Anda di halaman 1dari 5

Judul Jurnal Pengaruh Aktivitas Kendaraan Bermotor Terhadap

Kebisingan Di Kawasan Pendidikan Sekolah Menengah


Pertama Pangudi Luhur Surakarta
Tema Akustik
Volume Vol. 10 No. 2
Tahun 2010
Penulis Dwi Ratri Nurmaningsih, Kusmiyati, dan Agus Riyanto
Sumber http://sistem.wisnuwardhana.ac.id/index.php/sistem/article
/download/81/92
Reviewer Riky Permana (02311745000035)
Tanggal 28 Februari 2018

1. Latar Belakang
Hal yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu tingkat
kebisingan yang disebabkan oleh lalu lintas yang melewati Sekolah Menengah
Pertama Pangudi Luhur Bintang Laut yang terletak disalah satu kawasan bisnis
kota Surakarta atau CBD (Central Bussiness Distric) dan juga terletak di kawasan
akses lalu lintas perkotaan Surakarta. Teori Konsektoral (Yunus, 1999 dalam
kutipan Masnur, 2008) yang menyatakan bahwa Central Bussiness District
(CBD) adalah daerah pusat kegiatan yang dinamis, gejala spesialisnya semakin
terlihat, merupakan tempat utama pedagangan, hiburan, dan lapangan pekerjaan,
ditunjang sentralisasi system transportasi dan sebagian besar penduduk masih
tinggal dibagian dalam kota, sehingga mempunyai kelebihan, yaitu dekat dengan
fasilitas penunjang dan akses keluar masuk bagi para pelajar mudah, akan tetapi
kelebihan tersebut, dapat berdampak negatif ketika proses belajar mengajar dan
juga bagi kesehatan akibat kebisingan lalu lintas dan emisi gas buang.
2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar nilai kebisingan yang terjadi
akibat lalu lintas di kawasan pertokoan Sekolah Menengah Pertama Pangudi
Luhur Bintang Laut, usaha penanganan yang sesuai dengan permasalahan dan
karakter daerah tersebut serta sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil
kebijakan dalam hubungannya dengan perencanaan transportasi atau perancang
bangunan agar dapat lebih memperhatikan kondisi lingkungan yang ada
3. Metodologi
Dilakukan melalui metode survey awal untuk penentuan lokasi dan waktu
penelitian, survey lanjutan untuk perolehan data, kemudian metode analisa
dengan menggunakan alat dan metode analisa pendekatan (dengan menggunakan
rumus empiris). Hasil analisa kemudian di bandingkan dengan Tabel Baku
Tingkat Kebisingan
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Analisa Kebisingan Secara Rumus Empris
Dalam perhitungan tingkat kebisingan digunakan data volume lalu lintas,
kecepatan rata-rata kendaraan, presentase kendaraan berat, dan gradien jalan.
Data data teserbut kemudian dimasukan pada persamaan basic noise level,
koreksi terhadap kecepatan rata-rata kendaraan berat, koreksi terhadap gradien,
dan koreksi terhadap kondisi antara sumber bunyi dengan penerima sehingga
dapat diketahui predictive noise level (PNL) yang merupakan hasil penjumlahan
noise level dan faktor pengoreksiannya.
4.2. Analisa Kebisingan Secara Non Empiris
Untuk analisa kebisingan secara non empiris dilakukan dengan pengukuran
secara langsung menggunakan alat sound level meter.
4.3. Pembahasan Hasil Analisis
Tingkat kebisingan pada kawasan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Pangudi Luhur Bintang Laut Surakarta dapat diketahui bahwa untuk seluruh
lokasi penelitian, nilai intensitas kebisingan yang diperoleh sudah melewati
ambang batas/baku mutu yang diijinkan untuk kawasan sekolah atau sejenisnya
yaitu 55 dB.

Gambar 1 Besar Tingkat Kebisingan Kawasan Pendidikan Sekolah Menengah

4.4. Pembahasan Alternatif Solusi


Penanganan yang dilakukan dengan melihat keadaan lingkungan disekitar lokasi
penelitian, yaitu: Penanaman tanaman-tanaman kecil diantara pohon-pohon
besar di pinggir jalan, seperti palem botol, lidah mertua, bambu-bambuan,
kemuning, dll.
5. Kesimpulan
a. Besar nilai tingkat kebisingan tertinggi akibat arus lalu lintas berdasarkan
pendekatan empiris untuk kawasan pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Pangudi Luhur adalah 77,39 dB(A), batas besar tingkat kebisingan menurut
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kep-48/MENLH/1996 25
November 1996 untuk kawasan sekolah atau sejenisnya adalah sebesar 55
dB(A), sehingga tingkat kebisingan sudah melebihi baku mutu yang
ditetapkan.
b. Besar nilai tingkat kebisingan tertinggi akibat arus lalu lintas berdasarkan
data di lapangan (pengukuran dengan menggunakan alat) untuk kawasan
pertokoan Coyudan Surakarta adalah 78,20 dB(A), batas besar tingkat
kebisingan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kep-
48/MENLH/1996 25 November 1996 untuk kawasan sekolah atau
sejenisnya adalah sebesar 55 dB(A), sehingga tingkat kebisingan sudah
melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Judul Jurnal Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar
untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance
Sistem Poros Rotor
Tema Vibrasi
Volume Vol. 1
Tahun 2016
Penulis Devina Puspitasari, Galih Anindita, dan Edy Setiawan
Sumber http://journal.ppns.ac.id/index.php/SeminarMASTER/artic
le/download/69/45/
Reviewer Riky Permana (02311745000035)
Tanggal 28 Februari 2018

