Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PEMBUATAN KOLOID DAN SIFAT KOLOID

Anggota :
1. Aditya Putra Darmansyah (02)
2. Echa Alfa Rahmatika (10)
3. Wasilatul Dewi Ningrum (18)
4. Ashar Jurang Penatas (21)
5. Liami Ningsih (32)
6. Luthfi Afrizal Ardhani (33)

XI MIPA 1
SMAN MOJOAGUNG
2016
I. Tujuan praktikum
1. Mengetahui beberapa sifat koloid dalam percobaan
2. Mengetahui cara pembuatan koloid dalam percobaan
3. Mengetahui fungsi norit/karbon aktif pada percobaan adsorbsi.

II. Landasan teori


Sistem koloid adalah campuran yang bersifat heterogen namun
seakan-akan bersifat homogen. Diameter partikel koloid lebih besar
daribpada partikel larutan namun lebih kecil daripada partikel suspensi.
Partikel koloid dapat menembus pori-pori kertas saring tetapi tidak dapat
menembus membran semipermeable. Dalam sistem koloid zat terlarut
bertindak sebagai fase terdispersi dan zat pelarut bertindak sebagai medium
pendispersi. Koloid memiliki sifat-sifat khas yaitu: efek tyndal,gerak
brown, adsorbsi, koagulasi, koloid, kolid pelindung, dialisis, dan
elektroforesis.
Sistem koloid dapat dibuat dengan dua cara, yang pertama adalah
pembuatan koloid secara dispersi yakni memperkecil partikel suspensi
menjadi ukuran lebih kecil sampai ukuran partikel koloid. Pembuatan
koloid secara dispersi ada beberapa cara yaitu: penumbukan, homogenisasi,
peptisasi, dan busur bredig.
Yang kedua adalah pembuatan koloid secara kondensasi, yaitu
memperbesar ukuran partikel larutan sampai ukuran partikel koloid.
Pembuatan koloid secara kondensasi ada beberapa cara yaitu :
1. Reaksi hidrolisis yaitu digunakan untuk membuat koloid – koloid basa
dari suatu garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan air).
2. Reaksi redoks yaitu reaksi yang melibatkan perubahan bilangan
oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi.
3. Perukaran ion yaitu reaksi yang umumnya dilakukan untuk membuat
koloid dari zat – zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada
reaksi kimia.
III. Alat dan bahan

Alat Bahan
Gelas kimia AgNO3 0,1M
Tabung reaksi BaCl2 0,1M
Rak tabung reaksi Minyak goreng
Pipet tetes Detergen
Corong kaca Gelatin
Pipet volume Aquades (H2O)
Gelas ukur Tepung tapioca
Labu erlemenyer Norit
Batang pengaduk Sirup
Spatula Agar – agar
Bunsen FeCl3
Laser Iodium/lugol

IV. Prosedur praktikum

Langkah kerja dan pengamatan

1. Koagulasi
 Memasukkan 1 ml BaCl2 0,1M dalam tabung reaksi 1 dan 1 ml NaCl
0,1M dalam tabung reaksi 2
 Menambahkan 2 tetes AgNO3 kedalam masing-masing tabung
 Membandingkan koagulasi yang terbentuk pada tabung 1 dan 2
2. Emulsi
 Memasukkan 2 ml minyak goreng dalam tabung reaksi
 Menambahkan 5 ml aqudes (dikocok)
 Mendiamkan hingga terbentuk 2 lapisan
 Menambahkan 10 tetes sabun kedalam campuran
 Mengocok dan mengamati
3. Koloid pelindung
 Memasukkan BaCl2 0,1M 10 tetes dalam tabung reaksi
 Menambahkan 10 tetes gelatin
 Menambahkan AgNO3 sebanyak 2 tetes
 Mengocok dan mengamati
4. Dispersi
a) Amilum/ tepung tapioca tanpa di gerus
 Memasukkan 1 spatula dalam tabung reaksi
 Menambahkan 5 ml aquades
 Mengaduk dan menyaring
b) Tepung tapioca di gerus
 Memasukkan 1 spatula dalam tabung rekasi
 Menambahkan 5 ml aquades
 Mengaduk dan menyaring
c) Membandingkan filtrat 1 dan filtrat 2
 Memasukkan 5 tetes I2 ( iodium/ lugol )
 Mengamati dan membandingkan
5. Adsorbsi
 Satu (1) sendok spatula norit/ karbon aktif diletakkan dalam corong
kaca yang telah di beri kertas saring
 Melewatkan 10 ml sirup dalam corong kaca tersebut
 Memperhatikan filtrate yang dihasilkan
 Membandingkan dengan larutan awal
6. Pembuatan agar-agar
 Mengambil 1 spatula agar-agar taruh di tabung reaksi
 Menambahkan 10ml air kemudian aduk
 Memanaskan tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi sambil
diaduk sampai mendidihDengan
 Kemudian menaruh di rak tabung reaksi hingga mendingin.
7. Pembuatan sol Fe(OH)3
 Menuangkan 25 ml aquades ke dalam gelas kimia 100ml dan
memanaskan hingga mendidih
 menambahkan 20 tetes larutan FeCl3 jenuh. Memanaskan campuran
tersebut sambil diaduk.
 Perlahan – lahan hingga terbentuk larutan berwarna coklat merah.
Mengamati hasilnya

