Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

PRAKTIKUM REKAYASA PENYEHATAN LINGKUNGAN


*ANALISIS KEBISINGAN*

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD DWI ZULFIKAR


E1F1 18 035

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN


LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan sukur kami haturkan kepada Illahi Robbi, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan tugas ini, kami tidak luput dari berbagai kendala. Namun
berkat kerja keras dan bantuan dari rekan-rekan semua kendala tersebut sedikit dapat
teratasi.
Kami menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberi bantuan kearah
penyelesaian tugas ini,assisten dosen, serta rekan-rekan sekalian yang telah banyak
memberikan masukan kepada kami. Oleh karena itu, kami menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu.
Akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua
pihak sangat kami harapkan.

Kendari, Janiari 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Lembar Asistensi Kata Pengantar
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
1.4 Manfaat Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penilitian Terdahulu
2.1.1 Kajian Tingkat Kebisingan Di Bandara Internasional Halim Perdana
Kusuma, Jakarta Timur, Dki Jakarta
2.1.2 Model Kebisingan Akibat Arus Lalu Lintas Pada Jalan Luar Kota
Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Studi Kasus Jalan Palembang-
Betung)
2.1.3 Penelitian Ini Dilakukan Oleh Sungging Handoko,Dimana Penelitian
Ini Membahas Kebisingan Dan Pengaruhnya Terhadap
2.1.4 Penelitian Ini Di Akukan Oleh Moch Fathoni Setiawan Dimana
Penelitian Ini Membahas Tingkat Kebisingan Pada Perumahan Di
Perkotaan.
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Sumber Kebisingan
2.2.2 Tingkat Kebisingan
2.2.3 Pengukuran kebisingan
2.2.4 Nilai Ambang Batas (NAB) Intensitas Kebisingan
2.2.5 Baku Mutu Tingkat Kebisingan
2.2.6 Pengaruh Kebisingan Fisiologis dan Psikologis
2.2.7 Pengendalian Kebisingan

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum
3.1.1 Waktu
3.1.2 Lokasi Praktikum
3.2 Alat
3.2.1 Stopwatch
3.2.2 Alat Tulis
3.2.3 Sound Level Meter
3.2.4 Tripod
3.2.5 GPS Essentials
3.2.6 Payung
3.3 Prinsip Percobaan
3.4 Prosedur Percobaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Hasil Pengamatan La ( 06.00-09.00 WITA )
4.1.2 Hasil Pengamatan Lb ( 09.01-12.00 WITA )
4.1.3 Hasil Pengamatan Lc ( 12.01-15.00 WITA )
4.1.4 Hasil Pengamatan Ld ( 15.01-18.00 WITA )
4.1.5 Hasil Pengamatan Le ( 18.01-20.00 WITA )
4.1.6 Hasil Pengamatan Lf ( 20.01-22.00 WITA )
4.1.7 Hasil Pengamatan Lg ( 22.01-00.00 WITA )
4.2 Analisa Data
4.2.1 Nilai Equivalen La
4.3 Tabel Rekapitulasi
4.3.1 Rekapitulasi Pengamatan La
4.3.2 Rekapitulasi Pengamatan Lb
4.3.3 Rekapitulasi Pengamatan Lc
4.3.4 Rekapitulasi Pengamatan Ld
4.3.5 Rekapitulasi Pengamatan Le
4.3.6 Rekapitulasi Pengamatan Lf
4.3.7 Rekapitulasi Pengamatan Lg
4.4 Hasil Rekapitulasi Kelompok Lain
4.5 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
3.1 Lokasi praktikum uji tingkat kebisingan
3.2 Stopwatch
3.3 Alat Tulis
3.4 Sound Level Meter
3.5 Tripod
3.6 GPS Essentials
3.7 Payung
DAFTAR TABEL

2.1 Nilai Ambang Batas Kebisingannya


2.2 Nilai baku mutu tingkat kebisingan KEPMEN-48/MENLH/11/1996
2.3 Kriteria Kerusakan Pendengaran
4.1 Hasil Pengamatan La
4.2 Hasil Pengamatan Lb
4.3 Hasil Pengamatan Lc
4.4 Hasil Pengamatan Ld
4.5 Hasil Pengamatan Le
4.6 Hasil Pengamatan Lf
4.7 Hasil Pengamatan Lg
4.8 Rekapitulasi Pengamatan La
4.9 Rekapitulasi Pengamatan Lb
4.10 Rekapitulasi Pengamatan Lc
4.11 Rekapitulasi Pengamatan Ld
4.12 Rekapitulasi Pengamatan Le
4.13 Rekapitulasi Pengamatan Lf
4.14 Rekapitulasi Pengamatan Lg
4.15 Rekapitulasi Kelompok 1
4.16 Rekapitulasi Kelompok 2
4.17 Rekapitulasi Kelompok 4
4.18 Rekapitulasi Kelompok 5
4.19 Rekapitulasi Kelompok 6
4.20 Rekapitulasi Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industrialisasi merupakan motor penggerak bagi peningkatan kemakmuran dan
menempati posisi sentral dalam kehidupan masyarakat modern terutama di negara
maju. Di negara berkembang, industri sangat esensial untuk memperluas landasan
pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat (Kristanto P, 2002).
Adanya industrialisasi terjadi peningkatan kesejahteraan penduduk, hal ini dapat
dilihat dengan pertumbuhan penduduk dunia yang semakin pesat Dengan adanya
teknologi/mesin-mesin yang semakin modern, meringankan dan mempermudah
manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Namun di sisi lain, bila tidak dikelola
dengan baik maka menimbulkan dampak yang membahayakan manusia antara lain
keselamatan jiwa, kecacatan, penurunan kualitas lingkungan, penurunan derajat
kesehatan dan kerugian ekonomi.
Keuntungan besar yang didapat dari kegiatan industri, apabila tidak dikelola
dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan maka keuntungan sering kali lebih
sedikit bila dibandingkan biaya sosial yang dikeluarkan untuk mengatasi dampak
negatif. Kerugian sosial ini sebagian besar merupakan kerugian yang ditimbulkan
pada lingkungan karena lingkungan sebagai penopang kehidupan generasi sekarang
dan generasi penerus. Bila lingkungan rusak, efek negatif yang ditimbulkan tidak
hanya dirasakan oleh generasi sekarang, tetapi juga dirasakan generasi mendatang
bahkan efek ke generasi mendatang bisa lebih besar dibandingkan yang dialami
generasi sekarang.
Penggunaan mesin-mesin dalam proses industri akan menimbulkan kebisingan
yang tidak dapat dihindari, namun demikian dapat dikontrol dan dilakukan upaya
pengendalian agar tidak mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Kebisingan menyebabkan terganggunya kesehatan tenaga kerja, dampak tersebut
dapat meluas sampai ke lingkungan sekitar perusahaan. Apabila banyak permukiman
di sekitarnya, maka dampak terhadap manusia akan bertambah luas. Polusi akibat
kebisingan ini mempunyai karakteristik khusus yaitu hanya dirasakan di sekitar
industri (daerah penyebarannya lokal) dan akibat yang ditimbulkan sering diabaikan
oleh masyarakat.
Efek kebisingan lingkungan permukiman atau masyarakat pada kondisi tertentu
tidak menyebabkan penurunan pendengaran, namun lebih kepada gangguan
percakapan dan gangguan kenyamanan termasuk gangguan tidur terutama pada
malam hari. Efek dari gangguan tidur ini dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular.
Peningkatan industrialisasi sampai ke daerah-daerah perkotaan mengakibatkan
dampak aktivitas industri makin meluas, termasuk kebisingan. Banyak terjadi
keluhan kebisingan dari masyarakat yang berdekatan dengan daerah industri. Salah
satu industri yang berada di daerah perkotaan yaitu PT. Tirta Investasma Klaten
sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi air minum kemasan.
Dalam melakukan proses produksi perusahaan tersebut seperti halnya industri
lain, tidak lepas dari penggunaan mesin-mesin yang mempunyai potensi timbulnya
kebisingan di dalam lingkungan kerja dan memungkinkan dampak terhadap
masyarakat sekitar perusahaan.
Hasil pemantauan kebisingan yang dilakukan oleh Balai Pelatihan dan
Pengujian Keselamatan Kerja dan Hiperkes Provinsi Jawa Tengah atas permintaan
perusahaan pada akhir tahun 2010 pada 2 (dua) titik sampling di permukiman sekitar
perusahaan masih ada yang di atas baku mutu, meskipun masih dalam batas toleransi.
Ada keluhan masyarakat di sekitar perusahaan sehubungan dengan kebisingan dari
aktivitas perusahaan. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan
pengukuran pada lokasi di luar lokasi yang telah ditentukan sebagai titik monitoring
setiap 3 (tiga) bulan.
Mengingat karakteristik kebisingan yang dipengaruhi faktor psikologis selain
faktor fisik, maka selain pengukuran juga perlu observasi apa yang sebenarnya
dirasakan oleh masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum uji kebisingan adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana menentukan nilai kebisingan suatu area dengan alat sound level
meter sesuai SNI 7231:2009?
2. Bagaimana membandingkan nilai kebisingan yang mana diperoleh dengan
KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan?
3. Bagaimana mengetahui cara mengendalikan kebisingan yang sudah melewati
ambang batas yang telah ditetapkan?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum uji kebisingan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan nilai kebisingan suatu area dengan alat sound level meter
sesuai SNI 7231:2009
2. Untuk membandingkan nilai kebisingan yang mana diperoleh dengan
KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan
3. Untuk mengetahui cara mengendalikan kebisingan yang sudah melewati ambang
batas yang telah ditetapkan

