EKO SANTOSO
Gas karbon
dioksidan (CO2)
dan air (H2O)
dapat diubah
oleh tanaman
berhijau daun
(berklorofil)
menjadi
glukosa
(karbohidrat
atau
polisakarida)
dan gas oksigen
(O2) dengan
adanya energi
cahaya
(matahari).
12H2O + 6CO2 + energi > C6H12O6 + 6O2
Ketika seseorang
melakukan aktifitas,
seperti olah raga,
maka glukosa atau
karbohidrat dalam
tubuhnya akan
bereaksi dengan
(dibakar oleh)
oksigen menjadi air
(keringat) dan gas
karbon dioksida
untuk menghasilkan
energi gerak (kerja)
kembali.
Hasil
kajian termodinamika terhadap berbagai
perubahan fisika dan kimia menghasilkan
beberapa kesimpulan yang tertuang dalam
hukum-hukum termodinamika :
Hukum ke nol
Hukum ke satu
Hukum ke dua
Hukum ke tiga
Secara prinsip menyatakan:
jika dua benda dengan temperatur berbeda saling
bersentuhan maka temperatur kedua benda akan
berubah sehingga temperatur akhir keduanya menjadi
sama sehingga keduanya dikatakan telah mencapai
keadaan kesetimbangan termal.
Benda dengan temperatur lebih tinggi memiliki energi
termal lebih besar dibandingkan benda dengan
temperatur lebih rendah.
Sebagai contoh, menurut teori kinetika gas bahwa energi
kinetika rata-rata gas pada temperatur T adalah (3/2)RT
dimana R adalah tetapan gas ideal dan T adalah
temperatur mutlak.
Alam semesta adalah sebuah sistem yang sangat
komplek yang mengandung banyak subsistem dan di
antara subsistem dibatasi oleh dinding-dinding
diatermis, yakni dinding yang mampu menghantarkan
panas. Setiap subsistem di alam memiliki energi termal
yang berbeda-beda dan dinding diatermis antar
subsistem merupakan daerah antarmuka yang berusaha
menjaga kesetimbangan termal antar subsistem yang
berdampingan secara langsung.
A
HUBUNGAN KALOR DAN TEMPERATUR
q T q = C.T
dimana C adalah kapsitas panas zat atau benda, yakni
kemampuan suatu zat atau benda untuk menyerap kalor
sehingga temperatur benda tersebut naik 1 derajat.
dimana m adalah massa zat atau benda dalam
gram (g). C dalam J/oC dan c dalam J/(oC.g).
1. Kapasitas panas (heat capacity) suatu zat
nilainya tidak tentu karena nilainya masih
dipengaruhi jumlah atau massa zat tersebut.
Oleh karena itu kapasitas panas termasuk
besaran ekstensif.
2. Sedangkan kapasitas panas jenis (specific heat
capacity) suatu zat nilainya tertentu karena
nilainya tidak dipengaruhi oleh jumlah atau
massa zat. Oleh karena itu kapasitas panas jenis
termasuk besaran intensif.
cp
Substance Phase
J/(gK)
Air (Sea level, dry, 0 C) gas 1.0035
Air (typical room conditions) gas 1.012
Aluminium solid 0.897
Ammonia liquid 4.700
Animal (and human) tissue mixed 3.5
Antimony solid 0.207
Argon gas 0.5203
Arsenic solid 0.328
Beryllium solid 1.82
Bismuth solid 0.123
Copper solid 0.385
Carbon dioxide CO2 gas 0.839*
Water (steam) gas (100 C) 2.080
Water liquid (25 C) 4.1813
alat untuk mengukur kalor yang dilepaskan/au
dibutuhkan oleh suatu perubahan fisika dan atau
kimia dengan cara mengamati perubahan
temperatur yang menyertai perubahan fisika dan
atau kimia tersebut.
