Anda di halaman 1dari 5

1) TEORI

Termokimia adalah kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia.
Termokimia merupakan cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya membentuk
sistem dan. Jadi dapat mengukur (secara tak langsung, dengan cara mengukur kerja atau
kenaikan temperatur) energi yang dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor dan dikenal sebagai q,
bergantung pada kondisinya, apakah dengan perubahan energi dalam perubahan entalpi.
Sebaliknya, jika diketahui ΔU atau ΔH suatu reaksi, dapat diramalkan jumlah energi yang
dihasilkannya sebagai kalor (Atkins, 1999).

Perubahan energi yang dimaksud sampai sejauh ini timbul dari kerja mekanik langsung terhadap
sistem (seperti sebuah kincir yang digerakkan dengan sebuah beban jatuh) atau dari terjadinya
kontak kalor antara dua sistem pada suhu yang berbeda. Dalam kimia, sumber perubahan energi
tambahan yang penting berasal dari kalor yang diberikan atau diambil dari lintasannya suatu
reaksi kimia. Penelitian tentang pengaruh kalor ini disebut termokimia. Karena reaksi kimia
biasanya dipelajari pada tekanan tetap, kalor reaksi diukur pada tekanan tetap. Nilai tersebut
ditabelkan dalam bentuk entalpi reaksi.(David W. Oxtoby, H.P. Gillis, 2001)

Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan (melepaskan energi), umumnya dalam
bentuk kalor. Kalor (heat) adalah perpindahan energi termal antara dua benda yang suhunya
berbeda. Kita sering mengatakan “aliran kalor dari benda panas ke benda dingin. Walaupun
“kalor itu sendiri mengandung arti perpindahan energi, kita biasanya menyebut “kalor diserap”
atau “kalor dibebaskan”. Ketika menggambarkan perubahan energi yang terjadi selama proses
tersebut. Ilmu yangmempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia disebut
termokimia (termochemistry) (Chang, 2010). Panas dan kerja, keduanya adalah bentuk
Perpindahan energi ke dalam atau ke luar sistem. Dalam banyak proses, kalor dan keduanya
menembus batas sistem dan perubahan energi dalam sistem adalah jumlah dari kontribusi itu.
Pernyataan ini disebut hukum pertama Termodinamika yang mempunyai rumus: E=q+w
Keterangan: E = energi (Joule) q = kalor w = usaha (David W. Oxtoby, H.P. Gillis, 2001).

 Persamaan Termokimia

Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang menyertakan perubahan entalpinya (ΔH).
Nilai perubahan entalpi yang dituliskan pada persamaan termokimia harus sesuai dengan
stoikiometri reaksi, artinya jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien
reaksinya. Contoh: Diketahui persamaan termokimia: H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) ΔH = –285,85
kJ/mol Artinya, pada pembentukan 1 mol H2O dari gas hidrogen dan gas oksigen dibebaskan
energi sebesar 285,85 KJ (reaksi eksoterm). Dalam termokimia ada dua hal yang perlu
diperhatikan yang menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Segala sesuatu
yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi disebut sistem, sedangkan hal
yang membatasi sistem dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan.

 Reaksi eksoterm

Reaksi eksotermik adalah suatu reaksi yang melepaskan jika reaksi berlangsung pada suhu tetap,
berdasarkan perjanjian, ΔH akan bernilai negatif karena kandungan panas dari sistem akan
menurun.  Reaksi endoterm Reaksi endotermik yaitu reaksi yang membutuhkan panas,
berdasarkan perjanjian, ΔH akan mempunyai nilai positif.

Jenis-jenis entalpi reaksi :

1. Entalpi Pembentukan Standar (ΔH˚f) Entalpi pembentukan standar adalah ΔH untuk


membentuk 1 mol persenyawaan langsung dari unsur-unsurnya yang diukur pada 298 K
dan tekanan 1 atm.
Contoh: 1) H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) ΔHf ° = –285,85 kJ ↓ Koefisien 1 berarti 1 mol
H2O Artinya, pada pembentukan 1 mol H2O dari unsur hidrogen dan unsur oksigen
dibebaskan energi sebesar 285,85 kJ (tanda negatif pada ΔHf berarti dibebaskan energi
atau reaksi eksoterm).
2) 4 C(s) + 2 H2(g) → 2 C2H2(g) ΔH = + 454 kJ ↓ Koefisien 2 berarti 2 mol C2H2,
maka semua koefisien reaksi dibagi 2 termasuk ΔH Reaksi menjadi: 2 C(s) + H2(g) →
C2H2(g) ΔH = + 227 kJ Artinya, pada pembentukan 1 mol C2H2 dari unsur karbon dan
unsur hidrogen dibutuhkan panas sebesar 227 kJ (endoter m).

2. Entalpi Pembakaran Standar ( ΔH°C) Entalpi pembakaran standar adalah perubahan entalpi
(ΔH) untuk pembakaran sempurna 1 mol senyawa atau unsur dengan O2 dari udara, yang
diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm. Satuan ΔH°C adalah kJ/mol. Pembakaran dikatakan
sempurna jika:
1) karbon (C) terbakar sempurna menjadi CO2.