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum uji kebisingan adalah sebagai berikut :
1. Dapat menentukan nilai kebisingan suatu area dengan alat sound level meter
sesuai SNI 7231:2009?
2. Dapat membandingkan nilai kebisingan yang mana diperoleh dengan
KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan?
3. Dapat mengetahui cara mengendalikan kebisingan yang sudah melewati ambang
batas yang telah ditetapkan?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


2.1.1 Kajian Tingkat Kebisingan Di Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma,
Jakarta Timur, Dki Jakarta
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang bersifat
mengganggu pendengaran dan dapat menurunkan daya dengar seseorang yang
terpapar. Pada umumnya kebisingan sangat berkaitan dengan ketergangguan
(annoyance). Kebisingan ada dimana-mana dan ketergangguan adalah salah satu
reaksi yang paling umum terhadap bising (Michaud dkk, 2005). Kebisingan dengan
level yang cukup tinggi diatas 70 dB dapat menimbulkan kegelisahan, kurang enak
badan, masalah pendengaran, dan penyempitan pembuluh darah. Sedangkan untuk
tingkat kebisingan di atas 80 dB dapat mengakibatkan kemunduran yang serius
pada kesehatan seseorang pada umumnya dan jika berlangsung lama dapat
menimbulkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen.
Menurut KepMen LH No. 48/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dalam tingkat dan waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan.Untuk mencegah efek bising bagi masyarakat, pemerintah telah
menetapkan baku mutu tingkat kebisingan yang diperolehkan sesuai dengan
peruntukannya. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun
1996, baku tingkat bising adalah batas maksimal tingkat bising yang diperbolehkan
dibuang kelingkungan.
2.1.2 Model Kebisingan Akibat Arus Lalu Lintas Pada Jalan Luar Kota Palembang
Provinsi Sumatera Selatan (Studi Kasus Jalan Palembang-Betung)
Herawati (2016) melakukan penelitian “Dampak Kebisingan Aktifitas Bandara
Sultan Thaha Jambi Terhadap Pemukiman Sekitar Bandara”. Pengukuran kebisingan
dilakukan selama 8 hari pada tiga titik studi dengan menggunakan sound level
meter dan survei wawancara dilakukan terhadap responden yang bermukim di
sekitar bandara. Hasil pengukuran menunjukkan tingkat kebisingan rata-rata pada
titik I adalah 58,4 dB, titik II 65,5 dB dan titik III 68 dB. Berdasarkan analisis
disimpulkan bahwa wilayah tersebut tidak layak menjadi kawasan perumahan
karena kebisingan yang terjadi di atas ambang batas baku mutu yaitu 55 dB.
Pristianto et al. (2006) melakukan “Analisa Kebisingan Akibat Aktivitas
Lalu Lintas Di Jalan Ahmad Yani Kota Sorong”. Metode yang digunakan
untuk menghitung nilai kebisingan pada dua titik lokasi yang ditinjau adalah Leq
dan BNL (Basic Noise Level).
Rinosta et al. (2014) membuat model matematis yang menyatakan hubungan
antara tingkat kebisingan dengan volume kendaraan dan kecepatan rata - rata
kendaraan serta menganalisis ekivalensi kebisingan kendaraan akibat lalu
lintas. Data hasil pengukuran kebisingan, volume kendaraan dan kecepatan rata-rata
kemudian dibuat model dengan menggunakan analisa regresi linier berganda.
Amelia (1999) melakukan penelitian kebisingan lalu lintas pada daerah yang
padat penduduknya. Lokasi penelitian diambil beberapa titik yang mewakili daerah
pada kawasan pemukiman untuk tingkat pendapatan rendah, sedang dan tinggi. Pada
penelitian ini model matematis dibuat untuk mengetahui kontribusi kendaraan
bermotor terhadap kebisingan.

2.1.3 Penelitian Ini Dilakukan Oleh Sungging Handoko,Dimana Penelitian Ini


Membahas Kebisingan Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan
Pertumbuhan tanaman green hoyce (rumah tanaman) akibat kebisingan dari
tingkat decibel tinggi alasan di cantumkannya penelitian ini karna pada penelitian
yang kami lakukan di jalan mt hariono kota kendari,sulawesi tenggara yaitu
mengenai Beberapa gejala yang dirasakan akibat kebisingan pada manusia adalah
akibat kebisingan dari tingkat decibel tinggi dengan mempengaruhi pada sistim
cardiovasular, tachycardia, denyut jantung dan tekanan darah cepat dilanjutkan
dengan konstriksi otot darah.
Melakukan percobaan pada suaru green hoyce (rumah tanaman) yang sedang
ditumbuhi sejenis tanaman diarahkan kepadanya beberapa suara berbeda tingkat
decibelnya. Setelah beberapa bulan dilakukan pengontrolan diperoleh hasil bahwa
tanaman yang terkena pengaruh suara dengan tingkat decibel tinggi terjadi kematian
dan penghambatan pertumbuhan. Sedangkan pada tingkat decibel yang rendah tidak
ada pengaruhnya.

2.1.4 Penelitian Ini Di Akukan Oleh Moch Fathoni Setiawan Dimana Penelitian Ini
Membahas Tingkat Kebisingan Pada Perumahan Di Perkotaan.

Alasan di cantumkannya penelitian ini karena pada penelitian yang kami


lakukan di jalan mt hariono kota kendari sulawesi tenggara yaitu mengenai Sumber
kebisingan yang dominan di lingkungan perumahan adalah berasal dari lalu-lintas
kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia semakin tahun
semakin meningkat, akibatnya lingkungan perumahan di Perkotaan menjadi bising.
Kebisingan sendiri terkait dengan kepadatan lalulintas. Kondisi ini ditambah dengan
penyediaan sarana jalan yang tidak memadai menjadikan lingkungan perumahan
menjadi jalan pintas dari dan ke jalan umum. Hal ini semakin menimbulkan
kebisingan di lingkungan perumahan.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Sumber Kebisingan
Menurut Subaris dan Haryono sumber kebisingan dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu :
1. Bising Industri
Industri besar termasuk di dalamnya pabrik, bengkel dan sejenisnya.
Bidang industri dapat dirasakan oleh tenaga kerja maupun masyarakat di
sekitar industri dan juga setiap orang yang secara tidak sengaja berada di
sekitar industri tersebut. Sumber kebisingan industri dapat diklarifikasikan
menjadi 3 macam yaitu:
a. Mesin, kebisingan yang ditimbulkan mesin
b. Vibrasi, ditimbulkan oleh akibat getaran yang timbul gesekan, benturan atau
ketidakseimbangan gerakan bagian mesin
c. Pergerakan udara, gas, dan cairan ditimbulkan akibat kegiatan proses kerja
industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas
2. Bising rumah tangga
Bising rumah tangga disebabkan oleh rumah tangga yang tidak terlalu
besar kebisingannya. Misalnya pada saat memasak di dapur.
3. Bidang spesifik
Bidang yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan khusus misalnya
pemasangan tiang puncang tol atau bangunan.