Hukum ke satu : U = q + w,
jika reaksi dilakukan pada kondisi wadah terbuka (tekanan konstan), seperti
dalam kalorimeter coffe cup maka w = - P.V sehingga
U = q - P. V q = U + P. V = H disebut entalpi reaksi
jika reaksi dilakukan pada kondisi wadah tertutup (volume konstan), aeperti
dalam kalorimeter bom maka w = - P.V = 0, sehingga
atau
Reaksi di atas disebut satu mol reaksi. Energi 1367 joule adalah
jumlah kalor yang dilepaskan oleh satu mol reaksi, yaitu reaksi yang
melibatkan 1 mol etanol cair dan 3 mol gas oksigen dan
menghasilkan 2 mol gas karbon dioksidan dan 3 mol air.
Dalam persamaan termokimia jumlah zat dan fasa (wujud
zat) dari reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi
sangat berpengaruh pada nilai kalor reaksi. Oleh karena itu,
jika nilai koefisien dalam reaksi atau fasa reaktan atau
produk berubah maka nilai kalor per mol reaksi juga
berubah. Berikut adalah persamaan termokimia dengan
koefisien reaksi pecahan,
Jadi, kalor 455.67 joule dihasilkan oleh satu mol reaksi yang
melibatkan 1/3 mol etanol cair dan 1 mol gas oksigen untuk
menghasilkan 2/3 mol gas karbon dioksida dan 1 mol air.
Keadaan Standar
Jawab :
Berdasarkan hukum Hess :
HREAKSI = H0f,CO2(g) (H0f,CO(g) + H0f,O2(g))
- 283,0 kJ/mol = - 393,5 kJ/mol (H0f,CO(g) +
.0 kJ/mol)
H0f,CO(g) = - 393,5 kJ/mol + 283,0 kJ/mol = -
110,5 kJ/mol
Diketahui : CH4(g) +2O2(g) CO2(g) + 2H2O(l), H0 = - 890,3 kJ/mol
H0f,CO2(g) = - 393,5 kJ/mol
H0f,H2O(l) = - 285,8 kJ/mol
Jawab :
HREAKSI = (H0f,CO2(g) + 2.H0f,H2O(l) ) - ( H0f,CH4(g) + 2.H0f,O2(g))
-890,3 kJ/mol = (- 393,5 kJ/mol +2.(- 285,8 kJ/mol)) (H0f,CH4(g) +2.(0 kJ/mol))
Jawab :
Reaksi pembentukan gas amonia : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Ini enthalpi pembetukan gas amonia per mol reaksi, dimana dalam 1 mol
reaksi dihasilkan 2 mol gas NH3. Jadi enthalpi pembentukan 1 mol gas NH3
adalah 46,5 kJ/mol (data eksperimen : - 45,9 kJ/mol).
Reaksi pembentukan uap air adalah : 2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)
Pada setiap molekul H2O terdapat 2 ikatan O-H, pada setiap molekul H2
terdapat 1 ikatan H-H, dan pada setiap molekul O2 terdapat 1 ikatan
O=O, sehingga enthalpi reaksi pembentukan uap H2O adalah :
Ini adalah enthapi pembentukan uap air per mol reaksi, dimana 1 mol
reaksi menghasilkan 2 mol uap air, sehingga enthalp pementukan 1
mol uap air adalah 241 kJ/mol (data eksperimen : -241,818 kJ/mol).
Perubahan (fisika dan atau kimia) akan berjalan
spontan (alami) ketika menuju ke arah energi yang
lebih kecil.
G = H T.S
Pada proses yang berlangsung pada keadaan
standard maka
G0 = H0 T.S0
Secara alamiah ada kecenderungan bahwa proses
spontan selalu menuju keadaan yang lebih stabil,
yaitu keadaan yang memiliki energi bebas Gibbs
lebih rendah atau minimum.
H S G = H - TS Spontanitas
Negat Positif Negatif pada semua T Spontan pada semua
if temperatur
Positif Negatif Positif pada semua T Tak Spontan pada semua
temperatur
Negat Negatif Negatif di bawah T Spontan pada temperatur
if tertentu rendah
Positif Positif Negatif di atas T Spontan pada temperatur
tertentu tinggi
Hitung G0f dari reaksi pembentukan H2O(l) !!!
Diketahui
= - 163,3 J/mol.K
= - 817,897 kJ/mol