Anda di halaman 1dari 5

I.

Pengertian Metode Kompleksometri


Titrasi Kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembenytukan persenyawaan kompleks
(ion kompleks atau garam yang sukar mengion), atau juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi
dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan
tinggi. (Chang, 2003)

II. Fungsi Zat


1. HCl
Kadang-kadang air tanah dan air buangan industri mengandung konsentrasi ion-ion tersebut lebih
dari beberapa mg/l dimana dalam kasus ini sesuatu inhibitor harus digunakan untuk menghilangkan
gangguan tersebut. Kekeruhan juga mengurangi jelasnya warna sehingga sampel yang terlalu keruh harus
disaring dahulu.
Pengendapan CaCO3 harus dicegah karena akan mengurangi kadar kesadahan terlarut. Kalau kadar
Ca 2+ terlalu tinggi endapan dapat muncul dalam waktu titrasi 5 menit, sehingga sampel harus diencerkan.
Cara lain adalah dengan pembubuhan asam terlebih dahulu serta pengadukan supaya semua CO2 lenyap ke
udara untuk sementara dan pembentukan C032- pada pH 10 dihindarkan tambahkan asam sampai pH
larutan menjadi ± 3 (cek dengan kertas pH ); aduk 5 sampai 10 menit, kemudian tambahkan buffer untuk
mengubah pH menjadi 10,0 ± 0, 1.cara seperti ini juga dapat dilakukan pada sampel dengan kadar Ca2+
rendah, untuk mengurangi resiko gangguan.

2. Eriochrom Black T
Eriochrom Black T atau EBT adalah sejenis indikator yang berwarna merah muda bila
berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan ion magnesium dengan pH 10,0
kuranglebih 0,1/ sejenis molekul lain yaitu asam etilen diamin tetra asetat dan garam garam
natriumnya (EDTA) dapat membuat padanagn kimiawi (chelated complex) dengan ion iion
kesadahannya. Oleh karena itu pada pH 10 larutan akan berubah menjadi biru yaitu disaat jumlah
molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran sama (ekivalen) dengan jumlah ion kesadahan
dalam sampel, dan molekul indikator terlepas dari ion kesadahan. (Alaerts, G. 1984.)
Perubahan semakin jelas bila pH tinggi, namun pH yang tinggi dapat menyebabkan ion
ion kesadahn hilang dari larutan, karena terjadi pengendapan Mg(OH)2 dan CaCO3. Pada ph > 9
CaCO3 sudah mulai terbentuk sehingga titrasi harus selesai dalam waktu 5 menit. Pembentukan
MG(OH)2 pada sampel air alam belum terjadi pada ph 10. (Alaerts, G. 1984.)
Suatu kelemahan EBT adalah larutannya tidak stabil. Bila disimpan akan terjadi penguraian secara
lambat,sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. (Harjadi 1993)
3. EDTA
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,merupakan salah
satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalahligan seksidentat yang dapat
berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat keduanitrogen dan keempat gugus karboksilat atau
disebut ligan multidentat yangmengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul,
misalnhya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang
mempunyai duaatom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul(Rival, 1995)
Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan
menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut (Harjadi, 1993).
Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan murni,
sehingga EDTA banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri. (Harjadi 1993)

4. Buffer
Larutan Penyangga atau Buffer adalah larutan yang mampu mempertahankan pH pada
kisarannya apabila terjadi upaya untuk menaikkan atau menurunkan pH. Larutan penyangga
dapat dibagi menjadi larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.
i. Larutan Penyangga Asam
Larutan penyangga asam terdiri atas asam lemah dan basa konjugasinya (garamnya). Contoh:
CH3COOH dan CH3COONa, HCN dan KCN, H2CO3 dan HCO3-
ii. Larutan Penyangga Basa
Larutan penyangga basa terdiri atas basa lemah dan asam konjugasinya (garamnya). Contoh:
NH4OH dan NH4NO3, NH4OH dan NH4Cl, NH3 dan NH4+
Fungsi larutan penyangga adalah untuk mempertahankan pH larutan terhadap penambahan
sedikit asam atau sedikit basa kedalam suatu larutan dan pengenceran. (Mustafar Bakri, 2008)
Reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan EDTA sangat peka terhadap pH.
Karena reaksi pembentukan kompleks selalu dilepaskan H+ maka (H+) didalam larutan akan
meningkat walaupun sedikit. Akan tetapi yang sedikit ini akan berakibat menurunnya stabilitas
kompleks pada suasana tersebut (reaksi ini dapat berjalan pada suasana asam, netral dan alkalis).
Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu diberikan penahan (buffer). Sebagai larutan buffer
yang dapat langsung digunakan dengan campuran NH4Cl dan NH4OH.
III. Penerapan Titrasi Kompleksometri
1. Penetapan Total Kesadahan Air
Pada umumnya kesadahan jumlah air, disebabkan oleh kandungan garam Kalsium atau
Magnesium. Larutan ion Mg2+ dan ion Ca2+ dititar secara kompleksometri dengan larutan EDTA
dan digunakan petunjuk EBT. Pertama-tama EDTA akan bereaksi dengan ion Ca 2+ ,kemudian
dengan ion Mg2+ dan akhirnya dengan senyawa rangkai Mg-EBT yang berwarna merah
anggur. Titik akhir pada pH 7-11, dengan adanya perubahan warna dari merah anggur menjadi
biru yang berasal dari larutan penunjuk yang bebas.
2. Penetapan kadar Mg dan MgCl2