2.2.2 Tingkat Kebisingan


Terdapat dua karakteristik kebisingan utama yang dapat menentukan kualitas
suatu bunyi atau suara, yaitu frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi dinyatakan
dalam jumlah getaran perdetik dengan satuan Herzt (Hz), yaitu jumlah bunyi yang
sampai ke telinga setiap detiknya. Sesuatu benda jika bergetar menghasilkan bunyi
atau suara dengan frekuensi tertentu yang merupakan ciri khas dari benda tersebut.
Biasanya sejumlah kebisingan ditemukan terdiri atas campuran sejumlah gelombang
sederhana dan aneka frekuensi nada kebisingan yang ditentukan oleh frekuensi
getaran sumber bunyi (Suma’mur, 2009).
Intensitas atau arus energi persatuan luas biasanya dinyatakan dalam suatu
satuan logaritmis yang disebut desibel (dB) dengan memperbandingkannya dengan
kekuatan 0,0002 dine (dyne)/cm2 yaitu kekuatan bunyi dengan frekuensi 1000 Hz
yang tepat didengar oleh telinga normal.
Karena adanya kisaran sensitivitas, telinga dapat mentoleransi bunyi. Bunyi
yang lebih keras pada frekuensi tinggi kisaran kurva-kurva pitu oktaf dikenal sebagai
kurva tingkat kebisingan pernah dibuat untuk menyatakan analisis pitu oktaf yang
dianjurkan pada berbagai situasi (Harrington dan Gill, 2005).
Menurut SK Dirjen P2M dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Departemen Kesehatan RI No. 70-1/Po.03.04 L.P, pelaksanaan tahun 1992/1995
tingkat kebisingan yang diuraikan sebagai berikut:
1. Tingkat kebisingan sinambung setara (equivalent Continous Noise Level)
adalah tingkat kebisingan terus-menerus (steady noise) dalam ukuran dBA,
berisi energi yang sama dengan energi kebisingan terputus-putus dalam satu
periode atau interval waktu pengukuran.
2. Tingkat kebisingan yang dianjur dan maksimum yang diperbolehkan adalah
rata-rata nilai modus dari tingkat kebisingan pada siang, petang, dan malam
hari.
3. Tingkat ambien kebisingan (Backgorund Noise Level) atau tingkat latar
belakang kebisingan adalah rata-rata suara minimum dalam keadaan tanpa
gangguan kebisingan pada tempat dan saat pengukuran dilakukan jika diambil
nilainya dan distribusi statistic 95%.

2.2.3 Pengukuran kebisingan


Menurut Suma’mur, 2009 maksud pengukuran kebisingan adalah:
1. Memperoleh data tentang frekuensi dan intensitas kebisingan di perusahaan
atau di mana saja.
2. Menggunakan data hasil pengukuran kebisingan untuk mengurangi intensitas
kebisingan tersebut, sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam rangka
upaya konservasi pendengaran tenaga kerja, perlindungan masyarakat atau
tujuan lainnya.
Alat utama yang digunakan dalam pengukuran kebisingan adalah sound level
meter. Alat ini mengukur kebisingan pada intensitas 13-30 dB dan frekuensi 20-
20.000Hz. Suatu sistem kalibrasi terdapat dalam alat itu sendiri, kecuali untuk
kalibrasi mikrofon diperlukan pengecekan dengan kalibrasi dapat dipakai pengeras
suara dapat diatur oleh amphier atau suatu piston phone dibuat untuk maksud
kalibrasi tersebut, yang tergantung ukuran tekanan udara, sehingga perlu dikoreksi
berdasarkan atas perbedaan tekanan barometer. Kalibrator dengan intensitas
kebisingan yang intensitasnya tinggi (Suma’mur 2009).
Faktor lainnya yang menentukan pilihan alat pengukur kebisingan adalah
terjadinya tenaga pelaksana untuk melakukan pengukuran terhadap kebisingan dan
juga waktu yang dialokasikan untuk hal tersebut. Sebagai mana sering dialami
kenyataan bahwa lebih disenangi pengumpulan data, kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan analisis.
Ada beberapa penentuan kriteria yang dibedakan menurut fungsi dan
keguncangannya. Berikut akan dijelaskan dua macam penentuan kriteria kebisingan
yaitu perhitungan tingkat tekanan bunyi equivalent (Leq), tingkat tekanan bunyi
siang hari (Ls), tingkat tekanan bunyi malam hari (Lm) dan tingkat tekanan bunyi
siang malam (Lsm).
1. Tingkat Kebisingan Equivalent (Leq)
Tingkat kebisingan yang terjadi pada tingkat tekanan bunyi equivalent
dimana nilai tertentu bunyi yang fluktuatif selama waktu tertentu setara
dengan tingkat bunyi yang steady state. Tingkat tekanan bunyi dapat
ditentukan persamaan:

n
Lpi
Leq = 10 log ∑ pi .
1=1 10

Keterangan:
Leq = Tingkat kebisingan ekuivalen
n = Jumlah data
pi = Frekuensi
i = Periode
Lpi = Nilai tengah pada kelas interval

2. Tingkat Kebisingan Pada Siang Hari (Ls)


Tingkat kebisingan yang terjadi pada siang hari dengan tingkat
tekanan bunyi selama 4 kali pengukuruan dengan minimal pengambilan
dengan rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan siang hari dapat
ditentukan dengan rumus berikut:
(∑ )
4 lsi
1 10
Ls = 10 log ti . 10 dBA
16 1=1

Keterangan :
Ls = Tingkat kebisingan yang terjadi pada siang hari
ti = Selang waktu pengukuran
Lsi = Leq pada selang waktu tertentu

3. Tingkat Kebisingan Pada Malam Hari (Lm)


Tingkat Kebisingan yang terjadi pada malam hari dengan tekanan
tingkat bunyi selama 8 jam malam hari yaitu antara pukul 22:00-06:00
dengan minimal pengambilan datanya selama 3 kali pengukuran dengan
rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan malam hari dapat ditentukan
dengan rumus berikut:

(∑ )
3 lsi
1 10
Lm = 10 log ti . 10 dBA
8 i=1

Keterangan:
Lm = Tingkat Kebisingan malam
ti = Selang waktu pengukuran
Lsi = Leq pada selang waktu tertentu

2.2.4 Nilai Ambang Batas (NAB) Intensitas Kebisingan


Nilai ambang batas kebisingan adalah intensitas suara tertinggi yang
merupakan nilai rata-rata yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu kerja 8 jam sehari dan 40 jam
seminggu. Sesuai keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER 13/MEN/X/2011,
tentang nilai ambang batas kebisingan ditempat kerja adalah 85 dB dan merupakan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
Standar kebisingan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.1 Nilai ambang batas kebisingan


Waktu Pemaparan Intensitas Kebisingan (dB)
1 2
8 jam 85
4 jam 88
2 jam 91
1 jam 94
30 menit 97
Waktu Pemaparan Intensitas Kebisingan (dB)
1 2
15 menit 100
7,5 menit 109
3,75 menit 112
1,88 menit 103
0,94 menit 106
28,12 detik 115
14,06 detik 118
7,03 detik 121
3,52 detik 124
1,76 detik 127
0,88 detik 130
0,44 detik 133
0,23 detik 136
0,11 detik 139
Sumber : Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER 13/MEN/2011
2.2.5 Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Baku mutu tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan di buang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan hidup agar
dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup agar dapat bermanfaat
bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Berikut ini adalah tabel mutu
tingkat kebisingan berdasarkan KEP. LH No.48 Tahun 1996.

