Anda di halaman 1dari 126

PENGARUH GUNA LAHAN DARI RETAIL MODERN

TRANSMART TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI


JALAN ARTERI SUPADIO KUBU RAYA

SKRIPSI

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota


Program Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:
FITRI WULANDARI
NIM D1091141025

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Fitri Wulandari
NIM : D1091151025
menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “ PENGARUH GUNA LAHAN
DARI RETAIL MODERN TRANSMART TERHADAP KINERJA LALU
LINTAS DI JALAN ARTERI SUPADIO KUBU RAYA” tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi
manapun.Sepanjang pengetahuan Saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Saya sanggup


menerima konsekuensi akademis dan hukum di kemudian hari apabila pernyataan
yang dibuat ini tidak benar.

Pontianak, 1 Juli 2019

(tanda tangan)

Fitri Wulandrai
NIM D1091151025

i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124 Telp./Fax. 0561 740186

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH GUNA LAHAN DARI RETAIL MODERN TRANSMART


TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI JALAN ARTERI SUPADIO KUBU
RAYA

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:
Fitri Wulandari
NIM D1091151025

Telah dipertahankan di depan Penguji Skripsi pada tanggal Juli 2019


dan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana.
Susunan Penguji Skripsi:

Ketua, Penguji Utama,

Agustiah Wulandari, ST .,MT Dr. Rudi Suyono, ST .,MT


NIP 19890817 2014 04 2001 NIP 19751026 2000 03 1001

Sekretaris, Penguji Pendamping,

M. Fathanuur S. Putra, ST ,.MT Chairunnisa, ST ,.MT

Pontianak, Juni 2019


Dekan,

Dr. rer. net. Ir. R.M. Rustamadji, MT


NIP 19680116 1994 03 1003

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Guna
Lahan Dari Retail Modern Transmart Terhadap Kinerja Lalu Lintas Di Jalan
Arteri Supadio Kubu Raya” dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini diajukan
dalam memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Unversitas Tanjungpura.
Pada kesempatan yang sama, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. rer. nat. Ir. RM. Rustamaji., MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura.
2. Bapak Dr. Ir. Gusti Zulkifli Mulki, DEA, selaku Ketua Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota UNTAN,
3. Ibu Agustiah Wulandari, ST. MT, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan kemudahan, motivasi dan saran untuk skripsi ini.
4. Bapak M. Fathanuur S. Putra, ST. MT, selaku dosen pembimbing II atas
bimbingan, saran, yang diberikan dalam menjalani proses akademis hingga saat
ini.
5.Dr. Rudi S. Suyono, ST. MT, dan Chairunnisa, ST. M.T, selaku dosen penguji
atas saran dan masukan yang diberikan untuk skripsi ini.
6. Bappeda Kabupaten Kubu Raya, PT. Trans Retail Kubu Raya serta Masyarakat
Kabupaten Kubu Raya atas data-data dan informasi yang diberikan.
7. Segenap Dosen Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota yang telah memberikan
ilmu dan didikan yang bermanfaat kepada penulis.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk kedepannya dan penulis


mengharapkan masukan yang membangun agar dapat menyempurnakan
penelitian
Pontianak, Juli 2019
Penulis,

Fitri Wulandari
ABSTRAK kasi jarak
Perkembangan sistem aktivitas di perkotaan menyebabkan peletakan lokasi individu
menjadi tersebar dalam ruang sehingga menimbulkan pola aktivitas baru pada suatu lokasi
tersebut, dan terjadilah perkembangan penggunaan lahan di perkotaan. Pembangunan Transmart
berada di pusat kota Kecamatan Sungai Raya yang mana berada di Jalan Arteri Supadio dengan
panjang 10 Km, jalan ini merupakan jalan skala nasional yang juga menghubungkan ke jalan
Trans Kalimantan serta pusat untuk menuju bandar udara. Jalan Arteri Supadio memiliki 2 jalur 4
lajur. Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya menyatakan suatu
perdagangan dan jasa boleh dibangun jika tidak terletak di kawasan lindung dan kawasan bencana
alam. Keberadaan Transmart menimbulkan permasalahan yang dapat mempengaruhi pengaruh
guna lahan terhadap kinerja lalu lintas. Penelitian ini melihat pengaruh penggunaan lahan terhadap
volume dan arus lalu lintas yang ada di sekitar kawasan Transmart Kubu Raya.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh guna lahan dari retail modern Transmart
terhadap kinerja lalu lintas di Jalan Arteri Supadio Kubu Raya. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif,
analisis matriks asal dan tujuan, analisis Volume Capacity Ratio dan Level Of Service, proyeksi
dari perbandingan VCR serta melihat pengaruh penggunaan lahan yang ada di kawasan Transmart.
Pengaruh keberadaan Transmart Kubu Raya dapat dilihat berdasarkan karakteristik alasan
pergerakan non spasial, bangkitan/sebaran perjalanan, volume arus lalu lintas dan tingkat
pelayanan jalan, serta pengaruh penggunaan lahan. Alasan pergerakan non spasial pengunjung
adalah keberadaan Transmart XXI, dengan moda transportasi pribadi serta waktu kunjungan
dominan adalah akhir pekan. Bangkitan perjalan yang dominan berasal dari Kabupaten Kubu
Raya. Berasal dari kawasan permukiman, pendidikan, perkantoran dan kawasan lainnya, menuju
kembali ke Kabupaten Kubu Raya. Berdasarkan hasil kapasitas jalan pada perbandingan tahun
2015, 2019 tanpa adanya Transmart dan 2019 dengan adanya Transmart mengalami perubahan
tingkat pelayanan bernilai B dengan hasil VCR dominan dari ruas jalan lainnya yaitu bernilai
0,3864, pada ruas jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya). Maka
dari itu berdasarkan hasil volume arus lalu lintas terdapat pengaruh antara sebelum adanya
pembangunan Transmart dan sesudah adanya pembangunan Transmart.

Kata kunci: guna lahan,retail modern, kinerja lalu lintas.


ABSTRACT
The development of an activity system in urban areas has caused the laying of individual
locations to be spread in space, affecting the pattern of new activities in the location, and the
development of urban land use development. Transmart Development is located in the city center
of Sungai Raya Subdistrict which is located on Arteri Supadio Road with a length of 10 Km, this
road is a national scale road that also connects the Trans Kalimantan road and the center to the
airport. Supadio Arterial Road has 2 lane lanes. Regional Regulations The Kubu Raya District
Spatial Plan determines where trade and services can be built in protected areas and natural
disaster areas. Existence of transfer of interests that can affect land use against traffic performance.
This study looks at the effect of use on the volume and flow of traffic that is around the Kubu
Raya Transmart area.
The purpose of this study was to study the effect of land use from modern retail on traffic
performance on Supadio Kubu Raya Arterial Road. The analytical method used in this study is a
quantitative method. The analysis used is descriptive analysis, analysis of origin and destination
matrices, analysis of Capacity Volume Ratio and Service Levels, projections of VCR participation
and looking at land use in the Transmart area.
Transmission Effect of Kubu Raya can be seen based on the characteristics of non-spatial
movements, generation / distribution trips, volume of traffic flow and level of road services, as
well as the effect of land use. The reason for the non-spatial displacement of visitors is Transmart
XXI, with private modes of transportation and the dominant time of visit is weekends. Bangkitan
is the dominant trip taken from Kubu Raya Regency. Coming from residential areas, education,
offices and other areas, heading back to Kubu Raya Regency. Based on the results on roads in
2015, 2019 without the presence of Transmart and 2019 in the presence (Kabupaten Kubu Raya)
Therefore, based on the results of the traffic volume associated between before the construction of
the Transmart and because of the existence of the construction of Transmart.

Keywords: land use, modern retail, traffic performance.


DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................3
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian ..............................................................................3
1.4 Ruang Lingkup Wilayah .....................................................................................4
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah .............................................................................. 4
1.4.2 Ruang Lingkup Substansi ............................................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan ...........................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................7
2.1 Pengertian Retail Modern .....................................................................................7
2.2 Pembagian Ritel ...................................................................................................7
2.3 Kebijakan Mengenai Jalan dan Lalu Lintas Jalan .................................................9
2.3.1 Kebijakan tentang Jalan .................................................................................. 9
2.3.2 Kebijakan Lalu Lintas ................................................................................... 13
2.4 Pengertian Tata Guna Lahan ..............................................................................13
2.5 Sistem Tata Guna Lahan dan Transportasi .........................................................14
2.6 Pengertian Arus Lalu Lintas ...............................................................................16
2.7 Volume dan Arus Lalu Lintas.............................................................................17
2.7.1 Pengertian Traffic Counting .......................................................................... 18
2.7.2 Pengertian Rasio Kapasitas Volume (VCR) .................................................. 19
2.7.3 Pengertian Level Of Service (LOS) ................................................................ 24
2.7.4 Pengertian Bangkitan Perjalanan/Pergerakan (Trip Generation)................... 25
2.7.5 Pengertian Sebaran Perjalanan (Trip Distribution) ....................................... 28
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................................31
3.1 Pendekatan Penelitian .........................................................................................31
3.2 Penelitian Terdahulu ...........................................................................................31
3.3 Populasi dan Sampel ..........................................................................................35
3.4 Variabel dan Indikator ........................................................................................37
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................40
3.5.1 Data Primer ................................................................................................... 41
3.5.2 Data Sekunder ............................................................................................... 42
3.6 Teknik Analisis ..................................................................................................43
3.6.1 Analisis Deskriptif ........................................................................................... 43
3.6.2 Analisis Matriks Asal dan Tujuan (MAT) .................................................. 44
3.6.3 Analisis Traffic Counting ........................................................................... 44
3.6.4 Analisis Volume Capacity Ratio (VCR) ...................................................... 44
3.6.5 Analisis Level Of Service .......................................................................... 45
3.7 Kerangka Pemikiran ...........................................................................................46
BAB 4 HASIL DAN ANALISA ......................................................................................47
4.1 Gambaran Umum Wilayah .................................................................................47
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ..............................................................................49
4.3 Karakteristik Alasan Pergerakan Non-Spasial ....................................................50
4.4 Bangkitan Arus Lalu Lintas ................................................................................55
4.5 Penggunaan Lahan di sekitar Transmart Kubu Raya ..........................................59
4.6 Volume Capacity Ratio dan Level Of Service .....................................................64
4.7 Pengaruh Transmart Terhadap Volume Capacity Ratio ......................................70
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................77
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................77
5.2 Saran ..................................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................80
LAMPIRAN I ..................................................................................................................82
LAMPIRAN II .................................................................................................................85
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Siklus Tata Guna Lahan/Transportasi .............................................. 16
Gambar 2. 2 Bangkitan dan Tarikan ..................................................................... 27
Gambar 2. 3 Pola Penyebaran Perjalanan dari berbagai zona ke satu tujuan ....... 28
Gambar 2. 4 Bentuk umum MAT ......................................................................... 30
Gambar 3. 1 Peta Traffic Counting KawasanPenelitian........................................38
Gambar 3. 2 Kerangka Analisis ........................................................................... 43
Gambar 4. 1 Kondisi Eksisting Transmart Kubu Raya..........................................47
Gambar 4. 2 Restraurant/Caffetaria dan Supermarket Transmart Carrefour ........ 48
Gambar 4. 3 Pusat perbelanjaan lainnya, Trans Studio Mini dan Transmart XXI 49
Gambar 4. 4 Karakteristik Alasan Pergerakan Pengunjung .................................. 51
Gambar 4. 5 Jenis Pekerjaan ................................................................................. 52
Gambar 4. 6 Waktu Kunjungan Pergerakan ......................................................... 54
Gambar 4. 7 Moda Transportasi Pergerakan ........................................................ 54
Gambar 4. 8 Asal Pengunjung Transmart Kubu Raya .......................................... 56
Gambar 4. 9 Tujuan Pengunjung Transmart Kubu Raya ...................................... 56
Gambar 4. 10 Peta Eksisting Penggunaan Lahan Kawasan Penelitian ................. 61
Gambar 4. 11 Peta Rencana Guna Lahan ............................................................. 63
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Dasar Arus Lalu Lintas .................................................... 17


Tabel 2.2 Nilai Ekuivalen Mobil Penumpang (EMP) ............................................ 20
Tabel 2.3 Faktor EMP ............................................................................................ 20
Tabel 2.4 Kapasitas Dasar ...................................................................................... 21
Tabel 2.5 Lebar Jalan Efektif ................................................................................. 22
Tabel 2.6 Spilt Arah ............................................................................................... 22
Tabel 2.7 Faktor Penyesuain Untuk Hambatan Samping ...................................... 23
Tabel 2.8 Faktor Ukuran Kota ............................................................................... 23
Tabel 2.9 Ekivalen Mobil Penumpang ................................................................... 24
Tabel 2.10 Level Of Service ................................................................................... 25
Tabel 3. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 32
Tabel 3. 2 Variabel Penelitian ................................................................................ 39
Tabel 4. 1 Pengelompokan Aktivitas Transmart ................................................... 48
Tabel 4. 2 Uji Validitas .......................................................................................... 49
Tabel 4. 3 Reliabilitas Karakteristik Pergerakan Non-Spasial ............................... 50
Tabel 4. 4 Karakteristik Pergerakan Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 52
Tabel 4. 5 Karakteristik Pergerakan Berdasarkan Jenis Pekerjaan ........................ 53
Tabel 4. 6 Matrik Asal Tujuan ............................................................................... 58
Tabel 4. 7 Volume dan Arus Lalu Lintas serta Tingkat Pelayanan Hari Kerja
(Kamis) .................................................................................................. 65
Tabel 4. 8 Volume dan Arus Lalu Lintas serta Tingkat Pelayanan Akhir Pekan
(Sabtu) ................................................................................................... 66
Tabel 4. 9 Volume dan Arus Lalu Lintas serta Tingkat Pelayanan Akhir Pekan
(Minggu) ................................................................................................ 67
Tabel 4. 10 Perbandingan VCR dan LOS (Kamis ) .............................................. 71
Tabel 4. 11 Perbandingan VCR dan LOS (Sabtu) ................................................ 72
Tabel 4. 12 Perbandingan VCR dan LOS (Minggu) ............................................. 73
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,
mengangkut atau mengalihkan obyek dari satu tempat ke tempat lain, sehingga
obyek tersebut menjadi lebih bermanfaat atau berguna untuk tujuan tertentu
(Miro,2005). Sistem transportasi sebagai bentuk keterkaitan dan keterikatan yang
integral antara berbagai variabel yang terdapat dalam suatu kegiatan pemindahan
penumpang dan barang ke tempat lain. Adanya sistem transportasi ini adalah
mengatur dan mengkoordinasikan pergerakan penumpang dan barang, sehingga
mampu memberikan optimalisasi proses pada pergerakan tersebut.
Transportasi/pengangkutan berfungsi sebagai faktor penunjang dan
membangkitkan pembangunan (the promoting sector) dan pemberi jasa (the
servicing sector) bagi perkembangan ekonomi. Pembangunan suatu areal lahan
akan menyebabkan timbulnya lalu lintas yang akan mempengaruhi pola
pemanfaatan lahan. Interaksi antara tata guna lahan dengan transportasi tersebut
dipengaruhi oleh peraturan dan kebijakan. Jika dilihat dari jangka panjang,
pembangunan prasarana transportasi ataupun penyediaan sarana transportasi
dengan teknologi modern akan mempengaruhi bentuk dan pola tata guna lahan
sebagai akibat tingkat aksesibilitas yang meningkat (Tamin, 2000).
Perkembangan sistem aktivitas di perkotaan menyebabkan peletakan lokasi
individu menjadi tersebar dalam ruang sehingga menimbulkan pola aktivitas baru
pada suatu lokasi tersebut, dan terjadilah perkembangan penggunaan lahan di
perkotaan. Pola aktivtas yang multidimensi ini mendorong manusia untuk
mengadakan perjalanan sehingga terjadi peningkatan terhadap perjalanan.
Peningkatan pergerakan ini akan menuntut pengembangan terhadap penyediaan
fasilitas transportasi dan peningkatan pelayannya. Maka terjadilah perkembangan
terhadap sistem transportasi.
Permasalahan yang timbul akibat, kinerja lalu lintas terhadap pengaruh
pembangunan sudah mulai terjadi di beberapa kota yang ada di Provinsi
Kalimantan Barat, salah satunya adalah Kabupaten Kubu Raya. Berdasarkan
Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya
Nomor 7 Tahun 2016 Kecamatan Sungai Raya merupakan pengembangan pusat
kota atau Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan pengembangan pusat perdagangan
dan jasa skala regional dan atau nasional. Transmart sudah termasuk pusat
perdagangan dan jasa yang ada di Kabupaten Kubu Raya. Transmart sendiri
termasuk kedalam perusahaan ritel, yaitu satu atau lebih aktivitas yang
menambahkan nilai produk dan jasa kepada konsumen baik untuk kebutuhan
keluarga atau untuk keperluan pribadi, yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat
ini. Transmart merupakan salah satu brand dari PT. Retail Trans yang
memperkenalkan konsep 4 in 1. Transmart juga berkontribusi dan berpartisipasi
aktif dalam pembangunan daerah di sektor pertanian dengan membeli produk dari
pasar domestik, meningkatkan kehidupan petani dengan meningkatkan
perkembangan kualitas produk lokal dengan memperkenalkan metode pertanian
modern, perdagangan tersebut timbul karena adanya kebutuhan dari masyarakat.
Pembangunan Transmart berada di pusat kota Kecamatan Sungai Raya yang
mana berada di Jalan Arteri Supadio dengan panjang 10 Km, jalan ini merupakan
jalan skala nasional yang juga menghubungkan ke jalan Trans Kalimantan serta
pusat untuk menuju bandar udara. Jalan Arteri Supadio memiliki 2 jalur 4 lajur.
Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya
menyatakan suatu perdagangan dan jasa boleh dibangun jika tidak terletak di
kawasan lindung dan kawasan bencana alam. Faktor aksesibilitas menjadi bahan
pertimbangan dalam penempatan suatu pusat perdagangan, mengingat fungsinya
sendiri sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat. Perkembangan pusat
perdagangan dapat dipengaruhi oleh daya tarik yang dimiliki oleh pusat
perdagangan tersebut. Makin besar daya tarik, maka makin banyak masyarakat
atau konsumen yang akan berbelanja ke tempat tersebut. Konsumen tersebut bisa
berasal dari masyarakat lokal maupun masyarakat dari luar wilayah tersebut.
Keberadaan Transmart Kubu Raya dapat menimbulkan berbagai masalah.
Terdapat beberapa permasalahan yang muncul terkait dengan lokasi Transmart
Kubu Raya tersebut, salah satunya kawasan Transmart dulunya merupakan
kawasan persawahan. Masalah lain yang ditimbulkan dengan keberadaan
Transmart, letak jalan keluar dari gedung yang jauh dari jalan utama, sehingga
sebagai pengunjung harus memutar melewati jalan lain untuk menuju pusat kota
lainnya serta mengganggu aktifitas pertahanan dan keamanan yang ada disekitar
Transmart. Pembangun Transmart yang berada di jalan Arteri Supadio yang
berada di jalan ini merupakan akses utama untuk menuju bandar udara, untuk
mencapai bandar udara tentunya tidak boleh ada hambatan arus lalu lintas. Saat
ini arus lalu lintas yang ada di sekitar Transmart tidak begitu buruk karena
pembangunan Transmart belum selesai. Maka penelitian ini membahas Pengaruh
Guna Lahan dari Retail Modern Transmart terhadap Kinerja Lalu Lintas di Jalan
Areti Supadio Kubu Raya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, Kabupaten Kubu Raya merupakan salah
satu kabupaten yang mana sektor perdagangannya sudah mulai berkembang.
Transmart merupakan salah satu pusat perdagangan yang mempunyai fasilitas
lengkap sehingga membuat para pengunjung tertarik untuk datang ke Transmart.
Dari ketertarikan pengunjung ini membuat terjadinya arus lalu lintas yang ada di
sekitar kawasan Transmart Kubu Raya. Sehingga arus lalu lintas yang berada di
sekitar Transmart Kubu Raya tidak hanya terjadi oleh pengunjung tetapi juga oleh
pergerakan kendaraan diluar aktivitas pengunjung Transmart. Maka dari itu
penelitian ini melihat Bagaimana Pengaruh Guna Lahan Dari Retail Modern
Transmart terhadap Kinerja Lalu Lintas di Jalan Arteri Supadio Kubu Raya ?

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh guna lahan
dari retail modern Transmart terhadap kinerja lalu lintas di Jalan Arteri Supadio
Kubu Raya. Sasaran yang ingin ditempuh dalam mencapai tujuan dari adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik alasan pergerakan non-spasial pengunjung
terhadap pembangunan Transmart Kubu Raya.
2. Mengidentifikasi bangkitan dari arus lalu lintas yang ada di sekitar Kecamatan
Sungai Raya akibat pengaruh pembangunan Transmart Kubu Raya.
3. Mengidentifikasi volume dan arus lalu lintas yang ada di sekitar dan
menentukan Level Of Service (LOS) di Kecamatan Sungai Raya akibat
pengaruh pembangunan Transmart Kubu Raya.
1.4 Ruang Lingkup Wilayah

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah


Transmart merupakan salah satu ritel perusahaan yang ada di Kabpaten Kubu
Raya dengan luas kawasan Transmart saat ini 5.332 m 2, berikut batas kawasan
Transmart Kubu Raya :
Utara : Jalan Sungai Raya Dalam Kabupaten Kubu Raya
Selatan : Jalan Alianyang Kabupaten Kubu Raya
Barat : Jalan Arteri Supadio Kabupaten Kubu Raya
Timur : Jalan Alianyang Kabupaten Kubu Raya

1.4.2 Ruang Lingkup Substansi


Ruang lingkup subtansi adalah untuk menghindari meluasnya pembahasan
maka permasalahan yang dibahas akan dibatasi pada lingkup sebagai berikut :
a. Karakteristik alasan pergerakan pengunjung di Transmart Kubu Raya
Mengetahui alasan para pengunjung untuk datang ke Transmart berdasarkan
beberapa kriteria, seperti alasan berkunjung karena adanya, tempat makan,
bioskop,wahana bermain dan pusat perbelanjaan. Dari kriteria tersebut maka
dapat melihat pergerakan non spasial.
b. Bangkitan arus lalu lintas
Membahas asal tujuan suatu pergerakan kendaraan. Melihat hasil dari asal
tujuan suatu pergerakan kendaraan yang melewati jalan disekitar Transmart
Kubu Raya.
c. Volume dan arus lalu lintas serta menentukan Level Of Service
Menghitung volume kendaraan dari hasil traffic counting kendaraan yang
menuju jalan yang berada di sekitar kawasan Transmart Kubu Raya. Serta,
dari hasil perhitungan volume arus lalu lintas dapat mengetahui nilai tingkat
pelayanan dari jalan tersebut.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang penulis gunakan adalah membagi kerangka
masalah dalam bab ke sub bab, dengan maksud masalah yang penulis hendak
kemukakan menjadi lebih jelas dan mudah dimengerti. Gambaran umum
mengenai keseluruhan isi tulisan, dapat penulis rinci dengan menguraikan inti bab
sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang lokasi penelitian, perumusan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian, tujuan dan sasaran penelitian, dan
pembatasan masalah.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang teori-teori yang terkait terhadap dampak pembangunan
terhadap kinerja lalu lintas.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang pendekatan penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, kebutuhan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
kerangka pemikiran.
BAB 4 HASIL DAN ANALISA
Pada Bab ini akan dibahas tentang teknis dan proses pengolahan data sebagai hasil
penelitian serta pembahasannya.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini akan dibahas tentang kesimpulan dan saran mengenai hasil
penelitian.
Gambar 1. 1 Peta Administrasi
Kawasan Penelitian
7

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Retail Modern


Secara harafiah kata ritel atau retail berarti eceran atau perdagangan eceran,
dan peritel/retailer diartikan sebagai pengecer atau pengusaha perdagangan
eceran. Aktivitas bisnis retail tidak hanya sekedar penjualan barang dalam arti
secara fisik, namun pada hakikatnya juga meliputi penjualan jasa. Selain itu, jasa-
jasa yang menyertai penjualan barang (complementary services) juga termasuk di
dalamnya, yakni layanan pesan-antar (delivery services), jaminan
(guarantee/warranty), dan fasilitas kredit (penggunaan kartu kredit) dan atau
leasing (sebagai contoh Sumber Kredit, Columbia, dan lain-lain) (Sujana, 2005).
Sedangkan menurut Umar (2005), usaha eceran/retailing adalah suatu kegiatan
penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh penjual kepada konsumen akhir
untuk dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual lagi.
Ritel merupakan bagian terpenting dalam kegiatan rantai konsumsi. Karena
ritel dapat diartikan sebagai usaha eceran yaitu semua jenis usaha yang secara
langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen
akhir. Menurut Berman dan Evans (Asep, 2012:19) juga mendefinisikan bahwa
ritel sebagai “those business activities involved in the sale of goods and services
to constumers for their personal, family or household use” atau “keseluruhan
aktivitas bisnis yang menyangkut penjualan barang dan jasa kepada konsumen
untuk digunakan oleh mereka sendiri, keluarga atau rumah tangganya”.
Bisnis ritel merupakan suatu kegiatan penjualan barang yang dilakukan
secara eceran pada berbagai tipe gerai, seperti pasar, kios, department store, butik
dan lain-lain yang umumnya dipergunakan langsung oleh pembeli yang
bersangkutan.

