UJUNG PANDANG –
JL. RIBURANE
Alamat Korespondensi
Hp : 085221703723
Email : rizkyzulqaidah@gmail.com
ANALISIS KINERJA BUNDARAN JL. NUSANTARA – JL. UJUNG PANDANG –
JL. RIBURANE
Dr.Eng. Muralia Hustim, S.T., M.T. Dr. Ir. H. Mubassirang Pasra, M.T.
Pembimbing I Pembimbing II
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 7 Jl. Poros Malino Km. 7
Kampus Gowa Kampus Gowa
Gowa 92171, Sul-Sel Gowa 92171, Sul-Sel
ABSTRAK
Pertumbuhan kendaraan bermotor di kota Makassar mencapai 7 % per tahun, sedangkan
pertumbuhan jalan <1 % per tahun (Dinas Perhubungan Kota Makassar, 2017). Ketidak
seimbangan antara nilai pertumbuhan kendaraan bermotor dengan peningkatan kapasitas jalan
menyebabkan masalah pada sektor transportasi seperti kemacetan. Kemacetan sering kali terjadi
pada ruas dan simpang, khususnya pada jam puncak. Penelitian ini dilakukan pada Simpang
Bundaran Tugu Mandiri di Jalan Nusantara – Jalan Ujung Pandang – Jalan Riburane dan
penelitian ini berfokus pada pembentukan parameter model simulasi dan karakteristik kinerja
simpang. Penelitian ini dilaksanakan di simpang tak bersinyal Jalan Nusantara – Jalan Ujung
Pandang – Jalan Riburane selama waktu kerja yang dimulai pukul 06.00 – 18.00 WITA. Data
yang diperlukan antara lain karakteristik kendaraan dan geometrik jalan. Metode survei yang
digunakan untuk pengukuran volume yaitu pengamatan secara langsung, dan untuk pengukuran
kecepatan menggunakan speed gun. Metode analisis yang digunakan untuk menghitung kinerja
lalu lintas simpang pada studi ini adalah pendekat model mikro-simulasi lalu lintas berbasis
Vissim, langkah awal dalam menghitung kinerja simpang yaitu dengan melakukan kalibrasi
menggunakan Uji GEH terhadap parameter volume kendaraan kemudian menvalidasi panjang
antrian kendaraan. Berdasarkan hasil simulasi bahwa parameter kalibrasi tiap periode jam pucak
ada yang sama dan berbeda. Nilai panjang antrian dan tundaan maksimum pada pendekat Jalan
Ujung Pandang, Jalan Nusantara, Jalan Sulawesi, Jalan Bonerate, Jalan Jampea, Jalan Ahmad
Yani, dan Jalan Riburane secara berurutan adalah 38.12 m dan 14.32 detik; 8.99 m dan 8.38
detik; 31.67 m dan 8.06 detik;
15.53 m dan 18.46 detik; 16.50 m dan 10.13 detik; 28.78 m dan 9.04 detik; 34.63 m dan 5.30.
detik. Selanjutnya dilakukan upaya rekayasa lalu lintas dengan memakai alternatif penambahan
U- Turn pada Jalan Riburane, dimana pada penelitian ini penambahan U-Turn dianggap dapat
menghasilkan kinerja lalu lintas yang lebih baik.
Dr.Eng. Muralia Hustim, S.T., M.T. Dr. Ir. H. Mubassirang Pasra, M.T.
Pembimbing I Pembimbing II
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 7 Jl. Poros Malino Km. 7
Kampus Gowa Kampus Gowa
Gowa 92171, Sul-Sel Gowa 92171, Sul-Sel
ABSTRACT
The growth of motor vehicles in Makassar reaches 7% per year, while the growth of road <1%
per year (Makassar Transportation Department, 2017). An imbalance between the value of motor
vehicle growth and increased road capacity causes problems in the transportation sector such as
congestion. Congestion often occurs on segments and intersections, especially at peak hours.
This research was conducted at Simpang Bundaran Tugu Mandiri at Jalan Nusantara - Jalan
Ujung Pandang - Jalan Riburane and this research focuses on formation of simulation model
parameters and intersection performance characteristics. This research was conducted at
intersection of Jalan Nusantara – Jalan Ujung Pandang - Jalan Riburane during working time
which started at 06.00 -
18.00 WITA. Required data include vehicle characteristics and road geometric. Survey method
used for volume measurement is direct observation, and for speed measurement using speed gun.