Tabel 2.2 Nilai Baku Mutu Tingkat Kebisingan KEP MEN No.48/MENLH/11/1996
Peruntukan kawasan kebisingan Tingkat
kegiatan tingkat kebisingan (dB) Kebisingan
1 2
1. peruntukan kawasan
a. Perumahan dan pemukiman 55
b. Perdagangan dan jasa 70
c. Perkantoran 65
d. Taman (ruang terbuka hijau) 50
e. Industri 70
f. Kantor pemerintahan 60
g. Tempat rekreasi 70
h. Khusus
- Bandar udara 70
- Stasiun kereta api 70
- Pelabuhan laut 70
- Cagar budaya 60
2. Lingkungan kawasan
a. Rumah sakit atau sejenis 55
b. Sekolah atau sejenis 55
c. Tempat ibadah 55
Sumber: Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor. KED.MEN.42/MENLH/11/
1992.
2.2.6 Pengaruh Kebisingan Fisiologis dan Psikologis
Pengaruh utama dari kebisingan kepada kesahatan adalah kerusakan kepada
indera-indera pendengar. Mula-mula efek kebisingan pada pendengaran adalah
sementara pemilihan terjadi secara terus-menerus mengakibatkan kerusakan menetap
kepada indera-indera pendengaran.
Dampak kebisingan tergantung pada besar tingkat kebisingan. Tingkat
kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibell (dB).
Penentuan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan alat sound level meter.
Selain gangguan kesehatan kerusakan terhadap indera-indera pendengar,
kebisingan juga dapat menyebabkan gangguan kenyamanan, kecemasan, gangguan
emosional, stress, denyut jantung yang bertambah dan gangguan-gangguan lain.
Secara umum pengaruh kebisingan terhadap masyarakat dapat dibagi menjadi 2
macam:
1. Gangguan Fisiologis
Gangguan fisiologis yang diakibatkan oleh kebisingan yakni gangguan
yang langsung terjadi pada manusia. Gangguan ini diantaranya:
a. Peredaran darah terganggu oleh permukaan darah yang debut dengan
permukaan kulit menyempit akibat bising > 70 dB
b. Otot-otot menjadi tegang akibat bising > 60 dB
c. Gangguan tidur
d. Gangguan pendengaran oleh karena bunyi tertentu yang keras dapat
merusak gendang telinga.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan yang secara tidak langsung terhadap manusia dan sukar
untuk diukur. Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang
konsentrasi, dan cepat stress, kelelahan, dan lain-lain.
Bising juga dapat berpengaruh terhadap produktifitas kerja yaitu:
a. Kuantitas hasil kerja sama, kualitas berbeda bila dalam keadaan bising
b. Kerja yang banyak menggunakan pemikiran lebih banyak terganggu
dibanding dengan kerja manual.

2.2.7 Pengendalian Kebisingan


Cara yang dapat dilakukan dalam rangka pengendalian kebisingan adalah
terdiri dari berbagai hal seperti pada pengendalian secara teknis, pengendalian secara
administratif, memakai alat pelindung telinga.
1. Pengendalian secara teknis
Pengendalian secara teknis dapat dilakukan pada sumber bising.
Media yang melalui bising dan jarak sumber bising terhadap pekerja. Adapun
cara yang dapat dilakukan antara lain :
a. Mendesain ulang peralatan untuk mengurangi kecepatan atau bagian
bergerak, menambah manufer buangan.
b. Meredam suara bising dengan cara member bantalan karena untuk
mengurangi getaran peralatan dari logam
c. Menambah gerak bahan yang menyerap bising pada jam kerja.
2. Pengendalian secara administratif
Pengendalian ini berupa mengurangi kerja pada pekerja yang terpapar
oleh kebisingan dengan intensitas tinggi kerendah. Cara menguranginya
dengan paparan bising dan melindungi pendengar yaitu dengan memakai alat
pelindung.
Pengendalian ini tergantung terhadap penilitian peralatan yang tepat
untuk tingkat kebisingan tertentu. Adapun jenis-jenis zat pelindung telinga
yaitu :
a. Sumber telinga dapat melindungi bising sampau dengan 30 dB
b. Tutup telinga dapat mengurangi lipsing sampai dengan 40-50 dB
c. Helmet dapat mengurangi bising maksimum 53 dB
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum


3.1.1 Waktu
Praktikum analisa tingkat kebisingan ini dilaksanakan pada Hari Minggu, 17
Januari 2021 sampai Senin,18Januari 2021 dengan pembagian lokassi waktu
pengukuran sebagai berikut :
La : 06.00-09.00 WITA
Lb : 09.01-12.00 WITA
Lc : 12.00-15.00 WITA
Ld : 15.01-18.00 WITA
Le : 18.01-20.00 WITA
Lf : 20.01-22.00 WITA
Lg : 22.01-00.00 WITA

3.1.2 Lokasi Praktikum


Gambar 3.1 Lokasi Pengukuran Tingkat Kebisingan
Sumber : Google Earth,2021
Praktikum uji analisa kebisingan oleh kelompok 6 dilakukan diperempatan
THR tepatnya di Jalan Budi Utomo Kota Kendari.

3.2 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum analisa kebisingan adalah
3.2.1 Stopwatch

Gambar 3.2 Stopwatch


Sumber: Kelompok 6, 2021

Stopwatch berfungsi untuk mengukur tempo waktu dalam pengukuran


kebisingan sesuai waktu yang telah ditetapkan yaitu setiap 5 detik dalam ukuran
10 menit.
3.2.2 Alat Tulis dan Tabel Data Pengukuran
Gambar 3.3 Alat tulis dan tabel data pengukuran
Sumber: Kelompok 6, 2021
3.2.3 Sound Level Meter

Gambar 3.4 Sound Level Meter


Sumber: Kelompok 6, 2021

Sound level meter berfungsi untuk sebagai alat pengukur tingkat kebisingan
dalam satuan dB (decibel) dengan bagian-bagian sebagai berikut:
1. Mikrofon : Menangkap suara
2. Layar LCD : Menampilkan pembacaan
3. Tombol Rec : Merekam nilai pengukuran
4. Tombol MaxHID : Menentukan nilai maksimal
5. Tombolf/s : Memilih respon alat
6. Tombol upper : Menyesuaikan rentang pengukuran
7. Tombol power : Menyalakan atau mematikan alat
8. Tombol BAmode : Mengaktifkan penyerap Kebisingan
9. Tombol C/A : Memilih frekuensi tertimbang
10. Tombol black light : Menyalakan atau mematikan lampu layar
11. Tombol Down : Menyesuaikan rentang pengukuran

3.2.4 Tripod

Gambar 3.5 Tripod


Sumber: Kelompok 6, 2021

Tripod berfungsi untuk tempat peletakkan alat sound level meter pada kondisi
yang lurus ditempat yang tepat.

3.2.5 Gps Essential

Gambar 3.6 Gps Essential


Sumber : Kelompok 6, 2021
Gps essential berfungsi untuk mengetahui letak titik koordinat saat meletakkan
alat sound level meter untuk menganalisa kebisingan.
3.2.6 Payung

Gambar 3.7 Payung


Sumber: Kelompok 6, 2021

Payung berfungsi untuk melindungi alat sound level meter dan alat-alat lainnya
agar tidak terkena sinar matahari dan hujan.

3.3 Prinsip Percobaan


Tingkat tekanan bunyi diukur dengan alat sound level meter yang mempunyai
kelengkapan leg A dengan rentang waktu tertentu pada pembabatan waktu s.
Tekanan bunyi membran mikrofon pada alat sinyal bunyi diubah menjadi sinyal
listrik dilewatkan pada alat sinyal bunyi diubah menjadi sinyal listrik dilewatkan
pada filter hingga pembobotan (weighting netware) sinyal dikuatkan oleh amphier
diteruskan pada layar hingga akan terbaca tingkat intensitas bunyi yang akan diukur
dengan sound level meter biasa diukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama 10 menit
untuk pengukuran pembacaan alat dilakukan setiap 5 detik setiap pengukuran harus
dapat memenuhi selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu
pengukuran pada waktu siang hari dan malam hari sedikitnya 3 kali pengukuran
dengan menghitung Ls dan Lm untuk dapat mengetahui apabila nilai kebisingan
sudah melampaui tingkat tertentu maka perlu dicari nilai Lsm dari pengukuran
lapangan.