2.2 Pembagian Ritel


Bisnis ritel di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu Ritel
Tradisional dan Ritel Modern.
1. Ritel Tradisional
Ritel modern menurt Soliha (2008:130), mengartikan ritel tradisional
adalah sebagai berikut: “Ritel yang bersifat tradisional adalah sejumlah
pengecer atau pedagang eceran yang berukuran kecil dan sederhana, misalnya
toko-toko kelontong, pengecer atau pedagang eceran yang berada di pinggir
jalan seperti kios-kios, pedagang eceran yang berada di pasar tradisional
seperti los, tenda dan lain-lain. Kelompok bisnis ritel ini merupakan
kelompok usaha kecil dan memiliki modal yang sedikit dengan menggunakan
fasilitas yang sederhana.” Berdasarkan pengertian diatas, dapat diketahui
bahwa ritel tradisional merupakan segala macam bentuk pengecer yang
berukuran yang kecil dan memiliki modal yang sedikit.
2. Ritel Modern
Ritel modern merupakan pengembangan dari ritel tradisional. Ritel
modern merupakan suatu pasar yang berfungsi sebagai penyedia barang dan
jasa dengan mutu pelayanan yang bagus kepada para konsumen serta
menggunakan manajemen modern, canggih dan profesional dan biasanya
berlokasi di kawasan perkotaan.
Regulasi pemerintah mengenai bisnis ritel diberlakukan, dalam Peraturan
Presiden RI No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Ritel Modern. Ritel modern adalah ritel
dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara
eceran yang berbentuk Minimarket Supermarket, Department Store,
Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. Ritel modern ini
diwakili oleh Carrefour, Ramayana, Indomaret, Alfamart dan sebagainya.
Menurut Utomo (2011), ritel modern yang terdiri dari minimarket,
supermarket, hypermarket dan department store dapat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Minimarket adalah toko berukuran relatiif kecil. Pada kelompok ini, hanya
terdapat dua pemain besar yaitu Indomaret dan Alfamart.
2. Supermarket adalah bentuk toko ritel yang operasinya cukup besar. Toko
modern ini menjual segala macam kebutuhan seperti makanan, minuman, pasta
gigi, sabun mandi, pakaian, serta produk-produk non-food seperti mainan,
majalah dan lain-lain. Pada kelompok ini, pemain utamanya seperti
Hero,Carrefour,Suzuya Mall dan lain-lain.
3. Department store (toko serba ada) adalah toko eceran modern yang berskala
besar yang pengelolaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian yang menjual
pakaian wanita, pakaian pria, pakaian anak-anak dan lain-lain. Department
store mempunyai luas lantai penjualan lebih dari 400 .
4. Hypermarket adalah jenis toko modern yang memiliki luas lantai penjualan
lebih dari 5.000 sehingga lebih luas dibandingkan dengan supermarket. Jumlah
jenis barang yang dijual di hypermarket sangat besar (lebih dari 50.000 item)
dan meliputi banyak jenis produk. Barang-barang yang ditawarkan meliputi
produk grosiran, minuman, hardware, bahan bangunan, perabot rumah tangga
dan juga furniture.

2.3 Kebijakan Mengenai Jalan dan Lalu Lintas Jalan


Berikut adalah kebijakan-kebijakan yang mengatur mengenai jalan dan lalu
lintas jalan :

2.3.1 Kebijakan tentang Jalan


Menurut undang - undang tentang jalan Nomor 38 tahun 2004, Jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel.
Undang – Undang tentang Jalan Nomor 38 tahun 2004, membagi peran jalan
terbagi atas 3 yaitu :
1. Jalan sebagai prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan,
serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
2. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan
dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.
Undang – Undang tentang Jalan Nomor 38 tahun 2004, membagi
pengelompokan jalan terbagi atas 3 yaitu :
1. Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.
2. Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas.
3. Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka
distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.
Pada pasal 7 mengatur tentang sistem jaringan jalan, bagaimanan yang
dimaksud sebagai berikut :
1. Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sitem
jaringan jalan sekunder.
2. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
3. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan.
Pada pasal 8, jalan terbagi berdasarkan fungsinya. Sebagaimana
penjelasannya diatur sebagai berikut :
1. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan
kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
2. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
3. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-
rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
4. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
5. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata
rendah.
Pada pasal 9, mengatur tentang jalan berdasarkan statusnya. Sebagaimana
penjelasannya sebagai berikut :
1. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan
provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
2. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan
strategis nasional, serta jalan tol.
3. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
4. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal,
antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
5. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan
antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.
6. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Adapun pasal 10 mengatur penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas,
berikut penjelasannya sebagaimana diatur dalam Undang – Undang Nomor 38
Tahun 2004 :
1. Untuk pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas, jalan dibagi
dalam beberapa kelas jalan.
2. Pembagian kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
3. Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan
dikelompokkan atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan
kecil.
Berdasarkan penjelasan nomor 1, jalan dibagi dalam beberapa kelas jalan yang
diatur dalam Undnag – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jalan Kelas I
Jalan kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan ukuran lebar tidakmelebihi 2.500 mm,ukuran panjang
tidakmelebihi 18.000 mm,ukuran paling tinggi 4.200 mm dan muatan sumbu
terberat 10 ton.
2. Jalan Kelas II
Jalan kelas II adakah jalan arteri, kolektor,lokal dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm,
ukuran panjang tidak melebihi 12.000 mm, ukuran paling tinggi 4.200 mm
dan muatan sumbu terberat 8 ton.
3. Jalan Kelas III
Jalan kelas III adalahjalan arteri,kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 mm,
ukuran panjang tidak melebihi 9.000 mm, ukuran paling tinggi 3.500 mm
dan muatan sumbu terberat 8 ton.
4. Jalan Kelas Khusus
Jalan kelas khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dengan ukuran lebar melebihi 2.500 mm, ukuran panjang melebihi 8.000 mm,
ukuran paling tinggi 4.200 mm dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia tentang Persyaratan Umum Sistem
Jaringan dan Geometrik Jalan Perumahan Tahun 2003 bahwa sistem jaringan
jalan arteri primer memiliki beberapa syarat, sebagai berikut :
 Di desain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 km/jam dan
dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter,
 Mempunyai kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata,
 Lalu lintas jalan arteri primer tidak boleh diganggu oleh lalu lintas ulang
alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal, untuk itu persimpangan pada jalan
ini perlu di atur,
 Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi,
 Jalan arteri primer tidak terputus walaupun memasuki kota dan desa,
 DAWASJA (Daerah Pengawasan Jalan) tidak kurang dari 20 meter.

2.3.2 Kebijakan Lalu Lintas


Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
jalan raya merupakan satu-satunya produk hukum undang-undang yang mengatur
seluruh aspek lalu lintas dan transportasi. Pada dasarnya, undang-undang ini
merupakan pembaharuan dari produk hukum peninggalan Pemerintah Kolonial
Belanda tahun 1930an yang di ambil oleh pemerintah pada tahun 1951 dan
diperbaharui pada tahun 1965, kemudian di perbaharui kembali pada tahun 1992
dan yang terakhir tahun 2009. Lalu lintas dan angkutan jalan adalah kesatuan
sistem yang terdiri dari Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.
Lalu lintas sendiri merupakan gerak kendaraan dan orang di ruang lintas jalan.

2.4 Pengertian Tata Guna Lahan


Lahan adalah permukaan bumi tempat berlangsungnya berbagai aktivitas dan
merupakan sumber daya alam yang terbatas, dimana pemanfaatannya memerlukan
penataan, penyediaan, dan peruntukan secara berencana untuk maksud-maksud
penggunaan bagi kesejahteraan masyarakat (Setiabudi, 2007). Sedangkan menurut
Cooke (1983:33), lahan merupakan keseluruhan kemampuan muka daratan
beserta segala gejala di bawah permukaannya yang bersangkut paut dengan
pemanfaatannya bagi manusia. Pengertian lahan/tanah menurut Undang- Undang
Pokok Agraria adalah permukaan bumi yang dalam penggunaannya termasuk
bagian tubuh bumi yang dibawahnya dan bagian ruang diatasnya sesuai dengan
tujuan penggunaannya. (Boedi Harsono dalam Soemadi, H., 1999:5) (dalam Setia
budi, 2007)
Pengertian tersebut menunjukan bahwa lahan merupakan suatu bentang alam
sebagai modal utama kegiatan, sebagai tempat dimana seluruh makhluk hidup
berada dan melangsungkan kehidupannya dengan memanfaatkan lahan itu sendiri.
Sedangkan pemanfaatan lahan adalah suatu usaha memanfaatkan lahan dari waktu
ke waktu untuk memperoleh hasil (Soetarno, 2003:18).
Tata guna lahan merupakan pengaturan pemanfaatan lahan pada lahan yang
masih kosong di suatu lingkup wilayah (baik tingkat nasional, regional, maupun
lokal) untuk kegiatan tertentu (Miro, 2005:15). Biasanya terdapat interaksi
langsung antara jenis dan intensitas tata guna lahan dengan penawaran fasilitas-
fasilitas transportasi yang tersedia. Salah satu tujuan utama perencanaan setiap
tata guna lahan dan sistem transportasi adalah untuk menjamin adanya
keseimbangan yang efisien antara aktifitas tata guna lahan dengan kemampuan
transportasi (Blunden dan Black ; ASCE, dalam Khisty & Lall, 2005:74). Salah
satu variabel yang bisa menyatakan bahwa ukuran tingkat kemudahan pencapaian
suatu tata guna lahan dikatakan tinggi atau rendah adalah jarak dua tata guna lahan
(dalam Km) dan pola pengaturan tata guna lahan (Miro, 2005:19).

2.5 Sistem Tata Guna Lahan dan Transportasi


Pola tata guna lahan kota yang sesuai dengan fungsi dan kegiatan penduduk
dapat digunakan untuk mengetahui bentuk, karakter atau profil dari perjalanan
penduduk kota. Profil atau karakter perjalanan penduduk dapat digunakan untuk
mengetahui dan memperkirakan kebutuhan akan transportasi (demand transport).
Demand transport merupakan basis (dasar) yang dipakai untuk menetapkan
berapa sarana (armada) angkutan yang harus disediakan di masa yang akan datang
dan moda apa yang sesuai dengan suatu kegiatan tertentu yang harus diadakan
(Miro, 2005:69).
Sistem transportasi perkotaan terdiri dari berbagai aktivitas seperti bekerja,
sekolah, belanja, olahraga dn lainnya yang berlangsung di atas sebidang lahan
(kantor, pertokoan, gedung olahraga dan lainnya). Berbagai bidang lahan itu
disebut tata guna lahan, untuk memenuhi kebutuhannya manusia melakukan
perjalanan melintasi tata guna lahan tersebut dengan menggunakan sarana
angkutan dalam konteks sistem jaringan transportasi (misalnya berjalankaki atau
naik bus). Hal ini menimbulkan pergerakan arus manusia, barang dan kendaraan.
Pergerakan manusia, barang dan kendaraan menimbulkan berbagai macam
interaksi. Terdapat interaksi antara pekerja dan tempat bekerja mereka, antara ibu
rumah tangga dan pasar, antara pelajar dan sekolah,dan antara lokasi pabrik dan
lokasi bahan mentah serta pasar. Hampir semua interaksi memerlukan perjalanan,
dan oleh karena itu menghasilkan pergerakan lalu lintas.
Sasaran perencanaan transportasi adalah membuat interaksi menjadi seefektif
dan seefisien mungkin. Cara perencanaan transportasi untuk mencapai sasaran
umum itu antara lain dengan menetapkan kebijakan tentang beberapa hal berikut
ini :
1. Sistem kegiatan (tata guna lahan). Rencana tata guna lahan yang baik
(lokasi tokoh, sekolah, pasar, kantor dan lainnya) dapat mengurangi
kebutuhan akan perjalanan yang panjang menjadi lebih dekat dan mudah.
2. Sistem jaringan (transportasi). Hal yang dapat dilakukan, misalnya
meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana yang ada, melebarkan jalan,
menambah jaringan baru dan lainnya.
3. Sistem pergerakan (lalu lintas). Hal yang dapat dilakukan antara lain
mengatur teknik dan manajemen lalu lintas (jangka pendek), fasilitas
angkutan umum yang lebih baik (jangka pendek dan menengah), atau
pembangunan jalan (jangka panjang).
Hubungan dasar antara sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem
pergerakan dapat disatukan dalam beberapa urutan tahapan, yang biasanya
dilakukan secara berurutan sebagai berikut:
1. Aksesibilitas dan mobilitas. Ukuran potensial adalah kesempatan untuk
melakukan perjalanan. Tahapan ini lebih bersifat abstrak jika dibandingkan
dengan empat tahapan berikut.
2. Pembangkit lalu lintas. Bagaimana perjalanan dapat bangkit dari suatu tata
guna lahan atau dapat ditarik ke suatu tata guna lahan.
3. Sebaran penduduk. Bagaimana perjalanan tersebut disebarkan secara
geografis di dalam daerah perkotaan (daerah kajian).
4. Pemilihan moda transportasi. Menentukan faktor yang mempengaruhi
pemilihan moda transportasi untuk tujuan perjalanan tertentu.
5. Pemilihan rute. Menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan rute dari
setiap zona asal ke setiap zona tujuan.
Setiap penggunaan lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan
membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses
pemenuhan kebutuhan (Tamin, 2000). Sistem kegiatan yang terdiri dari berbagai
aktivtas seperti bekerja, sekolah, olahraga, berbelanja dan bertamu ini berlangsung
di atas sebidang tanah (kantor, pabrik, pertokoan, rumah danlain-lain). Potongan
sebidang tanah ini biasadisebut lahan. Penggunaan lahan dalam kota selalu
menunjukkan kegiatan perkotaan yang menempati petak yang bersangkutan.
Setiap petaktersebut dapat dicirikan dengan ukuran dasar, yaitu jenis kegiatan,
intensitas penggunaan, dan hubungan antar guna lahan (Warpani, 2000).

Sumber : Khisty & Lall (dalam Setiabudi, 2007)


Gambar 2. 1 Siklus Tata Guna Lahan/Transportasi

2.6 Pengertian Arus Lalu Lintas


Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan
pengendara yang melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada
satu ruas jalan dan lingkungannya. Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan
karakteristiknya akan bervariasi baik berdasarkan lokasi maupun waktunya. selain
itu perilaku pengemudi ikut mempengaruhi terhadap perilaku arus lalu lintas.
Pengemudi pada suatu ruas jalan yang dirancang dengan kecepatan tertentu
misalkan 80 km/jam dimungkinkan bahwa pengemudi akan mempunyai
kecepatan yang bervariasi dari 30 km/jam sampai 120 km/jam.
Menggambarkan arus lalu lintas secara kuantitatif dalam rangka untuk
mengerti tentang keberagaman karakteristiknya dan rentang kondisi perilakunya.
Parameter arus lalu lintas dapat di bedakan menjadi dua bagian utama yaitu
parameter makroskopik arus lalu lintas secara umum dan parameter mikroskopik
yang menunjukkan tentang perilaku kendaraan individu dalam suatu arus lalu
lintas yang terkait dengan antara yang satu dengan yang lainnya. Suatu arus lalu
lintas secara makroskopik dapat digambarkan tiga parameter utama, yaitu :
volume dan arus, kecepatan dan kepadatan. Kedua parameter tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 1 Karakteristik Dasar Arus Lalu Lintas
Karakteristik Arus Lalu Mikroskopik Makroskopik
Lintas (Individu) (Kelompok)

Arus Waktu tempuh Tingkat arus


Kecepatan Kecepatan individual Kecepatan rata-rata
Kepadatan Jarak tempuh Tingkat kepadatan
Sumber : Wahyuni (2008)

2.5 Volume dan Arus Lalu Lintas


Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang didefinisikan sebagai
jumlah kendaraan yang lewat pada suatu titik ruas jalan atau pada suatu jalur
selama interval waktu tertentu. Satuan dari volume secara sederhana adalah
kendaraan. Walaupun dapat dinyatakan dengan cara lain yaitu satuan mobil
penumpang (smp) tiap satuan waktu.
1. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
Satuan LHR adalah kendaraan perhari atau smp perhari. Lalu lintas harian
rata-rata (LHR) sering digunakan sebagai dasar untuk perencanaan jalan
raya dan pengamatan secara umum dan kecenderungan pola perjalanan.
Volume harian dinyatakan dalam satuan kendaraan perhari atau smp
perhari. LHR didapatkan dengan cara pengamatan volume lalu lintas selama
24 jam pada suatu ruas jalan tertentu. pengamatan dilakukan dalam
beberapa hari kemudian hasilnya dirata-ratakan sehingga menjadi lalu lintas
harian rata-rata. Apabila pengamatan tersebut dilakukan selama satu tahun
penuh (365 hari) maka dapat di peroleh lalu lintas harian rata-rata (LHRT)
dengan menjumlahkan seluruh hasil pengamatan dalam satu tahun dibagi
365 hari.
2. Volume
Volume adalah banyaknya kendaraan yang lewat pada suatu arus jalan
selama satu satuan waktu jam. Namun demikian pengamatan lalu lintas
yang biasanya untuk mengetahui terjadinya volume jam puncak (VJP)
sepanjang jam kerja baik itu pagi, siang maupun sore. Biasanya volume jam
puncak diukur untuk masing-masing arah secara terpisah.
VJR = LHR X K/F
VJR = Volume rancangan berdasarkan arah (smp/hari)
LHR = Lalu lintas Harian Rata-rata (smp/hari)
K = Proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama jam puncak
F = Variasi tingkat lalu lintas per 15 menit dalam satu jam
(Hendarsin Shirley L, 2000)
3. Jarak Antar Kendaraan
Arus, kecepatan dan kepadatan adalah ukuran yang mana lalu lintas
dalam suatu interval waktu tertentu digambarkan dengan nilai tunggal dari
masing-masing yang membentuk aliran lalu lintas secara keseluruhan.
Ruang (spacing) dan jarak antar kendaraan (headway) adalah ukuran
mikroskopik, sebab hal itu menggambarkan tentang pasangan individual
kendaraan dalam aliran lalu lintas.
Ruang adalah didefinisikan sebagai jarak antara kendaraan yang lewat
dalam suatu lajur lalu lintas, diukur dari beberapa titik rujukan pada
kendaraan, seperti bemper atau roda. Jarak kendaraan adalah waktu antar
kendaraan yang lewat pada suatu titik sepanjang lajur yang diatur pada suatu
titik rujukan pada suatu kendaraan.
Ukuran makroskopik berguna untuk beberapa analisis lalu lintas. Hal ini
karna ruang dan jarak antara kendaraan diperoleh dari pasangan setiap
kendaraan. Sejumlah data dapat dikumpulkan dalam waktu yang singkat.
Penggunaan makroskopik juga memberikan informasi tentang berbagi jenis
kendaraan untuk dipilah-pilah untuk dibandingkan tentang karakteristiknya
dengan menggunakan pengukuran ruang dan jarak antar kendaraan.