4.1 Hasil pengamatan

No Perlakuan Pengamatan
Koagulasi Sebelum :
1 ml NaCl + 2 tetes AgNO3 NaCl berwarna jernih, AgNO3 berwarna coklat
kemerahan.
Setelah direaksikan :
Sedikit putih keruh, terbentuk sedikit endapan
berwarna putih.
1 1 ml BaCl2 + 2 tetes AgNO3 Sebelum :
BaCl2 berwarna jernih, AgNO3 berwarna coklat
kemerahan.
Setelah dicampur :
Sedikit putih keruh, terbentuk sedikit endapan
berwarna putih (lebih banyak terbentuk
endapan daripada NaCl).
Emulsi Sebelum ditambah sabun :
2 ml minyak goreng + 5 ml Air dan minyak goreng terpisah.
aquades Setelah ditambah sabun :
2
Ditambahkan 10 tetes sabun Air dan minyak goreng menyatu, beberapa saat
dan dikocok kemudian kembali memisah.
Didiamkan
Koloid pelindung Sebelum :
10 tetes BaCl2 + 10 tetes BaCl2 berwarna jernih, gelatin berwarna kuning
3 gelatin seperti bensin.
Ditambahkan dua tetes Setelah dicampur :
AgNO3 Jernih, tidak terbentuk endapan.
Dispersi Sebelum disaring:
Amilum tanpa digerus Warna putih keruh, terdapat banyak endapan.
1 spatula amilum tanpa Setelah disaring-sebelum ditetesi I2 :
digerus + aquades 5ml dan Larutan amilum berwarna putih keruh.
dikocok Setelah ditetesi I2 :
Disaring Larutan amilum berwarna kuning cincau jernih.
4 Filtrate ditesi 5 tetes I2
Amilum digerus Sebelum disaring:
1 spatula amilum digerus + Warna putih keruh, ada sedikit endapan.
aquades 5 ml dan dikocok Setelah disaring-sebelum ditetesi I2 :
Disaring Larutan amilum berwarna putih keruh.
Filtrate ditesi 5 tetes I2 Setelah ditetesi I2 :
Larutan amilum berwarna hitam pekat.
Adsorbsi Sebelum melalui filtrasi :
1 sendok spatula norit Warna sirup merah, norit hitam.
dimasukkan kedalam Setelah melalui filtrasi :
5
corong yang diberi kertas Warna sirup menjadi merah muda jernih.
saring
Dialirkan 10 ml sirup

Pembuatan agar-agar Sebelum dipanaskan :


1 spatula agar-agar Warna larutan agar – agar hijau, berfase cair.
dimasukkan di tabung Setelah dipanaskan dan didinginkan :
6
reaksi Larutan agar – agar menjadi gel.
Dipanaskan sampai
mendidih dan didinginkan
Pembuatan sol Fe(OH)3 Sebelum dicampur :
Dididihkan 25 ml air dalam Warna air jernih, FeCl3 jingga gelap.
7 gelas kimia Setelah direaksikan :
Tambahkan 20 tetes FeCl3 Awalnya berwarna coklat, kemudian berubah
jenuh menjadi merah bata, tidak terbentuk endapan.
Efek tindal No. Sampel Sinar
a. Amati interaksi zat- terhambur/tidak
zat berikut (aquades, 1. Aquades Tidak
larutan, susu, sol 2. Sirup (tanpa Terhambur
Fe(OH)3 dengan filtrasi dengan
cahaya norit)
8 b. Tulis hasil 3. Susu Tidak
pengamatannya pada 4. Sol Fe(OH)3 Terhambur
table berikut 5. Amilum Tanpa Terhambur
digerus
digerus Terhambur
6. Agar – agar Terhambur
7. Emulsi Terhambur