The analytical method used to calculate the traffic performance of the intersection in this study is
the approach of the Vissim-based traffic micro-simulation model, the first step in calculating the
intersection performance is to calibrate using the GEH Test on the vehicle volume parameters
and then validate the length of the vehicle queue. Based on the simulation results, the calibration
parameters of each powder watch period are the same and different. The maximum queue length
and maximum delay on Jalan Ujung Pandang , Jalan Nusantara, Jalan Sulawesi, Jalan Bonerate,
Jalan Jampea, Jalan Ahmad Yani, and Jalan Riburane are 38.12 m and 14.32 sec; 8.99 m and
8.38 seconds; 31.67 m and 8.06 sec; 15.53 m and 18.46 seconds; 16.50 m and 10.13 seconds;
28.78 m and 9.04 seconds; 34.63 m and 5.30. seconds. Furthermore, traffic engineering efforts
were made by using the addition of U-Turn on Jalan Riburane, where in this study the addition of
U-Turn is considered to produce better traffic performance.
4
1997), hal ini karenakan model MKJI sudah 1.4 Batasan Masalah
sangat lama serta tidak adanya pembaharuan 1. Penelitian dilakukan pada simpang tak
sehingga MKJI tidak mampu lagi bersinyal bundaran Jl. Nusantara – Jl.
mendefinisikan kondisi simpang yang Ujung Pandang – Jl. Riburane.
sekarang. Pada penelitian ini, dilakukan 2. Analisis data menggunakan data primer
analisis permasalahan dengan menggunakan yaitu berupa data yang diperoleh saat
perangkat lunak simulasi agar dapat survei volume lalu lintas pada bundaran
menghasilkan analisis yang valid dan sesuai tersebut.
dengan kondisi di lapangan. 3. Jenis kendaraan yang dianalisis pada
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis penelitian ini yaitu kendaraan ringan,
bermaksud untuk melakukan penelitian tugas kendaraan berat, dan sepeda motor.
akhir dengan judul : 4. Survei lalu lintas dilaksanakan pada
“ ANALISIS KINERJA BUNDARAN JL. periode pukul 06.00 - 18.00 WITA.
NUSANTARA – JL. UJUNG PANDANG – 5. Kecepatan kendaraan diukur dengan
JL. RIBURANE “ speed gun di lapangan dan diambil secara
acak pada semua jenis kendaraan.
1.2. Rumusan Masalah 6. Kinerja bundaran dianalisis dengan
1. Bagaimana cara membangun model menggunakan Program PTV Vissim.
simulasi kondisi eksisting lalu lintas pada
bundaran Jl. Nusantara - Jl. Ujung 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pandang - Jl. Riburane? 2.1 Jalan
2. Bagaimana kinerja lalu lintas kondisi Berdasarkan Undang – Undang Nomor
eksisting simulasi pada pada bundaran Jl. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan
Nusantara - Jl. Ujung Pandang - Jl. Angkutan Jalan, definisi jalan adalah seluruh
Riburane? bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
3. Bagaimana kinerja pergerakan lalu lintas dan pelengkapnya yang diperutukkan bagi
pada bundaran Jl. Nusantara - Jl. Ujung Lalu Lintas umum, yang berada pada
Pandang - Jl. Riburane? permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di
1.3 Tujuan Penelitian atas permukaan ar, kecuali rel dan jalan kabel.
1. Membangun model simulasi kondisi
eksisting lalu lintas pada bundaran Jl. 2.2 Karakteristik Arus Lalu Lintas
Nusantara - Jl. Ujung Pandang - Jl. 2.2.1 Karakteristik Makro Lalu Lintas
Riburane dengan menggunakan aplikasi Untuk mendefinisikan makro lalu lintas
berbasis simulator Vissim. secara lengkap perlu diketahui beberapa
2. Menganalisis kinerja lalu lintas kondisi parameter yang terkait secara langsung
eksisting simulasi pada bundaran Jl. dengan sistem lalu lintas (C. Jotin Khisty,
Nusantara – Jl. Ujung Pandang – Jl. 2005). Parameter tersebut antara lain :
Riburane dengan menggunakan aplikasi 1) Volume
berbasis simulator Vissim. 2) Kecepatan
3. Menganalisis kinerja pergerakan lalu 3) Kerapatan
lintas bundaran Jl. Nusantara – Jl. Ujung
Pandang – Jl. Riburane untuk berbagai 2.2.2 Karakeristik Mikro Lalu Lintas
upaya rekayasa lalu lintas dengan Pendekatan lalu lintas secara
menggunakan aplikasi berbasis simulator mikroskopik mengkaji beberapa parameter
Vissim. penting yang sangat mempengaruhi respon
terhadap kendaraan itu sendiri dalam berlalu 2.5.2 Panjang Antrian
lintas di jalan raya adapun parameter – Panjang antrian adalah panjang antrian
parameter antara lain : kendaraan yang antri dalam suatu pendekat.