. Mg dan EBT membentuk senyawa rangkai yang berwarna merah anggur.Larutan


penunjuk yang bebas berwarna biru pada pH 7-11 warna larutan pada titik akhir berubah dari
merah menjadi biru.
3. Analisis Kadar Attapulgite dalam Tablet A
Attapulgite dalam tablet A dapat ditetapkan dengan cara titrasi
kompleksometri. Attapulgite dapat dititar dengan EDTA 0,05 M. Dengan indikator EBT akan
menghasilkan titik akhir berwarna biru kecoklatan.
(Radika Luthfi, 2012)

IV. Air Sadah


Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu yang tinggi di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. (Haryadi, 2012)
Kesadahan digolongkan dalam dua jenis yaitu:
1. Kesadagan Sementara
Air bersifat kesadahan sementara jika mengandung ion bikarbonar (HCO3-) atau mengandung
senyawa Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2. Air sadah ini disebut juga air sadah bikarbonar.
Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan pemanasan sehingga air tersebut bebas Dario
ion Ca2+ dan Mg2+. Garam bikarbonar ini jika dipanaskan akan terurai memebntuk senyawa
karbonat
Ca(HCO3)2 (aq) jadi CaCO3 (s) + H2O (aq) +CO2 (g)
Selain dengan pemanasan pelunakan air, dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi kimia
yaitu dengan penambahan larutan Ca(OH)2 menurut reaksi berikut:
Ca(HCO3)2 (aq) + Ca(OH)2 (aq) menjadi 2CaCO3 (s) + 2H2O (l) (Nana Sutresna, 2008)

2. Kesadahan Tetap
Air bersifat kesadahan tetap jika mengandung anion bukan bikarbonat sehingga disebut juga air
nonbikarbonat. Anion yang diikat dapat berupa Cl-, NO3-, atau SO4 2-. Berarti senyawa yang
terlarut dapat berupa CaCl2, MgCl2, Ca(NO3)2, Mg(NO3)2, CaSO4, atau MgSO4.
Air yang mengandung senyawa senyawa tersebut disebut air sadah tetap karena proses
penghilangan kesadahannya tidak dapat dilakukan hanya dengan pemanasan, tetapi harus melalui
reaksi kimia, pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3
(aq). Penambahan larutan karbonat bertujuan agar ion Ca2+ bereaksi dengan ion CO3- sehingga
membentuk endapan CaCO3 -. (Nana Sutresna, 2008)

V. Standar Kesadahan Air

Menurut permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar maksimal yang diijinkan untuk air minum dan
air bersih adalah 500 mg CaCO3,/liter.Khususnya di negara kita, Jarang sekali air alam mengandung strontium
dan barium. Karena itu dalam memeriksa Kesadahan air kita hanya memperhitungkan Ca dan Mg saja.

VI. Metoda lain

Metoda lain untuk menentukan kesadahan air yaitu dengan cara metode AAS ( Atomic Absorption
Spectrophotometry) Kesadahan total tersebut dapat juga ditentukan dengan menjumlah ion Ca2+ dan ion
Mg2+ yang dianalisa secara terpisah .
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Sutresna, Nana. 2008. Kimia untuk XII Semester 1. Bandung: Grafindo Media Pratama

Bakri, Mustafal. 2008. SPM Kimia untuk SMA/MA. Jakarta: Penerbit Erlangga

Alaerts, G. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional.

Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.

Rival, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia . UI Press. Jakarta

itatrie.blogspot.co.id, Kimia Analitik Kompleksometri oleh Ita Trie Wahyuni pada 2 Oktober 2012

haryadikimia.blogspot.co.id, Analisis Kesadahan Air oleh Muhammad Haryadi pada 30 Oktober 2012

apikimia.blogspot.co.id, Titrasi Kompleksometri oleh Radika Luthfi pada 30 Juni 2012

tiarararagustiana.blogspot.co.id, Analisa Kesadahan oleh Tiara Agustiana pada Januari 4 2016

Anda mungkin juga menyukai