1. Latar Belakang
Salah satu kerusakan pada pompa yaitu kondisi unbalance (ketidak
keseimbangan) dimana pusat massa tidak sesumbu pada sumbu rotasi. Kondisi
unbalance bisa disebabkan karena korosi dan keausan, kesalahan dalam proses
permesinan atau assembly dan penumpukan material misalnya debu pada fan
kompressor. Metode masa lalu yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan
mesin adalah predictive maintenance (PdM), salah satu metode pemeliharaan
yang didasarkan pada kondisi equipment yang sedang dicek. Metode seperti ini
kurang handal karena perlunya kondisi shutdown sehingga membutuhkan waktu
dan biaya yang jauh lebih besar. Oleh karena itu penulis disini mencoba untuk
mengembangkan metode lain untuk mendeteksi jenis kerusakan mesin dari
karakteristik sinyal getarannya.
2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui spectrum vibrasi motor
dengan kondisi normal, mendeteksi vibrasi pada motor induksi akibat kondisi
unbalance, dan membandingkan bentuk spektrum frekuensi yang dihasilkan oleh
analisis FFT kondisi mesin normal dan unbalance.
3. Metodologi
Metode yang digunakan dalam pengolahan pada penelitian ini adalah algoritma
Fast Fourier Transform (FFT), dimana mengacak dan mentransformasikan sinyal
suara dalam domain waktu menjadi sinyal suara dalam domain frekuensi.
Selanjutnya dalam penelitian ini dilakukan analisis sinyal getaran pada kasus
unbalance di poros motor dengan pengambilan data getarannya. Dari data
getaran tersebut dianalisis kerusakan-kerusakan yang terjadi, sehingga dapat
ditarik kesimpulan jenis dan besarnya getaran yang ditimbulkan oleh kondisi
unbalance.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Pengujian Kondisi Standar/Normal
Untuk mendapatkan kondisi standar atau normal, pengujian dilakukan terlebih
dahulu dengan melakukan balancing, alignment dan pengencangan komponen-
komponen rotor dinamik. Pengujian kondisi normal dijadikan sebagai acuan
kondisi mesin ideal tanpa cacat atau kerusakan. Data pengukuran diolah pada
matlab menggunakan FFT, didapat sinyal dalam domain waktu dan domain
frekuensi. Dalam penelitian ini sinyal baseline kondisi normal dengan semua
posisi, mesin mempunyai besaran amplitudo yang hampir sama pada setiap
satuan waktu. Hal ini dapat dikatakan bahwa sinyal bersifat stasioner. Pada
domain waktu belum dapat di analisis berapa frekuensi dasar dari masing-masing
kondisi. Karena itu perlu dirubah dari domain waktu ke dalam domain frekuensi
4.2. Pengujian Kondisi Unbalance
Pengujian kondisi unbalance diuji pada piringan rotor yang telah dibuat. Kondisi
unbalance pada rotor dibuat dengan memberikan massa unbalance pada impeler
motor. Karakteristik dari unbalance ini dapat diketahui dengan adanya amplitudo
yang tinggi pada 1xRPM (pada frekuensi 46,7 Hz), rasio amplitudo antara
pengukuran arah horizontal dan vertikal kecil (H/V<3), dan ketika pada kondisi
unbalance, maka getaran horizontal dan vertikal jauh lebih tinggi dibandingkan
axial. Dari penelitian yang telah dilakukan, kerusakan pada mesin berputar akibat
kondisi unbalance sistem poros rotor, dapat dilakukan dengan menganalisis
sinyal getaran. Diagnosa terhadap kerusakan ini dilakukan untuk proses
perbaikan hingga jadwal shut down
5. Kesimpulan
a. Pada domain frekuensi pada kondisi pompa normal menunjukkan tinggi
amplitudo terbesar 1xRPM, dimana posisi horisontal lebih tinggi dari posisi
vertikal dan axial
b. Pada domain frekuensi pada kondisi pompa unbalance menunjukkan tinggi
amplitudo terbesar 1xRPM, dimana perbandingan posisi horisontal dengan
vertikal diperoleh 1,22 (<3)
c. Dengan menggunakan metode analisa getaran, kerusakan pada pompa
sentrifugal dapat dideteksi tanpa melakukan pembongkaran pompa
d. Analisis getaran dapat memberikan prediktabilitas pemeliharaan waktu
penjadwalan perbaikan, mengambil peralatan yang rausak sebelum kondisi
berbahaya terjadi dan membantu mencegah penghentian produksi

Anda mungkin juga menyukai