2.5.1 Pengertian Traffic Counting


Volume pergerakan dapat dilihat dari jumlah kendaraan yang melintas di
suatu ruas jalan. Volume kendaraan ini merupakan jumlah kendaraan yang
melintas pada ruas jalan tertentu dan dalam waktu tertentu. Untuk itu perlu
diperhatikan jumlah kendaraan pada ruas jalan utama yang melayani pergerakan
internal, pergerakan eksternal, pergerakan perlintasan. Dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Q = N/T
Ket:
Q : Volume lalu lintas yang melewati satu titik
N : Jumlah kendaraan yang melewati titik tersebut dalam interval waktu
T : Interval waktu pengamatan

2.5.2 Pengertian Rasio Kapasitas Volume (VCR)


Hubungan antara lalu-lintas dengan tata guna lahan dapat dikembangkan
melalui suatu proses perencanaan transportasi yang saling terkait, terdiri dari :
1. Bangkitan / Tarikan perjalanan, untuk menentukan hubungan antara pelaku
perjalanan dan faktor guna lahan yang dicatat dalam inventaris perencanaan.
2. Penyebaran perjalanan, yang menentukan pola perjalanan antar zona.
3. Pembebanan lalu-lintas, yang menentukan jalur transportasi publik atau
jaringan jalan suatu perjalanan yang akan dibuat.
4. Pemilihan moda, suatu keputusan yang dibuat untuk memilih moda
perjalanan yang akan digunakan oleh pelaku perjalanan.
Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Jalan Kota. Volume lalu lintas ruas jalan
adalah jumlah atau banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada
ruas jalan dalam suatu satuan waktu tertentu. Volume lalu lintas dua arah pada
jam paling sibuk dalam sehari dipakai sebagai dasar untuk analisa unjuk kerja ruas
jalan dan persimpangan yang ada. Untuk kepentungan analisis, kendaraan yang
akan diamati di klasifikasikan atas :
1. Kendaraan ringan (Light Vehicle/LV), yang terdiri dari mobil, jeep, sedan,
combi,bis mini, pick up dan lain-lain.
2. Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV), yang terdiri dari bus dan truk
3. Sepeda Motor (Motorcycle/MC)
Data hasil pengamatan per-jenis kendaraan tersebut selanjutnya
dikonversikan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) guna menyamakan tingkat
penggunaan ruang keseluruhan jenis kendaraan. Untuk keperluan ini, MKJI
(1997) telah merekomendasikan nilai konversi untuk masing-masing klasifikasi
kendaraan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Nilai Ekuivalen Mobil Penumpang (EMP)


Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (EMP)
Lebar Jalur Tot Arus Faktor EMP
Tipe Jalan
(m) (Km/Jam) HV MC
4/2
> 3.700 1,3 0,40
UD
4/2
≥ 3.700 1,2 0,25
UD
2/2 > 1.800 1,3 0,40
>6
UD ≥ 1.800 1,2 0,25
2/2 > 1.800 1,3 0,5
≤6
UD ≥ 1.800 1,2 0,35
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Tabel 2. 3 Faktor EMP


Faktor EMP Untuk Tipe Pendekat
Jenis Kendaraan
Terlindung Terlawan
Kendaraan Ringan (LV) 1,0 1,0

Kendaraan Berat (HV) 1,3 1,3

Sepeda Motor (MC) 0,2 0,4


Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Menurut MKJI (1997), kinerja ruas jalan dapat diukur berdasarkan beberapa
parameter, diantaranya :
1. Derajat Kejenuhan (DS), yakni rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap
kapasitas (smp/jam) pada bagian jalan tertentu.
2. Kecepatan tempuh (V), yakni kecepatan rata-rata Km/jam) arus lalu lintas
dihitung dari panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata yang melalui
segmen.
Berdasarkan hal tersebut maka karakteristik lalu lintas dapat dihitung dengan
pendekatan sebagai berikut :
A. Kecepatan Arus Bebas
Dalam MKJI (1997) kecepatan arus bebas kendaraan ringan (FV) dinyatakan
dengan persamaan :
FV = (FVo+ FVw) X FFVST X FFVcs
Dimana :
FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)
FVW = Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas efektif (km/jam)
FFVST = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping
FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
B. Kapasitas Jalan Perkotaan
Kapasitas jalan perkotaan dihitung dari kapasitas dasar. Kapasitas dasar
adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang
pada suatu jalur atau jalan selama 1 (satu) jam, dalam keadaan jalan dan lalu
lintas yang mendekati ideal dapat dicapai. Besarnya kapasitas jalan dapat
dijabarkan sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Dimana :
C = kapasitas ruas jalan (SMP/Jam)
Co = kapasitas dasar
FCw = faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas
FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah
FCsf = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping
FCcs = faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.
1) Kapasitas Dasar
Besarnya kapasitas dasar jalan kota yang dijadikan acuan adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.4 Kapasitas Dasar
Kapasitas Dasar
Tipe Jalan Keterangan
(SMP/Jam)
4 Jalur dipisah atau jalan
1.650 Tiap Lajur
satu arah
4 Lajur tidak dipisah 1.500 Tiap Lajur
2 lajur tidak dipisah 2.900 Kedua Lajur
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
2) Faktor Penyesuaian Lebar Jalur (FCw)
Faktor penyesuaian leber jalan seperti ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 2.5 Lebar Jalan Efektif
Tipe Jalan Lebar Jalan Efektif Cw Keterangan
3,00 0,92
3,25 0,96
4 Jalur dipisah atau jalan satu arah 3,5 1,00 Tiap Jalur
3,75 1,04
4,00 1,08
3 0,91
3,25 0,95
4 Lajur tidak dipisah 3,5 1,00 Tiap Jalur
3,75 1,05
4,00 1,09
5,00 0,56
6,00 0,87
7,00 1,00
2 Lajur tidak dipisah 8,00 1,14 Kedua Arah
9,00 1,25
10,00 1,29
11,00 1,34
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
3) Faktor Penyesuaian Arah Lalu Lintas (FCsp)
Besarnya faktor penyesuaian pada jalan tanpa menggunakan pemisah
tergantung kepada besarnya split kedua arah seperti tabel berikut :
Tabel 2.6 Spilt Arah
Split Arah % - % 50 - 50 55 - 45 60 - 40 65 - 35 70 - 30
2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
Fsp 4/2 Tidak
1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
Dipisah
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

4) Faktor Penyesuaian Kerb dan Bahu Jalan (FCsf)


Faktor penyesuaian kapasitas jalan antar kota terhadap lebar jalan dihitung
dengan menggunakan tabel berikut :
Tabel 2.7 Faktor Penyesuain Untuk Hambatan Samping
Faktor Penyesuaian Untuk
Samping dan Lebar Bahu
Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping
Lebar Bahu Efektif (Ws)
≤ 0,5 1 1,5 ≥ 2,0
VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1 1,02
4/2 D M 0,92 0,95 0,98 1
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1 1,02
4/2 UD M 0,92 0,95 0,98 1
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,8 0,86 0,9 0,96
VL 0,94 0,96 0,99 1,01
L 0,92 0,94 0,97 1
2/2 UD atau
M 0,89 0,92 0,95 0,98
jalan satu arah
H 0,82 0,86 0,9 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Keterangan :
 Tabel tersebut di atas menganggap bahwa lebar bahu di kiri dan kanan jalan
sama, bila lebar bahu kiri dan kanan berbeda maka digunakan nilai rata-
ratanya.
 Lebar efektif bahu adalah lebar yang bebas dari segala rintangan, bila di
tengah terdapat pohon, maka lebar efektifnya adalah setengahnya
5) Faktor Ukuran Kota (Fcs)
Berdasarkan hasil penelitian ternyata ukuran kota mempengaruhi kapasitas
seperti ditunjukkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.8 Faktor Ukuran Kota
Ukuran Kota (Juta Orang) Faktor Ukuran Kota (Fcs)
< 0,1 0,86
0,1 – 0,5 0,90
0,5 – 1,0 0,94
1,0 – 3,0 1,00
≤ 3,0 1,01
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
6) Ekivalen Mobil Penumpang
Tabel 2.9 Ekivalen Mobil Penumpang
emp
Arus lalu lintas
Tipe Jalan : MC
Total dua Arah
Jalan Tak Terbagi HV Lebar Jalur Lalu Lintas
(Kend/ jam)
<6 >6
Dua Lajur tak terbagi 1,3 0,5 0,4
0 > 1.800
(2/2 UD) 1,2 0,35 0,25
Empat lajur tak terbagi 1,3 0,4
0 > 3.700
(4/2 UD) 1,2 0,25
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
C. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus lalu lintas Q (smp/jam)
terhadap kapasitas C (smp/jam) digunakan sebagai faktor utama dalam
penentuan tingkat kinerja segmen jalan. Nilai DS menunjukan apakah segmen
jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan
dirumuskan sebagai berikut :
DS = Q/C
Berikut dibawah ini menunjukan beberapa batas lingkup V/C Ratio untuk
masing-masing tingkat pelayanan beserta karakteristiknya

2.5.3 Pengertian Level Of Service (LOS)


Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran
kualitatif yang digunakan di Amerika dan menerangkan kondisi operasional
dalam arus lalu-lintas dan penilaiannya oleh pemakai jalan. Dinyatakan dalam
kecepatan, waktu tempuh, kebebasan bergerak, interuspi lalu-lintas, keenakan
kenyamanan, dan keselamatan. (MKJI, 1997).
Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,
waktu tempuh, kebebasan bergerak, kenyamanan, keamanan atau keselamatan
pengendara. Ukuran-ukuran kuantitatif berikut ini dapat menerangkan kondisi
operasional fasilitas lalu-lintas seperti kapasitas, derajat kejenuhan, kecepatan
rata-rata, waktu tempuh, tundaan, peluang antrian, rasio kendaraan terhenti.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2005
tentang Karakteristik Tingkat Pelayanan atau Level of Services (LOS) adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.10 Level Of Service
Batas
Tingkat
Faktor Ukuran Kota (Fcs) Lingkup
Pelayanan
V/C
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan
A 0,00 – 0,20
tinggi dan volume lalu lintas rendah
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi
B 0,20 – 0,44
oleh kondisi lalu lintas
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
C 0,45 – 0,74
dikendalikan
Arus mendekati stabil, kecepatan masih dapat
D 0,75 – 0,84
dikendalikan. V/C masih dapat ditolerir
Arus tidak stabil kecepatan terkadang terhenti,
E 0,85 – 1,00
permintaan sudah mendekati kapasitas
Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume diatas
F ≥ 1,00
kapasitas, antrian panjang (macet)
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

2.5.4 Pengertian Bangkitan Perjalanan/Pergerakan (Trip Generation)


Bangkitan perjalan (trip generation) selalu merupakan tahap awal untuk
meramalkan kebutuhan perjalanan, baik dalam wilayah kota atau antar kota
sebagai wilayah kajiannya. Bangkitan perjalanan dapat diartikan sebagai
banyaknya jumlah perjalanan/pergerakan/lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu
zona (kawasan) per satuan waktu (per detik, menit, jam, hari, minggu dan
seterusnya). Dari pengertiann tersebut, maka bangkitan perjalanan merupakan
tahap permodelan transportasi yang bertugas untuk memperkirakan dan
meramalkan jumlah (banyaknya) perjalanan yang berasal (meninggalkan) dari
suatu zona/kawasan/petak lahan pada masa yang akan datang (tahun rencana) per
satuan waktu. (Miro, 2005)
Secara sederhana dapat diartikan bahwa jumlah perjalanan adalah fungsi
dari tata guna lahan/kawasan/zona yang menghasilkan perjalanan tersebut dan
dapat pula kita bentuk model sederhananya seperti persamaan fungsional berikut :
Jumlah Trip (Qtrip) = f(TGL)
Di mana :
Qtrip = jumlah perjalanan yang timbul dari suatu tata guna lahan (zona) per
satuan waktu
F = fungsi tematik
TGL = karakteristik – karakteristik dan sosioekonomi tata guna lahan (zona)
dalam lingkup wilayah
Dalam prosesnya, bangkitan perjalanan ini dianalisis secara terpisah
menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Produksi Perjalanan/Perjalanan yang dihasilkan (Trip Production)
Merupakan banyaknya (jumlah) perjalanan/pergerakan yang dihasilkan oleh
zona asal (perjalanan yang berasal), dengan lain pengertian merupakan
perjalanan/pergerakan/arus lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi tata
guna lahan/zona/kawasan.
2. Penarik Perjalanan/Perjalanan yang tertarik (Trip Attraction)
Merupakan banyaknya (jumlah) perjalanan/pergerakan yang tertentu ke zona
tujuan (perjalanan yang menuju), dengan lain pengertian merupakan
perjalanan/pergerakan/arus lalu lintas yang menuju atau datang ke suatu
lokasi tata guna lahan/zona/kawasan. (Miro, 2005)
Basis Perjalanan merupakan tempat di mana lokasi perjalanan
diawali/dimulai dan di mana lokasi perjalanan diakhiri/selesai. Untuk mengetahui
basis perjalanan ini, ada beberapa pengertian dasar yang perlu kita pahami, yaitu :
1. Perjalanan (Trip)
Merupakan pergerakan/perjalanan satu arah dari zona asal ke zona tujuan
dengan maksud tertentu.
2. Perjalanan Berbasis Rumah (Home Based Trip/Residential)
Merupakan perjalanan yang salah satu atau kedua zonanya (asal dan tujuan)
adalah rumah. Bisa juga merupakan sebuah pergerakan yang diawali dari
rumah dan diakhiri di rumah atau salah satunya diawali dari rumah dan
diakhiri di zona yang tidak ada sangkut pautnya dengan rumah serta
sebaliknya diawali dari zona yang tidak ada sangkut pautnya dengan rumah
dan diakhiri di rumah.
3. Perjalanan Berbasis Bukan Rumah (Non Home Based Trip/Non Residential)
Merupakan perjalanan yang baik asal dan tujuannya, tidak berhubungan sama
sekali dengan rumah perjalanan semacam ini, baisanya juga disebut dengan
perjalanan berbasiskan zona (Zone Based Trip) karena tempat asal dan
tujuannya adalah zona yang tidak ada sangkut pautnya dengan rumah, seperti
misalnya perjalanan dari kantor ke Bandar Udara, dari tempat kerja ke Pasar,
dari Kampus/Sekolah ke perpustakaan atau Taman Budaya dan lain-lain.
Perjalanan seperti ini boleh dikatakan sebagai “perjalanan antara” pada
perjalanan berbasis rumah karena asal dan tujuan perjalanannya adalah semua
zona di luar zona perumahan. (Miro, 2005)
Bangkitan pergerakan menurut Tamin (2000) adalah tahapan permodelan
yang memperkirakan jumlah, pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata
guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau
zona. Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan
pergerakan lalu lintas. Bangkitan lalu lintas ini mencakup :
 Lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi
 Lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi

Sumber : Tamin, 2000


Gambar 2. 2 Bangkitan dan Tarikan

Hasil keseluruhan perhitungan bangkitan dan tarikan lalu lintas berupa


jumlah kendaraan, orang, atau angkutan barang per satuan waktu, misalnya
kendaraan/jam. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau
kendaraan yang masuk atau keluar dari suatu luas tanah tertentu dalam satu hari
(atau satu jam) untuk mendapatkan bangkitan dan tarikan pergerakan. Bangkitan
dan tarikan lalu lintas tersebut tergantung pada dua aspek tata guna lahan
(Tamin,2000) :
 Jenis tata guna lahan, dan
 Jumlah aktivitas (dan intensitas) pada tata guna lahan tersebut.
Adapun ciri-ciri pergerakan menurut Tamin (2000) sebagai beikut :
a. Konsep mengenai ciri pergerakan tidak-spasial (tanpa batas ruang) di dalam
kota, misalnya yang menyangkut pertanyaan mengapa orang melakukan
perjalanan, kapan orang melakukan perjalanan, dan jenis angkutan apa yang
mereka pergunakan;
b. Konsep mengenai ciri pergerakan spasial (dengan batas ruang) di dalam kota,
termasuk pola tata guna lahan, pola perjalanan orang, dan pola perjalanan
angkutan barang.

2.5.5 Pengertian Sebaran Perjalanan (Trip Distribution)


Sebaran Perjalanan (trip distribution) adalah bagian dari proses perencanaan
transportasi 4 (empat) tahap yakni kelanjutan (pengembangan) dari tahap
bangkitan perjalanan (trip generation). Sebaran perjalanan merupakan jumlah
(banyaknya) perjalanan/ yang bermula dari suatu zona asal yang menyebar ke
banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah (banyaknya) perjalanan/yang datang
mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.
Distribusi perjalanan ini sangat membantu kita untuk melihat dengan mudah
apa yang disebut dengan Pola Perjalanan Antar Zona. Oleh karena itu, untuk
maksud melihat Pola Perjalanan Antar Zona berupa “Arus Pergerakan
(Kendaraan, Penumpang, dan Barang)” dalam area studi selama periode waktu
tertentu digunakan sebuah alat berupa matriks berdimensi dua (baris x kolom)
yang disebut dengan Matriks Pergerakan atau “Matriks Asal-Tujuan” yang
diringkas dengan “M.A.T” dan dalam istilah asingnya adalah “Origin-Destination
matrix” atau “O-D matrix”.

Sumber : Miro, 2005


Gambar 2. 3 Pola Penyebaran Perjalanan dari berbagai zona ke satu tujuan
Adapun beberapa hal yang perlu kita pahami dari sebuah matriks asal tujuan
adalah :
1. Jumlah zona asal dan tujuan yang kita masukkan ke dalam matriks asal tujuan
merupakan sampel zona dari keseluruhan (populasi) zona yang ada di dalam
wilayah kajian dan secara otomatis menunjukkan banyaknya sel dari matriks
yang bersangkutan dan langsung pula menandakan besar kecilnya matriks.
2. Berarti semakin banyak zona yang kita sampel dalam daerah studi, semakin
banyak pulalah sel matriks dan MAT-nya semakin besar serta tingkat
ketelitian studi semakin tinggi dan tingkat kesalahan semakin rendah begitu
pula sebaliknya. Contoh : kalau zona dalam daerah studi diambil hanya 5
(lima) zona saja sebagai sampel, maka jumlah sel matriks adalah 5 x 5 = 25
sel matriks. Berarti besarnya matriks 25 sel.
3. Matriks Asal Tujuan, di samping dapat dipakai untuk mengkaji kebutuhan
perjalanan antar zona dalam kota, juga dapat dipakai untuk mengkaji
kebutuhan perjalanan antar kota dan daerah pedalaman sebagai zonanya. Yang
membedakanya adalah, untuk perjalanan dalam kota, sel diagonal matriks (sel
yang membujur dari kiri atas matriks ke kanan bawah matriks) harus memuat
jumlah perjalanannya atau harus terdapat perjalanan dalam zona yang sama
(perjalanan intra-zona). Sedangkan untuk perjalanan antar kota, sel diagonal
akan menunjukkan angka 0 (nol) karena tidak ada perjalanan dari satu kota ke
kota yang sama atau tidak berlaku perjalanan dalam zona (intra-zona)
4. Sekali sang perencana telah memformat dan merancang sebuah matriks asal –
tujuan, maka wajib baginya memenuhi kondisi berikut :
 ti-j ; merupakan jumlah perjalanan yang berasal dari satu zona asal i tertentu
saja ke satu zona tujuan j tertentu pula dalam daerah kajian.
 Oi ; merupakan jumlah perjalanan yang berasal dari satu zona asal i tertentu
yang nanti akan tersalurkan (terbagi atau terpencar) ke beberapa zona tujuan
sebanyak tertentu tergantung tujuannya.
 Dj : merupakan jumlah perjalanan yang datang ke satu zona tujuan j tertentu,
di mana jumlah (angka) ini berasal dari beberapa (berbagai) zona asal dengan
jumlah tertentu tergantung asalnya.
 Ti ; merupakan total (jumlah keseluruhan) perjalanan atau harus lalu lintas
orang, barang dan kendaraan antar zona (keseluruhan zona atau sampel zona)
di dalam lingkup wilayah kajian.
Menuju j
ZONA 1 2 3 4 j Oi
1 t11 t12 t13 t14 t1j O1
2 t21 t22 t23 t24 t2j O2
Dari i 3 O3
4 O4
i Oi
dj d1 d2 d3 d4 dj t

Sumber : Miro, 2005


Gambar 2. 4 Bentuk umum MAT
Keterangan :
Sel tij = besarnya perjalanan dari i ke j
Kolom oi = jumlah trips dari arah i
Baris d j = jumlah trips menuju j
Syarat:
Σt =o Σt =d Σo =Σd =t
31

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan
desain penelitiannya. Menurut Sugiyono (2013: 13) metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme
atau aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan yang benar, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Dimana peneliti berusaha menganalisis data yang bersifat statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif yang mana bertujuan untuk mendapatkan informasi yang luas dari
kawasan kajian, mengetahui hasil kuesioner dari alasan pergerakan non-spasial
pengunjung dan asal tujuan yang mana akan dikaji dari aspek internal dan eksternal
dari Transmart, serta mengetahui Volume Capacity Ratio dan Level Of Service.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Guna Lahan dari Retail Modern
Transmart Terhadap Kinerja Lalu Lintas Di Jalan Arteri Supadio Kubu Raya.

3.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu ini salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian
sehingga penulis dapat memperbanyak teori yang akan digunakan dalam mengkaji
penelitian yang dilakukan. Peninjauan terhadap penelitian lain sangatlah penting
untuk digunakan sebagai relevansi penelitian yang dahulu dan yang akan dilakukan.
Dari penelitian terdahulu, peneliti menemukan penelitian yang membahas mengenai
pengaruh guna lahan dari adanya perdagangan retail modern . Dalam hal ini, peneliti
mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian.
Berikut merupakan penelitian terdahulu, sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Pendekatan Metode Analisis Hasil
Fransisco Riadi (2010) Pengaruh Volume dan arus Kuantitatif Analisis Volume Kapasitan bundaran besar terbesar
Pembangunan lalu lintas Capacity Ratio terutama pada jam-jam puncak (19.00-
Palangkaraya Mall (VCR) 20.00 WIB) terdapat bagian jalinan jalan
(Palma) Terhadap Tjilik Riwut-jalan Katamso sebesar443
Kinerja Lalu Lintas Di smp/jam untuk arus terkecil terdapat
Bundaran Besar pada bagian jalinan jalan Imam Bonjol
Palangkaraya sebesar 290 smp/jam terutama pada jam
08.00-09.00 WIB.Prediksi 5 tahun yang
akan datang tingkat kejebuhan sebesar
23,41% atau masih ¼ dari kapasitas
bundaran. Pengembangan atau
penambahan zona perdagangan di
kawasan Bundaran Besar Palangkaraya
mengakibatkan peningkatan pergerakan
lalu lintas berupa bangkitan sebesar 1,5
smp/jam/Ha dan tarikan sebesar 1,5
smp/jam/Ha.
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Pendekatan Metode Analisis Hasil
Feby Ayu Lestari (2014) Analisis Dampak Lalu Volume dan arus Kuantitatif Analisis Dampak Kondisi kinerha lalu lintas akibat adanya
Lintas Akibat Adanya lalu lintas Arus Lalu Linta pusat perbelanjaan dikawasan pasar Pagi
Pusat Perbelanjaan (kualitatif) Kota PangkalpInang dengan nilai derajat
Dikawasan Pasar Pagi Analisis Volume kejenuhan (DS) 0,11, FV = 38,42 km/jan
PangkalPinang Capacity Ratioyang pada kondisi dilapangan kecepatan
Tergadap Kinerja (VCR) (V) yang ditempuh untuk mobil 23,67
Ruas Jalan km/jam dan motor 29,93 km/jam dan
kapasitas (C) = 4095,6 smp/jam. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa
derajat kejenuhan (DS) Pada kawasan
Pasar Pagi ini dalam kondisi arus lalu
lintas bebas dan kapasitas jalan dapat
menampung volume lalu lintas yang
terjadi. Tingkat pelayanan yang terjai
akibat adanya Pasar Pagi ini bertolak
belakang antara hasil hitungan dengan
kondsisi dilapangan, dikarenakan
kemacetan yang terjadi dijalan tersebut
tidak mengalami kemacetan sepanjang
waktu tapi hanya satu waktu saja.
Irawan Setia Budi (2007) Pengaruh Penggunaan  Guna Lahan Kuantitatif  Analisis Berdasarkan hasil analisis pengaruh
Lahan Terhadap  Arus lalu lintas perkembangan penggunaan lahan terhadap bangkitan
Bangkitan dan  Bangkitan dan guna lahan dan tarikan pergerakan dapat dilihat
Tarikan Pergerakan di tarikan  Analisis bahwa penggunaan lahan (luas lahan)
Sepanjang Jalan Gajah bangkitan dan sangat erat kaitannya dengan bangkitan
Mada Kota Batam tarikan dan tarikan pergerakan khususnya pada
transportassi penggunaan lahan pemukiman,
perdagangan dan jasa, pendidikan serta
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Pendekatan Metode Analisis Hasil
fasilitas umum. Aktivitas penggunaan
lahan di kawasan studi akan
menimbulkan suatu pola bangkitan dan
tarikan yang berbeda, pola pergerakan
ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas
penggunaan lahan di kawasan studi.
Kondisi ini dikemudian hari tentu saja
menimbulkan permasalahan karena skala
pelayanan dan berbagai aktivitas yang
ada bukan saja untuk melayani
masyarakat yang ada di sepanjang Jalan
Gadjah Mada namun juga bagi daerah di
sekitarnya, sehingga perlu langkah –
langkah antisipatif kedepan.
Sumber:Hasil Olahan,2018
Persamaan dari penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan adalah dalam
penelitian ini juga menggunakan analisis Volume Capacity Ratio yang mana untuk
menghitung volume arus lalu lintas yang ada di kawasan penelitian. Juga
memproyeksi besarnya volume arus lalu lintas, analisis LOS (Level Of Service) serta
penggunaan lahan yang dikaji tentang kawasan pedagangan dan jasa. Perbedaan dari
penelitian terdahulu diatas dengan penelitian ini adalah penelitian ini berbeda lokasi
dan waktu dari penelitian terdahulu, menganalisis Matrik Asal Tujuan, juga
mengetahui karakteristik alasan non-spasial pengunjung datang ke Transmart Kubu
Raya. Dapat dilihat dari penelitian terdahulu, bahwa hasil yang didapat lebih
membahas Volume Capacity Ratio dan Level Of Service dibandingkan membahas
pengaruh guna lahan dari kawasan penelitian yang dikaji, maka dari itu penelitian ini
akan membahas tidak hanya fokus ke Volume Capacity Ratio dan Level Of Service,
tetapi juga fokus ke sistem guna lahan yang ada di kawasan penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini menggunakan wilayah generalisasi yang terdiri objek
ataupun subjek yang memiliki kualitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013). Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini berdasarkan jumlah pengunjung Transmart
Kubu Raya, yang mana pengunjung tidak hanya berasal dari Kabupaten Kubu Raya,
namun juga berasal dari berbagai daerah disekitar Kabupaten Kubu Raya.
Sampel merupakan sebagian individu yang dapat dianggap memiliki dan
mencerminkan keadaan populasi atau sebagai wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006). Penelitian ini menggunakan convenience sampling. Convenience sampling
atau Accidental sampling merupakan teknik pemilihan sampel dengan kebetulan saja,
anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk
dijadikan sampel. Untuk jumlah masyarakat yang akan dijadikan dihitung
berdasarkan rumus slovin:
𝑁
𝑁=
1 + 𝑁𝑒 2
Dimana :
S = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = taraf signifikansi 0,1
Populasi yang digunakan adalah jumlah pengunjung yang ada di Transmart Kubu
Raya yang mana jumlah pengunjung ini berdasarkan jumlah pengunjung perhari yang
mana sebanyak 10.000 jiwa. Dalam perhitungan sampel yang diambil adalah dengan
tingkat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan 10%. Jadi, berdasarkan rumus Slovin
perhitungan sampel adalah sebagai berikut:

