampu menangkap muatan-muatan tetap
dalam jumlah besar, kemudian mempertahankannya untuk waktu yang
tak terbatas. Lapisan tipis teflon dilekatkan pada pelat logam statis dan

mengandung muatan-muatan negatif dalam jumlah besar. Muatan-muatan


tersebut terperangkap pada satu sisi yang kemudian menimbulkan medan
listrik pada celah yang berbentuk kapasitor. Getaran suara yang ada
mengubah tekanan udara di dalamnya sehingga membuat jarak antara
diafragma dan pelat logam statis juga berubah-ubah. Akibatnya, nilai
kapasitansi berubah dan tegangan terminal mikrofon pun juga berubah.

6. Mikrofon piezoelektris
Mikrofon Piezoelektris adalah mikrofon yang terbuat dari bahan
kristal aktif. Bahan ini dapat menimbulkan tegangan sendiri saat
menangkap adanya getaran dari luar jadi tidak membutuhkan pencatu
daya. Cara kerjanya ialah kristal dipotong membentuk suatu irisan pada
bidang-bidang tertentu, kemudian dilekatkan pada elektroda atau
lempengan sehingga akan menunjukkan sifat-sifat piezoelektris. Kristal
akan berubah bentuk bila mendapatkan suatu tekanan sehingga akan
terjadi perpindahan muatan sesaat di dalam susunan kristal tersebut.
Perpindahan muatan mengakibatkan adanya perbedaan potensial di antara
kedua pelat-pelat lempengan. Uniknya, kristal tersebut dapat langsung
menerima getaran suara tanpa harus dibentuk menjadi sebuah diafragma,
sehingga respon frekuensi yang diterima akan lebih baik dari mikrofon
lainnya walaupun tingkat keluarannya jauh lebih rendah, yaitu kurang
dari 1 mV.

7.

Mikrofon pita
Mikrofon Pita ialah mikrofon yang terbuat dari pita yang
bersifat sangat sensitif dan teliti. Cara kerja mikrofon ini berpedoman
pada suatu pusat pita yaitu kertas perak metal tipis yang digantungkan
pada suatu medan magnet. Getaran suara yang ditangkap menimbulkan
terjadinya pergerakan pita. Gerakan tersebut mengakibatkan berubahnya
medan magnet yang kemudian menghasilkan sinyal listrik. Oleh karena
mikrofon pita pada awal kemunculannya merupakan mikrofon yang dapat
menampilkan suara paling alami, maka industri rekaman dan siaran
segera memanfaatkan mikrofon ini di awal tahun 1930-an. Mikrofon ini
tidak memerlukan pencatu daya atau baterai dalam pengoperasiannya.
Pertumbuhan besar pada jenis mikrofon ini terlihat dari besarnya minat
masyarakat pada rumah perekaman yang menyediakan mikrofon pita

dengan kualitas tinggi seperti mikrofon buatan perusahaan Royer AEA,


yang kemudian menjadi standar bersama untuk studio perusahaanperusahaan Cina seperti Sontronics, SE dan Golden Age.
2.7

Macam-macam Mikrofon

1. Shotgun Microphone
Michrophone ini bentuknya ramping dan panjang mirip seperti
laras senapan karakteristiknya yang sering didapati Condercer
Microphone. Sifatnya mempertajam suara jadi suara lemah dan jauh
akan ditangkap oleh microphone ini oleh karena itu dengan shotgun
mic tidak perlu mendekat pada sasaran obyek karena daya tangkap
mic. Shotgun directional lurus (satu arah).

Gambar Shotgun Microphone

2. Handled Microphone
Microphone ini cara perekamanya sama dengan mic yang lain
namun handheld mic dirancang lebih besar. Ukuran mic ini sebesar
genggaman tangan dan dipergunakan untuk keperluan lapangan pada
saat peliputan interview. Hendheld mic karakteristiknya Dynamic
michrophone sifatnya meredam suara desis.suara yang tajam untuk
mengurangi gangguan suara utama yang direkam,jadi bukan
menghilangkan suara-suara bising.

10

Gambar Handled Microphone

3. Personal Microphone
Lavalier mic/personal mic/clip-on mic adalah perekam
suara yang bentuknya kecil dan penjepit dipergunakan
umumnya untuk wawancara dalam studio.lavalier itu clip
mic,mic bias yang memiliki karakteristik omni,di negara Eropa
populer dengan sebutan Lapel. Di sebut Lapel karena biasa
dijepit di kerah baju,jas ataupun menempel dibalik dasi.Jarak
pemasangannya sekitar 6 sampai 8 inci dibawah dagu sekitar
25cm 30 cm.

Gambar Personal Microphone

11

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Microphone atau mikrofon merupakan salah satu sumber pokok
studio rekaman (studio produksi).
2. Selain sebagai sumber pokok, mikrofon juga merupakan input
dari studio rekaman (studio produksi).
3. Membut inovasi baru di bidang teknologi sangat penting dalam
globalisasi.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, perlulah kiranya penulis
mengutarakan saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya kita dapat memberi gagasan inovasi baru mikrofon
sebagai salah satu bentuk kepedulian sebagai mahasiswa
terhadap perkembangan teknologi.
2. Selain member gagasan inovasi baru mikrofon, sebaiknya kita
juga dapat memberi gagasan inovasi baru di bidang teknologi
lainnya, seperti televisi, radio, telepon dan sebagainya.
3.3 Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T. atas
karunia-Nya

yang

dilimpahkan

kepada

penulis

sehingga

dapat

menyelesaikan Makalah dengan judul Mikrofon. Makalah ini merupakan


syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi tugas Kompetensi Dasar I
mata kuliah Konsep Teknik dan Rekayasa Lingkungan.

12

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Penulis siap
menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga pengalaman dalam
penyusunan makalah ini menjadi bekal di masa yang akan datang dan
bermanfaat bagi semua pihak.

13

DAFTAR PUSTAKA

http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/microphone/

(23

September

2013, 19:15)
http://id.wikipedia.org/wiki/microphone (23 September 2013, 19:25)
http://google.co.id/search/tugas

aplikasi

komputer

tentang

mikrofon

(23

September 2013, 19:31)

14

Anda mungkin juga menyukai