3.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan analisa tingkat kebisingan adalah sebagai berikut :
1. Mengatur posisi alat setinggi telinga
2. Menekan tombol on/off untuk menyalakan instrumen dan tunggu beberapa saat
sampai alat siap digunakan
3. Mendekatkan instrument ke sumber kebisingan yang akan diukur
4. Mengatur frekuensi terhubung alat, respon, BAMode pada instrument sebelum
mencatat.
5. Menekan tombol rec untuk memulai mencatat nilai kebisingan pada layar
6. Menekan tombol max, untuk melihat nilai maximal
7. Pembacaan dilakukan setiap 5 detik selama 10 menit dalam waktu 24 jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Hasil Pengamatan La ( 06.00-09.00 WITA )

Detik Ke
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 71.9 62.9 64.7 67.7 70.2 63.2 64.4 68.9 61.8 59.5 56.7 59.3
2 68.2 65.8 61.2 65.1 64.2 60.3 65.2 69.7 68.5 64.5 64.6 64.1
3 64.8 63.1 61.9 70.3 67.5 75.6 62.5 67.6 63.7 66.2 59.8 64.8
4 66 66.8 69.4 70.1 66.8 68.1 71.9 72.3 71.2 66.5 70 67.8
5 69.2 65.8 61.7 62.8 68.3 62.1 66.4 61.8 77.1 73.8 71.3 68.8
6 61.4 61.8 63.4 60.4 56.8 66 70.6 66.7 62.9 67.1 59.9 63.1
7 75.4 70.6 72 71.8 73.6 69.1 65.2 62.5 71.3 68.2 69.2 62
8 65.5 70.5 64.3 60.8 68.1 61.8 61.2 64.1 66.9 66.1 69 67.5
9 73.2 62.2 62.8 63.2 60 71.3 63.6 68 68.9 64.7 61.4 63.6
10 64.2 66.8 70.6 69 77 74.4 77.8 63.5 66.5 70.2 66.5 65

Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 6 RIL, 2021

4.1.2 Hasil Pengamatan Lb ( 09.01-12.00 WITA )


Detik Ke
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 67.6 74.5 73.2 71.2 68.7 73.4 75.2 70.6 78 70 66.9 65.9
2 65.9 69.1 61.1 82 63.5 66.1 68.1 64.1 80.9 66.4 73.1 72.8
3 67.4 62 65.9 72.2 76.1 65.7 65.5 77.1 65.6 62.1 69 66.4
4 66.4 70.8 68.5 76.3 77.1 69.9 64.1 68 70.2 70.8 68.7 71
5 69 69.4 81.8 68.2 70.2 64.7 67.2 69.2 68.2 73.2 67.7 62.9
6 67.4 63.4 79.4 69.8 76.5 74.5 64 65.2 61.4 62.3 63.4 62.6
7 62.9 62.4 65.2 67.3 69.8 65.8 72.8 72.3 70.3 70.2 70.8 73.9
8 69.5 77.1 78.1 75.3 70.9 66.4 69.6 70.5 62.5 72.6 68.5 67.5
9 63.7 62.3 63.9 71 65.1 66.4 72.5 66.1 62.2 63.3 72.8 66.2
10 73.9 68.5 64.6 69.1 69.4 89.6 69 70.3 69 65.5 62.1 66.4

Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 6 RIL, 2021


4.1.3 Hasil Pengamatan Lc ( 12.01-15.00 WITA )
Detik Ke
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 67.2 63.2 63 63.6 68.1 65.6 69.2 62.1 68.8 66.5 67 67.9
2 63.9 58.8 68.2 58.9 73.1 66.4 73.4 68.9 67 65 64.3 73.7
3 75.6 71.4 69.9 73.6 76.3 72.8 71.9 68.9 75.2 73.8 70.7 71.6
4 73.9 73 75.8 71.6 69.2 67.7 72.2 65.1 64.6 64.7 63.8 66
5 68.9 67.5 71.6 65.5 66.6 68.5 64.7 63.9 61.4 65.7 82.3 80
6 71.1 81.5 66.5 71.5 68 65.2 63.6 63.5 60.9 64.2 61.2 64.2
7 68.8 65.7 73 72.8 68.2 72.7 73.5 62.9 72.8 64.4 68.4 65.3
8 60.7 62.8 68.2 71.6 62.2 64.4 62.4 66.7 63.9 69.1 62.7 66.1
9 66.6 65.5 67.3 65.4 72.7 68.3 66.7 71.4 69 66 63.4 67.1
10 68.2 63.3 74.3 79.6 74.7 69.6 67.7 62.2 66.6 66.4 64.9 72.4

Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 6 RIL, 2021

4.1.4 Hasil Pengamatan Ld ( 15.01-18.00 WITA )


Detik Ke
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 60.4 69.4 66.8 69.2 70.3 76.3 71.3 74.1 78.4 74.1 73 71.1
2 69.7 69.4 76.7 66.5 66.9 57.7 69.9 71.8 73.7 70.3 66.7 67.7
3 72.1 68.7 70.5 67.8 76.8 68.2 67.8 69.6 67.1 67.8 66.5 68.4
4 68.2 67.1 69.8 71.2 70.7 69.2 72.5 74.1 68.8 63.8 66.6 74
5 65.8 71.8 71.4 73.9 66.7 68.2 72.1 67.4 68.7 74.1 73.8 70.8
6 68.9 72.3 64.4 61.3 66.4 67.8 65.1 65.7 63.7 64.7 73.8 63.9
7 65.5 76.3 69.4 67.8 64.2 71.4 67.7 65.4 67.9 66.8 65.3 64.3
8 67.9 65.7 66.7 73.6 69.7 83.4 74.5 65.3 73.9 76.7 70.6 69
9 68.2 74.3 72.5 67.3 72.4 63.6 67.8 64.4 64.3 62.9 64.7 69.2
10 67.2 68 59.2 67.2 70.7 72.2 61.2 65.5 64.8 68.6 68.7 64.1

Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 6 RIL, 2021

4.1.5 Hasil Pengamatan Le ( 18.01-20.00 WITA )


Detik Ke
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 67.4 70.8 73.7 77.4 71.4 82.2 77.1 68.6 67.3 72.7 67.3 70.2
2 71 69.5 65.3 72 68.1 68.2 69.8 62.9 67.7 67.3 66.9 66.7
3 62.2 70.6 73.3 60.9 59.6 67.9 65.6 73.4 66.8 65.8 62.5 71
4 70.1 73.5 69.1 70.7 68.7 70.9 70.4 73.3 65.8 65.9 71.5 72.5
5 70.8 70.1 66.8 66.2 73.9 81.3 75 78.5 71.5 72.9 66.7 71.8
6 72.7 60.6 68.4 67.8 68.1 64.2 66.7 62.6 70.7 71.2 62.9 65.7
7 72 70 68.7 65.8 70.4 67 61.6 58.7 66.2 61.4 68 74.1
8 73.6 74.7 66.3 68.3 73.6 78.5 70.5 72.6 72.8 65.1 70 72.7
9 69.1 73 64.6 72 66.9 74.4 71 92.1 80.7 69.7 75.3 75.4
10 67.3 67.1 71.1 69.7 67 74.5 77 76.4 66.8 82.5 64.8 64

Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 6 RIL, 2021


4.1.6 Hasil Pengamatan Lf ( 20.01-22.00 WITA )
Detik Ke
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 61.5 55 57.8 58.2 58.3 60.5 70.1 63 67 62.3 67.5 56.7
2 64.3 60.4 65.1 64.4 61.9 68.6 62.5 61.3 65.8 58.6 56.4 74.1
3 75.6 65.3 71.9 62.1 63.1 65.2 59.3 70.3 62.9 67.1 66.5 73.3
4 61.8 73 70 63.6 58.3 61.3 64.6 70.3 67 62.7 59.4 61.4
5 56.3 63.4 64.7 69.5 64.8 55.5 70.5 60.5 60 73.3 71.3 64.1
6 62.7 66.8 78.2 56.6 58.8 60.2 55.1 72.7 66.8 60.8 64.7 68.2
7 66.5 69.8 58.8 61.7 59 82.6 66.2 73 61.7 61.3 66 56.2
8 60.9 64.8 69.6 65.9 70.6 66.8 60.7 66.3 77.4 68.6 75.6 80.9
9 77 67 62.8 61.3 74.7 84.6 68.6 66.2 61.8 65.8 66.2 69.3
10 75.1 70 74.6 84.5 78.3 70.5 68.9 59.6 60.1 60.3 63.9 64.6

Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 6 RIL, 2021

4.1.7 Hasil Pengamatan Lg ( 22.01-00.00 WITA )


Detik Ke
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 64.1 77.9 66.2 58.2 69.2 67.5 66.1 67.2 70.7 62.5 65.1 60.6
2 60.2 66.4 74.8 70.9 62.5 67.2 69.4 67.9 64 63.4 63.1 67.9
3 62.7 62.6 78.4 74.5 69.1 63.5 84.9 77.1 76.4 69.8 72.3 73.1
4 69.5 73.9 67.8 65.5 64.8 61.9 65.3 61.9 72.4 61 65.5 59.8
5 67.7 60.5 65.9 65.6 76.9 70 68.9 67 64 63.6 63.7 63.7
6 69.1 83 75.7 67.9 70.7 70.1 62.5 64.9 67.7 63.4 60.8 65.9
7 64.6 65.7 69.8 69.9 68.2 71.5 66.1 66.4 65.2 63.1 69.4 66
8 70.2 67.4 65.5 69.3 64.7 68.9 63.6 67.9 61.3 66.5 68.6 64.3
9 60.8 66.7 66.3 79.3 70 67.3 65 66.0 59.9 59.3 71.6 72.3
10 68.7 71.2 72.1 62.8 59.8 54.8 59.1 61.4 59.2 60.9 65.8 71.7

Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 6 RIL, 2021

4.2 Analisa Data


4.2.1 Nilai Equivalen La
1. Leq 1 Menit
a. Leq 1 = 10 log 1/60 ( 100,1.L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB
= 10 log 1/60 (100,1.58,2 + 100,1.55,6+ 100,1.65,0 + 100,1.62,3 + 100,1.52,4 +
100,1.55,3 + 100,1.54,2 + 100,1.65,4 + 100,1.62,4 + 100,1.56,5 + 100,1.59,4 +
100,1.70,5 ) 5 dB
= 66,46S dB

b. Leq 2 = 10 log 1/16 ( 100,1. .L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB


= 10 log 1/60 ( 100,1.68,0 + 100,1.65,6 + 100,1.73,8 + 100,1.59,5 + 100,1.70,3 +
100,1.81,7 + 100,1.78,7 + 100,1.60,8 + 100,1.73,3 + 100,1.60,7 + 100,1.68,3 +
100,1.64,4 ) 5 dB
= 65,90 dB

c. Leq 3 = 10 log 1/60 ( 100,1.L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB


= 10 log 1/60 ( 100,1.58,1 + 100,1.65,6 + 100,1.53,8 + 100,1.59,5 + 100,1.58,4 +
100,1.69,5 + 100,1.54,8 + 100,1.61,4 + 100,1.63,6 + 100,1.67,6 + 100,1.59,1 +
100,1.59,8 ) 5 dB
= 68,09 dB

d. Leq 4 = 10 log 1/60 ( 100,1.L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB


= 10 log 1/60 ( 100,1.64,5 + 100,1.61,6 + 100,1.57,7 + 100,1.57,8 + 100,1.67,4 +
100,1.71,9 + 100,1.67,4 + 100,1.61,5 + 100,1.32,9 + 100,1.60,8 + 100,1.65,0 +
100,1.65,4 ) 5 dB
= 69,42 dB

e. Leq 5 = 10 log 1/60 ( 100,1.L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB


= 10 log 1/60 ( 100,1.59,5 + 100,1.74,9 + 100,1.71,8 + 100,1.72,3 + 100,1.63,5 +
100,1.57,0 + 100,1.65,6 + 100,1.58,7 + 100,1.60,2 + 100,1.63,3 + 100,1.66,2 +
100,1.70,0 ) 5 dB
= 70,22 dB

f. Leq 6 = 10 log 1/60 ( 100,1.L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB


= 10 log 1/60 ( 100,1.59,7 + 100,1.60,7 + 100,1.63,4 + 100,1.59,4 + 100,1.71,4 +
100,1.54,7 + 100,1.62,0 + 100,1.60,7 + 100,1.66,9 + 100,1.63,1 + 100,1.57,5 +
100,1.60,4 ) 5 dB
= 64,88 dB

g. Leq 7 = 10 log 1/60 ( 100,1.L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB


= 10 log 1/60 ( 100,1.66,1 + 100,1.75,3 + 100,1.71,1 + 100,1.71,9 + 100,1.60,2 +
100,1.59,9 + 100,1.61,0 + 100,1.65,6 + 100,1.65,6 + 100,1.69,3 + 100,1.72,8 +
100,1.69,1 ) 5 dB
= 70,77 dB

h. Leq 8 = 10 log 1/60 ( 100,1.L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB


= 10 log 1/60 ( 100,1.57,4 + 100,1.54,8 + 100,1.60,0 + 100,1.58,5 + 100,1.72,8 +
100,1.62,0 + 100,1.61,9 + 100,1.63,7 + 100,1.64,1 + 100,1.51,5 + 100,1.48,8 +
100,1.52,9 ) 5 dB
= 66,46 dB

i. Leq 9 = 10 log 1/60 ( 100,1.L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB


= 10 log 1/60 ( 100,1.62,0 + 100,1.60,0 + 100,1.71,3 + 100,1.71,1 + 100,1.60,1 +
100,1.63,3 + 100,1.68,0 + 100,1.73,3 + 100,1.68,4 + 100,1.55,8 + 100,1.51,3 +
100,1.49,4 ) 5 dB
= 67,27 dB

j. Leq 10 = 10 log 1/60 ( 100,1.L1 + 100,1.L2 +…..+100,1.L12 ) 5 dB


= 10 log 1/60 ( 100,1.44,2 + 100,1.51,0 + 100,1.50,3 + 100,1.58,0 + 100,1.64,4 +
100,1.54,4 + 100,1.65,4 + 100,1.64,9 + 100,1.62,7 + 100,1.71,7 + 100,1.68,6 +
100,1.60,9 ) 5 dB
= 71,99 dB
2. Leq 10 menit
Leq 10 menit = 10 log 1/10 ( 100,1.Leq1 + 100,1.Leq2 +…..+100,1.Leq12 ) 1 dB
= 10 log 1/10 ( 100,1.63,17 + 100,1.72,99 + 100,1.63,28 + 100,1.67,10 +
100,1.69,09 + 100,1.64,07 + 100,1.69,71 + 100,1.63,99 + 100,1.67,62 +
100,1.64,72 ) 1 dB
= 79,52 dB
4.2.3 Nilai Perhitungan Leq Siang (Ls)

Leq Waktu dB
La 06.00-09.00 66,46
Lb 09.01-12.00 72,71
Lc 12.01-15.00 66,6
Ld 15.01-18.00 73,07

1
Ls=10 log ¿
2
¿ 71 ,75 dB

4.2.4 Nilai Perhitungan Leq Malam (Lm)

Leq Waktu dB
Le 18.01-20.00 74,94
Lf 20.01-22.00 63,95
Lg 22.01-00.00 69,63

1
Ls=10 log ¿
6
¿ 73 , 10 dB

4.2.5 Nilai Perhitungan Leq Siang dan Malam (Lsm)

1
Ls=10 log ¿
2
¿ 74 , 98 dB
4.3 Tabel Rekapitulasi
4.3.1 Rekapitulasi Pengamatan La

Detik Ke Lequivalen
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 71.9 62.9 64.7 67.7 70.2 63.2 64.4 68.9 61.8 59.5 56.7 59.3 66.46
2 68.2 65.8 61.2 65.1 64.2 60.3 65.2 69.7 68.5 64.5 64.6 64.1 65.90
3 64.8 63.1 61.9 70.3 67.5 75.6 62.5 67.6 63.7 66.2 59.8 64.8 68.09
4 66 66.8 69.4 70.1 66.8 68.1 71.9 72.3 71.2 66.5 70 67.8 69.42
5 69.2 65.8 61.7 62.8 68.3 62.1 66.4 61.8 77.1 73.8 71.3 68.8 70.22
79.52
6 61.4 61.8 63.4 60.4 56.8 66 70.6 66.7 62.9 67.1 59.9 63.1 64.88
7 75.4 70.6 72 71.8 73.6 69.1 65.2 62.5 71.3 68.2 69.2 62 70.77
8 65.5 70.5 64.3 60.8 68.1 61.8 61.2 64.1 66.9 66.1 69 67.5 66.46
9 73.2 62.2 62.8 63.2 60 71.3 63.6 68 68.9 64.7 61.4 63.6 67.27
10 64.2 66.8 70.6 69 77 74.4 77.8 63.5 66.5 70.2 66.5 65 71.99