10.000
𝑛=
1 + 10.000 (0,1)2

10.000
𝑛=
1 + 10.000 (0.1)2
10.000
𝑛=
1 + 10.000 (0.01)
10.000
𝑛=
1 + 100
10.000
𝑛=
101
𝑛 = 99.009 ≈100

Jadi, sampel penelitian untuk populasi 10.000 jiwa dengan tingkat kepercayaan
90% dan kesalahan 10% adalah 100 responden. Makin besar tingkat kesalahan maka
akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya.
Kuesioner yang dibagikan berfungsi untuk mengetahui asal dan tujuan para
pengunjung. Selain itu, untuk mengetahui kegiatan internal yang ada di Transmart
Kubu Raya, kuesioner yang disebar untuk mengetahui asal para pengunjung
Transmart Kubu Raya yang mana tujuannya menuju Transmart Kubu Raya. Juga
untuk mengetahui karakteristik alasan para pengunjung untuk datang ke Transmart
Kubu Raya. Pembagian waktu penyebaran kuesioner dilihat berdasarkan waktu
kunjungan Transmart Kubu Raya, yaitu dari pukul 10.00 WIB pagi hingga 22.00
WIB malam.
Selain itu pula penelitian ini juga membahas kegiatan eksternal yang mana akan
dilakukannya traffic counting, yang bertujuan untuk mengetahui jumlah kendaraan
yang melewati Transmart Kubu Raya, berikut pembagian titik traffic counting.
Traffic Counting di bagi berdasarkan hari kerja dan dua hari libur, yaitu pada hari
kamis, sabtu dan minggu. Pembagian traffic counting dipilih berdasarkan waktu
puncak di masing – masing hari. Hari kamis pada pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB,
hari sabtu pada pukul 16.00 WIB – 17.00 WIB, hari minggu pada pukul 12.00 WIB
dan 13.00 WIB. Berikut pembagian titik – titik traffic counting dapat dilihat pada
gambar 3.1 :
1A : Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya)
1B : Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya) – Jalan Ayani (Kota Pontianak)
2A : Jalan Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio
2B : Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2
3A : Jalan Alianyang (arah kota) – Jalan Alianyang (arah tol kapuas 2)
3B : Jalan Alianyang (arah tol kapuas 2) – Jalan Alianyang (arah kota)

3.4 Variabel dan Indikator


Variabel penelitian ialah objek penelitian atau apa yang menjadi titik pusat
perhatian penelitian (Arikunto, 2006). Penelitian ini menggunakan satu variabel yang
berhubungan dengan pengaruh retail modern Transmart terhadap kinerja lalu lintas di
bundaran Kubu Raya. Untuk mengukur variabel maka diperlukan penentuan
indikator. Indikator variabel yang menjadi parameter penelitian ini adalah pengaruh
retail modern terhadap kinerja lalu lintas dan bundaran di Kubu Raya. Berikut
variabel penelitian yang akan diteliti, dapat dilihat pada tabel 3.2 :
Gambar 3. 1 Peta Traffic
Counting Kawasan Penelitian
Tabel 3. 2 Variabel Penelitian
No Sasaran Variabel Indikator Keterangan Rumus
Mengidentifikasi Fasilitas  Tempat makan
yang
karakteristik tersedia  Bioskop Analisis Deskriftif
alasan pergerakan Waktu kunjungan  Pusat Perbelanjaan
pengunjung  Moda transportasi kebutuhan sehar- hari
1 terhadap  Pusat perbelanjaan
pembangunan pakaian
Transmart Kubu  Permainan
Raya
Mengidentifikasi Sebaran perjalanan Lokasi asal/tempat
bangkitan dari ( Asal – Tujuan) tinggal (i) Σt =o Σt =d Σo =Σd
arus lalu lintas  Tujuan pergerakan (j) =t
yang ada di
2 sekitar
Kecamatan
Sungai Raya
akibat dampak
pembangunan
Transmart Kubu
Raya.

Mengidentifikasi Volume kendaraan Jumlah kendaraan Traffic Counting


volume dan arus yang melewati titik Volume lalu lintas
lalu lintas yang tersebut dalam yang melewati satu
3 ada di sekitar interval waktu (N) titik (Q)
Kecamatan  Interval waktu Q = N/T
Sungai Raya pengamatan (T)
akibat dampak  Kendaraan ringan Volume Kendaraan :
pembangunan (LV) (emplvx LV) +
Transmart Kubu  Kendaraan Berat (emphv x HV) +
Raya. (HV) (empmc x MC) +
 Sepeda motor (MC) (empum x UM)
 Sepeda dan
sebagainya (UM)
Kecepatan Arus (Manual Kapasitas Kecepatan Arus
Bebas : Jalan Indonesia, Bebas:
 Kecepatan arus 1997) FV = (FVo+ FVw)
bebas dasar X FFVST X FFVcs
kendaraan ringan
(FV)
 Penyesuaian lebar
jalur lalu lintas
efektif (FVw)
 Faktor penyesuaian
kondisi hambatan
samping (FFVST)
No Sasaran Variabel Indikator Keterangan Rumus
 Faktor penyesuaian
ukuran kota
(FFVCs)
Kapasitas : (Manual Kapasitas Kapasitas Jalan
 Kapasitas Jalan Jalan Indonesia, Perkotaan
Perkotaan (C) 1997) C = Co x FCw x
 Kapasitas Dasar FCsp x FCsf x FCcs
(Co)
 Faktor penyesuaian
lebar jalan (FCw)
 Faktor penyesuaian
arah lalu lintas
(FCsp)
 Faktor penyesuaian
hambatan samping
(FCsf)
 Faktor penyesuaian
ukuran kota (Fcs)
Derajat Kejenuhan: (Manual Kapasitas Derajat Kejenuhan
 Rasio arus lalu Jalan Indonesia, DS = Q/C
lintas (Q) 1997)
 Kapasitas (C)
Proyeksi Volume kendaraan Proyeksi volume
pertumbuhan tahun 2015 kendaraan tanpa
kendaraan adanya Transmart
tahun 2019
an = ao(1+i)n
Perubahan VCR sebelum ada DS 2019 adanya
Transmart terhadap Transmart dan VCR Transmart – DS
data VCR setelah ada Transmart 2019 tanpa
Transmart
Sumber : Hasil Olahan,2018

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini dibatasi pada data primer dan data
sekunder. Menurut (Sugiarto, 2001) data primer merupakan data yang didapat dari
sumber pertama, sedangkan data sekunder merupakan data primer yang diperoleh
orang lain dan atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang pada umumnya disajikan
dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Berikut penjelasan lebih lanjut
dari masing-masing jenis data yang digunakan.
3.5.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang di peroleh dari sumber pertama atau
sumber asli (langsung dari informan), misalnya dari individu atau perorangan dan
yang lainnya yang merupakan sumber utama data penelitian. Untuk memperoleh
data yang akurat maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
langsung pada objek sasaran yaitu dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah studi mengenai teori-teori yang telah digunakan guna
mendukung penelitian ini. (Rahmawati, 2014). Teknik pengumpulan data
melalui studi pustaka memiliki keunggulan biaya dan waktu. Studi pustaka
dalam penelitian ini terkait berbagai teori yang mendasari tentang pengaruh
retail modern Transmart terhadap kinerja lalu lintas di bundaran Kubu Raya.
2. Observasi
Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar (Arikunto, 2010:
265). Observasi merupakan bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan
cara pengamatan kejadian dan pencatatan dengan sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi bukan hanya menentukan siapa
yang akan diwawancara melainkan juga menetapkan konteks, kejadian,
prosesnya. Observasi dilakukan di tempat objek penelitian yaitu di kawasan
Transmart Kubu Raya dan jalan sekitarnya.
3. Wawancara
Menurut (Sumarsono, 2004) wawancara merupakan salah satu bentuk
pengamatan atau pengumpulan data secara langsung, pengumpulan data
dengan wawancara yakni dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk
dijawab secara lisan pula. Wawancara biasanya dilakukan kepada seorang
informan atau yang berwenang dalam suatu masalah untuk mencari
informasi. Hal ini untuk melengkapi data yang sudah ada dan mencari
informasi tentang kondisi lapangan secara lebih jelas. Wawancara ini
dilakukan terhadap instansi terkait seperti Dinas Perhubungan Kabupaten
Kubu Raya, Bappeda Kubu Raya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kubu Raya dengan pertanyaan berkaitan mengenai dampak
pembangunan Transmart terhadap kinerja lalu lontas di bundaran Kubu Raya,
yang bertujuan sebagai informasi tambahan dalam pengembangan instrumen
penelitian dan tahap pembahasan hasil penelitian.
4. Kuesioner
Menurut (Sumarsono, 2004), bentuk pengumpulan data dengan teknik
kuesioner adalah pengisian daftar pertanyaan yang merupakan bentuk
wawancara tidak langsung. Cara ini dilakukan dengan memberikan formulir
isian kepada responden yang mengunjungi Transmart untuk memberikan
tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan, terkait pengaruh retail modern
Transmart terhadap kinerja lalu lintas. Kuesioner disebar kepada 100
responden.
5. Dokumentasi
Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yaitu setiap bahan tertulis
baik bersifat internal maupun eksternal. Bahan tertulis yang bersifat internal
berupa surat-surat pengumuman, instruksi aturan suatu lembaga, surat
keputusan. Sedangkan bahan tertulis yang bersifat eksternal berupa jurnal,
internet, laporan, dan berita-berita tertulis atau siaran media massa yang
berkaitan dengan penelitian ini.

3.5.2 Data Sekunder


Menurut (Sugiyono, 2013), data sekunder merupakan sumber data yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misal lewat dokumen.
Data-data penunjang dalam penelitian ini yang diperoleh dari lembaga/instansi
yang terkait. Data sekunder diperoleh dari Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu
Raya, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya, Bappeda Kubu Raya, Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, jurnal-jurnal, buku-buku referensi yang
terkait, dan artikel media elektronik. Sumber data sekunder merupakan sumber
data kedua diluar kata dan tindakan, namun data ini tidak diabaikan dan memiliki
kedudukan penting. Data sekunder juga dapat berupa foto-foto kegiatan statistik.
3.6 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian
analisis kuantitatif, analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
matriks asal tujuan, analisis VCR, analisis LOS, analisis kualitatif serta analisis
proyeksi model geometrik. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis
Pengaruh Retail Modern Transmart terhadap kinerja lalu lintas di bundaran Kubu
Raya. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data
kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, adapun
beberapa penjelasan data yang di analisis menggunakan analisis deskriptif
kualitatif yang tidak terlalu dominan dalam penelitian ini.

Sumber : Hasil Analisis


Gambar 3. 2 Kerangka Analisis

3.6.1 Analisis Deskriptif


Metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran
terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku umum (Sugiyono, 2016). Metode deskriptif adalah untuk studi
menentukan fakta dengan inpretasi yang tepat dimana didalamnya termasuk studi
untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan
individu serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk
meminimalisasikan bias dan memaksimumkan reabilitas. Metode ini digunakan
untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara
independen (Nazir, 2011:54)

3.6.2 Analisis Matriks Asal dan Tujuan (MAT)


Sebaran Perjalanan (trip distribution) adalah bagian dari proses
perencanaan transportasi 4 (empat) tahap yakni kelanjutan (pengembangan) dari
tahap bangkitan perjalanan (trip generation). Sebaran perjalanan merupakan
jumlah (banyaknya) perjalanan/ yang bermula dari suatu zona asal yang menyebar
ke banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah (banyaknya) perjalanan/yang
datang mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah zona
asal.
Distribusi perjalanan ini sangat membantu kita untuk melihat dengan
mudah apa yang disebut dengan Pola Perjalanan Antar Zona. Oleh karena itu,
untuk maksud melihat Pola Perjalanan Antar Zona berupa “Arus Pergerakan
(Kendaraan, Penumpang, dan Barang)” dalam area studi selama periodewaktu
tertentu digunakan sebuah alat berupa matriks berdimensi dua (baris x kolom)
yang disebut dengan Matriks Pergerakan atau “Matriks Asal-Tujuan” yang
diringkas dengan “M.A.T” dan dalam istilah asingnya adalah “Origin-Destination
matrix” atau “O-D matrix”.

3.6.3 Analisis Traffic Counting


Volume pergerakan dapat dilihat dari jumlah kendaraan yang melintas di
suatu ruas jalan. Volume kendaraan ini merupakan jumlah kendaraan yang
melintas pada ruas jalan tertentu dan dalam waktu tertentu. Untuk itu perlu
diperhatikan jumlah kendaraan pada ruas jalan utama yang melayani pergerakan
internal, pergerakan eksternal, pergerakan perlintasan.

3.6.4 Analisis Volume Capacity Ratio (VCR)


Hubungan antara lalu-lintas dengan tata guna lahan dapat dikembangkan
melalui suatu proses perencanaan transportasi yang saling terkait, terdiri dari:
1. Bangkitan / Tarikan perjalanan, untuk menentukan hubungan antara pelaku
perjalanan dan faktor guna lahan yang dicatat dalam inventaris perencanaan.
2. Penyebaran perjalanan, yang menentukan pola perjalanan antar zona.
3. Pembebanan lalu-lintas, yang menentukan jalur transportasi publik atau
jaringan jalan suatu perjalanan yang akan dibuat.
4. Pemilihan moda, suatu keputusan yang dibuat untuk memilih moda
perjalanan yang akan digunakan oleh pelaku perjalanan.

3.6.5 Analisis Level Of Service


Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran
kualitatif yang digunakan di Amerika dan menerangkan kondisi operasional
dalam arus lalu-lintas dan penilaiannya oleh pemakai jalan. Dinyatakan dalam
kecepatan, waktu tempuh, kebebasan bergerak, interuspi lalu-lintas, keenakan
kenyamanan, dan keselamatan (MKJI, 1997).
Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan, waktu
tempuh, kebebasan bergerak, kenyamanan, keamanan atau keselamatan
pengendara. Ukuran-ukuran kuantitatif berikut ini dapat menerangkan kondisi
operasional fasilitas lalu-lintas seperti kapasitas, derajat kejenuhan, kecepatan
rata-rata, waktu tempuh, tundaan, peluang antrian, rasio kendaraan terhenti.
3.7 Kerangka Pemikiran

Latar Belakang
Terdapat beberapa permasalahan yang muncul terkait dengan lokasi Transmart Kubu Raya tersebut, salah
satunya kawasan Transmart dulunya merupakan kawasan persawahan. Masalah lain yang ditimbulkan dengan
keberadaan Transmart, letak jalan keluar dari gedung yang jauh dari jalan utama, sehingga sebagai pengunjung
harus memutar melewati jalan lain untuk menuju pusat kota lainnya serta mengganggu aktifitas pertahanan dan k
amanan yang ada disekitar Transmart. Pembangun Transmart yang berada di jalan Arteri Supadio yang berada di
jalan ini merupakan akses utama untuk menuju bandar udara, untuk mencapai bandar udara tentunya tidak boleh
ada hambatan arus lalu lintas.

Rumusan Masalah
Bagaimana Pengaruh Guna Lahan Dari Retail Modern Transmart Terhadap Kinerja Lalu
Lintas di Jalan Arteri Supadio Kubu Raya.

Tujuan
Mengetahui pengaruh guna lahan retail modern Transmart terhadap kinerja lalu lintas di Jalan Arteri
Supadio Kubu Raya.

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3


Mengidentifikasi Mengidentifikasi Mengidentifikasi
karakteristik alasan bangkitan dari arus lalu volume dan arus lalu
pergerakan non- lintas yang ada di lintas yang ada di sekitar
spasial pengunjung sekitar Kecamatan dan menentukan Level
terhadap Sungai Raya akibat Of Service (LOS) di
pengaruh Kecamatan Sungai Raya
pembangunan
pembangunan akibat pengaruh
Transmart Kubu Transmart Kubu Raya. pembangunan Transmart
Raya Kubu Raya.

Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3


 Fasilitas yang Sebaran perjalanan  Volume kendaraan
tersedia (Asal-Tujuan)  Kecepatan arus
 Waktu kunjungan bebas
 Moda transportasi  Kapasitas jalan
 Derajat kejenuhan

Teknik Analisis Teknik Analisis Teknik Analisis


Analisis Deskriptif Analisis MAT Analisis Analisis Traffic
Counting, VCR dan
Proyeksi VCR

Pengaruh Guna Lahan


Transmart

Kesimpulan dan Saran


tanda panah

xs
BAB 4
HASIL DAN ANALISA

4.1 Gambaran Umum Wilayah


Transmart merupakan salah satu brand dari PT. Retail Trans yang
memperkenalkan konsep 4 in 1, yaitu dengan konsep Shopping Mall terdiri dari
kawasan kuliner, kawasan retail, kawasan bermain dan kawasan menonton
dengan skala pelayanan kota. Skala pelayanan kota, harus melayani seluruh
kebutuhan masyarakat yang berada di kawasan tersebut. Transmart Kubu Raya
tentunya, memiliki fasilitas akan kebutuhan masyarakat, seperti kebutuhan
pangan, sandang dan papan.
Transmart juga berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan
daerah di sektor pertanian dengan membeli produk dari pasar domestik,
meningkatkan kehidupan petani dengan meningkatkan perkembangan kualitas
produk lokal dengan memperkenalkan metode pertanian modern, perdagangan
tersebut timbul karena adanya kebutuhan dari masyarakat.
Transmart Kubu Raya berada tepat di tepi Jalan Arteri Supadio,
pembangunan Transmart berada di pusat kota Kecamatan Sungai Raya yang mana
berada di Jalan Arteri Supadio dengan panjang 10 Km, jalan ini merupakan jalan
skala nasional yang juga menghubungkan ke jalan Trans Kalimantan serta pusat
untuk menuju bandar udara. Jalan Arteri Supadio memiliki 2 jalur 4 lajur serta
Transmart berada di dekat bundaran yang mana lokasinya strategis karenan berada
di pusat kota dan mudah dicapai dari seluruh penjuru lokasi, sehingga masyarakat
sekitar dapat dengan mudah mengakses Transmart.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2019


Gambar 4. 1 Kondisi Eksisting Transmart Kubu Raya
Tabel 4. 1 Pengelompokan Aktivitas Transmart
Aktivitas Pengelompokan Aktivitas Lokasi
Restraurant/Caffetaria Kuliner Lantai 1
Supermarket Transmart Belanja Lantai 2 dan
Carrefour Lantai 3
Trans Studio Mini Hiburan (bermain) Lantai 4
Transmart XXI Hiburan (menonton) Lantai 5
Lainnya (jalan-jalan) Hiburan (rekreasi) -
Sumber : Hasil Olahan, 2019
Transmart Carrefour Kubu Raya memiliki 5 lantai yang mana, setiap
lantainya memiliki kegiatan seperti di lantai 1 berupa kegiatan
restraurant/caffetaria. Selain itu, terdapat beberapa tempat-tempat menjual
aksesoris. Di lantai 2 dan lantai 3 terdapat kegiatan Supermarket Transmart
Carrefour yang menjual kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Supermarket
Transmart Carrefour juga menjual beberapa produk eloktronik, pakaian,
sepatu/sendal, make up dan sebagainya.
Selanjutnya di lantai 4 terdapat Trans Studio Mini, banyak para pengunjung
datang untuk membawa keluarga serta kerabat untuk menghabiskan waktu di
Trans Studio Mini. Terdapat permainan yang banyak serta seru untuk dinikmati.
Di lantai 5 terdapat Transmart XXI atau Cinema XXI yang merupakan pusat
untuk menonton film-film Indonesia maupun film-film luar negeri, kegiatan ini
banyak di minati oleh semua orang serta semua umur, karena menonton film
merupakan kebutuhan untuk menghibur diri. Transmart XXI banyak dikunjungi
dengan alasan harga tiket lebih murah dibandingkan di tempat lain. Luas lahan
total Transmart sebesar 20.558 m2. Luas lahan terbangun gedung Transmart saat
ini sebesar 5.632 m2 dan luas total lantai bangunan sebesar 12.700 m 2.

