Anda di halaman 1dari 2

KOLOID Fe(OH)3

Pada percobaan pertama dalam pembuatan sol Fe(OH)3. Langkah pertama adalah dengan
menuangkan 25 ml aquades ke dalam gelas kimia 100 ml yang dipanaskan hingga mendidih.
Setelah itu menambahkan ±20 tetes larutann FeCl3 jenuh sambil terus diaduk.Saat warna sudah
berubah menjadi coklat kemerahan, pemanasan dihentikan. Pemanasan tersebut ditujukan untuk
mempercepat proses pendispersian.Warna coklat kemerahan menunjukan bahwa sol
Fe(OH)3 sudah terbentuk.Berdasarkan uraian di atas pembuatan sol Fe(OH) 3 menggunakan cara
kondensasi, yaitu reaksi hidrolisis. Karena koloid tersebut dibuat dengan menambahan air dan
garam FeCl3.
Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
FeCl3 (aq) +3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid)+3HCl(aq)

ABSORPSI
Pada percobaan kedua dalam pembuatan sol belerang. Langkah pertama adalah dengan
mencampurkan 1 sendok gula pasir dan 1 sendok belerang ke dalam lumpang. Lalu 1 sendok
gula dan 1 sendok belerang digerus sampai halus. Tujuan digerus dan ditambahkan dengan
gula agar dapat diperoleh tingkat kehalusan tertentu. Kemudian campuran tersebut diambil 1
sendok untuk digerus lagi dengan 1 sendok gula pasir, kegiatan tersebut dilakukan hingga 4 kali.
Penambahan gula dimaksudkan sebagai pemecah partikel belerang hingga dapat dilarutkan
dengan air. Campuran terakhir dituangkan sedikit ke dalam gelas kimia yang berisi aquades 20
ml kemudian diaduk. Berdasarkan uraian di atas, pembuatan sol belerang menggunakan cara
dispersi, yaitu cara mekanik dengan menggerus gula sebagai zat inert dan belerang.
Belerang memiliki sifat hidrofob sehingga belerang tidak dapat larut dalam air. Pada pembuatan
sol belerang kita lakukan dengan cara dispersi yaitu dengan pemecahan partikel kasar menjadi
partikel koloid melalui cara penghalusan dengan gula dan mengaduknya dalam air. Fungsi gula
adalah sebagai stabilitator. Pembuktian percobaan ini sama dengan pembuktian pada sol
Fe(OH)3 yaitu dengan memanfaatkan Efek Tyndall. Hasilnya, terjadi penghamburan cahaya pada
larutan tersebut, sehingga larutan tersebut merupakan sistem koloid yang dikenal dengan sol
belerang. Tujuan digerus dan ditambahkan dengan gula agar dapat diperoleh tingkat kehalusan
tertentu.
Jadi pada hasil pengamatan bahwa larutan tetap berwarna hitam saat disaring, yang seharusnya
berwarna abu abus bening, dikarenakan gula tidak digerus telebih dahulu (masih berupa kristal)
sehingga norit tidak larut sepenuhnya dalam air.
EMULSI
OK

DISPERSI
Pembuatan koloid dengan cara dispersi (digerus) menggunakan bahan 1 sendok amilum yang tidak
digerus dan yang sudah digerus. Setelah dilarutkan dan disaring didapatkan filtrat yang jernih dari
keduanya. Selanjutnya ditetskan iodium sebnyak 4 tetes pada masing-masing filtrat. Dari hasil
penetesan terlihat bahwa fada filtrat yagn tidak digerus filtrsat berubah warna menjadi biru tapi
hanya sedikit. Sedangkan pada filtrat yang amilumnya digerus setelah ditetesi larutan iodium 4 tetes
terlihat larutan berubah warna menjadi biru secara merata.
Perubahan warna filtrat dua menjadi biru tua yang merata menunjukkan bahwa filtrat dua
merupakan koloid. Hasil dari penggerusan amilum membentuk partikel koloid yang walaupun
disaring tetap lolos dari saringan karena ukuran dari partikel koloid lebih kecil dari pori-pori
penyaring. Sedangkan pada filtrat satu setelah disaring molekul amilum tertahan oleh saringan
karena ukurannya lebih besar dari pori-pori penyaring.
Penetesn larutan iodium pada kedua filtrat berfungsi sebagai indikator apakah pada filtrat terdapat
partikel amilum yang terlarut atau tidak. Keberadaan partikel amilum dapat dibuktikan dari
perubahan warna dari filtrat seteleah ditetesi larutan iodium. Amilum apabila direaksikan dengan
larutan iodium akan menghasilkan warna biru tua.

Anda mungkin juga menyukai