Anda di halaman 1dari 5

JURNAL FISIKA MODERN, PHOTOVOLTAIC

Photovoltaic
Abstrak Telah dilakukan percobaan Spektrometer dengan

1
Anggapan tersebut mengarah ke model berkas cahaya.
Model ini menganggap bahwa cahaya berjalan dalam lintasan
yang berbentuk garis lurus yang disebut sebagai berkas
cahaya. Pada faktanya, berkas merupakan idealisasi yang

Pambayun Purbandini, Friska A., Dr. Mashuri


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: pambayun11@gmail.com
tujuan untuk menjelaskan fenomena photovoltaic pada solar cell,
mengetahui pengaruh intensitas cahaya lampu pijar terhadap
tegangan output solar cell, mengetahui pengaruh lebar celah,
panjang gelombang, dan pengaruh filter terhadap tegangan
output solar cell. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini
yaitu solar cell dan semikonduktor. Alat dan bahan yang
diperlukan yaitu solar cell dengan ukuran (2,5 cmX 5 cm) dan (5
cmX5 cm), circuit diagram, lighting module, base unit, filter
warna merah, kuning, biru, 2 buah multimeter, power supply, test
lead black dan test lead red. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan variasi tegangan, filter, dan ukuran solar cell. Data
output yang didapat dari percobaan ini yaitu tegangan output.
Dari percobaan yang dilakukan, didapat kesimpulan bahwa
photovoltaic terjadi dengan menggunakan prinsip bahan
semikonduktor, semakin besar intensitas cahaya yang digunakan
semakin besar pula tegangan output yang dihasilkan. Semakin
lebar solar cell, intensitas cahaya yang mengenai solar cell
semakin sedikit, sehingga tegangan outputnya semakin kecil,
begitupun sebaliknya. Panjang gelombang yang lebih besar
menghasilkan tegangan output yang lebih besar pula dan dalam
kondisi tanpa filter, tegangan output yang dihasilkan lebih besar.
Kata Kunci Efek Photovoltaic, Solar Cell, Semikonduktor

I. PENDAHULUAN
Energi, merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup demi kelangsungan hidupnya. Makanan,
cahaya matahari, dan berbagai sumber energi lain sangat kita
perlukan untuk kelangsungan hidup kita. Sumber energi yang
terbesar berasal dari cahaya matahari. Selain itu juga, di dalam
bumi terdapat minyak dan gas alam yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Namun saat ini, keadaan sumber bahan
bakar yang demikian semakin menipis. Hingga akhirnya, saat
ini masyarakat sedang giat-giatnya beralih pada sumber energi
alternative. Salah satu sumber energi alternative untuk
dikonversikan menjadi energi listrik adalah energi cahaya.
Para ilmuwan mampu mengkonversi cahaya menjadi energi
listrik dengan memanfaatkan solar cell. Pada dasarnya, solar
cell menerapkan teknologi photovoltaic. Untuk mengetahui
fenomena photovoltaic, maka dilakukanlah percobaan ini.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa cahaya berjalan
menempuh garis lurus pada berbagai keadaan. Contohnya
yaitu sebuah sumber cahaya titik seperti matahari
menghasilkan bayangan, dan sinar lampu senter tampak
merupakan garis lurus. Pada kenyataannya, kita menentukan
posisi benda di lingkungan kita dengan menganggap bahwa
cahaya bergerak dari benda tersebut ke mata kita dengan
lintasan garis lurus. Seluruh orientasi kita mengenai dunia
fisik berdasarkan anggapan ini.

dimaksudkan untuk merepresentasikan sinar cahaya yang


sangat sempit.
Saat kita melihat sebuah benda, cahaya mencapai mata kita
dari setiap titik pada benda, meskipun berkas cahaya
meninggalkan setiap titik dengan banyak arah, biasanya hanya
satu kumpulan kecil dari berkas-berkas ini yang dapat
memasuki mata pengamat, sebagaimana pada gambar 1
berikut. Namun apabila kepala pengamat tersebut bergerak ke
satu sisi, kumpulan berkas yang lain akan memasuki mata dari
setiap titik.