Sumber :Dokumentasi Lapangan, 2019


Gambar 4. 2 Restraurant/Caffetaria dan Supermarket Transmart Carrefour
Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2019
Gambar 4. 3 Pusat perbelanjaan lainnya, Trans Studio Mini dan Transmart
XXI
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam suatu penelitian yang menggunakan kuesioner diperlukan adanya suatu
pengukuran mengenai validitas dan reliabilitas kuesioner yang digunakan.
Pengukuran ini memiliki tujuan untuk menentukan apakah alat pengukuran dapat
digunakan atau tidak dalam proses pengumpulan data yang diperlukan dalam
penelitian. Berikut hasil uji validitas yang digunakan pada kuesioner penelitian ini :
Tabel 4. 2 Uji Validitas
Item Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan
Jenis Kelamin 0,300 0,196 Valid
Pendidikan 0,069 0,196 Tidak Valid
Terakhir
Status -0,109 0,196 Tidak Valid
Pekerjaan 0,633 0,196 Valid
Memiliki 0,590 0,196 Valid
Kendaraan Pribadi
Jenis Kendaraan 0,622 0,196 Valid
Pribadi
Waktu Kunjungan 0,384 0,196 Valid
Moda Transportasi 0,504 0,196 Valid
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Pengujian instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi bivariate
antara masing-masing skor R hitung dengan skor R tabel. Kriteria pengujiannya
yaitu apabila R hitung > R tabel maka butir pertanyaan dalam kuesioner
dikatakan valid. Tetapi jika R hitung < R tabel maka butir pertanyaan dalam
kuesioner dikatakan tidak valid. Jumlah sampel penelitian (N) sebanyak 100
responden dengan taraf signifikansinya 0,05 dengan ketentuan N-2 maka
ditentukan besarnya R tabel yaitu 0,196.
Terdapat 6 item pembentuk variabel memiliki korelasi (r) dengan skor total
masing-masing variabel > 0,196 yang mana dikatakan hasil tersebut valid, dan
terdapat 2 item yang korelasi (r) < 0,196 yang tidak valid. Terdapat 2 item yang
tidak valid yaitu, item pertanyaan jenis kelamin yang tidak seimbang antara
jumlah responden laki-laki dan perempuan. Item selanjutnya yaitu status dari
responden, yang juga tidak seimbang antara status sudah menikah dan belum
menikah, sehingga kedua item ini mempengaruhi hasil korelasi (r).
Setelah instrumen di uji validitasnya maka langkah selanjutnya yaitu menguji
reliabilitas. Teknik yang digunakan yaitu One Shot atau pengukuran sekali saja,
disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau pengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach
Aplha (α). Hasil dari uji statistik Cronbach Aplha (α) akan menentukan
instrument yang digunakan dalam penelitian ini reliabel/konsisten digunakan atau
tidak. Berikut hasil uji reliabilitas :
Tabel 4. 3 Reliabilitas Karakteristik Pergerakan Non-Spasial
Koefisien alpha R tabel Keterangan
-0, 077 0, 196 Reliabilitas rendah
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Jika nilai alpha > dari rtabel maka hasil konsisten, sebaliknya jika nilai alpha <
dari rtabel artinya reliabilitas rendah, dari hasil analisis didapatkan karakteristik
pergerakan tidak konsisten atau nilai reliabilitas rendah.

4.3 Karakteristik Alasan Pergerakan Non-Spasial


Karakteristik pergerakan non-spasial atau pergerakan tidak-spasial menurut
Tamin (2000) merupakan pergerakan yang di dalam kota yang mana tanpa batas
ruang. Karakteristik pergerakan non-spasial terdiri dari beberapa kriteria, yaitu hal
yang menyangkut pertanyaan mengapa orang melakukan perjalanan, kapan orang
melakukan perjalanan, dan jenis angkutan apa yang mereka pergunakan. Sub bab
ini menjelaskan alasan para pengunjung Transmart Kubu Raya melakukan
pergerakan dengan kriteria sesuai dengan teori yang telah ditentukan Berikut hasil
analisis karakteristik alasan pergerakan non-spasial yang ada di Transmart Kubu
Raya :
1. Karakteristik Alasan Pergerakan
Dari hasil kuesioner yang telah disebar, karakteristik alasan pergerakan
pengunjung dalam melakukan perjalan di lihat dari beberapa alasan, yaitu
adanya Restraurant/Caffetaria, Trans Studio Mini, Transmart XXI,
Supermarket Transmart Carrefour dan lainnya. Berikut hasil kuesioner untuk
melihat alasan para pengunjung melakukan perjalanan ke Transmart Kubu
Raya :

Karakteristik Alasan Pergerakan


47

19 21

8
5

Restraurant Trans Studio Transmart Supermarket Lainnya


Mini XXI Transmart (Jalan-jalan)
Carrefaour

Sumber : Hasil Analisis, 2019


Gambar 4. 4 Karakteristik Alasan Pergerakan Pengunjung

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa alasan para pengunjung
melakukan perjalanan ke Transmart Kubu Raya dari 100 responden, 47
responden diantaranya memilih berkunjung ke Transmart XXI, hal ini
dikarenakan harga tiket bioskop yang jauh lebih murah dibanding dengan
Cinema XXI lainnya yang ada di kawasan sekitar serta tayangan film-film
yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang update. Berdasarkan
hasil analisis, jika dilihat dari jenis pekerjaan, pelajar/mahasiswa merupakan
responden yang dominan memilih Transmart XXI sebagai alasan mereka
melakukan perjalan ke Transmart Kubu Raya. Terdapat 21 responden juga,
yang memilih Supermarket Transmart Carrefour dikarenakan kelengkapan
barang-barang kebutuhan sehari-hari yang ditawarkan dengan harga yang
sesuai kualitas, serta terdapat pula UMKM Kubu Raya yang juga menambah
daftar barang di supermarket ini.
Selain itu pula, sebanyak 19 responden memilih berkunjung ke Trans
Studio Mini, 8 responden memilih makan atau hanya sekedar menghabiskan
waktu di Restraurant/Caffetaria dan 5 responden lainnya hanya menghabiskan
waktu dengan berjalan-jalan untuk menghilangkan penat akibat aktivitas. Dari
karakteristik alasan pergerakan pengunjung ini, jenis pekerjaan juga
mempengaruhi adanya pergerakan, seperti adanya ibu rumah tangga yang
membawa keluarganya untuk menghabiskan waktu di Transmart untuk
bermain ataupun untuk belanja, PNS, pegawai swasta dan lainnya yang
berkunjung ke Transmart ketika istirahat makan siang. Berikut persentase
jenis pekerjaan yang berkunjung ke Transmart Kubu Raya dapat dilihat pada
gambar 4.5 serta penjabaran karakteristik alasan pergerakan non-spasial
berdasarkan jenis kelamin serta pekerjaan pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 :

Jenis Pekerjaan
61

11 12 9
0 3 2 2

Sumber : Hasil Analisis, 2019


Gambar 4. 5 Jenis Pekerjaan

Tabel 4. 4 Karakteristik Pergerakan Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin
Aktivitas
Laki - Laki Perempuan
Restraurant/Caffetaria 4 4
Trans Studoi Mini 3 16
Transmart XXI 16 31
Jenis Kelamin
Aktivitas
Laki - Laki Perempuan
Supermarket Transmart Carrefour 8 13
Lainnya (jalan-jalan) 1 4
Sumber :Hasil Analisis, 2019
Tabel 4. 5 Karakteristik Pergerakan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Aktivitas Pegawai Pelajar/ Wira-
PNS Buruh IRT Pengangguran
Swasta Mahasiwa usaha
Restraurant/
2 2 3 1 - - -
Caffetaria
Trans Studio
1 3 12 - - 3 -
Mini
Transmart
4 6 34 1 - - 2
XXI
Supermarket
Transmart 1 1 10 1 2 6 -
Carrefour
Lainnya
1 1 3 - - - -
(jalan-jalan)
Sumber :Hasil Analisis, 2019
2. Waktu Kunjungan Pergerakan
Sesuai dengan kriteria pergerakan non-spasial adalah kapan orang
melakukan perjalanan. Dari kuesioner yang disebar terdapat beberapa kriteria
untuk waktu kunjungan, yaitu hari kerja, akhir pekan, hari libur raya (Idul
Fitri, Natal, Imlek, Nyepi) , dan hari libur sekolah. Dari 100 responden di
dapatlah hasil sebanyak 56 responden memilih untuk berkunjung ke
Transmart Kubu Raya pada akhir pekan, karena untuk mengisi libur akhir
pekan bersama keluaraga atau kerabat dekat, serta untuk menghilangkan rasa
penat dari pekerjaan.Adapun responden yang memilih untukberkunjung di
hari kerja sebanyak 37 responden, 6 responden berkunjung padawaktu liburan
sekolah serta 1 responden berkunjung ketika hari libur raya. Berikut hasil
analisis didapatkan dari 100 responden :
Waktu Kunjungan Pergerakan
56

37

6
1

Hari Kerja Akhir Pekan Hari Libur Raya Liburan Sekolah

Sumber : Hasil Analisis, 2019


Gambar 4. 6 Waktu Kunjungan Pergerakan

3. Moda Transportasi
Moda transportasi merupakan hal penting dalam melakukan pergerakan,
begitu pula dengan karakteristik pergerakan non-spasial yang juga
mementingkan moda apa yang digunakan pengunjung untuk berkunjung ke
Transmart Kubu Raya. Moda transportasi dibagi atas beberapa kriteria,yaitu
jalan kaki, kendaraan pribadi, kendaraan umum dan kendaraan online.
Sebagian besar responden memilih berkunjung dengan kendaraan pribadi
berupa motor atau mobil sebanyak 91 responden dan 9 responden memilih
menggunakan kendaraan online karena di dasarkan tidak memiliki kendaraan
pribadi. Berikut hasil analisis yang didapat :

Moda Transportasi
91

9
0 0

Jalan Kaki Kendaraan Pribadi Kendaraan Umum Kendaraan Online

Sumber : Hasil Analisis, 2019


Gambar 4. 7 Moda Transportasi Pergerakan
4.4 Bangkitan Arus Lalu Lintas
Bangkitan perjalan (trip generation) selalu merupakan tahap awal untuk
meramalkan kebutuhan perjalanan, baik dalam wilayah kota atau antar kota
sebagai wilayah kajiannya. Bangkitan perjalanan dapat diartikan sebagai
banyaknya jumlah perjalanan/pergerakan/lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu
zona (kawasan) per satuan waktu (per detik, menit, jam, hari, minggu dan
seterusnya) (Miro, 2005). Dalam prosesnya, bangkitan perjalanan ini dianalisis
secara terpisah menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Produksi Perjalanan/Perjalanan yang dihasilkan (Trip Production)
Merupakan banyaknya (jumlah) perjalanan/pergerakan yang dihasilkan oleh
zona asal (perjalanan yang berasal), dengan lain pengertian merupakan
perjalanan/pergerakan/arus lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi tata
guna lahan/zona/kawasan.
2. Penarik Perjalanan/Perjalanan yang tertarik (Trip Attraction)
Merupakan banyaknya (jumlah) perjalanan/pergerakan yang tertentu ke zona
tujuan (perjalanan yang menuju), dengan lain pengertian merupakan
perjalanan/pergerakan/arus lalu lintas yang menuju atau datang ke suatu
lokasi tata guna lahan/zona/kawasan (Miro, 2005).
Dari penjelasan diatas, pada sub bab ini menjelaskan asal tujuan, yang mana
membahas jumlah (banyaknya) perjalanan/ yang bermula dari suatu zona asal
yang menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah (banyaknya)
perjalanan/yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal
dari sejumlah zona asal. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan
Matriks Asal Tujuan, dengan membagi zona asal dan zona tujuan yang dibagi
berdasarkan kecamatan yang ada di kawasan sekitar Transmart Kubu Raya.
Tujuan analisis ini menggunakan Matriks Asal Tujuan untuk mempermudah
mengetahui berasal dari zona mana saja para pengunjung Transmart Kubu Raya
dan akan menuju kemana setelah mengunjungi Transmart Kubu Raya. Selain
Matriks Asal Tujuan, sebaran perjalanan juga melihat kawasan yang sering dilalui
oleh para pengunjung, seperti rumah, kantor, sekolah/kampus dan lainnya. Berikut
hasil analisis yang didapat :
Asal Pengunjung
85

7 5
3

Rumah Kantor Sekolah/Kampus Lainnya

Sumber : Hasil Analisis, 2019


Gambar 4. 8 Asal Pengunjung Transmart Kubu Raya

Berdasarkan hasil analisis, pengunjung Transmart Kubu Raya memulai


melakukan perjalanan menuju Transmart sebanyak 85 responden berasal dari
rumah. Sebanyak 7 responden berasal dari sekolah/kampus karena dinilai lebih
dekat jaraknya untuk mengunjungi Transmart Kubu Raya, 5 responden berasal
dari tempat lainnya, seperti Ayani Mega Mall, hotel dan tempat makan. Adapun
yang memulai perjalan dari kantor yang berada disekitar Transmart Kubu Raya
dengan jarak yang lebih dekat untuk dijangkau.

Tujuan Pengunjung
83

14
3
0

Rumah Kantor Sekolah/Kampus Lainnya

Sumber : Hasil Analisis, 2019


Gambar 4. 9 Tujuan Pengunjung Transmart Kubu Raya
Berdasarkan hasil analisis diatas, setelah melakukan kunjungan ke Transmart
Kubu Raya para penggunjung dengan 83 responden memilih kembali ke rumah.
14 responden memilih lainnya, mereka menghabiskan waktu bersama keluarga
dan kerabat untuk berkunjung ke tempat lain, seperti taman hiburan dan lebih
dominan berkunjung ke rumah makan di luar Transmart Kubu Raya. Selain
kembali lagi kerumah dan berkunjung ke tempat lainnya, 3 responden kembali
menuju sekolah/kampus yang mana beberapa pengunjung Transmart merupakan
pelajar dan juga mahasiswa. Berikut Matriks Asal Tujuan berdasarkan hasil
analisis dapat dilihat pada tabel 4.6 .
Matriks Asal Tujuan (MAT) adalah matriks berdimensi dua yang berisi
informasi mengenai besarnya pergerakan antar lokasi (zona) di dalam daerah
tertentu. Dimana, jika suatu MAT dibebankan ke suatu sistem jaringan
transportasi maka akan menghasilkan arus pergerakan yang menggambarkan pola
pergerakan di daerah tersebut (Tamin,2000).
Dari analisis Matriks Asal Tujuan pada tabel 4.6 diketahui bahwa pergerakan
yang dilakukan oleh pengunjung Transmart Kubu Raya tidak hanya berasal dari
satu zona, tetapi berasal dan memiliki tujuan ke berbagai zona. Analisis ini
dibagi menjadi beberapa zona, dan zona ini dibagi berdasarkan hasil survey
lapangan dan kuesioner yang telah disebar di kawasan penelitian dengan 6
kecamatan di Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Mempawah
sehingga menjadi 8 zona.
Berdasarkan hasil survey di atas di ketahui Kabupaten Kubu Raya memiliki
asal tertinggi sebanyak 30% atau 3.400 orang yang berasal dari Kecamatan
Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Kakap. Kecamatan Pontianak Tenggara
memiliki persentase sebesar 22% setelah Kabupaten Kubu Raya, Kecamatan
Pontianak Kota 17%, Kecamatan Pontianak Selatan 13%, Kecamatan Pontianak
Barat 11%, serta Kecamatan Pontianak Timur dan Kabupaten Mempawah
memiliki persentase terendah yaitu hanya 1%. Zona sebaran perjalanan yang
telah dibagi ini, berasal dari kawasan permukiman sebesar 85%, kawasan
pendidikan 7%, kawasan perkantoran 3% dan kawasan lainnya sebesar 5%.
Tabel 4. 6 Matrik Asal Tujuan
TUJUAN JUMLAH
ASAL Pontianak Pontianak Pontianak Pontianak Pontianak Pontianak Kabupaten Kabupaten (dikali
Kota Selatan Barat Tenggara Timur Utara Kubu Raya Mempawah 100)
Pontianak Kota 12 3 2 2 1 1 2 1 2300
Pontianak
1 6 2 2 1 1 2 1 1600
Selatan
Pontianak
2 2 9 1 1 1 1 1 1800
Barat
Pontianak
3 1 1 20 1 1 2 1 3000
Tenggara
Pontianak
1 2 1 1 5 1 1 1 1300
Timur
Pontianak
1 2 1 1 1 2 1 1 1000
Utara
Kabupaten
2 2 1 1 1 1 24 1 3300
Kubu Raya
Kabupaten
1 1 1 1 1 1 1 2 900
Mempawah
JUMLAH
2300 1900 1700 2900 1200 900 3400 900 15200
(dikali 100)
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Catatan : data 1 merupakan ekstrapolasi dari data 0 hasil survey dengan data analisis model tidak N/A
Dilihat dari tujuan perjalanan responden, Kabupaten Kubu Raya memiliki
persentase tertinggi yaitu 26% atau 3.300 orang. Kecamatan Pontianak Tenggara
25%, Kecamatan Pontianak Kota 18%, Kecamatan Pontianak Selatan dan
Kecamatan Pontianak Barat sebesar 11%, Kecamatan Pontianak Timur 6%,
Kecamatan Pontianak Utara 2% dan Kabupaten Mempawah 1%. Tujuan kawasan
perjalanan yaitu kawasan permukiman sebesar 83%, kawasan pendidikan 3%,
kawasan lainnya 14% dan tidak ada perjalanan menuju ke kawasan perkantoran.
Data hasil survey di analisis dengan mengasusmsikan 100 responden
merupakan sampel dari 10.000 pengunjung, selanjutnya data hasil survey di
analisis dengan dikalikan dengan jumlah pengunjung yang datang ke Transmart
dalam 1 hari, sehingga di dapatlah hasil populasi keseluruhan pengujung
Transmart Kubu Raya yaitu sebanyak 15.200 orang dalam 1 hari, dengan asal dan
tujuan yang paling besar ada di Kabupaten Kubu Raya.

4.5 Penggunaan Lahan di sekitar Transmart Kubu Raya


Penggunaan lahan pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola
perkembangannya dapat diestimasikan. Keputusan-keputusan pembangunan kota
biasanya berkembang bebas, tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan
penggunaan lahan. Motif ekonomi adalah motif utama dalam pembentukan
struktur penggunaan tanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang
strategis. Selain motif bisnis terdapat pula motif politik, bentuk fisik kota,
seperti topografi, drainase. Meskipun struktur kota tampak tidak beraturan, namun
kalau dilihat secara seksama memiliki keteraturan pola tertentu. Bangunan-
bangunan fisik membentuk zona-zona intern kota. Teori-teori struktur kota yang
ada digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahan yang biasanya terdiri
daripenggunaan tanah untuk perumahan, bisnis, industri, pertanian dan jasa
(Koestoer, 2001:33).
Setiap penggunaan lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan
membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses
pemenuhan kebutuhan (Tamin, 2000). Sistem kegiatan yang terdiri dari berbagai
aktivitas seperti bekerja, sekolah, olahraga dan bertamu ini berlangsung di atas
sebidang tanah ini biasa disebut lahan. Penggunaan lahan dalam kota selalu
menunjukkan kegiatan perkotaan yang menempatipetak yang bersangkutan.
Setiap petak tersebut dapat dicirikan dengan ukuran dasar, yaitu jenis kegiatan,
intensitas penggunaan dan hubungan antar guna lahan (Warpani, 2000).
Berdasarkan hasil observasi lapangan, penggunaan lahan yang berada di
sekitar Transmart terdiri dari beberapa kawasan seperti perdagangan dan jasa
pertahanan dan keamanan, RTH (Ruang Terbuka Hijau), permukiman dan
kawasan pertanian. Jika dilihat dari hasil observasi pada gambar 4.10 saat ini
keberadaan Transmart dari segi penggunaan lahan masih layak dalam
pembangunannya tidak menimbulkan masalah yang signifikan dan sesuai.
Di lihat dari hasil analisis terkait penggunaan lahan pada gambar 4.11 ,
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya keberadaan
Transmart tidak sesuai dengan rencana pola ruang Kabupaten Kubu Raya.
Rencana pola ruang kawasan Transmart direncanakan untuk kawasan
permukiman yang berada di Kecamatan Sumgai Raya, tetapi pemerintah
Kabupaten Kubu Raya sudah membuat peruntukan lahan kawasan strategis di
Kecamatan Sungai Raya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi
melayani kegiatan skala internasional, nasional atau beberapa provinsi dan
Kecamatan Sungai Raya akan diperuntukan sebagai kawasan metropolitan yang
mencakup kawasan perkotaan Sungai Raya dan Ambawang. Kecamatan Sungai
Raya juga akan diperuntukan kawasan pusat perdagangan dan jasa terpadu
(central business district, CBD) di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Kakap, dan
Sungai Ambawang.
Bangunan Transmart memiliki luas sebesar 5.632 m 2. Transmart memiliki 5
lantai dengan luas total lantai bangunan 12.700 m 2, serta total luas keseluruhan
lahan Transmart 20.558 m2 untuk tahun 2019. Data yang didapat ini, dapat
menentukan luas bangunan yang boleh dibangun. Berikut hasil perhitungan luasan
bangunan yang boleh dibangun pada lahan Transmart Kubu Raya. Bedasarkan
standar KDB Kabupaten Kubu Raya yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012 – 2032 adalah 30% karena
Kabupaten Kubu Raya memiliki bandara, sehingga standar harus mengikuti
KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan). Maka, dapat di
perhitungkan 30% x luas total lahan yaitu 20.558 m2, di dapatlah hasil 6.167 m2,
yang berarti areal yang boleh dibangun di lahan ini hanya sebesar 6.167 m 2.
Gambar 4. 10 Peta Eksisting
Penggunaan Lahan Kawasan
Penelitian
Gambar 4. 11 Peta Rencana
Guna Lahan
4.6 Volume Capacity Ratio dan Level Of Service
Volume Capacity Ratio atau VCR merupakan hubungan antara lalu-lintas
dengan tata guna lahan dapat dikembangkan melalui suatu proses perencanaan
transportasi yang saling terkait, terdiri dari :
 Bangkitan / Tarikan perjalanan, untuk menentukan hubungan antara pelaku
perjalanan dan faktor guna lahan yang dicatat dalam inventaris perencanaan.
 Penyebaran perjalanan, yang menentukan pola perjalanan antar zona.
 Pembebanan lalu-lintas, yang menentukan jalur transportasi publik atau
jaringan jalan suatu perjalanan yang akan dibuat.
 Pemilihan moda, suatu keputusan yang dibuat untuk memilih moda
perjalanan yang akan digunakan oleh pelaku perjalanan.
Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Jalan Kota. Volume lalu lintas ruas jalan
adalah jumlah atau banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada
ruas jalan dalam suatu satuan waktu tertentu. Volume lalu lintas dua arah pada
jam paling sibuk dalam sehari dipakai sebagai dasar untuk analisa unjuk kerja
ruas jalan dan persimpangan yang ada. Dari beberapa penjelasan di atas analisis
ini dilakukan dengan melakukan survey lapangan terlebih dahalu dan dalam
survey lapangan ini dilakukan traffic counting dalam kurun waktu 3 hari, dimana
terpilih hari kerja 1 hari dan 2 hari akhir pekan. Traffic counting dilakukan dalam
kurun waktu 1 jam dengan kriteria waktu sesuai dengan jam tertinggi para
pengunjung Transmart Kubu Raya datang. Traffic Counting di lakukan pada hari
kamis karena mewakili hari kerja dan hari sabtu serta hari minggu pada waktu
akhir pekan, dikarenakan jumlah kendaraan yang melewati berbeda dibandingkan
pada hari kerja.
Adapun dalam menghitung volume dan arus lalu lintas, hasil dari perhitungan
tersebut akan menentukan tingkat pelayanan dari suatu jalan, yang mana jalan itu
akan masuk ke ketegori bebas hambatan rendah, sedang dan tinggi atau macet
sesuai dengan tingkatan pelayanannya. Pada penelitian ini memiliki hasil
perhitungan yang beragam dan hasil tingkat pelayanan yang beragam pula
Berikut hasil analisis dalam menghitung volume dan arus lalu lintas dan tingkat
pelayanan di kawasan penelitian Transmart Kubu Raya :
Tabel 4. 7 Volume dan Arus Lalu Lintas serta Tingkat Pelayanan Hari Kerja (Kamis)
Tingkat
Perhitungan Volume dan Arus Lalu Lintas
Pelayanan
Arus Lalu Derajat Level Of
Kapasitas
lintas Kejenuhan Service
No Periode Waktu Hari Ruas Jalan
Q C DS
A-F
smp/jam smp/jam Q/C

Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu


1 12.00 - 13.00 Kamis 944,8 4961,32 0,1904 A
Raya)
Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) – Jalan Ayani (Kota
2 12.00 - 13.00 Kamis 1063,1 5179,4 0,2053 B
Pontianak)
Jalan Alianyang (arah kota) – Jalan Alianyang (arah tol
3 12.00 - 13.00 Kamis 478,7 4961,32 0,0964 A
kapuas 2)
Jalan Alianyang (arah tol kapuas 2) – Jalan Alianyang
4 12.00 - 13.00 Kamis 364,1 5179,4 0,0703 A
(arah kota)

5 12.00 - 13.00 Kamis Jalan Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio 700,65 4506,078 0,1555 A

6 12.00 - 13.00 Kamis Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2 660,7 4506,078 0,1466 A
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Tabel 4. 8 Volume dan Arus Lalu Lintas serta Tingkat Pelayanan Akhir Pekan (Sabtu)

Tingkat
Perhitungan Volume dan Arus Lalu Lintas
Pelayanan
Arus Lalu Derajat Level Of
Kapasitas
Periode lintas Kejenuhan Service
No Hari Ruas Jalan
Waktu
Q C DS
A-F
smp/jam smp/jam Q/C

Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu


1 16.00 - 17.00 Sabtu 1916,9 4961,32 0,3864 B
Raya)
Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) – Jalan Ayani (Kota
2 16.00 - 17.00 Sabtu 1369,5 5179,4 0,2644 B
Pontianak)
Jalan Alianyang (arah kota) – Jalan Alianyang (arah tol
3 16.00 - 17.00 Sabtu 846 4961,32 0,1705 A
kapuas 2)
Jalan Alianyang (arah Tol Kapuas 2) – Jalan Alianyang
4 16.00 - 17.00 Sabtu 724,4 5179,4 0,1399 A
(arah kota)

5 16.00 - 17.00 Sabtu Jalan Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio 1021,7 4506,078 0,2267 B

6 16.00 - 17.00 Sabtu Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2 1279,7 4506,078 0,284 B
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Tabel 4. 9 Volume dan Arus Lalu Lintas serta Tingkat Pelayanan Akhir Pekan (Minggu)

Tingkat
Perhitungan Volume dan Arus Lalu Lintas
Pelayanan
Arus Lalu Derajat Level Of
Kapasitas
Periode lintas Kejenuhan Service
No Hari Ruas Jalan
Waktu
Q C DS
A-F
smp/jam smp/jam Q/C

Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu


1 12.00 - 13.00 Minggu 1230,9 4961,32 0,2481 B
Raya)
Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) – Jalan Ayani (Kota
2 12.00 - 13.00 Minggu 1164,1 5179,4 0,2248 B
Pontianak)
Jalan Alianyang (arah kota) – Jalan Alianyang (arah tol
3 12.00 - 13.00 Minggu 530,6 5179,4 0,1024 A
kapuas 2)
Jalan Alianyang (arah tol kapuas 2) – Jalan Alianyang (arah
4 12.00 - 13.00 Minggu 536,6 4961,32 0,1082 A
kota)

5 12.00 - 13.00 Minggu Jalan Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio 776,6 4506,078 0,1723 A

6 12.00 - 13.00 Minggu Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2 809,2 4506,078 0,1796 A

Sumber: : Hasil Analisis, 2019


Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di dapatkan hasil perhitungan yang
berbeda pada tiap ruas jalannya. Pada Jalan Ayani Kota Pontianak – Jalan Ayani
Kubu Raya di dapatkan hasil 0,1904 smp/jam dengan tingkat pelayanan jalan A,
yang artinya kondisi jalan Ayani Kota Pontianak- Jalan Ayani Kubu Raya masih
aman dari kemacetan atau kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi
dan volume lalu lintas rendah. Jalan arah sebaliknya yaitu Jalan Ayani Kubu Raya
– Jalan Ayani Kota Pontianak hasil derajat kejenuhannya sebesar 0,2053 smp/jam
dan tingkat pelayanan jalannya bernilai B yang artinya arus stabil, tetapi
kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Jalan Alianyang (arah
kota ) – Jalan Alianyang (arah tol kapuas 2) memiliki hasil derajat kejenuhan
sebesar 0,0964 smp/jam dan tingkat pelayanannya A, begitu pula dengan arah
sebaliknya Jalan Alianyang (arah tol kapuas 2) – Jalan Alianyang (arah kota)
dengan derajat kejenuhan 0,0703 smp/jam dan tingkat pelayanannya A. Jalan
Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio derajat kejenuhannya sebesar 0,1555 smp/jam
dengan tingkat pelayanannya A dan arah sebaliknya Jalan Arteri Supadio – Jalan
Ayani 2 hasil derajat kejenuhannya 0,1466 smp/jam dan tingkat pelayanannya A.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis volume dan arus lalu lintas serta
tingkat pelayanan 6 ruas jalan pada hari kerja tersebut masih dikatakan aman
dengan kondisi arus lalu lintas bebas dan stabil dengan kecepatan tinggi dan
volume lalu lintas rendah, dengan kondisi terdapatnya Transmart Kubu Raya
sehingga pada jam kerja tidak mengganggu arus lalu lintas di sekitar 6 ruas jalan
tersebut.
Pada tabel 4.8 yang mana dilakukan pada akhir pekan yaitu hari sabtu di
dapatkan hasil perhitungan yang berbeda pada tiap ruas jalannya. Pada Jalan
Ayani Kota Pontianak – Jalan Ayani Kubu Raya di dapatkan hasil 0,3864
smp/jam dengan tingkat pelayanan jalan B, yang artinya arus stabil, tetapi
kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Jalan arah sebaliknya
yaitu Jalan Ayani Kubu Raya – Jalan Ayani Kota Pontianak hasil derajat
kejenuhannya sebesar 0,2644 smp/jam dan tingkat pelayanan jalannya bernilai B
yang artinya arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu
lintas. Jalan Alianyang (arah kota) – Jalan Alianyang (arah tol kapuas 2) memiliki
hasil derajat kejenuhan sebesar 0,1705 smp/jam dan tingkat pelayanannya A
dengan maksud kondisi arus lalu lintas bebas dan stabil dengan kecepatan tinggi
dan volume lalu lintas rendah, begitu pula dengan arah sebaliknya Jalan
Alianyang (arah tol kapuas 2) – Jalan Alianyang (arah kota) dengan derajat
kejenuhan 0,1399 smp/jam dan tingkat pelayanannya A. Jalan Ayani 2 – Jalan
Arteri Supadio derajat kejenuhannya sebesar 0,2267 smp/jam dengan tingkat
pelayannanya B dan arah sebaliknya Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2 hasil
derajat kejenuhannya 0,284 smp/jam dan tingkat pelayanannya B.
Dapat disimpulkan bahwa, pada analisis yang terjadi di hari sabtu ini
merupakan akhir pekan, sehingga tingkat pelayanan yang didapatkan berbedadari
hari kerja, yang mana volume dan arus lalu lintas lebih tinggi dibandingkan
dengan hari kerja dan terdapat 2 ruas jalan yang tingkat pelayanan jalannya
bernilai A.
Pada tabel 4.9 dilakukan pada hari minggu yang juga merupakan akhir
pekan, namun pada traffic counting yang dilakukan pada hari minggu memiliki
periode waktu yang berbeda dengan hari sabtu yang juga merupakan akhir pekan
juga, dikarenakan pada hari minggu pukul 12.00 – 13.00 merupakan waktu
puncak para pengunjung untuk berkunjung ke Transmart Kubu Raya, dengan hasil
derajat kejenuhan Pada Jalan Ayani Kota Pontianak – Jalan Ayani Kubu Raya di
dapatkan hasil 0,2481smp/jam dengan tingkat pelayanan jalan B, yang artinya
arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Untuk
Jalan arah sebaliknya yaitu Jalan Ayani Kubu Raya – Jalan Ayani Kota Pontianak
hasil derajat kejenuhannya sebesar 0,2248 smp/jam dan tingkat pelayanan
jalannya bernilai B yang artinya arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai
dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Jalan Alianyang (arah kota) – Jalan Alianyang
(arah tol kapuas 2) memiliki hasil derajat kejenuhan sebesar 0,1024 smp/jam dan
tingkat pelayanannya A dengan maksud kondisi arus lalu lintas bebas dan stabil
dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah, begitu pula dengan arah
sebaliknya Jalan Alianyang (arah tol kapuas 2) – Jalan Alianyang (arah kota)
dengan derajat kejenuhan 0,1082 smp/jam dan tingkat pelayanannya A. Jalan
Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio derajat kejenuhannya sebesar 0,1723 smp/jam
dengan tingkat pelayannanya A dan arah sebaliknya Jalan Arteri Supadio – Jalan
Ayani 2 hasil derajat kejenuhannya 0,1796 smp/jam dan tingkat pelayanannya A.
Di lihat dari hasil derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan pada hari minggu,
hanya 2 ruas jalan yang memiliki tingkat pelayanan B. , yaitu Jalan Ayani Kota
Pontianak – Jalan Ayani Kubu Raya dan arah sebaliknya Jalan Ayani Kubu Raya
– Jalan Ayani Pontianak.
Jika dilihat dari hasil analisis VCR dan LOS pada 6 ruas jalan yang ada di
sekitar Transmart Kubu Raya, memiliki hasil yang tidak menimbulkan dampak
yang besar, dari 6 ruas jalan tersebut dengan kriteria hari yang berbeda yaitu hari
kerja dan akhir pekan masih aman dari kemacetan yang disebabkan adanya
pembangunan Transmart Kubu Raya, dan dilihat dari status jalan utama yaitu
berstatus jalan arteri primer dan merupakan jalan nasional yang biasanya harus
terbebas dari hambatan berupa kemacetan.
Sebagian besar hasil analisis tingkat pelayanan jalan masih A dan tentunya
masih dalam kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume
lalu lintas rendah. Maka dari itu, tingkat pelayanan jalan yang terdapat nilai B
juga masih arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu
lintas.

4.7 Pengaruh Transmart Terhadap Volume Capacity Ratio


Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, pembangunan
Transmart Kubu Raya tidak mengganggu aktifitas jalan yang ada di sekitar
kawasan. Maka dari itu, untuk melihat pengaruh kinerja jalan yang terdapat di 6
ruas jalan dapat di bandingkan dengan data pada tahun 2015 serta pada tahun
2019 tanpa adanya pembangunan Transmart. Berikut rumus yang dapat
digunakan untuk memproyeksikan jumlah kendaraan :
an = ao (1 + i)a
Dimana : an = Jumlah kendaraan pada tahun yang ditinjau
ao = Jumlah kendaraam pada saat sekarang
i = Angka pertumbuhan lalu lintas (%)
n = Jangka waktu tinjauan
Berikut hasil analisis perbandingan VCR dan LOS :
Tabel 4. 10 Perbandingan VCR dan LOS (Kamis )
Derajat Derajat Derajat Tingkat Tingkat Tingkat
Kejenuhan Kejenuhan Kejenuhan Pelayanan Pelayanan Pelayanan
No Periode Waktu Hari Ruas Jalan 2019
2019 2019 (tanpa 2019
2015 (tanpa 2015
(sekarang) Transmart) (sekarang)
Transmart)
VCR VCR VCR LOS LOS LOS
Jalan Ayani (Kota
1 12.00 - 13.00 Kamis Pontianak) – Jalan Ayani 2 0,0113 0,0349 0,1904 A A A
(Kab. Kubu Raya)
Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu
2 12.00 - 13.00 Kamis Raya) – Jalan Ayani (Kota 0,078 0,0849 0,2053 A A B
Pontianak)
Jalan Alianyang (arah
3 12.00 - 13.00 Kamis kota) – Jalan Alianyang 0,0405 0,0439 0,0964 A A A
(arah tol kapuas 2)

Jalan Alianyang (arah tol


4 12.00 - 13.00 Kamis kapuas 2) – Jalan 0,0238 0,0259 0,0703 A A A
Alianyang (arah kota)
Jalan Ayani 2 – Jalan
5 12.00 - 13.00 Kamis 0,0514 0,0558 0,1555 A A A
Arteri Supadio
Jalan Arteri Supadio –
6 12.00 - 13.00 Kamis 0,0564 0,0612 0,1466 A A A
Jalan Ayani 2
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Tabel 4. 11 Perbandingan VCR dan LOS (Sabtu)
Derajat Derajat Derajat Tingkat Tingkat Tingkat
Kejenuhan Kejenuhan Kejenuhan Pelayanan Pelayanan Pelayanan
No Periode Waktu Hari Ruas Jalan 2019 (tanpa 2019 2019 (tanpa 2019
2015 2015
Transmart) (sekarang) Transmart) (sekarang)
VCR VCR VCR LOS LOS LOS
Jalan Ayani (Kota
1 16.00 - 17.00 Sabtu Pontianak) – Jalan Ayani 2 0,0625 0,0679 0,3864 A A B
(Kab. Kubu Raya)
Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu
2 16.00 - 17.00 Sabtu Raya) – Jalan Ayani (Kota 0,0755 0,0821 0,2644 A A B
Pontianak)
Jalan Alianyang (arah
3 16.00 - 17.00 Sabtu kota) – Jalan Alianyang 0,0679 0,0736 0,1705 A A A
(arah tol kapuas 2)
Jalan Alianyang (arah tol
4 16.00 - 17.00 Sabtu kapuas 2) – Jalan 0,0271 0,0295 0,1399 A A A
Alianyang (arah kota)
Jalan Ayani 2 – Jalan
5 16.00 - 17.00 Sabtu 0,0087 0,0095 0,2267 A A B
Arteri Supadio
Jalan Arteri Supadio –
6 16.00 - 17.00 Sabtu 0,0344 0,0374 0,284 A A B
Jalan Ayani 2
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Tabel 4. 12 Perbandingan VCR dan LOS (Minggu)
Derajat Derajat Derajat Tingkat Tingkat Tingkat
Kejenuhan Kejenuhan Kejenuhan Pelayanan Pelayanan Pelayanan
Periode 2019
No Hari Ruas Jalan (tanpa 2019 2019 (tanpa 2019
Waktu 2015 2015
Transmart (sekarang) Transmart) (sekarang)
)
VCR VCR VCR LOS LOS LOS
Jalan Ayani (Kota
1 12.00 - 13.00 Minggu Pontianak) – Jalan Ayani 2 0,0452 0,0492 0,2481 A A B
(Kab. Kubu Raya)
Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu
2 12.00 - 13.00 Minggu Raya) – Jalan Ayani (Kota 0,0205 0,0224 0,2248 A A B
Pontianak)
Jalan Alianyang (arah
3 12.00 - 13.00 Minggu kota) – Jalan Alianyang 0,026 0,0281 0,1024 A A A
(arah tol kapuas 2)
Jalan Alianyang (arah tol
4 12.00 - 13.00 Minggu kapuas 2) – Jalan 0,0363 0,0375 0,1082 A A A
Alianyang (arah kota)
Jalan Ayani 2 – Jalan
5 12.00 - 13.00 Minggu 0,0928 0,1008 0,1723 A A A
Arteri Supadio
Jalan Arteri Supadio –
6 12.00 - 13.00 Minggu 0,0092 0,0099 0,1796 A A A
Jalan Ayani 2

Sumber : Hasil Analisis, 2019


74

Hasil perbandingan VCR dan LOS dari tahun 2015, tahun 2019 tanpa
pembangunan Transmart dan tahun 2019 dengan adanya Transmart, terdapat
perbedaan hasil tingkat pelayanan. Pada tahun 2015 dan tahun 2019 tanpa
adanya Tansmart nilai tingkat pelayanan jalan dilihat dari 6 ruas jalan yang ada di
kawasan masih A. Pada tahun 2019 kondisi eksisting terjadi perubahan nilai
tingkat pelayanan jalan dari A ke B, yang di akibatkan oleh adanya pembangunan
Transmart.
Hasil analisis dari ketiga tahun di atas, memiliki perbedaan pada VCR dan
LOS, walaupun hasilnya tidak begitu besar. Ruas jalan Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu
Raya) - Jalan Ayani 2 (Kota Pontianak) pada tahun 2015 memiliki derajat
kejenuhan 0,078 smp/jam dengan tingkat pelayanan jalan A, pada tahun 2019
sebelum adanya Transmart juga bernilai tingkat pelayanan A dengan derajat
kejenuhan 0,0849 smp/jam. Setelah di analisis kembalai pada tahun 2019 kondisi
sekarang mengalami perubahan nilai menjadi B dengan derajat kejenuhan 0,2053
smp/jam.
Hari sabtu memiliki 4 ruas jalan yang berbeda hasilnya dari tahun 2015, 2019
sebelum adanya Transmart, dan 2019 kondisi eksisting. Jalan Ayani 2 (Kota
Pontianak) - Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya), yaitu 0,062 smp/jam pada tahun
2015, 0,0679 smp/jam 2019 sebelum adanya Transmart, dan 0,3864 smp/jam dan
tingkat pelayanan B. Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) - Jalan Ayani 2 (Kota
Pontianak) bernilai 0,0755 tahun 2015,0,0821 2019 sebelum adanya Transmart,
0,2644 smp/jam tahun 2019 kondisi sekarang dan bernilai B untuk tingkat
pelayanan jalan. Jalan Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio 0,0087 smp/jam tahun
2015, 0,0095smp/jam 2019 sebelum, dan 0,2267 smp/jam 2019 kondisi sekarang
dengan tingkat pelayanan jalan B. Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2 pada
tahun 2015 derajat kejenuhan bernilai 0,0344 smp/jam dengan LOS A, tahun 2019
sebelum adanya Transmart 0,0374 smp/jam dengan LOS A dan 0,2840 dengan
LOS B pada tahun 2019 kondisi sekarang.
Hari minggu, memiliki 2 ruas jalan yang berbeda hasil analisis volume arus
lalu lintas. Jalan Ayani 2 (Kota Pontianak) - Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya)
derajat kejenuhan bernilai 0,0452 smp/jam dan LOS A pada tahun 2015, Jalan
Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) - Jalan Ayani 2 (Kota Pontianak) tahun 2015 bernilai
75

0,0205 smp/jam LOS A, tahun 2019 sebelum adanya Transmart 0,0224 smp/jam
dengan LOS A dan 0,2481 smp/jam untuk derajat kejenuhan serta LOS B pada
tahun 2019 kondisi sekarang.
Dari hasil analisis VCR dan LOS untuk ke 6 ruas jalan yaitu Jalan Ayani 2
(Kabupaten Kubu Raya) - Jalan Ayani (Kota Pontianak) bernilai 0,2053 smp/jam
dengan tingkat pelayanan B pada hari kerja. Pada hari sabtu terdapat 4 ruas jalan
yang mengalami peningkatan tingkat pelayanan jalan yaitu B. Di antaranya pada
ruas Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya)
dengan nilai 0,3864 smp/jam. Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya) – Jalan
Ayani (Kota Pontianak) 0,2644 smp/jam dengan tingkat pelayan B. Pada ruas
Jalan Ayani2 – Jalan Arteri Supadio bernilai 0,2267 smp/jam dan Jalan Arteri
Supadio – Jalan Ayani 2 bernilai 0,2840 smp/jam dengan tingkat pelayanan jalan
B. Pada hari minggu terdapat 2 ruas jalan yang bernilai B, yaitu Jalan Ayani
(Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya) bernilai 0,2481
smp/jam. Sebaliknya Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya) – Jalan Ayani (Kota
Pontianak) bernilai 0,2248 smp/jam.
Jika dilihat dari hasil analisis VCR dan LOS pada tahun 2015 dan tahun 2019
sebelum adanya Transmart dan tahun 2019 setelah adanya Transmart
dibandingkan, terdapat perubahan hasil VCR dan tingkat pelayanan jalan. Pada
hari kerja, ruas Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya) -Jalan Ayani(Kota
Pontianak) memiliki selisih 0,1273 smp/jam pada tahun 2019 dengan adanya
Transmart dan tahun 2015. Sedangkan, tahun 2019 tanpa adanya Transmart
dengan 2019 kondisi eksisting memiliki selisih 0,1204 smp/jam dan tingkat
pelayanan B. Ruas Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kabupaten
Kubu Raya) memiliki selisih 0,3185 tahun 2019 tanpa adanya Transmart dan 2019
dengan adanya Transmart. Pada ruas jalan sebaliknya memiliki selisih 0,1823
smp/jam untuk hari sabtu. Pada hari yang sama, ruas Jalan Ayani 2- Jalan Arteri
Supadio memiliki selisih 0,2172 smp/jam pada tahun 2019 tanpa adanya
Transmart dan 2019 dengan adanya Transmart, begitu pula sebaliknya yang
memiliki selisih 0,2466 smp/jam dengan tingkat pelayanan jalan B. Selanjutnya,
pada hari minggu terdapat 2 ruas jalan yang tingkat pelayanan jalannya bernilai B.
76

Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya) dengan
selisih 0,3185 smp/jam. Ruas jalan sebaliknya memiliki selisih 0,1823 smp/jam.
Dari hasil analisis pada tabel di atas, terlihat adanya perubahan nilai VCR
dan selisish nilai VCR yang menyebabkan pengaruh kinerja jalan semakin jelas.
Hal ini tentunya, diakibatkan oleh jumlah kendaraan yang setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Adanya Transmart mengakibatkan pengaruh
penambahan jumlah kendaraan karena masyarakat yang berasal di sekitar
Kabupaten Kubu Raya ingin mengunjungi Transmart. Akan tetapi, nilai tingkat
pelayanan B masih dikatakan arus stabil sehingga tidak menyebabkan kemacetan
yang besar. Namun, perlu diperhatikan pengendara bahwa kecepatan operasi
mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas.
Jika dilihat dari persyaratan jalan arteri primer keberadaan pusat perdagangan
dan jasa yang skalanya besar juga dapat menimbulkan masalah yang cukup
berpengaruh, karena sesuai dengan persyaratan lalu lintas jalan arteri primer tidak
boleh diganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, kegiatan lokal, jumlah
jalan masuk arteri primer dibatasi dan kecepatan rencana paling rendah 60km/jam.
77