Sumber : Hasil perhitungan kelompok 6 RIL, 2021

4.3.2 Rekapitulasi Pengamatan Lb


Detik Ke Lequivalen
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 67.6 74.5 73.2 71.2 68.7 73.4 75.2 70.6 78 70 66.9 65.9 72.71
2 65.9 69.1 61.1 82 63.5 66.1 68.1 64.1 80.9 66.4 73.1 72.8 74.70
3 67.4 62 65.9 72.2 76.1 65.7 65.5 77.1 65.6 62.1 69 66.4 70.80
4 66.4 70.8 68.5 76.3 77.1 69.9 64.1 68 70.2 70.8 68.7 71 71.73
5 69 69.4 81.8 68.2 70.2 64.7 67.2 69.2 68.2 73.2 67.7 62.9 72.95
84.39
6 67.4 63.4 79.4 69.8 76.5 74.5 64 65.2 61.4 62.3 63.4 62.6 72.00
7 62.9 62.4 65.2 67.3 69.8 65.8 72.8 72.3 70.3 70.2 70.8 73.9 69.98
8 69.5 77.1 78.1 75.3 70.9 66.4 69.6 70.5 62.5 72.6 68.5 67.5 72.79
9 63.7 62.3 63.9 71 65.1 66.4 72.5 66.1 62.2 63.3 72.8 66.2 67.99
10 73.9 68.5 64.6 69.1 69.4 89.6 69 70.3 69 65.5 62.1 66.4 79.21

Sumber : Hasil perhitungan kelompok 6 RIL, 2021


4.3.3 Rekapitulasi Pengamatan Lc
Detik Ke Lequivalen
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 67.2 63.2 63 63.6 68.1 65.6 69.2 62.1 68.8 66.5 67 67.9 66.60
2 63.9 58.8 68.2 58.9 73.1 66.4 73.4 68.9 67 65 64.3 73.7 69.18
3 75.6 71.4 69.9 73.6 76.3 72.8 71.9 68.9 75.2 73.8 70.7 71.6 73.21
4 73.9 73 75.8 71.6 69.2 67.7 72.2 65.1 64.6 64.7 63.8 66 70.77
5 68.9 67.5 71.6 65.5 66.6 68.5 64.7 63.9 61.4 65.7 82.3 80 74.31
81.85
6 71.1 81.5 66.5 71.5 68 65.2 63.6 63.5 60.9 64.2 61.2 64.2 72.10
7 68.8 65.7 73 72.8 68.2 72.7 73.5 62.9 72.8 64.4 68.4 65.3 70.41
8 60.7 62.8 68.2 71.6 62.2 64.4 62.4 66.7 63.9 69.1 62.7 66.1 66.33
9 66.6 65.5 67.3 65.4 72.7 68.3 66.7 71.4 69 66 63.4 67.1 68.24
10 68.2 63.3 74.3 79.6 74.7 69.6 67.7 62.2 66.6 66.4 64.9 72.4 72.27

Sumber : Hasil perhitungan kelompok 6 RIL, 2021

4.3.4 Rekapitulasi Pengamatan Ld


Detik Ke Lequivalen
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 60.4 69.4 66.8 69.2 70.3 76.3 71.3 74.1 78.4 74.1 73 71.1 73.07
2 69.7 69.4 76.7 66.5 66.9 57.7 69.9 71.8 73.7 70.3 66.7 67.7 70.80
3 72.1 68.7 70.5 67.8 76.8 68.2 67.8 69.6 67.1 67.8 66.5 68.4 70.45
4 68.2 67.1 69.8 71.2 70.7 69.2 72.5 74.1 68.8 63.8 66.6 74 70.60
5 65.8 71.8 71.4 73.9 66.7 68.2 72.1 67.4 68.7 74.1 73.8 70.8 71.23
81.93
6 68.9 72.3 64.4 61.3 66.4 67.8 65.1 65.7 63.7 64.7 73.8 63.9 68.13
7 65.5 76.3 69.4 67.8 64.2 71.4 67.7 65.4 67.9 66.8 65.3 64.3 69.37
8 67.9 65.7 66.7 73.6 69.7 83.4 74.5 65.3 73.9 76.7 70.6 69 75.10
9 68.2 74.3 72.5 67.3 72.4 63.6 67.8 64.4 64.3 62.9 64.7 69.2 69.25
10 67.2 68 59.2 67.2 70.7 72.2 61.2 65.5 64.8 68.6 68.7 64.1 67.73

Sumber : Hasil perhitungan kelompok 6 RIL, 2021


4.3.5 Rekapitulasi Pengamatan Le
Detik Ke Lequivalen
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 67.4 70.8 73.7 77.4 71.4 82.2 77.1 68.6 67.3 72.7 67.3 70.2 74.94
2 71 69.5 65.3 72 68.1 68.2 69.8 62.9 67.7 67.3 66.9 66.7 68.56
3 62.2 70.6 73.3 60.9 59.6 67.9 65.6 73.4 66.8 65.8 62.5 71 68.81
4 70.1 73.5 69.1 70.7 68.7 70.9 70.4 73.3 65.8 65.9 71.5 72.5 70.80
5 70.8 70.1 66.8 66.2 73.9 81.3 75 78.5 71.5 72.9 66.7 71.8 74.61
85.69
6 72.7 60.6 68.4 67.8 68.1 64.2 66.7 62.6 70.7 71.2 62.9 65.7 68.18
7 72 70 68.7 65.8 70.4 67 61.6 58.7 66.2 61.4 68 74.1 68.88
8 73.6 74.7 66.3 68.3 73.6 78.5 70.5 72.6 72.8 65.1 70 72.7 72.96
9 69.1 73 64.6 72 66.9 74.4 71 92.1 80.7 69.7 75.3 75.4 82.02
10 67.3 67.1 71.1 69.7 67 74.5 77 76.4 66.8 82.5 64.8 64 74.62
Sumber : Hasil perhitungan kelompok 6 RIL, 2021

4.3.6 Rekapitulasi Pengamatan Lf


Detik Ke Lequivalen
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 61.5 55 57.8 58.2 58.3 60.5 70.1 63 67 62.3 67.5 56.7 63.95
2 64.3 60.4 65.1 64.4 61.9 68.6 62.5 61.3 65.8 58.6 56.4 74.1 66.29
3 75.6 65.3 71.9 62.1 63.1 65.2 59.3 70.3 62.9 67.1 66.5 73.3 68.96
4 61.8 73 70 63.6 58.3 61.3 64.6 70.3 67 62.7 59.4 61.4 67.27
5 56.3 63.4 64.7 69.5 64.8 55.5 70.5 60.5 60 73.3 71.3 64.1 68.00
82.48
6 62.7 66.8 78.2 56.6 58.8 60.2 55.1 72.7 66.8 60.8 64.7 68.2 65.87
7 66.5 69.8 58.8 61.7 59 82.6 66.2 73 61.7 61.3 66 56.2 73.92
8 60.9 64.8 69.6 65.9 70.6 66.8 60.7 66.3 77.4 68.6 75.6 80.9 73.92
9 77 67 62.8 61.3 74.7 84.6 68.6 66.2 61.8 65.8 66.2 69.3 75.37
10 75.1 70 74.6 84.5 78.3 70.5 68.9 59.6 60.1 60.3 63.9 64.6 75.72