Gambar 1. Berkas cahaya dari setiap titik pada benda yang diamati.[1]

Cahaya berjalan (merambat) dengan begitu cepat sehingga


tidak ada sesuatu di dalam pengalaman kita sehari-hari yang
menganjurkan bahwa lajunya tak berhingga. Untuk mengukur
besar kecepatan cahaya secara langsung, maka kita harus baik
mengukur suatu interval waktu yang sangat kecil maupun
harus menggunakan sebuah garis basis yang panjang. Situasi
ini menyarankan bahwa astronomi, yang membahas jarakjarak yang sangat besar, mungkin akan mampu menyediakan
suatu nilai eksperimental untuk laju cahaya. Hingga akhirnya
diperoleh kecepatan laju cahaya yaitu sebesar
8

c= v=2,99 x 10 m/s

[2]

Bahan semikonduktor memiliki pengaruh yang sangat besar


terhadap perkembangan teknologi elektronika. Dalam
aplikasinya, komponen-komponen penting yang membentuk
sebuah peralatan elektronika seperti transistor, dioda, dan juga
Integrated Circuit (IC) merupakan komponen elektronika
yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Semikonduktor memiliki dua tipe, yaitu semikonduktor
yang tersusun atas silica dan tipe metalik-konduktor yang
tersusun atas tembaga. Pada silica, resistivitasnya lebih tinggi,
bebannya lebih sedikit, serta koefisien temperaturnya besar
dan negatif. Persamaan resistivitas dari konduktor yaitu
sebagaimana berikut.

JURNAL FISIKA MODERN, PHOTOVOLTAIC

m
2
e

tipe n menuju semikonduktor tipe p. Kebanyakan perangkat


semikonduktor menunjukkan bahwa konduktivitas dari
material dikontrol oleh ketidakmurnian dari konsentrasi bahan.
Contohnya yaitu p-n junction dari yang dihubungkan antara
satu bagian dari semikonduktor dengan ketidakmurnian tipe p
dan bagian lain yang mengandung ketidakmurnian tipe n.
Pembuatan p-n junction ini adalah untuk menempatkan
beberapa material tipe n pada permukaan bersih pada material
tipe-p.
Gambar ketika p-n junction dihubungkan dengan rangkaian
eksternal adalah sebagaimana berikut.

=
(1)