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Transmart Kubu Raya merupakan salah satu pusat perdagangan di
Kabupaten Kubu Raya. Keberadaan Transmart Kubu Raya dapat menimbulkan
pengaruh, yang dilihat dari karakteristik alasan pergerakan non-spasial,
bangkitan arus lalu lintas, serta VCR dan LOS. Berdasarkan karakteristik alasan
pergerakan non-spasial, sebagian besar alasan pengunjung mengunjungi
Transmart untuk berkunjung dan menghabiskan waktu di Transmart XXI dengan
persentase responden tertinggi sebesar 47 % yang berupa jenis hiburan
berdasarkan pengelompokan aktivitas. Selain itu pula ada yang memilih karena
ingin menghabiskan waktu di Trans Studio Mini dengan persentase 19%, 21%
Carrefour Transmart, 8% Restraurant/Caffetaria atau sekedar jalan-jalan bersama
keluarga serta kerabat. Moda transportasi yang digunakan dominan adalah
kendaraan pribadi serta rata-rata para pengunjung melakukan perjalanan pada
akhir pekan.
Bangkitan arus lalu lintas berdasarkan sebaran perjalanan dibagi atas 8 zona.
Kabupaten Kubu Raya memiliki asal tertinggi sebanyak 30% atau 3.400 orang.
Kecamatan Pontianak Tenggara memiliki persentase sebesar 22% setelah
Kabupaten Kubu Raya, Kecamatan Pontianak Kota 17%, Kecamatan Pontianak
Selatan 13%, Kecamatan Pontianak Barat 11%, serta Kecamatan Pontianak Timur
dan Kabupaten Mempawah memiliki persentase terendah yaitu hanya 1% . Zona
sebaran perjalanan, berasal dari kawasan permukiman sebesar 85%, kawasan
pendidikan 7%, kawasan perkantoran 3% dan kawasan lainnya sebesar 5%.
Dilihat dari tujuan perjalanan responden, Kabupaten Kubu Raya memiliki
persentase tertinggi yaitu 26% atau 3.300 orang. Kecamatan Pontianak Tenggara
25%, Kecamatan Pontianak Kota 18%, Kecamatan Pontianak Selatan dan
Kecamatan Pontianak Barat sebesar 11%, Kecamatan Pontianak Timur 6%,
Kecamatan Pontianak Utara 2% dan Kabupaten Mempawah 1%. Tujuan kawasan
perjalanan yaitu kawasan permukiman sebesar 83%, kawasan pendidikan 3%,
kawasan lainnya 14% dan tidak ada perjalanan menuju ke kawasan perkantoran.
78

Berdasarkan hasil analisis pada tahun 2019,tingkat pelayanan jalan pada ruas
Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya) – Jalan Ayani (Kota Pontianak), Jalan
Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani (Kota Pontianak), Jalan Areri Supadio –
Jalan Ayani 2 serta arah sebaliknya bernilai B. Hasil perbandingan antara tahun
2015, tahun 2019 tanpa adanya Transmart dan tahun 2019 dengan adanya
Transmart memiliki hasil VCR yang berbeda. Nilai VCR pada tahun 2019 setelah
adanya Transmart bertambah dibandingkan pada tahun 2015 dan 2019 tanpa
adanya Transmart. Perbedaan nilai VCR dan LOS yang dominan terlihat pada
ruas jalan Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya)
dan arah sebaliknya. Serta Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2 dan arah
sebaliknya pula. Hal ini diketahui bahwa setiap tahunnya jumlah kendaraan lalu
lintas terus meningkat. Tidak hanya jumlah kendaraan saja yang meningkat, tetapi
dengan adanya pembangunan Transmart juga mengakibatkan pengaruh terhadap
nilai VCR dan tingkat pelayanan pada 6 ruas jalan yang ada di sekitar kawasan
penelitian.
Maka dari itu berdasarkan hasil analisis, terdapat pengaruh dari asal dan
tujuan para pengunjung yang berasal dari Kabupaten Kubu Raya dan Kota
Pontianak serta pengeruh terhadap kinerja lalu lintas antara sebelum adanya
pembangunan Transmart dan sesudah adanya pembangunan Transmart.

5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, berikut beberapa saran untuk hasil penelitian ini :
1. Suatu perencanaan pengembangan suatu kawasan baik itu pusat perdagangan,
perumahan dan atau kawasan lain yang menimbulkan tarikan atau bangkitan
lalu lintas perlu dilakukan integrasi dengan fasilitas umum seperti angkutan
umum sehingga tidak membebani kinerja jaringan jalan disekitar lokasi
pengembangan dengan banyaknya angkutan pribadi. Hal ini pemerintah
Kabupaten Kubu Raya dapat menyediakan fasilitas angkutan umum di
Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Kakap karena para asal para
pengunjung berada di kedua kecamatan tersebut.
2. Perlunya membuat pengaturan lalu lintas untuk kendaraan yang masuk,
karena kendaraan masuk terdapat di ruas Jalan Ayani 2 (Kota Pontianak) –
79

Jalan Ayani 2 (Kabupaten Kubu Raya) yang ruas jalan ini mengalami
peningkatan tingkat pelayanan jalan.
3. Pengembangan pembangunan Transmart Kubu Raya kedepannya harus
melihat standar luas bangunan yang boleh dibangun sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya. Pembangunan Transmart dapat
dikembangankan dengan luas yang boleh dibangun sebesar 6.167 m2 yang
artinya bangunan hanya boleh dibangun dengan luas 6.167 m 2.
4. Saran untuk penelitian selanjutnya,dapat meneliti lebih lanjut masalah lama
dan tundaan, kecepatan pergerakan lalu lintas dan sebagainya. Serta, pada
pembagian kuesioner yang harus merata di bagi berdasarkan kebutuhan data.
80

DAFTAR PUSTAKA
Akbar Velayatie, Reza, 2018, Koefisien Lantai Bangunan Fungsi Pasar
Tradisional Dan Toko Modern Di Koridor Jalan Gajahmada Berdasarkan
Tingkat Layanan Jalan Dalam RTRW Kota Pontianak. Skripsi. Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:
PT. Rineka Cipta.
Ayu Lestari, Feby, 2014, Analisis Dampak Lalu Lintas Akibat Adanya Pusat
Perbelanjaan di Kawasan Pasar Pagi Pangkalpinang terhadap Kinerja
Ruas Jalan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
Direktorat Jendral Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Pedesaan, 2004, Perencanaan Bundaran
Untuk Persimpangan Sebidang, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.
Jakarta
Ilham Wahyudi,Ganjar, 2019, Analisis Penggunaan Angkutan Penyeberangan Di
Kabupaten Kubu Raya. Skripsi. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota.
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
Miro, Fidel, 2005. Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga
Peraturan Daerah Kabupaten Kubu Raya Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya 2016-2036. Kubu Raya:
Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 tahun 2005 tentang Karakteristik
Tingkat Pelayanan atau Level Of Service (LOS). Jakarta
Peratuan Presiden RI No. 112 Tahun 2007 Tentang Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Retail Modern. Jakarta
Setia Budi, Irawan, 2007, Pengaruh Penggunaan Jalan terhadap Bangkitan dan
Tarikan Pergerakan di Sepanjang Jalan Gadjah Mada Kota Batam. Tesis.
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Shirley L, Hendarsin, 2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik Negeri
Bandung.
Sugiyono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.
81

Sujana, Asep, 2005, Paradigma Baru Dalam Manajemen Ritel Modern.


Yogyakarta:Graha Ilmu
Standar Nasional Indonesi Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan Geometrik
Jalan Perumahan 2003. Jakarta
Riadi, Fransisco, 2010, Pengaruh Pembangunan Palangka Raya Mall (PALMA)
terhadap Kinerja Lalu Lintas di Bundaran Besar Palangka Raya. Skripsi.
Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
Tatat Kristiantoro, Yanri, 2005, Analisis Ppenurunan Kinerja Jalan Kolektor
Primer Jenderal Sudirman Kota Salatiga. Tesis. Magister Teknik
Pengembangan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro
Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung:
Penerbit ITB.
Utomo, Tri Joko, 2011, Persaingan Bisnis Ritel : Tradisional VS Modern. Fokus
Ekonomi. Samarinda
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Jakarta
Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan. Jakarta
Wahyuni, 2008, Karakteristik Dasar Arus Lalu Lintas. Bandung. Graha Ilmu.
Windatria, 2018, Dampak Keberadaan Ritel Modern Terhadap Keberlangsungan
Ritel Tradisional . Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Ar-Rantry Banda Aceh
82

LAMPIRAN I
A. Lembar Kuesioner

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PERENCANAANWILAYAH DAN KOTA
Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124 Telp. (0561) 577714 Fax. (0561)
740186

 Saya Fitri Wulandari mahasiswa pada Program Studi Perencanaan Wilayah Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura. Saya sedang mengadakan penelitian Tugas Akhir
yang berjudul “Pengaruh Guna Lahan Dari Retail Modern Transmart terhadap Kinerja
Lalu Lintas di Jalan Arteri Supadio Kubu Raya”untuk digunakan sebagai sarana untuk
memperoleh data dan masukan Bapak/Ibu/Saudara/i.
 Semua jawaban kuesioner ini dijaga kerahasiannya dan hanya untuk tujuan akademis
serta tidak untuk tujuan lain.
 Atas kesediaan dan kesungguhan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menjawab semua
pertanyaan dalam kuesioner, saya ucapkan terimakasih.

IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ………………………………………………..
Jenis Kelamin : ⎕ Laki-Laki ⎕ Perempuan
Umur : …………………. Tahun
Alamat Tinggal : ………………….
Pendidikan Terakhir : ⎕ SD ⎕ SMP⎕ SMA
⎕ Akademi ⎕ Diploma ⎕ S1 ⎕ S2 ⎕ S3

Status : ⎕ Sudah Menikah ⎕ Belum Menikah


Pekerjaan : ⎕PNS ⎕Wirausaha
⎕Pegawai Swasta ⎕Buruh
⎕ Petani ⎕Ibu Rumah Tangga
⎕Pelajar/Mahasiswa ⎕Pengangguran
Memiliki Kendaraan
Pribadi : ⎕ Ya ⎕ Tidak
Jenis Kendaraan
Pribadi : ⎕ Sepeda ⎕ Motor ⎕ Mobil ⎕ Lainnya,..........

A. Karakteristik pengunjung Transmart Kubu Raya

1. Apa alasan Anda berkunjung ke Transmart Kubu Raya?


a. Restraurant/Caffetaria
b. Trans Studio Mini
c. Transmart XXI (Cinema XXI)
d. Supermarket Transmart Carrefour
e. Lainnya,.........
83

f.

2. Berapa lama biasanya waktu kunjungan Anda di Transmart?


a. < 1 jam
b. 1-4 jam
c. 4-8 jam
d. 8-12 jam
3. Seberapa sering anda melakukan perjalanan ke Transmart Kubu Raya?
a. 1-7 kali/bulan
b. 1-5 kali/minggu
c. Rutin setiap hari
4. Kapan biasanya, Anda mengunjungi Transmart Kubu Raya?
a. Hari kerja (Senin-Jumat)
b. Akhir pekan (Sabtu-Minggu)
c. Hari libur raya (Idul Fitri, Natal, Imlek, Nyepi)
d. Liburan sekolah
5. Moda transportasi apa yang Anda gunakan?
a. Jalan kaki
b. Kendaraan Pribadi (Sepeda, Motor, Mobil)
c. Kendaraan Umum (Angkot/Oplet, Bus)
d. Kendaraan Online (Motor, Mobil)
B. Sebaran perjalanan asal tujuan di sekitar Transmart Kubu Raya
1. Darimana asal Anda ketika berkunjung ke Transmart Kubu Raya ?
a. Rumah
b. Kantor
c. Sekolah/kampus
d. Lainnya,…………..
2. Berdasarkan jawaban nomor 1, isilah pertanyaan dibawah ini :
Alamat :
Nama Jalan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
3. Setelah mengunjungi Transmart Kubu Raya, kemana tujuan anda selanjutnya
?
a. Rumah
b. Kantor
c. Sekolah/kampus
d. Lainnya,…………..
4. Berdasarkan jawaban nomor 3, isilah pertanyaan dibawah ini :
Alamat :
Nama Jalan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
84

B. LEMBAR PENGAMATAN TRAFFIC COUNTING


Nama Kota : Tanggal : Waktu :
Nama Jalan : Bulan :
Hari Ke : Tahun :
Kendaraan Tak
Kendaraan Bermotor Bermotor
Kendaraan Penumpang Kendaraan Angkuan Barang Sepeda Motor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12
No
Makro
Pick Up, Motor, Scooter,
Sedan, ST. Mini Mikro Truck,
Oplet Bus Mobil Kontainer Motor Sepeda dan Becak
Wagon, Jeep bus Truck Mobil
hantaran Kumbang
Tanki
85

LAMPIRAN II
A. Rekap Kuesioner

No Nama Hari/Tanggal Waktu Umur Jenis Kelamin Alamat

1 Rahmat Syahid Selasa/26 Maret 2019 19.00 22 Laki-laki Jl. PGA (Pontianak Kota)
2 Lestari Selasa/26 Maret 2019 19.00 20 Perempuan Jl.Bersama gang bersama 1b (PTK BRT)
3 Lisa Selasa/26 Maret 2019 19.00 21 Perempuan Jl. H.Rais A. Rahman gang Hishak (PTK BRT)
4 Fajar Istighfar Selasa/26 Maret 2019 19.00 21 Laki-laki Jl. Wonobaru gang wonodadi 3(PTK SELATAN)
5 Shakila Mutiara Nadiz Selasa/26 Maret 2019 19.00 16 Perempuan Jl.Danau Sentarum komplek danau asri (PTK KOTA)
6 M. Andry Saputra Rabu/27 Maret 2019 15.32 19 Laki-laki Jl. Mustika No 13 Desa Sungai Rengas (KUBU RAYA)
7 Juan Edwardo Simanjuntak Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Laki-laki Jl. Purnajaya II Siantan Hilir (PTK UTARA)
8 Nuraini Rabu/27 Maret 2019 15.32 19 Perempuan Jl. Johar gang aladin (PTK-KOTA)
9 Yessy Melenia Rabu/27 Maret 2019 15.32 19 Perempuan Jl. Purnama 2 (PTK-SELATAN)
10 Gustijan Aminullah Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Laki-laki Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA)
11 Leni Kurniawati Rabu/27 Maret 2019 15.32 19 Perempuan Wajok Hulu (MEMPAWAH)
12 Della Meitri Astari Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. Sungai Raya Dalam komplek griya husada (KUBU RAYA)
13 Queentera Cantika Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. H. Rais A. Rahman (PTK-BARAT)
14 M. Fathul Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Laki-laki Jl. Sungai Raya Dalam komplek griya husada (KUBU RAYA)
15 Vinsensius Teddy Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Laki-laki Jl. Danau Sentarum gang pak majid I (PTK-KOTA)
16 Rohid Akbar Rabu/27 Maret 2019 14.00 20 Laki-laki Jl. Kebangkitan (PTK-UTARA)
17 Paskalis Bagus Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Laki-laki Jl. Karet (PTK-BARAT)
18 Yayuk Restudinni Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
86

No Nama Hari/Tanggal Waktu Umur Jenis Kelamin Alamat


19 Veronica Windhi Apriani Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
20 Monika Stella Rabu/27 Maret 2019 15.32 20 Perempuan Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
21 Natalia Ursula Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Pal IX (KEC. SEI KAKAP KUBU RAYA)
22 Alifasya Putri Rheinata Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. Silat baru (PTK-TENGGARA)
23 Asri Dianutami Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. Parit Haji Husein 1 (PTK-TENGGARA)
24 Dandi Bianta Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Laki-laki Jl. Perdamaian (KUBU RAYA)
25 Muha Islami Lismana Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. Tritura gang masita (PTK-TIMUR)
26 M. Iqbal Saifullah Rabu/27 Maret 2019 15.32 20 Laki-laki Jl. Pangeran Natakusuma (PTK-KOTA)
27 Tania Putri Zamzami Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. Dr. Soedarso (PTK-TENGGARA)
28 Ayu Yulianti Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. Putri Dara Hitam (PTK-KOTA)
29 Imets Wendoria Rabu/27 Maret 2019 15.32 18 Perempuan Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
30 Yosi Rima Riana Rabu/27 Maret 2019 15.40 18 Perempuan Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
31 Syarif M. Rizal Rabu/27 Maret 2019 15.40 18 Laki-laki Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
32 Viontiana Triessa Rabu/27 Maret 2019 12.00 17 Perempuan Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
33 Syadila Dhianti Rabu/27 Maret 2019 12.00 16 Perempuan Jl. Parit Haji Husein 1 (PTK-TENGGARA)
34 Putri Salsabila Rabu/27 Maret 2019 12.00 16 Perempuan Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
35 Suci Nurani Rabu/27 Maret 2019 12.00 17 Perempuan Jl. Husein Hamzah (PTK-BARAT)
36 Rita Yusnita Rabu/27 Maret 2019 12.00 17 Perempuan Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
37 Dela Amara Rabu/27 Maret 2019 12.00 16 Perempuan Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
38 Budi Sabtu/30 Maret 2019 11.00 21 Laki-laki Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
39 Santy Wahyuni Sabtu/30 Maret 2019 11.00 22 Perempuan Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA)
40 Nurfidya Assyifa Sabtu/30 Maret 2019 11.00 20 Perempuan Jl. Imam Bonjol (PTK-SELATAN)
41 Ade Yuniar Pratiwi Sabtu/30 Maret 2019 11.00 20 Perempuan Perumnas 4 (PTK-TIMUR)
87

No Nama Hari/Tanggal Waktu Umur Jenis Kelamin Alamat


42 Digna Setyana Hayu Sabtu/30 Maret 2019 11.00 20 Perempuan Jl. Tanjung Sari (PTK-TENGGARA)
43 Hukma Zulfinanda Sabtu/30 Maret 2019 11.00 21 Laki-laki Jl. Ampera (PTK-KOTA)
44 Juniar Doni Sabtu/30 Maret 2019 11.00 21 Laki-laki Kota Baru Ujung (PTK-SELATAN)
45 Mariani Senin/1 April 2019 19.15 40 Perempuan Jl.Ujung Pandang (PTK-KOTA)
46 Deddy Andriadi Senin/1 April 2019 19.15 47 Laki-laki Jl. Sungai Kakap (KUBU RAYA)
47 Marlianti Senin/1 April 2019 19.16 46 Perempuan Jl. Sungai Kakap (KUBU RAYA)
48 Iin Solihin Senin/1 April 2019 19.16 34 Laki-laki Jl. Perdana (PTK-SELATAN)
49 Dewi Handayani Senin/1 April 2019 19.16 32 Perempuan Jl. Perdana (PTK-SELATAN)
50 Adilla Hana Salsabila Kamis/4 April 2019 14.18 16 Perempuan Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
51 Teti Falah Kamis/4 April 2019 14.18 42 Perempuan Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA)
52 Nurbaiti Kamis/4 April 2019 14.18 42 Perempuan PAL V
53 Auladina Syafiya Kamis/4 April 2019 14.20 23 Perempuan Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
54 Laily Kamis/4 April 2019 14.20 24 Perempuan Desa Sungai Rengas (KUBU RAYA)
55 Revyta Anggraini Kamis/4 April 2019 14.20 17 Perempuan Desa Sungai Rengas (KUBU RAYA)
56 Ryan Ade Rivaie Rabu/10 April 2019 14.15 25 Laki-laki Jl. Husein Hamzah (PTK-BARAT)
57 Naina Az-Zahra Rabu/10 April 2019 14.15 20 Perempuan Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA)
58 Fitri Dwi Pangestika Rabu/10 April 2019 14.15 22 Perempuan Jl. Purnama 1 (PTK-SELATAN)
59 Devita Mayangsari Rabu/10 April 2019 14.15 21 Perempuan Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA)
60 Anisa Putri Wahma Rabu/10 April 2019 14.15 21 Perempuan Jl. Lembah Murai (PTK-KOTA)
61 Fitri Indriani Jumat/12 April 2019 13.00 22 Perempuan Jl. Nurul Husada (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
62 Ferdiyansyah Jumat/12 April 2019 13.00 30 Laki-laki Jl. Arteri Supadio (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
63 Bella Widya Pertiwi Jumat/12 April 2019 13.00 20 Perempuan Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
64 Rezki Maulita Jumat/12 April 2019 13.00 22 Perempuan Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
88

No Nama Hari/Tanggal Waktu Umur Jenis Kelamin Alamat


65 Hadi Purwoko Jumat/12 April 2019 13.00 48 Laki-laki Jl. Parit H. Muksin 2 (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
66 Tony Handoko Jumat/12 April 2019 13.00 38 Laki-laki Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
67 Feby Savitri Jumat/12 April 2019 13.00 21 Perempuan Jl. Parit H. Muksin 2 (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
68 Devica Septania Hutapea Jumat/12 April 2019 13.06 22 Perempuan Jl. Parit H. Muksin 2 (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
69 Laras Jumat/12 April 2019 13.06 21 Perempuan Jl. Komyos Sudarso (PTK-BARAT)
70 Elvira Nadila Rizani Jumat/12 April 2019 13.06 22 Perempuan Jl. Dr. Wahidin (PTK-KOTA)
71 Nurul Sabtu/13 April 2019 18.30 49 Perempuan Kota Baru Ujung (PTK-SELATAN)
72 Sari Sabtu/13 April 2019 18.30 28 Perempuan Jl. Cendana (KUBU RAYA)
73 Brigida Friscila Dama Sabtu/13 April 2019 18.30 22 Perempuan Jl. Tanjung Raya 2 (PTK-TIMUR)
74 Emilia De Lodat Yuni Sabtu/13 April 2019 18.30 18 Perempuan Nanga Mahap (SEKADAU)
75 Masrifah Sabtu/13 April 2019 18.30 38 Perempuan Jl. Tebu komplek tebu mandala (PTK-BARAT)
76 Sri Lestary Sabtu/13 April 2019 18.30 24 Perempuan Jeruju Besar (KEC. SEI KAKAP KUBU RAYA)
77 Uray Mita Amalia Sabtu/13 April 2019 18.30 24 Perempuan Kota Baru Ujung (PTK-SELATAN)
78 Afriandi Ahda Sabtu/13 April 2019 18.30 25 Laki-laki Jl. Pangeran Natakusuma (PTK-KOTA)
79 Indri Putri Puspitananda Sabtu/13 April 2019 18.30 21 Perempuan Jl. Husein Hamzah (PTK-BARAT)
80 Mubessaro Sabtu/13 April 2019 18.30 21 Perempuan Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
81 Anisa Sabtu/13 April 2019 18.44 13 Perempuan Kuala Dua (KUBU RAYA)
82 Yunita Sari Sabtu/13 April 2019 18.44 22 Perempuan Jl. Tanjung Raya 1 (PTK-TIMUR)
83 Aryandi Dwi N Sabtu/13 April 2019 18.44 20 Laki-laki Jl. Trans Kalimantan Ambawang (KUBU RAYA)
84 Siti Kamsiah Sabtu/13 April 2019 18.44 29 Perempuan Kuala Dua (KUBU RAYA)
85 Novenia Sabtu/13 April 2019 18.44 37 Perempuan Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
86 Rian Triono Sabtu/13 April 2019 18.44 40 Laki-laki Jl. Pangeran Natakusuma (PTK-KOTA)
87 Nintha Nayla Sabtu/13 April 2019 18.44 13 Perempuan Jl. Padat Karya (PTK-TENGGARA)
89

