Anda di halaman 1dari 2

Dalam praktikum kali ini, mahasiswa melakukan pembuatan larutan baku asam oksalat, lalu

standarisasi larutan baku sekunder, dan penetapan konsentrasi HCl.

I. LARUTAN BAKU ASAM OKSALAT

Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk memastikan konsentrasi larutan
tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatan atau kepastian konsetrasinya sukar diperoleh
melalui pembuatan secara langsung. Setelah dibakukan jika larutan tersebut bersifat stabil sehingga
dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain.

Pada praktikum kali ini digunakan asam oksalat sebagai larutan baku karena mudah diperoleh
dalam bentuk murni, asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, Tidak higroskopis dan
stabil.

Pembuatan larutan baku asam oksalat pertama tama ditmbang didaam neraca analitik karena
penimbangan larutan baku yang dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat.
Neraca analitik berfungsi menimbang secara akurat dan presisi dengan ketelitian 0,0001 gr (4 desimal),
dengan adanya tangkat ketelitian yang tinggi maka hal tersebut dapat meminimalkan kesalahan dalam
pengambilan media yang dibutuhkan. Kemudian dicampurkan dengan air sehingga menjadi sebuah
larutan lalu di aduk dengan batang pengaduk menjadi larutan yang homogen. Kemuain dimasukan ke
dalam labu takar dengan perlahan dan teliti, kemudian dikocok kembali. Labu takar berfungsi untuk
menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan
keakuratan yang sangat tinggi. Alat ini sangat cocok digunakan untuk mengukur sesuatu dengan
keakuratan yang tinggi karena di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, dan suhu
kalibrasi. Pada lehernya juga terdapat tanda batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera pada
badan labu takar. Dalam mengencerkan larutan harus tepat pada garis karena jika sedikit saja lebih
maka kadar asam oksalat akan berubah. Setelah itu larutan harus dikocok 20 kali karena jika tidak
larutan tidak akan homogen.

II STANDARISASI LARUTAN NaOH

Larutan baku asamoksalat (H2C2O4.2H2O) diteteskan dengan pipet ukur sebanyak 25 ml


kedalam labu Erlenmeyer untuk dititrasikan. Penggunaan Erlenmeyer untuk titrasi dikarenakan ukuran
Erlenmeyer yang enak dipegang agar praktikan dapat lebih leluasa untuk mengocok Erlenmeyer saat
titrasi. Juga leher dari Erlenmeyer yang tidak terlalu besar sehingga mengurangi adanya penguapan yang
berlebihan supaya lebih akurat hasil yang di dapatkan. Kemudian di teteskan larutan indicator
phenolptalein sebanyak 3 tetes ke dalam labu Erlenmeyer dan warna tidak ada perubahan yakni tetap
tidak berwarna (bening). Dikarenakan indicator pp jika bereaksi dengan asam tidak akan menghasilkan
warna, dengan asam akan menghasilkan warna merah muda.

Standarisasi adalah suatu usaha untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari calon larutan
baku. Dalam pembuatannya mungkin NaOH dapat dihasilkan cukup murni akan tetapi dalam
penyimpanannya mengalami perubahan, NaOH bersifat higroskopis artinya menarik uap air dari udara,
selain itu mudah bereaksi dengan CO2 dalam udara. Kedua proses tersebut menyebabkan NaOH tidak
murni lagi sehingga sukar untuk mengetahui NaOH murni karna didalamnya sudah terkandung H2O dan
CO2. Standarisasi larutan NaOH ini dilakukan dengan larutan baku asam oksalat yang telah dibuat.
Titrasi dilakukan sebanyak 2 kali agar didapatkan hasil yang akurat. Titrasi dilakukan sampai
mencapai titik ekuivalen yang ditandai dengan perubahan warna yang disebabkan oleh indicator pp.
Larutan indikator phenolftalein tidak berwarna dengan pH 8,3 – 10,0, Indikator ini akan berubah warna
jika volume larutan titrant yang menetesi analit berlebih atau dengan kata lain saat larutan analit sudah
bereaksi semua. Indicator asam basa akan cenderung bereaksi dengan kelebihan asam atau basa pada
saat titrasi untuk menghasilkan warna, perubahan ini disebabkan oleh resonansi yang berbeda beda.
Setiap indicator asam basa merupakan ion yang memiliki tetapan ionisasi yang berbeda beda, ion ion ini
dapat menyerap gelombang warna tertentu dan meneruskan gelombang warna lainnya.

Titrasi dapat dituliskan dengan reaksi berikut:

(reaksi)

Titrasi I NaOH mencapai 25,2 ml dan titrasi II NaOH mencapai 25,15 ml kemudian dirata ratakan
menjadi ml NaOH adalah 25,25. Sehingga dapat diketahui normalitas dari NaOH yakni:

(perhitungan)

PERHITUNGAN KONSENTRASI LARUTAN HCl

Penetapan Konesntrasi larutan HCl dapat ditentukan dengan metode titrasi. Pertama tama

Anda mungkin juga menyukai