V. Analisis Data
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut :
1. Koagulasi
a. Pada reaksi antara NaCl (berwarna jernih) dan AgNO3 (berwarna
coklat kemerahan), didapatkan larutan berwarna sedikit putih keruh
dan ditemukan sedikit endapan berwarna putih.
b. Pada reaksi antara BaCl2 (berwarna jernih) dan AgNO3 (berwarna
coklat kemerahan), didapatkan larutan berwarna sedikit putih keruh
dan ditemukan sedikit endapan berwarna putih (lebih banyak
endapan daripada reaksi antara NaCl dan AgNO3).
2. Emulsi
Air dan minyak goreng memisah dalam satu tabung reaksi (walau
dikocok). Setelah ditambah dengan sabun dan dikocok, air dan minyak
tercampur sedikit lalu kembali memisah.
3. Koloid Pelindung
BaCl2 (berwarna jernih) berubah menjadi kuning seperti bensin saat
ditambah dengan gelatin (berwarna kuning seperti bensin). Setelah
direaksikan dengan AgNO3, larutan menjadi berwarna jernih dan tidak
ditemukan endapan.
4. Proses Dispersi
a. Larutan amilum (berwarna putih) dengan amilum awal tanpa
digerus berwarna putih keruh dan terdapat banyak endapan. Setelah
disaring larutan berwarna putih keruh dan terdapat sedikit endapan
berwarna putih. Setelah ditetesi I2 menjadi berwarna kuning cincau
jernih.
b. Larutan amilum (berwarna putih) dengan amilum awal digerus
berwarna putih keruh dan terdapat sedikit endapan, Setelah disaring
larutan berwarna putih keruh. Setelah ditetesi I2 menjadi berwarna
hitam pekat.
5. Adsorpsi
Sirup (berwarna merah jernih) setelah dilewatkan kertas saring yang
diberi norit menjadi berwarna merah muda jernih.
6. Proses pembuatan agar – agar
Larutan agar – agar (berwarna hijau) yang dipanaskan hingga mendidih
lalu didinginkan wujudnya berubah menjadi gel.
7. Proses pembuatan sol Fe(OH)3
FeCl3 (berwarna jingga) direaksikan dengan air mendidih. Larutan yang
terbentuk awalnya berwarna coklat, lalu berubah menjadi merah bata
dan tidak terbentuk endapan.
8. Efek tyndall
a. Aquades tidak menghamburkan cahaya saat disinari dengan laser.
b. Sirup sebelum difiltrasi menghamburkan cahaya saat disinari
dengan laser.
c. Susu tidak menghamburkan cahaya saat disinari dengan laser.
d. Sol Fe(OH)3 menghamburkan cahaya saat disinari dengan laser.
e. Larutan amilum tanpa digerus maupun dengan digerus lalu difiltrasi
dan ditambah I2 menghamburkan cahaya saat disinari dengan laser.
f. Larutan agar – agar menghamburkan cahaya saat disinari dengan
laser.
g. Emulsi air dan minyak menghamburkan cahaya saat disinari dengan
laser.

VI. Pembahasan
1. Koagulasi
Pada proses koagulasi, kami melakukan dua kali percobaan. Pada
percobaan pertama kami mereaksikan 1 ml NaCl dengan 2 tetes
AgNO3. Sedangkan pada percobaan ke dua kami meraksikan 1 ml
BaCl2 dengan 2 tetes AgNO3.
Sehingga reaksi pada masing-masing percobaan dapat ditulis :
1) NaCl + AgNO3  AgCl + NaNO3
2) BaCl2 + 2AgNO3  2AgCl + Ba(NO3)2

Ke dua percobaan diatas sama menghasilkan AgCl yang merupakan


koloid. Namun AgCl mengendap karena mengalami koagulasi.