No Nama Hari/Tanggal Waktu Umur Jenis Kelamin Alamat


88 Fairuz Al-Kinany Sabtu/13 April 2019 18.44 13 Laki-laki Jl. Tanjung Harapan (PTK-TIMUR)
89 Angel Sabtu/13 April 2019 19.00 11 Perempuan Jl. Arteri Supadio (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
90 Agnes Sabtu/13 April 2019 19.00 20 Perempuan Jl. Trans Kalimantan Ambawang (KUBU RAYA)
91 Binner Marpaung Sabtu/13 April 2019 19.00 49 Laki-laki Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
92 Rumiris Situmorang Sabtu/13 April 2019 19.00 46 Perempuan Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
93 Ari Maulana Sabtu/13 April 2019 19.00 19 Laki-laki Jl. H. Rais A. Rahman (PTK-BARAT)
94 Nadia Setiawati Sabtu/13 April 2019 19.00 39 Perempuan Jl. Danau Sentarum (PTK-KOTA)
95 Andi Pratama Sabtu/13 April 2019 19.00 40 Laki-laki Kuala Dua (KUBU RAYA)
96 Mayra Sabtu/13 April 2019 19.00 20 Perempuan Jl. Ampera (PTK-KOTA)
97 Izhar Sabtu/13 April 2019 19.00 50 Laki-laki Jl. Danau Sentarum (PTK-KOTA)
98 Sidik Purnomo Sabtu/13 April 2019 19.00 22 Laki-laki Jl. Komyos Sudarso (PTK-BARAT)
99 Gusti Sabtu/13 April 2019 19.00 30 Laki-laki Jl. Sungai Raya (KUBU RAYA)
100 Reda Kurnia Amanda Sabtu/13 April 2019 19.00 22 Laki-laki Jl. Tebu gang teguh karya (PTK-BARAT)

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan


90

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan

Diploma 3 Belum Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

Diploma 3 Belum Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor


91

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SD Belum Menikah Buruh Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Sepeda

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Tidak Tidak ada

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor


92

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Tidak Tidak ada

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Mobil

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Tidak Tidak ada

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Tidak Tidak ada

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor


93

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Sudah Menikah Ibu Rumah Tangga Ya Mobil

S1 Sudah Menikah PNS Ya Mobil

SMA Sudah Menikah Ibu Rumah Tangga Ya Mobil

S1 Sudah Menikah Pegawai Swasta Ya Mobil


94

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan

Diploma 3 Sudah Menikah Ibu Rumah Tangga Ya Motor

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

S1 Sudah Menikah PNS Ya Motor

Diploma 3 Sudah Menikah PNS Ya Motor

S1 Belum Menikah Pengangguran Ya Motor

S1 Belum Menikah PNS Ya Motor

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

S1 Sudah Menikah PNS Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor


95

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan

SMA Belum Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

S1 Belum Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Sudah Menikah Buruh Ya Motor

SMA Sudah Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah PNS Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Sudah Menikah Ibu Rumah Tangga Ya Motor

SMA Sudah Menikah Ibu Rumah Tangga Ya Motor


96

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan

Diploma 3 Belum Menikah Pengangguran Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

S1 Sudah Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

SMP Sudah Menikah Ibu Rumah Tangga Ya Motor

S1 Belum Menikah Wirausaha Ya Mobil

SMA Belum Menikah PNS Ya Motor

SMA Belum Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

SMA Belum Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Tidak Tidak ada

S1 Sudah Menikah Ibu Rumah Tangga Ya Motor


97

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan

SMA Sudah Menikah Ibu Rumah Tangga Ya Motor

SMA Sudah Menikah Wirausaha Ya Motor

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Tidak Tidak ada

SMP Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Tidak Tidak ada

SD Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Tidak Tidak ada

S1 Sudah Menikah PNS Ya Motor

S1 Sudah Menikah PNS Ya Motor

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Ya Motor

SMA Sudah Menikah Ibu Rumah Tangga Tidak Tidak ada

Diploma 3 Sudah Menikah Wirausaha Ya Mobil

SMA Belum Menikah Pelajar/Mahasiswa Tidak Tidak ada


98

Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Memiliki Kendaraan Jenis Kendaraan

S1 Sudah Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

S1 Belum Menikah Pegawai Swasta Ya Motor

S1 Belum Menikah PNS Ya Motor

Diploma 1 Belum Menikah PNS Ya Motor

B. Karakteristik Alasan Pergerakan Non-Sapsial


Karakteristik Pengunjung Transmart KKR
Alasan Berkunjung Waktu Kunjungan Seberapa sering Hari berkunjung Moda Transportasi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
99

Karakteristik Pengunjung Transmart KKR


Alasan Berkunjung Waktu Kunjungan Seberapa sering Hari berkunjung Moda Transportasi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Liburan sekolah Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-5 kali/minggu Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendraan Online
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan Online
Jalan - jalan 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
100

Karakteristik Pengunjung Transmart KKR


Alasan Berkunjung Waktu Kunjungan Seberapa sering Hari berkunjung Moda Transportasi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari libur raya Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan Online
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-5 kali/minggu Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Restraurant/caffetaria 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan Online
Transmart XXI 1-4 Jam 1-5 kali/minggu Akhir pekan Kendraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Restraurant/caffetaria 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-5 kali/minggu Akhir pekan Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
101

Karakteristik Pengunjung Transmart KKR


Alasan Berkunjung Waktu Kunjungan Seberapa sering Hari berkunjung Moda Transportasi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Liburan sekolah Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini < 1 jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Liburan sekolah Kendaraan pribadi
Jalan - jalan 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI < 1 jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
102

Karakteristik Pengunjung Transmart KKR


Alasan Berkunjung Waktu Kunjungan Seberapa sering Hari berkunjung Moda Transportasi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Restraurant/caffetaria < 1 jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour < 1 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour < 1 Jam Rutin setiap hari Hari kerja Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 jam 1-5 kali/minggu Hari kerja Kendaraan pribadi
Restraurant/caffetaria < 1 Jam 1-5 kali/minggu Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 4-8 Jam 1-5 kali/minggu Akhir pekan Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Liburan sekolah Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Liburan sekolah Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
103

Karakteristik Pengunjung Transmart KKR


Alasan Berkunjung Waktu Kunjungan Seberapa sering Hari berkunjung Moda Transportasi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Jalan - jalan 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Jalan - jalan 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Jalan - jalan 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan Online
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Liburan sekolah Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan Online
Restraurant/caffetaria < 1 jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan Online
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Supermarket Transmart Carrefour 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan Online
Restraurant/caffetaria < 1 Jam 1-5 kali/minggu Hari kerja Kendaraan pribadi
Trans Studio Mini 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan online
Restraurant/caffetaria < 1 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi
104

Karakteristik Pengunjung Transmart KKR


Alasan Berkunjung Waktu Kunjungan Seberapa sering Hari berkunjung Moda Transportasi
Transmart XXI 1-4 jam 1-7 kali/bulan Akhir pekan Kendaraan pribadi
Restraurant/caffetaria < 1 Jam 1-5 kali/minggu Hari kerja Kendaraan pribadi
Transmart XXI 1-4 Jam 1-7 kali/bulan Hari kerja Kendaraan pribadi

C. Bangkitan Arus Lalu Lintas


Sebaran Perjalanan
Asal Alamat Tujuan Alamat
Rumah Jl. PGA (PTK-KOTA) Rumah Jl. PGA (PTK KOTA)
Rumah Jl. Bersama (PTK-BARAT) Rumah Jl.Bersama (PTK BRT)
Rumah Jl. H.Rais A. Rahman (PTK-BARAT) Rumah Jl. H.Rais A. Rahman (PTK BRT)
Warung Kopi Jl. Putri Dara Nante (PTK-KOTA) Rumah Jl. Wonobaru (PTK SELATAN)
Sekolah/kamp Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Danau Sentarum (PTK KOTA)
us
Sekolah/kamp Jl. Hadari Nawawi (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Mustika no 13 Desa Sungai Kakap (Kubu Raya)
105

Sebaran Perjalanan
Asal Alamat Tujuan Alamat
us
Rumah Jl. Purnajaya II Siantan Hilir (PTK-UTARA) Rumah Jl. Purnajaya II Siantan Hilir (PTK-UTARA)
Rumah Jl. Johar gang aladin (PTK-KOTA) Rumah Jl. Johar gang aladin (PTK-KOTA)
Rumah Jl. Purnama 2 (PTK-SELATAN) Rumah Jl. Purnama 2 (PTK-SELATAN)
Rumah Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA)
Rumah Wajok Hulu (MEMPAWAH) Rumah Wajok Hulu (MEMPAWAH)
Rumah Jl. Sungai Raya Dalam komplek griya husada (KUBU Rumah Jl. Sungai Raya Dalam komplek griya husada (KUBU
RAYA) RAYA)
Rumah Jl. H. Rais A.Rahman (PTK-BARAT) Rumah Jl. H. Rais A.Rahman (PTK-BARAT)
Rumah Jl. Sungai Raya Dalam komplek griya husada (KUBU Rumah Jl. Sungai Raya Dalam komplek griya husada (KUBU
RAYA) RAYA)
Rumah Jl. Danau Sentarum gang pak majid I (PTK-KOTA) Rumah Jl. Danau Sentarum gang pak majid I (PTK-KOTA)
Rumah Jl. Kebangkitan (PTK-UTARA) Tempat Jl. Ahmad Yani (PTK-SELATAN)
makan
Rumah Jl. Karet (PTK-BARAT) Rumah Jl. Danau Sentarum (PTK-KOTA)
kawan
Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
Rumah Pal IX (KEC. SEI KAKAP KUBU RAYA) Rumah Pal IX (KEC. SEI KAKAP KUBU RAYA)
Rumah Jl. Silat baru (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Silat baru (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Parit Haji Husein 1 (PTK-TENGGARA) Indomaret Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Perdamaian (KUBU RAYA) Rumah Jl. Perdamaian (KUBU RAYA)
106

Sebaran Perjalanan
Asal Alamat Tujuan Alamat
Rumah Jl. Tritura gang masita (PTK-TIMUR) Rumah Jl. Tritura gang masita (PTK-TIMUR)
Rumah Jl. Pangeran Natakusuma (PTK-KOTA) Rumah Jl. Pangeran Natakusuma (PTK-KOTA)
Rumah Jl. Dr. Soedarso (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Dr. Soedarso (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Putri Dara Hitam (PTK-KOTA) Rumah Jl. Putri Dara Hitam (PTK-KOTA)
Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Parit Haji Husein 1 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Parit Haji Husein 1 (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl.Husein Hamzah (PTK-BARAT) Rumah Jl. Husein Hamzah (PTK-BARAT)
Rumah Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
Rumah Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Imam Bonjol (PTK-SELATAN) Tempat Jl. Purnama 2 (PTK-SELATAN)
makan
Rumah Perumnas 4 (PTK-TIMUR) Tempat Jl. Veteran (PTK-SELATAN)
makan
Rumah Jl. Tanjung Sari (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Tanjung Sari (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Ampera (PTK-KOTA) Tempat Jl. Ayani 2 (KUBU RAYA)
makan
Rumah Kota Baru Ujung (PTK-SELATAN) Kampus Jl. Hadari Nawawi (PTK-TENGGARA)
107

Sebaran Perjalanan
Asal Alamat Tujuan Alamat
Rumah Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA) Rumah Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA)
Ayani Jl. Ayani (PTK-SELATAN) Rumah Jl. Sungai Kakap (KUBU RAYA)
Megamall
Ayani Jl. Ayani (PTK-SELATAN) Rumah Jl. Sungai Kakap (KUBU RAYA)
Megamall
Rumah Jl. Perdana (PTK-SELATAN) Rumah Jl. H.Rais A. Rahman (PTK BRT)
Kerabat
Rumah Jl. Perdana (PTK-SELATAN) Rumah Jl. H.Rais A. Rahman (PTK BRT)
Kerabat
Rumah Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA) Tempat Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
makan
Rumah Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA) Rumah Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA)
Rumah Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA)
kerabat Kerabat
Rumah Jl. Parit Haji Husein 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sungai Raya Dalam (PTK-TENGGARA)
kerabat
Rumah Desa Sungai Rengas (KUBU RAYA) Rumah Desa Sungai Rengas (KUBU RAYA)
Rumah Desa Sungai Rengas (KUBU RAYA) Tempat Jl. Danau Sentarum (PTK-KOTA)
makan
Rumah Jl. Husein Hamzah (PTK-BARAT) Rumah Jl. Husein Hamzah (PTK-BARAT)
Rumah Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA) Rumah Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA)
Rumah Jl. Purnama 1 (PTK-SELATAN) Rumah Jl. Purnama 1 (PTK-SELATAN)
Kampus Jl. Hadari Nawawi (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Ujung Pandang (PTK-KOTA)
Kampus Jl. Hadari Nawawi (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Lembah Murai (PTK-KOTA)
108

Sebaran Perjalanan
Asal Alamat Tujuan Alamat
Rumah Jl. Nurul Husada (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Nurul Husada (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
Rumah Jl. Arteri Supadio (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Arteri Supadio (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
Rumah Jl. Parit H. Muksin 2 (KEC. SEI RAYA KUBU Rumah Jl. Parit H. Muksin 2 (KEC. SEI RAYA KUBU
RAYA) RAYA)
Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
Kampus Jl. Hadari Nawawi (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Parit H. Muksin 2 (KEC. SEI RAYA KUBU
RAYA)
Kantor Polsek Kota Pontianak (PTK-KOTA) Rumah Jl. Parit H. Muksin 2 (KEC. SEI RAYA KUBU
RAYA)
Rumah Jl. Komyos Sudarso (PTK-BARAT) Rumah Jl. Komyos Sudarso (PTK-BARAT)
Rumah Jl. Dr. Wahidin (PTK-KOTA) Rumah Jl. Tani Makmur (PTK-SELATAN)
Kerabat
Rumah Kota Baru Ujung (PTK-SELATAN) Rumah Kota Baru Ujung (PTK-SELATAN)
Rumah Jl. Cendana (KUBU RAYA) Rumah Jl. Cendana (KUBU RAYA)
Rumah Jl. Tanjung Raya 2 (PTK-TIMUR) Rumah Jl. Tanjung Raya 2 (PTK-TIMUR)
Rumah Jl. Tanjung Raya 2 (PTK-TIMUR) Rumah Jl. Tanjung Raya 2 (PTK-TIMUR)
Rumah Jl. Tebu komplek tebu mandala (PTK-BARAT) Rumah Jl. Tebu komplek tebu mandala (PTK-BARAT)
Rumah Jeruju Besar (KEC. SEI KAKAP KUBU RAYA) Rumah Jeruju Besar (KEC. SEI KAKAP KUBU RAYA)
Rumah Kota Baru Ujung (PTK-SELATAN) Tempat Jl. Gajahmada (PTK-SELATAN)
makan
Rumah Jl. Pangeran Natakusuma (PTK-KOTA) Tempat Jl. Gajahmada (PTK-SELATAN)
makan
109

Sebaran Perjalanan
Asal Alamat Tujuan Alamat
Rumah Jl. Husein Hamzah (PTK-BARAT) Tempat Jl. M. Sohor (PTK-SELATAN)
makan
Tempat Jl. Gusti Hamzah (PTK-KOTA) Rumah Jl. Sepakat 2 (PTK-TENGGARA)
makan
Rumah Kuala Dua (KUBU RAYA) Rumah Kuala Dua (KUBU RAYA)
Rumah Jl. Tanjung Raya 1 (PTK-TIMUR) Rumah Jl. Tanjung Raya 1 (PTK-TIMUR)
Kampus Jl. Trans Kalimantan Ambawang (KUBU RAYA) Kampus Jl. Trans Kalimantan Ambawang (KUBU RAYA)
Rumah Kuala Dua (KUBU RAYA) Tempat Jl. Sumatra (PTK-SELATAN)
makan
Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
Rumah Jl. Pangeran Natakusuma (PTK-KOTA) Rumah Jl. Pangeran Natakusuma (PTK-KOTA)
Rumah Jl. Padat Karya (PTK-TENGGARA) Rumah Jl. Padat Karya (PTK-TENGGARA)
Rumah Jl. Tanjung Harapan (PTK-TIMUR) Rumah Jl. Tanjung Harapan (PTK-TIMUR)
Rumah Jl. Arteri Supadio (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Arteri Supadio (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA)
Kampus Jl. Trans Kalimantan Ambawang (KUBU RAYA) Kampus Jl. Trans Kalimantan Ambawang (KUBU RAYA)
Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Taman Jl. Trans Kalimantan Ambawang (KUBU RAYA)
Hiburan
Rumah Jl. Adisucipto (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Taman Jl. Trans Kalimantan Ambawang (KUBU RAYA)
Hiburan
Rumah Jl. H. Rais A.Rahman (PTK-BARAT) Rumah Jl. H.Rais A. Rahman (PTK BRT)
Rumah Jl. Danau Sentarum (PTK-KOTA) Rumah Jl. Danau Sentarum (PTK-KOTA)
Rumah Kuala Dua (KUBU RAYA) Rumah Kuala Dua (KUBU RAYA)
Rumah Jl. Ampera (PTK-KOTA) Rumah Jl. Ampera (PTK-KOTA)
110

Sebaran Perjalanan
Asal Alamat Tujuan Alamat
Rumah Jl. Danau Sentarum (PTK-KOTA) Rumah Jl. Danau Sentarum (PTK-KOTA)
Rumah Jl. Komyos Sudarso (PTK-BARAT) Rumah Jl. Komyos Sudarso (PTK-BARAT)
Kantor Jl. Arteri Supadio (KEC. SEI RAYA KUBU RAYA) Rumah Jl. Sungai Raya (KUBU RAYA)
Hotel Orchad Jl. Ayani (PTK-SELATAN) Hotel Orchad Jl. Ayani (PTK-SELATAN)

D. Rekap Traffic Counting


Volume Kendaraan (smp/jam)
Periode
No Hari Ruas Jalan
Waktu MC LV HV

1 12.00 - 13.00 Kamis Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) 1792 685 557
2 12.00 - 13.00 Kamis Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) – Jalan Ayani (Kota Pontianak) 1782 889 655
3 12.00 - 13.00 Kamis Jalan Makodam Tanjung Pura – Jalan Adisucipto 746 235 209
4 12.00 - 13.00 Kamis Jalan Adisucipto – Jalan Makodam Tanjung Pura 1006 277 341
5 12.00 - 13.00 Kamis Jalan Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio 1329 689 232
6 12.00 - 13.00 Kamis Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2 1278 800 53
111

Volume Kendaraan (smp/jam)


Periode
No Hari Ruas Jalan
Waktu MC LV HV

1 16.00 - 17.00 Sabtu Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) 5850 649 487
2 16.00 - 17.00 Sabtu Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) – Jalan Ayani (Kota Pontianak) 3414 758 532
3 16.00 - 17.00 Sabtu Jalan Makodam Tanjung Pura – Jalan Adisucipto 2536 278 252
4 16.00 - 17.00 Sabtu Jalan Adisucipto – Jalan Makodam Tanjung Pura 1976 268 308
5 16.00 - 17.00 Sabtu Jalan Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio 2730 802 46
6 16.00 - 17.00 Sabtu Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2 3026 1242 66

Volume Kendaraan (smp/jam)


Periode
No Hari Ruas Jalan
Waktu MC LV HV

1 12.00 - 13.00 Minggu Jalan Ayani (Kota Pontianak) – Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) 2802 770 556
2 12.00 - 13.00 Minggu Jalan Ayani 2 (Kab. Kubu Raya) – Jalan Ayani (Kota Pontianak) 2650 759 495
3 12.00 - 13.00 Minggu Jalan Makodam Tanjung Pura – Jalan Adisucipto 1108 364 270
4 12.00 - 13.00 Minggu Jalan Adisucipto – Jalan Makodam Tanjung Pura 1276 322 222
5 12.00 - 13.00 Minggu Jalan Ayani 2 – Jalan Arteri Supadio 1756 750 94
6 12.00 - 13.00 Minggu Jalan Arteri Supadio – Jalan Ayani 2 1752 798 130

E. Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan (smp/jam) : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
112

No Parameter Kondisi Nilai


1 kapasitas dasar (Co) Dua lajur tidak terpisah 2900

2 faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas (FCw) 12 M (6 M) 0,87

3 dua arah 1,00


faktor penyesuaian pemisahan arah (FCsp)
4 komersial sisi jalan tinggi 0,95
Faktor penyesuaian hambatan samping (FCsf)
5 Faktor penyesuaian ukuran kota (FCcs) 554881 0,94

Kapasitas jalan (smp/jam) : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs


No Parameter Kondisi Nilai
1 kapasitas dasar (Co) Dua lajur tidak terpisah 2900

2 faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas (FCw) 14 M (7 M) 1

3 dua arah 1,00


faktor penyesuaian pemisahan arah (FCsp)

4 perdagangan 0,91
Faktor penyesuaian hambatan samping (FCsf)

5 Faktor penyesuaian ukuran kota (FCcs) 554881 0,94


113

Qsmp = (emp lv x LV + emp hv x HV + emp mc x


MC)

NOTASI MC 0,25

NOTASI LV 0,4

NOTASI HV 0,4
F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Correlations
Memiliki Jenis
Jenis Pendidikan kendaraan kendaraan Waktu Moda
Kelamin Terakhir Status Pekerjaan pribadi pribadi kunjungan transportasi Total
Jenis Kelamin Pearson
1 -.233* .101 .251* .014 .011 .123 -.084 .300**
Correlation
Sig. (2-tailed) .020 .315 .012 .888 .916 .221 .407 .002
N 100 99 100 100 100 100 100 100 100
Pendidikan Pearson
-.233* 1 -.425** -.348** -.162 -.049 -.153 -.131 .069
Terakhir Correlation
Sig. (2-tailed) .020 .000 .000 .110 .632 .130 .197 .497
114

N 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Status Pearson
.101 -.425** 1 -.122 .097 -.048 -.009 .083 -.109
Correlation
Sig. (2-tailed) .315 .000 .226 .339 .635 .929 .414 .279
N 100 99 100 100 100 100 100 100 100
Pekerjaan Pearson
.251* -.348** -.122 1 .091 .123 .166 .093 .633**
Correlation

Sig. (2-tailed) .012 .000 .226 .365 .225 .099 .359 .000
N 100 99 100 100 100 100 100 100 100
Memiliki kendaraan Pearson
.014 -.162 .097 .091 1 .903** .107 .827** .590**
pribadi Correlation
Sig. (2-tailed) .888 .110 .339 .365 .000 .291 .000 .000
N 100 99 100 100 100 100 100 100 100
Jenis kendaraan Pearson
.011 -.049 -.048 .123 .903** 1 .088 .689** .622**
pribadi Correlation
Sig. (2-tailed) .916 .632 .635 .225 .000 .384 .000 .000
N 100 99 100 100 100 100 100 100 100
Waktu kunjungan Pearson
.123 -.153 -.009 .166 .107 .088 1 -.039 .384**
Correlation
115

Sig. (2-tailed) .221 .130 .929 .099 .291 .384 .699 .000
N 100 99 100 100 100 100 100 100 100
Moda transportasi Pearson
-.084 -.131 .083 .093 .827** .689** -.039 1 .504**
Correlation
Sig. (2-tailed) .407 .197 .414 .359 .000 .000 .699 .000
N 100 99 100 100 100 100 100 100 100
Total Pearson
.300** .069 -.109 .633** .590** .622** .384** .504** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .002 .497 .279 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 99 100 100 100 100 100 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).

G. Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alphaa N of Items


-.077 8
116

Reliability Statistics

Cronbach's Alphaa N of Items


-.077 8
a. The value is negative due to a negative average covariance among
items. This violates reliability model assumptions. You may want to
check item codings.

Anda mungkin juga menyukai