1) Spacing dan headway Satuan panjang antrian yang digunakan
2) Lane Occupancy adalah suatu mobil penumpang. (Sulaksono,
3) Clearance dan Gap 2001)
2.3 Persimpangan 2.6 Bundaran
Menurut Departemen Perhubungan Bundaran (roundabout) dapat
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dianggap sebagai kasus istimewa dari
(1996), persimpangan adalah simpul pada kanalisasi yang pulau di tengahnya dapat
jaringan jalan di mana jalan-jalan bertemu dan bertindak sebagai pengontrol pembagi dan
lintasan kendaraan berpotongan. pengarah bagi sistem lalu lintas berputar satu
Persimpangan dibuat dengan tujuan untuk arah.
mengurangi potensi konflik diantara
kendaraan (termasuk pejalan kaki) sekaligus
menyediakan kenyamanan maksimum dan
kemudahan pergerakan bagi kendaraan. (C.
Jotin Khisty, 2005)
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Skema penelitian yang akan dilakukan
dapat dilihat pada bagan alir metode
penelitian sebagaimana yang dijelaskan pada Gambar 3.3 Denah dan Sirkulasi Lalu Lintas
Gambar 3.1 Simpang Bundaran Tugu Mandiri
1800
Volume Kendaraan
(Kend/Jam0
1600
1400
1000
200
0
Periode Waktu
Nusantara Riburane
1200 2000
1800
Volume Kendaraan
Volume Kendaraan
(Kend/Jam0
(Kend/Jam)
1000
1600
1400
800
1200
1000
600
1800
400
1600
200 200
1400
Gambar 4.3 Volume Kendaraan Simpang Motor) dapat dilihat bahwa saat jam puncak
400 Periode Waktu
Nusantara Riburane
200
120
– 09.00 ), jam puncak siang (Pukul 12.00 –
Volume Kendaraan
(Kend/Jam)
100
14.00 ), dan jam puncak sore (Pukul 16.00 –
80 18.00 ) arus kendaraan begitu besar dibanding
dengan periode lain ini terjadi semua
Periode Waktu
60
pendekat simpang.
Sulawesi
40
120
Periode Waktu
100
kendaraan lebih jelasnya pada Tabel 4.1.
Bonerate
80
Tabel 4.1 Tipe dan Dimensi Kendaraan
Dimensi Kendaraan (m)
Kategori
60
Panjang Lebar
City Car Small 3.6 1.6
Gambar 4.5 Volume Kendaraan Simpang
40
MPV (Multi
4.58 1.77
3500
0
Purpose Vehicle )
3000
4.6 1.82
(Kend/Jam)
2500 Vehicle )
Angkutan 4.445 1.855
2000
Periode Waktu
Pick Up 3.93 2.042
1500
Truk 2AS 5.83 2.1
Jampea Truk 3AS 8.2 2.612
1000 Truk 4AS 9.777 2.632
Trailer 12.283 2.64
Bus Pariwisata 6.711 2.303
Gambar 4.6 Volume Kendaraan Simpang
500
Periode Waktu
Gambar 4.8 (a) Kecepatan Kecepatan 0.5 0.6 2 0.5 yes any 0.2 0.5
09.00 Change
12.00–
13.00 1449 684 1282 103 122 4439 1503 1581 817 1400 136 147 4250 1581 3.39 4.85 3.22 3.02 2.16 2.87 1.99 Diterima
17.00–
18.00 1798 965 1581 101 108 5212 1908 1952 1102 1708 129 143 4981 2003 3.56 4.26 3.13 2.61 3.12 3.24 2.15 Diterima
b. Tundaan Kendaraan
Gambar 4.10 Hasil Kinerja Simpang Berbasis a. Panjang Antrian Kendaraan
Mikro – Simulasi Kondisi Eksisting
Kinerja lalu lintas berdasarkan hasil
simulasi yang ditunjukkan pada Gambar 4.21
memperlihatkan bahwa fenomena antrian dan
tundaan kendaraan pada tiap kaki simpang
jauh berbeda terutama panjang antrian terlihat
panjang antrian pada pendekat Jalan Ujung
Pandang terlampau terlalu besar dibandingkan