Reaksi pada masing-masing percobaan di atas juga menghasilkan


senyawa selain AgCl yang apabila diionkan:

1) NaNO3  Na+ + NO3-


2) Ba(NO3)2  Ba2+ + 2NO3-

Karena jumlah ion Cl- melimpah, maka koloid AgCl yang terbentuk
akan mengadsorbsi ion Cl- sehingga AgCl bermuatan negative. Oleh
karena itu larutan yang paling efektif untuk menggumpalkan AgCl
adalah larutan yang memiliki kation lebih banyak. Berdasarkan ionisasi
diatas menunjukkan bahwa Ba(NO3)2 menghasilkan kation lebih
banyak dari NaNO3 sehingga pada percobaan ke dua menghasilkan
lebih banyak endapan AgCl dari percobaan pertama.

2. Emulsi
Pada percobaan emulsi kami mencampur 2 ml minyak goreng dan 5 ml
aquades. Setelah kami amati keduanya tampak terpisah dengan jelas.
Kemudian kami tambahkan 10 tetes sabun dan kami kocok. Ternyata
minyak goreng dan aquades dapat tercampur. Hal tersebut terjadi
karena sabun merupakan emulgator antara minyak goreng dan sabun.
3. Koloid Pelindung
Sebelum direaksikan BaCl2 (jernih) dicampur dengan gelatin sehingga
warnanya menjadi kuning (warna gelatin). Kemudian kami
mereaksikan BaCl2 dengan AgNO3. Reaksi dapat ditulis:
BaCl2 + 2AgNO3  2AgCl + Ba(NO3)2
Seperti yang telah dibahas pada percobaan koagulasi sebelumnya,
seharusnya AgCl digumpalkan oleh Ba(NO3)2 dan terbentuk endapan
AgCl. Namun karena pada larutan tersebut sudah ditambahkan gelatin
yang berfungsi sebagi koloid pelindung, maka AgCl tidak mengalami
koagulasi oleh Ba(NO3)2 sehingga tidak terdapat endapan. Koloid
pelindung bekerja dengan membentuk lapisan tipis di sekitar partikel –
partikel koloid yang dilindungi.
4. Dispersi
Dispersi adalah proses pembentukan koloid dengan pemecahan partikel
besar menjadi partikel koloid. Dalam praktikum ini kami gunakan
penggerusan sebagai metode untuk memecah partikel. partikel amilum
tanpa digerus tidak dapat melewati saringan sehingga pada percobaan
pertama, saat larutan amilum yang telah disaring ditetesi I2, warna
berubah menjadi kuning cincau jernih yang mengindikasikan tidak
adanya kandungan amilum dalam larutan. Sedangkan pada percobaan
kedua, amilum digerus terlebih dahulu. Partikel amilum yang telah
digerus dapat melewati saringan. Sehingga saat ditetesi I2, larutan
berubah menjadi berwarna hitam yang mengindikasikan adanya
kandungan amilum.
5. Adsorbsi
Norit berfungsi sebagai adsorben. Partikel norit memiliki kemampuan
mengadsorbsi partikel pada permukaannya baik partikel netral maupun
bermuatan karena mempunyai permukaan yang luas. Pada percobaan
kami, norit menyerap warna sehingga sirup yang awalnya berwarna
merah jernih berubah warna menjadi merah muda jernih setelah
disaring melalui norit.
6. Pembuatan Agar-Agar
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, ketika 1 spatula agar-
agar kami campur dengan air, menghasilkan warna hijau dan berfasa
cair. Warna hijau dihasilkan oleh zat pewarna agar-agar sedangkan fase
cair terjadi karena agar-agar dan air belum direaksikan.
Setelah kami reaksikan dengan cara dipanaskan hingga mendidih,
kemudian kami diamkan hingga suhu setara dengan suhu ruang, agar-
agar yang berfase cair berubah menjadi gel. Hal ini disebabkan karena
agar-agar bersifat hidrofilik sehingga setelah direaksikan dengan air,
agar-agar menyatu dengan air hingga membentuk gel.
7. Pembuatan Sol Fe(OH)3
Kami mereaksikan FeCl3 dengan air. Reaksi dapat ditulis menjadi:
FeCl3 + 3H2O  Fe(OH)3 + 3HCl
Sebelum direaksikan, warna air jernih dan FeCl3 jingga tua. Setelah
direaksikan warna akhir yang dihasilkan merah bata. Karena HCl
jernih, warna merah bata disebabkan oleh sol Fe(OH)3.
8. Efek Thyndall
Pada percobaan efek thyndall, kami menggunakan aquades, sirup, susu,
sol Fe(OH)3, larutan amilum (digerus dan tidak), gel agar-agar, dan
emulsi minyak dan aquades. Saat kami laser satu persatu, pada sirup,
sol Fe(OH)3, larutan amilum (digerus dan tidak), gel agar-agar, dan
emulsi minyak dan aquades terlihat jalannya cahaya. Sedangkan pada
aquades dan susu tidak.
Jalannya cahaya terlihat karena gelombang cahaya dihamburkan oleh
partikel-partikel koloid. Sedangkan aquades bukan termasuk koloid dan
partikelnya terlalu kecil untuk dapat menghamburkan cahaya sehingga
gelombang cahaya akan diteruskan.
Data praktikum menunjukkan bahwa susu tidak mengalami efek
thyndall. Namun susu merupakan koloid. Menurut kami hal tersebut
disebabkan karena susu berwarna putih pekat sehingga hamburan
cahaya tidak sampai ke mata kami. Campuran zat selain koloid pada
susu (seperti glukosa) tidak berpengaruh pada ketiadaan efek thyndall.
Apabila susu tersebut diencerkan dengan air, maka partikelnya akan
terlihat lebih renggang dan warnanya tidak akan pekat sehingga saat
disinari laser hamburan cahaya akan sampai ke mata. Jadi pada susu
tetap terjadi efek thyndall namun gelombang cahaya yang dihamburkan
tidak dapat menembus keluar dari susu untuk sampai ke mata.