Sumber : Hasil perhitungan kelompok 6 RIL, 2021


4.3.7 Rekapitulasi Pengamatan Lg
Detik Ke Lequivalen
Menit Ke
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 64.1 77.9 66.2 58.2 69.2 67.5 66.1 67.2 70.7 62.5 65.1 60.6 69.63
2 60.2 66.4 74.8 70.9 62.5 67.2 69.4 67.9 64 63.4 63.1 67.9 68.38
3 62.7 62.6 78.4 74.5 69.1 63.5 84.9 77.1 76.4 69.8 72.3 73.1 76.71
4 69.5 73.9 67.8 65.5 64.8 61.9 65.3 61.9 72.4 61 65.5 59.8 68.00
5 67.7 60.5 65.9 65.6 76.9 70 68.9 67 64 63.6 63.7 63.7 69.02
81.95
6 69.1 83 75.7 67.9 70.7 70.1 62.5 64.9 67.7 63.4 60.8 65.9 73.85
7 64.6 65.7 69.8 69.9 68.2 71.5 66.1 66.4 65.2 63.1 69.4 66 67.85
8 70.2 67.4 65.5 69.3 64.7 68.9 63.6 67.9 61.3 66.5 68.6 64.3 67.20
9 60.8 66.7 66.3 79.3 70 67.3 65 66.0 59.9 59.3 71.6 72.3 71.00
10 68.7 71.2 72.1 62.8 59.8 54.8 59.1 61.4 59.2 60.9 65.8 71.7 67.19
Sumber : Hasil perhitungan kelompok 6 RIL, 2021
4.4 Hasil Rekapitulasi Kelompok Lain
1. Kelompok 1
Tabel 4.15 Rekapitulasi Kelompok 1
Leq Waktu dB
1 2 3
La 06.00-09.00 69.15570
Lb 09.01-12.00 71.9399
Lc 12.01-15.00 71.4902
Ld 15.01.18.00 73.2106
Ls Siang hari 71.6807
Le 18.01-20.00 73.9814
Lf 20.01-22.00 73.8149
Lg 22.01-00.00 73.4970
Lm Malam hari 73.7691
Lsm 18 jam 75.4312
Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 1, 2021

2. Kelompok 2
Tabel 4.16 Rekapitulasi Kelompok 2
Leq Waktu dB
1 2 3
La 06.00-09.00 71.5618
Lb 09.01-12.00 76.2296
Lc 12.01-15.00 77.8877
Ld 15.01.18.00 78.5380
Ls Siang hari 76.7487
Le 18.01-20.00 75.1983
Lf 20.01-22.00 75.5531
Lg 22.01-00.00 71.4060
Lm Malam hari 74.4113
Lsm 18 jam 77.8277
Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 2, 2021
3. Kelompok 3
Tabel 4.20 Rekapitulasi Kelompok 3
Leq Waktu dB
1 2 3
La 06.00-09.00 66.3469
Lb 09.01-12.00 71.2607
Lc 12.01-15.00 72.6395
Ld 15.01.18.00 75.9278
Ls Siang hari 72.7415
Le 18.01-20.00 71.5268
Lf 20.01-22.00 74.5375
Lg 22.01-00.00 72.3964
Lm Malam hari 73.0107
Lsm 18 jam 75.2655
Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 3, 2021

4. Kelompok 4
Tabel 4.17 Rekapitulasi Kelompok 4
Leq Waktu dB
1 2 3
La 06.00-09.00 70.119
Lb 09.01-12.00 72.178
Lc 12.01-15.00 73.347
Ld 15.01.18.00 72.792
Ls Siang hari 72.562
Le 18.01-20.00 77.815
Lf 20.01-22.00 77.829
Lg 22.01-00.00 68.855
Lm Malam hari 76.100
Lsm 18 jam 77.401
Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 4, 2021
5.Kelompok 5
Tabel 4.18 Rekapitulasi Kelompok 5
Leq Waktu dB
1 2 3
La 06.00-09.00 67.97
Lb 09.01-12.00 72.83
Lc 12.01-15.00 71.55
Ld 15.01.18.00 73.11
Ls Siang Hari 71.78
Le 18.01-20.00 74.85
Lf 20.01-22.00 72.49
Lg 22.01-00.00 72.46
Lm Malam hari 73.42
Lsm 18 jam 75.21
Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5, 2021

4.5 Pembahasan
Praktikum uji kebisingan dengan menggunakan alat sound level meter yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan di lokasi praktikum dan untuk
memperhatikan pengetahuan kepada mashasiswa tentang cara menggunakan alat
sound level meter dengan baik dan benar. Pada praktikum analisa kebisingan ini,
kami lakukan di Jalan Budi Utomo tepatnya Perempatan THR Kota Kendari,
Sulawesi Tenggara. Pengukuran tingkat kebisingan yang dilakukan yaitu
menggunakan alat sound level meter.
Waktu pengukuran dilakukan selama aktivitas 18 jam ini pada siang hari
tingkat aktivitas yang paling tinggi selama 14 jam (Ls) pada selang waktu 06.00-
18.00 WITA dan aktivitas malam hari 3 waktu pengukuran dan 4 waktu pengukuran
pada siang hari selama 6 jam pada selang waktu tertentu.
Berdasarkan tepatnya pukul 06.00-09.00 WITA adalah 66,46 dB karena
lokasi praktikum berada pada daerah perdagangan dan jasa, menurut Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No.KEP-40/MENLH/11/1996 menyatakan
bahwa baku mutu tingkat kebisingan didaerah tersebut 55 dB sehingga pada lokasi
praktikum kami dinyatakan bahwa telah melebihi ambang batas.
Kemudian pada perhitungan analisa data yang diperoleh nilai kebisingan pada
perhitungan kedua sampai ketujuh selalu melebihi ambang batas baku mutu
kebisingan lokasi praktikum yaitu Perempatan THR. Adapun nilai dan pengamatan
kedua hingga ketujuh berturut-turut yaitu 79,52 dB, 84,39 dB, 81,85 dB, 81,93 dB,
85,69 dB, 82,48 dB, dan 81,95dB.
Kelompok yang melakukan pengukuran di sekitaran Jalan Budi Utomo
berturut-turut adlah kelompok 1,2,3,4,5, dan 6. Dari hasil perhitungan tiap-tiap
kelompok maka dapat diperoleh niali Lsm, yaitu kelompok 1= 76,26 dB, kelompok 2
= 73,94 dB, kelompok 3 = 75,30 dB, kelompok 4 = 79,28 dB, kelompok 5 = 71,94
dB, dan kelompok 6 = 73,01 dB.
Dari hasil perhitungan masing masing kelompok di atas dapat disimpulkan
bahwa tingkat kebisingan disekitaran Jalan Ahmad Yani sudah melewati standar
baku mutu yang ditetapkan Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup
No.KEP.40/MENLH/11/1996.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Kebisingan siang dan malam hari (Lsm) dilokasi praktikum yaitu 85,69
dB.
2. Dari hasil pengukuran bahwa perhitungan yang diperoleh dilokasi praktikum dan
dibandingkan dengan baku mutu kebisingan sesuai dengan KEPMENLH No. 48
Tahun 1996 maka lokasi tersebut kebisingan melebihi ambang batas baku mutu
tingkat kebisingan pada dareah perdagangan dan jasa yaitu 55 dB, sedangkan
tingkat kebisingan yang kami perolah yaitu Lsm = 79,52 dB.
3 Metode penanggulangan yang dapat dilakukan untuk menganalisis dampak dari
kebisingan tersebut yaitu mengurangi aktifitas disekitar jalan tersebut.

5.2 Saran
Adapun saran saya dari praktikum ini yaitu semoga kedepannya alat-alat
praktikum di perbanyak lagi jumlahnya sehingga tiap kelompok tidak saling
menunggu giliran agar waktu praktikum tidak banyak terbuang.
DAFTAR PUSTAKA

Nur Juwita Handayani1), Endro Suswantoro2), Mawar DS. Silalahi KAJIAN


TINGKAT KEBISINGAN DI BANDARA INTERNASIONAL HALIM
PERDANA KUSUMA, JAKARTA TIMUR, DKI JAKARTA Teknik
Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap Dan Teknologi Lingkungan Universitas
Trisakti

E. Kadarsa1*, B.B. Adhitya1, F. Alia1, I. Darmayanti1 MODEL KEBISINGAN


AKIBAT ARUS LALU LINTAS PADA JALAN LUAR KOTA PALEMBANG
PROVINSI SUMATERA SELATAN (STUDI KASUS JALAN PALEMBANG-
BETUNG) Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya, Palembang

Sungging Handoko KEBISINGAN DAN PENGARUHNYA PADA


LINGKUNGAN HIDUP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Langlangbuana

Moch Fathoni Setiawan TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN DI


PERKOTAAN Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
(UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang.

Anda mungkin juga menyukai