2) hidrogen (H) terbakar sempurna menjadi H2O

3) belerang (S) terbakar sempurna menjadi SO2

4) senyawa hidrokarbon (CxHy) terbakar sempurna menurut reaksi: CxHy + O2 → CO2 + H2O
(belum setara) 3.

3.Entalpi Pelarutan Standar (Δ𝐻°s) Entalpi pelarutan standar adalah perubahan entalpi standar
jika zat itu melarut dalam pelarut sejumlah tertentu. Entalpi pembatas pelarutan adalah
perubahan entalpi standart jika zat melarut dalam pelarut dengan jumlah tak terhingga, sehingga
interaksi antara duaion (atau molekul terlarut untuk zat bukan elektrolit) dapat diabaikann.
(Atkins, 1999) Kalorimetri adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang
menghitung energi panas atau kalor. Dalam praktikum kalorimetri media cair yang digunakan
adala larutan air garam dan kopi.dengan adanya kalor menyebabkan perubahan suhu atau bentuk
wujudnya.(David W. Oxtoby, H.P. Gillis, 2001) Hukum Hess sebenarnya merupakan bentuk lain
dalam menyatakan hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa banyaknya panas
yang dilepas ataupun diserap dalam suatu reaksi kimia, akan selalu sama, tidak bergantung pada
jalannya reaksi, Apakah berlangsung dalam satu tahap atau dalam beberapa tahap. Agar hukum
Hess ini berlaku maka perlu diisyaratkan bahwa keadaan awal reaktan dan keadaan akhir produk
pada berbagai proses tersebut adalah sama.(Tony, 1987) Hukum Hess menyatakan prinsip yang
kita gunakan sebagai berikut: “jika suatu proses terjadi dalam beberapa tahapatau langkah
(meskipun hanya hipotesis), maka perubahan entalpi untuk proses keseluruhan adalah
penjumlahan perubahanperubahan entalpi dalam langkah-langkahnya. Dengan kata lain, jika kita
dapat membagi reaksi menjadi beberapa tahap reaksi dimana AH reaksi dapat diukur, kita dapat
menghitung AH reaksi untuk keseluruhan reaksi. Hukum Hess sebenarnya adalah konsekuensi
dari sifat fungsi keadaan dari entalpí. Apapun lintasan yang diambil dari keadaan awal ke
keadaan akhir, AH (atau AH’ jika proses dilakukan pada kondisi standar) memiliki nilai yang
sama. (Sastroamidjojo, 2016) Berdasarkan hukum Hess, penentuan ∆H dapat dilakukan melalui
3 cara yaitu:

1) Perubahan entalpi (∆H) suatu reaksi dihitung melalui penjumlahan dari perubahan entalpi
beberapa reaksi yang berhubungan.
2) Perubahan entalpi (∆H) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi pembentukan (∆H °f)
antara produk dan reaktan.

3) Perubahan entalpi (∆H) suatu reaksi dihitung berdasarkan data energi ikatan. Reaksi kimia
merupakan proses pemutusan dan pembentukan ikatan. Proses ini selalu disertai perubahan
energi. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan I mol ikatan kimia dalam suatu molekul gas
menjadi atomatomnya dalam fase gas disebut energi ikatan atau energi disosiasi (D). Untuk
molekul kompleks, energI yang dibutuhkan untuk memecah molekul itu sehingga membentuk
atom-atom bebas disebut energi atomisasi. Energi ikatan istilah energi ikatan disosiasi dan energi
ikatan haruslah dibedakan. Energi ikatan disosiasi yang diberi simbol D adalah energi yang
dibutuhkan untuk memecahkan ikatan sehingga dihasilkan spesies netral. Nilai D biasanya
ditetapkan pada suhu 298, 15 K. Jadi untuk reaksi: H2 →2H ∆H= +435,9 kJ/mol Berdasarkan
jenis dan letak atom terhadap atom lain dalam molekulnya, dikenal 3 jenis energi ikatan yaitu:

1) Energi atomisasi, adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol
molekul menjadi atom bebas dalam keadaan gas.

2) Energi Disosiasi Ikatan, adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan
yang terdapat pada satu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.

3) Energi Ikatan Secara Merata, adalah energi rata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan
atom pada suatu senyawa titik energi ikatan suatu molekul yang berwujud gas dapat ditentukan
dari data entalpi pembentukan standar (∆H°f) dan energi ikatan unsurnya.(Tony, 1987)
DAFTAR PUSAKA

Atkins, p. w. (1999). Kimia Fisika (T. Rohhadyan & K. Hadiyana (eds.); keempat). Erlangga. Chang, R.
(2010). Chemistry (tenth). Thomas D. Timp. David W. Oxtoby, H.P. Gillis, N. H. N. (2001). Prinsip-prinsip
kimia modern (4th ed.). Erlangga. Sastroamidjojo, H. (2016). Kimia Dasar. gadjah mada university press.
Tony, B. (1987). Kimia Fisik Untuk Universitas. gramedia pustaka utama.

Anda mungkin juga menyukai