VII. Kesimpulan
 Pada percobaan tersebut, yang termasuk sifat koloid adalah efek
tyndall, adsorbsi, koagulasi, dan koloid pelindung.
 Koloid dapat diperoleh dengan cara kondensasi dan dispersi.
 Norit berfungsi sebagai absorben yang dapat mengabsorbsi warna.

PERTANYAAN

1. Percobaan apa saja yang termasuk sifat koloid?


Jawab:
Percobaan yang termasuk sifat koloid adalah koagulasi, adsorbsi, koloid
pelindung, dan efek thyndall.
2. Percobaan apa saja yang termasuk pembuatan koloid?
Jawab:
Percobaan yang termasuk pembuatan koloid adalah pembuatan emulsi air
dan minyak goreng, proses disperse, pembuatan agar-agar, dan pembuatan
sol Fe(OH)3.
3. Jelaskan fungsi dari bahan – bahan berikut pada percobaan diatas:
a. Sabun : sebagai emulgator air dan minyak goreng.
b. Gelatin : sebagai koloid pelindung.
c. I2 : untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan amilum
pada larutan.
d. Norit : sebagai adsorben
4. Jelaskan 2 cara pembuatan koloid pada percobaan diatas?
Jawab:
 Dispersi : Pembuatan koloid dengan cara memperkecil suatu zat
hingga menjadi seukuran koloid sebelum didispersikan ke dalam
medium pendispersi. Pada percobaan di atas proses dispersi kami
lakukan dengan cara ditumbuk.
 Reaksi hidrolisis : Pembuatan koloid yang dilakukan secara
kondensasi dengan cara memecah molekul garam dengan air sehingga
dapat menghasilkan koloid.
5. Pada percoban efek tyndall,
a. Mengapa larutan menyebabkan cahaya meneruskan sinar? Sedangkan
koloid menghamburkannya?
b. Dari sempel yang diuji, manakah yang termasuk kolid?

Jawab:

a. Cahaya akan diteruskan oleh larutan karena ukuran partikel larutan


terlalu kecil (kurang dari 10-7 cm) untuk dapat menghamburkan cahaya
(panjang gelombang optic antara 3,8×10-5 cm sampai 7,5×10-5 cm).
Sedangkan ukuran partikel koloid cukup untuk menghamburkan
cahaya yaitu antara 10-7 cm sampai 10-5 cm.
b. Dari sempel yang diuji, yang termasuk koloid adalah sirup, susu, sol
Fe(OH)3, larutan amilum (digerus dan tidak), gel agar-agar, dan emulsi
minyak dan aquades.

Anda mungkin juga menyukai