dimana n adalah jumlah per satuan satuan volume dan adalah


rata-rata waktu antara tumbukan dari muatan. Hal ini
dimaksud dengan pertimbangan bahwa variabel n dan
berubah sesuai dengan kenaikan temperature.[3]
Elektron merupakan pembawa arus dalam semikonduktor
tipe N sedangkan lubang (hole) merupakan pembawa arus
dalam semikonduktor tipe P. Semikonduktor tipe n termasuk
dalam semikonduktor tak murni. Konsentrasi pengotoran ini
sangat kecil, dengan perbandingan atom pengotor dengan
atom asli berkisar antara 1:100 juta sampai dengan 1:1 juta.
Semikonduktor tipe n merupakan semikonduktor eksintrik,
yang diperoleh dari semikonduktor insintrik yang dikotori
dengan atom asing bervalensi 5 seperti As, Pb, P. Karena
perbandingan atom pengotor dengan atom asli sangat kecil,
maka setiap atom pengotor dikelilingi oleh atom-atom asli.
Pada semikonduktor, nilai n adalah kecil namun dapat
mengalami kenaikan yang sangat cepat terhadap temperature,
yang mana pergolakan kenaikan suhu mengakibatkan muatan
menjadi lebih besar. Hal ini mengakibatkan penurunan
resistivitas terhadap kenaikan temperature, diindikasikan
dengan koefisien temperature dari resistivitas pada silica
bernilai negatif.[3]
Setiap pita energi memiliki n tingkat energi. Dikarenakan
setiap tingkat energi ini dapat menampung 2(2l+1) buah
electron, maka daya tamping setiap pita adalah 2(2l+1) N buah
electron. Ketika kita menambahkan energi pada sistem ini,
electron-elektron ini dapat berpindah dari keadaan yang terisi
penuh ke sembarang keadaan kosong diatasnya. Pada kasus
ini, electron-elektron dari pita 3s yang tidak terisi penuh dapat
menyerap sejumlah kecil energi dan berpindah ke tingkattingkat 3s yang lebih tinggi dari pita 3s, atau menyerap energi
yang lebih besar dan berpindah ke pita 3p.
Keadaan ini dapat kita perikan dengan cara yang lebih tepat.
Elektron-elektron yang diperikan oleh distribusi Fermi-Dirac,
pada suhu T=0 K, semua tingkat energi electron dibawah
energi Fermi Ef terisi penuh, sedangkan yang diatasnya
kosong. Pada suhu yang lebih tinggi lagi, tingkat electron
dengan energi Fermi memiliki probabilitas ditempati sebesar
50%. Jika kita menaikkan suhu, perubahan energi Fermi
memang tidaklah terlalu mencolok, tetapi probabilitasnya
menempati tingkat-tingkat diatas Ef tidak nol lagi.
Bahan yang salah satu pitanya penuh dan tingkat berikut
diatasnya sama sekali kosong akan bersifat sebagai konduktor
jelek. Dalam kasus ini, kita jumpai celah diantara pita-pita
energi dan energi Fermi terletak di suatu tingkat dalam pita
ini. Pada T=0, semua keadaan dibawah Ef terisi penuh. Begitu
suhu dinaikkan, bentuk fungsi distribusi Fermi-Dirac berubah.
Apabila orde lebar celah antar pita tadi besar sekali
dibandingkan terhadap kT, akan terdapat sedikit sekali
electron yang tereksitasi secara termal dari pita yang rendah
yang disebut pita valensi ke pita diatasnya yaitu pita konduksi.
[4]

Saat semikonduktor tipe p dan tipe n disambungkan, maka


akan terjadi difusi hole dari semikonduktor tipe p menuju
semikonduktor tipe n dan difusi electron dari semikonduktor

Gambar 2. Gambar p-n junction pada rangkaian.

Pada kasus diatas, perbedaan potensialnya yaitu Vp-Vn=V.


Dan diperoleh persamaan sebagai berikut.
eV
kT

I =I s (e 1)
(2)[5]
II. METODE
Pada percobaan ini, alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu
solar cell dengan ukuran (2,5 cmX 5 cm) dan (5 cmX5 cm),
circuit diagram, lighting module, base unit, filter warna merah,
kuning, biru, 2 buah multimeter, power supply, test lead black
dan test lead red.
Pada percobaan ini, langkah kerja yang dilakukan dalam
percobaan ini yaitu rangkaian disusun seperti pada gambar 3.
Selanjutnya diukur tegangan input yang digunakan. Lalu
diukur tegangan output untuk keadaan no filter dan dengan
filter. Selanjutnya digunakan variasi tegangan yaitu1,6 V, 1,8
V, 2 V, dan 2,2 V. Digunakan juga untuk solar cell yang lain.
Berikut ini merupakan gambar peralatan yang digunakan di
dalam praktikum

JURNAL FISIKA MODERN, PHOTOVOLTAIC

3
ilter

merah

kuning

biru

0.47

0.49

0.44

0.43

0.47

0.46

0.44

0.43

0.46

0.45

0.44

0.44

0.46

0.45

0.43

0.44

0.47

0.44

0.43

0.43

0.49

0.46

0.45

0.45

0.49

0.47

0.46

0.45

0.49

0.47

0.45

0.44

0.49

0.46

0.45

0.44

0.48

0.47

0.46

0.45

0.5

0.49

0.47

0.47

12

0.49

0.49

0.48

0.47

13

0.5

0.48

0.47

0.47

14

0.49

0.49

0.48

0.47

15

0.5

0.48

0.47

0.47

0.52

0.5

0.49

0.48

17

0.51

0.5

0.48

0.47

18

0.51

0.49

0.49

0.48

19

0.51

0.5

0.49

0.49

20

0.51

0.49

0.49

0.48

11

Data yang didapatkan dari percobaan ini yaitu tegangan


input dengan menggunakan variasi tegangan output.
Berikut ini merupakan diagram (flowchart) mengenai cara
kerja yang dilakukan dalam percobaan ini.