dengan kaki yang lain dengan nilai paling b. Tundaan Antrian
besar 38.12 terjadi diperiode Pukul 12.00 - Gambar 4.11 Hasil Optimasi Kinerja Simpang
13.00 WITA selisih yang cukup jauh dengan Berbasis Mikro – Simulasi
pendekat Jalan Nusantara dengan nilai sekitar Gambar 4.22 memperlihatkan bahwa
8.89 m, pendekat Jalan Bonerate dengan nilai membentuk kinerja simpang yang optimum
sekitar 15.08 m. Sedangkan untuk tundaan yaitu dengan menambahkan U-Turn pada
kendaraan memperlihatkan fenomena yang pangkal Jalan Riburane. Adapun hasil panjang
sebaliknya yang dimana tundaan pada kaki antrian dan tundaan maksimum antara lain,
simpang Jalan Ujung Pandang lebih tinggi pada Jalan Ujung Pandang 21.68 m ; 8.56
sekitar 6 – 15 detik dibandingkan pendekat detik, Jalan Nusantara 8.02 m ; 7.76 detik,
Jalan Slamet Riyadi barat hanya 5 – 9 detik, Jalan Sulawesi 34.46 ; 11.63 detik, Jalan
ini dikarenakan titik konflik/pertemuan Bonerate 28.66 m ; 17.60 detik, Jalan Jampea
arah
14.63 m ; 24.66 detik, Jalan Slamet Riyadi b. Kinerja lalu lintas kondisi eksisting
28.66 m ; 8.89 detik dan Jalan Riburane 18.68 pada Simpang Bundaran Tugu Mandiri
m ; 5 28 detik Pemberian U-Turn pada Jalan diperoleh nilai panjang antrian dan
Riburane memberikan dampak positif pada tundaan maksimum berikut : Jalan
Jalan Ujung Pandang ,yaitu terjadi Ujung Pandang 38.12 m dan 14.32
pengurangan panjang antrian sebesar 31,41 detik; Jalan Nusantara 8.99 m dan 8.38
%, Jalan Nusantara 12,15 % dan Jalan detik; Jalan Sulawsesi 31.67 m dan 8.06
Riburane detik; Jalan Bonertate 15.53 m dan
53.57 %, tetapi menyebabkan meningkatnya 18.46 detik; Jalan Jampea 16.50 m dan
panjang antrian di Jalan Sulaweisi sebesar 10.13 detik; Jalan Slamet Riyadi 28.78
13.65 %, Jalan Bonerate 13.38 % , Jalan m dan 9.04 detik; Jalan Riburane 34.63
Jampea 18.72 % dan Jalan Slamet Riyadi 0.05 m dan 5.30 detik .
%. c. Pemberian U-Turn pada Jalan Riburane
memberikan dampak positive pada
Jalan Ujung Pandang yaitu terjadi
pengurangan panjang antrian sebesar
31,41 %, Jalan Nusantara 12,15 % dan
Jalan Riburane 53.57 %, tetapi
menyebabkan meningkatnya panjang
antrian di Jalan Sulaweisi sebesar 13.65
%, Jalan Bonerate 13.38 % , Jalan
Gambar 4.12 Hasil Simulasi
Jampea 18.72 % dan Jalan Slamet
Upaya Peningkatan Kerja
Riyadi 0.05 %. Secara keseluruhan
Jadi pada kasus simpang bundaran
dampak positif yang diakibatkan
Tugu Mandiri ini, untuk menghasilkan kinerja
pemberian U-Turn pada jalan Riburane
simpang yang optimum yaitu dengan
lebh besar. Jadi pada kasus simpang
memakai alternatif penambahan U-Turn pada
bundaran Tugu Mandiri ini, untuk
Jalan Riburane karena menghasilkan kinerja
menghasilkan kinerja simpang yang
lalu lintas yang lebih baik daripada fase
cukup optimum yaitu memakai
pergerakan yang lainnya.
alternatif penambahan U-Turn pada
Jalan Riburane karena menghasilkan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
kinerja lalu lintas yang lebih baik
5.1 Kesimpulan
daripada fase pergerakan yang lainnya.