16

Start

Disiapkan alat dan bahan

Diukur nilai tegangan input dan


tegangan outputnya

2.2

Tabel 2. Tabel data percobaan dengan menggunakan solar cell 5 cmX5 cm.
No
Vin
Vout
Vout
Vout
Vout
tanpa
merah
kuning
biru
filter
1
1.6
0.45
0.43
0.41
0.4
2

0.45

0.43

0.41

0.45

0.43

0.41

0.4

0.45

0.43

0.41

0.41

0.45

0.43

0.41

0.4

0.48

0.45

0.43

0.43

0.48

0.45

0.43

0.42

0.47

0.45

0.43

0.42

0.47

0.45

0.43

0.42

10

0.47

0.45

0.43

0.42

Variasi tegangan input

1.8

10

Gambar 3. Skema alat yang digunakan di dalam percobaan.

Solar cell ditempatkan seri


dengan multimeter

1.6

11

1.8

0.49

0.47

0.45

0.44

12

0.5

0.46

0.45

0.44

13

0.49

0.46

0.46

0.44

14

0.49

0.46

0.45

0.43

0.49

0.46

0.44

0.44

0.51

0.48

0.47

0.46

17

0.5

0.47

0.47

0.46

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

18

0.51

0.48

0.46

0.46

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data


sebagaimana pada tabel berikut.

19

0.5

0.47

0.47

0.46

20

0.5

0.48

0.48

0.45

Finish

0.4

15
Gambar 4. Flowchart percobaan.

Tabel 1. Tabel data percobaan dengan menggunakan solar cell 2,5 cmX5
cm.
No
Vin
Vout tanpa
Vout
Vout
Vout

16

2.2

JURNAL FISIKA MODERN, PHOTOVOLTAIC


Pada percobaan ini, didapatkan grafik Vin terhadap V out
sebagaimana pada gambar berikut.
Grafik V in thp V out pada solar cell kecil
2.5
2

No Filter

1.5

V in

Filter Merah

Filter Kuning

0.5
0
0.42

Filter Biru
0.44

0.46

0.48

0.5

0.52

V out
Gambar 5. Grafik Vin terhadap Vout pada solar cell kecil.

Grafik V in thp V out pada solar cell besar


2.5
2

No Filter

1.5

V in

Filter Merah

Filter Kuning

0.5

Filter Biru

0
0.38 0.4 0.42 0.44 0.46 0.48 0.5 0.52

V out
Gambar 6. Grafik Vin terhadap Vout pada solar cell besar.

Pada percobaan photovoltaic ini, variasi yang digunakan


yaitu solar cell dengan ukuran yang berbeda, yaitu digunakan
ukuran (2,5 cm X 5 cm) dan ukuran (5 cm X 5 cm), selain itu
juga digunakan variasi 3 jenis filter, yaitu filter warna merah,
kuning, dan biru. Tegangan input yang digunakan adalah 1,6
V, 1,8 V, 2 V, dan 2,2 V. Data yang didapatkan dari percobaan
ini adalah nilai tegangan outputnya.
Sel photovoltaic terdapat pada solar cell atau disebut juga
dengan sel surya. Prinsip kerja photovoltaic yaitu dengan
terjadinya aliran arus dengan bahan semikonduktor. Ketika
radiasi sinar surya mengenai sel surya, makan akan terbentuk
elektron dan hole pada bahan semikonduktor. Selanjutnya,
hole akan bergerak menuju semikonduktor tipe P dan elektron
akan bergerak menuju semikonduktor tipe N. Akibatnya
keduanya menghasilkan arus foto difusi. Didalam
semikonduktro terdapat pita energi, ketika ada foton mengenai
sel surya, elektron yang berada dalam pita konduksi akan
tereksitasi menuju pita valensi dan akan timbul energi listrik.
Dari grafik diatas, diketahui hubungan antara tegangan
input dan tegangan output, serta pengaruh penggunaan jenis
filter terhadap tegangan output yang dihasilkan. Tujuan
digunakannya filter pada percobaan ini adalah untuk
mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap tegangan

4
output yang dihasilkan. Dari grafik diperoleh bahwa dengan
digunakan kondisi tanpa filter, tegangan output yang
dihasilkan lebih besar daripada dengan menggunakan filter.
Secara berurutan, tegangan output dari yang terbesar ke yang
terkecil dihasilkan dari keadaan tanpa filter, dengan
menggunakan filter merah, dengan menggunakan filter
kuning, dan dengan menggunakan filter biru.
Pada percobaan ini, digunakan dua jenis solar cell yaitu
solar cell dengan ukuran kecil dan solar cell dengan ukuran
besar. Pada solar cell dengan ukuran kecil, didapatkan nilai
tegangan yang lebih besar daripada solar cell dengan ukuran
besar. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya, intensitas
cahaya berbanding terbalik dengan luas solar cell. Akibatnya,
ketika luas solar cell lebih kecil, intensitas cahaya yang
didapatkan menjadi lebih besar, sehingga didapat tegangan
output yang lebih besar. Dengan intensitas cahaya yang sama,
ketika luas penampang solar cell lebih besar, intensitas cahaya
yang diterima menjadi lebih sedikit, sehingga nilai tegangan
output yang didapat juga semakin kecil.
Pada percobaan ini, digunakan filter merah, kuning, dan
biru. Diantara ketiga warna ini, filter merah memiliki panjang
gelombang yang paling besar dari ketiga filter yang
digunakan. Sehingga, nilai tegangan output yang dihasilkan
oleh filter merah lebih besar daripada dengan menggunakan
filter yang lain.
Filter disini bertujuan untuk sebagai variabel pengontrol
intensitas cahaya yang mengenai solar cell. Dari percobaan
dengan tanpa menggunakan filter, tegangan output yang
dihasilkan lebih besar, karena cahaya dapat leluasa datang dan
mengenai solar cell. Namun ketika digunakan filter, hanya
cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang dapat
lolos dari filter dan mengenai solar cell. Akibatnya, tegangan
input yang dihasilkan lebih kecil daripada menggunakan tanpa
filter.
IV. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan bahwa photovoltaic terjadi dengan menggunakan
prinsip bahan semikonduktor, semakin besar intensitas cahaya
yang digunakan semakin besar pula tegangan output yang
dihasilkan. Semakin lebar solar cell, intensitas cahaya yang
mengenai solar cell semakin sedikit, sehingga tegangan
outputnya semakin kecil, begitupun sebaliknya. Panjang
gelombang yang lebih besar menghasilkan tegangan output
yang lebih besar pula dan dalam kondisi tanpa filter, tegangan
output yang dihasilkan lebih besar.
V. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
Laboratorium telah membimbing selama praktikum
Spektrometer ini berlangsung serta terima kasih kepada
teman-teman praktikan, atas ilmu yang telah dibagi dan kerja
sama yang baik.

JURNAL FISIKA MODERN, PHOTOVOLTAIC


DAFTAR PUSTAKA
[1]

Giancoli, C. Douglas.2001.Fisika jilid 2.Jakata : Penerbit Erlangga.


Halliday, David; Resnick, Robert.1986.Fisika Edisi ke 3.Jakarta: Penerbit
Erlangga
[3]
Walker, Jearl.2001.Fundamental of Physics.John Wiley Ane Son, Inc.
[4]
Sutresno.1986.Elektronika Dasar dan Penerapannya.Penerbit Bandung ITB
[5]
Young, D.Hugh;Freedman, A. Roger.2012.Univesity Physics.Pearl
Education, Inc.
[2]

Anda mungkin juga menyukai