Setelah dilakukan analisis pada Bab IV,
berdasarkan hasil analisis tersebut, maka
5.2 Saran
penulis dapat merumuskan beberapa
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat
kesimpulan yang merujuk dan terkait
ditarik berbagai saran yang terkait pada
langsung dari penulisan skripsi sebagai
penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :
berikut :
a. Dalam melakukan kalibrasi dan validasi
a. Model mikro - simulasi kondisi lalu
model mikro – simulasi sebaiknya
lintas pada simpang Jalan Nusantara –
dilakukan untuk semua waktu
Jalan Ujung Pandang – Jalan Riburane
sepanjang periode survei, karena
dengan menggunakan software Vissim
parameter pada masing – masing waktu
melalui proses kalibrasi dan validasi
pasti berbeda tergantung arus lalu
model simulasi dengan menggunakan
lintasnya.
volume dan panjang antrian kendaraan
b. Perlunya dilakukan kalibrasi dengan
di lapangan.
menggunakan panjang antrian dan
tundaan kendaraan sebagai pembanding Indonesia, 1995, terjemahan
model simulasi. Suprapto T.M. dan Waldijono,
c. Perlu adanya penelitian selanjutnya Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas,
untuk pembenahan terhadap sistem Edisi kedua. Gadjah Mada University
manajemen lalu lintas, baik manajemen Press. Yogyakarta.
di simpang maupun ruas jalan sekitar Law, A. M., and Kelton, D. M. 1991.
simpang, dan penelitian lebih lanjut Simulation Modeling and Analysis,
mengenai perilaku pengemudi di Secon Edition. McGraw-Hill Inc.
Makassar secara lebih detail, mengenai New York, USA
jarak car following, lane change, car Morlok, E. K. 1998. Pengantar Teknik dan
lateral, ataupun perilaku pengemudi Perencanaan Transportasi
pada simpang bersinyal dan tidak (terjemahan John K Naimin).
bersinyal. Erlangga. Jakarta
Nurhayati. 2013. Analisis Kinerja Lalu Lintas
5.3 UCAPAN TERIMA KASIH Akibat Pengaturan Sistem
Penulis mengucapkan terima kasih serta Pergerakan Kendaraan Pada Jl.
penghormatan kepada rekan peneliti A.P.Pettarani di Makassar.
Universitas Hasanuddin, dan para dosen Makassar: Universitas Hasanuddin
pembimbing dalam penelitian ini yaitu Ibu Oglesby, C. H., Hicks, R.G. 1982. Highway
Dr. Eng. Muralia Hustim, ST, MT. dan Bapak Engineering, Fourth Edition,Edisi
Dr. Ir. Mubassirang Pasra, MT. Indonesia, 1993, Terjemahan Purwo
Setianto, Teknik Jalan Raya edisi ke
DAFTAR PUSTAKA empat, jilid I. Penerbit Erlangga.
Alamsyah, Ansyori. 2003. Rekayasa Jalan Jakarta
Raya. Universitas Muhammadiyah O’Flaherty, C. A. 1997. Transportation
Malang. Malang Planning and Traffic Engineering.
Alik Ansyori Alamsyah. 2005. Rekayasa Hodder Headline Group. London
Lalu-lintas. Universitas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM
Muhammadiyah. Malang 14. 2006. Manajemen dan Rekayasa
Banks, J. H. 2002. Introduction to Lalu Lintas
Transportation Engineering. 2nd Putri, Nurjannah Haryanti. 2015.
ed. McGraw-Hill. New York. Mikrosimulasi Mixed Traffic pada
C. Jotin Khisty & B. Kent Lall. 2005. Dasar- Simpang Bersinyaldengan Perangkat
dasar Rekayasa Transportasi. Jilid I. Lunak Vissim (Studi Kasus: Simpang
Erlangga. Jakarta Tugu, Yogyakarta).Yogyakarta:
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Universitas Gadjah Mada.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Selter. R. J. 1974. Highway Traffict And
Jakarta: Direkotrat Bina Jalan Kota Design. University of Bradford
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Sulaksono. 2001. Catatan Kuliah Rekayasa
1996. Pedoman Teknis Perekayasaan Jalan. Institut Teknologi Bandung
Tempat Perhentian Kendaraan Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan
Penumpang Umum. Jakarta: Pemodelan Transportasi. Penerbit
Departemen Perhubungan. Dinas ITB. Bandung
Perhubungan Kota Makassar. 2017 Undang – Undang No. 22 Tahun 2009.Lalu
Hobbs, F.D. 1979. Traffic Planning and Lintas dan Angkutan Jalan.
Engineering, Second edition, edisi Departemen Perhubungan