Anggota :
1. Aditya Putra Darmansyah (02)
2. Echa Alfa Rahmatika (10)
3. Wasilatul Dewi Ningrum (18)
4. Ashar Jurang Penatas (21)
5. Liami Ningsih (32)
6. Luthfi Afrizal Ardhani (33)
XI MIPA 1
SMAN MOJOAGUNG
2016
I. Tujuan praktikum
1. Mengetahui beberapa sifat koloid dalam percobaan
2. Mengetahui cara pembuatan koloid dalam percobaan
3. Mengetahui fungsi norit/karbon aktif pada percobaan adsorbsi.
Alat Bahan
Gelas kimia AgNO3 0,1M
Tabung reaksi BaCl2 0,1M
Rak tabung reaksi Minyak goreng
Pipet tetes Detergen
Corong kaca Gelatin
Pipet volume Aquades (H2O)
Gelas ukur Tepung tapioca
Labu erlemenyer Norit
Batang pengaduk Sirup
Spatula Agar – agar
Bunsen FeCl3
Laser Iodium/lugol
1. Koagulasi
Memasukkan 1 ml BaCl2 0,1M dalam tabung reaksi 1 dan 1 ml NaCl
0,1M dalam tabung reaksi 2
Menambahkan 2 tetes AgNO3 kedalam masing-masing tabung
Membandingkan koagulasi yang terbentuk pada tabung 1 dan 2
2. Emulsi
Memasukkan 2 ml minyak goreng dalam tabung reaksi
Menambahkan 5 ml aqudes (dikocok)
Mendiamkan hingga terbentuk 2 lapisan
Menambahkan 10 tetes sabun kedalam campuran
Mengocok dan mengamati
3. Koloid pelindung
Memasukkan BaCl2 0,1M 10 tetes dalam tabung reaksi
Menambahkan 10 tetes gelatin
Menambahkan AgNO3 sebanyak 2 tetes
Mengocok dan mengamati
4. Dispersi
a) Amilum/ tepung tapioca tanpa di gerus
Memasukkan 1 spatula dalam tabung reaksi
Menambahkan 5 ml aquades
Mengaduk dan menyaring
b) Tepung tapioca di gerus
Memasukkan 1 spatula dalam tabung rekasi
Menambahkan 5 ml aquades
Mengaduk dan menyaring
c) Membandingkan filtrat 1 dan filtrat 2
Memasukkan 5 tetes I2 ( iodium/ lugol )
Mengamati dan membandingkan
5. Adsorbsi
Satu (1) sendok spatula norit/ karbon aktif diletakkan dalam corong
kaca yang telah di beri kertas saring
Melewatkan 10 ml sirup dalam corong kaca tersebut
Memperhatikan filtrate yang dihasilkan
Membandingkan dengan larutan awal
6. Pembuatan agar-agar
Mengambil 1 spatula agar-agar taruh di tabung reaksi
Menambahkan 10ml air kemudian aduk
Memanaskan tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi sambil
diaduk sampai mendidihDengan
Kemudian menaruh di rak tabung reaksi hingga mendingin.
7. Pembuatan sol Fe(OH)3
Menuangkan 25 ml aquades ke dalam gelas kimia 100ml dan
memanaskan hingga mendidih
menambahkan 20 tetes larutan FeCl3 jenuh. Memanaskan campuran
tersebut sambil diaduk.
Perlahan – lahan hingga terbentuk larutan berwarna coklat merah.
Mengamati hasilnya
No Perlakuan Pengamatan
Koagulasi Sebelum :
1 ml NaCl + 2 tetes AgNO3 NaCl berwarna jernih, AgNO3 berwarna coklat
kemerahan.
Setelah direaksikan :
Sedikit putih keruh, terbentuk sedikit endapan
berwarna putih.
1 1 ml BaCl2 + 2 tetes AgNO3 Sebelum :
BaCl2 berwarna jernih, AgNO3 berwarna coklat
kemerahan.
Setelah dicampur :
Sedikit putih keruh, terbentuk sedikit endapan
berwarna putih (lebih banyak terbentuk
endapan daripada NaCl).
Emulsi Sebelum ditambah sabun :
2 ml minyak goreng + 5 ml Air dan minyak goreng terpisah.
aquades Setelah ditambah sabun :
2
Ditambahkan 10 tetes sabun Air dan minyak goreng menyatu, beberapa saat
dan dikocok kemudian kembali memisah.
Didiamkan
Koloid pelindung Sebelum :
10 tetes BaCl2 + 10 tetes BaCl2 berwarna jernih, gelatin berwarna kuning
3 gelatin seperti bensin.
Ditambahkan dua tetes Setelah dicampur :
AgNO3 Jernih, tidak terbentuk endapan.
Dispersi Sebelum disaring:
Amilum tanpa digerus Warna putih keruh, terdapat banyak endapan.
1 spatula amilum tanpa Setelah disaring-sebelum ditetesi I2 :
digerus + aquades 5ml dan Larutan amilum berwarna putih keruh.
dikocok Setelah ditetesi I2 :
Disaring Larutan amilum berwarna kuning cincau jernih.
4 Filtrate ditesi 5 tetes I2
Amilum digerus Sebelum disaring:
1 spatula amilum digerus + Warna putih keruh, ada sedikit endapan.
aquades 5 ml dan dikocok Setelah disaring-sebelum ditetesi I2 :
Disaring Larutan amilum berwarna putih keruh.
Filtrate ditesi 5 tetes I2 Setelah ditetesi I2 :
Larutan amilum berwarna hitam pekat.
Adsorbsi Sebelum melalui filtrasi :
1 sendok spatula norit Warna sirup merah, norit hitam.
dimasukkan kedalam Setelah melalui filtrasi :
5
corong yang diberi kertas Warna sirup menjadi merah muda jernih.
saring
Dialirkan 10 ml sirup
V. Analisis Data
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut :
1. Koagulasi
a. Pada reaksi antara NaCl (berwarna jernih) dan AgNO3 (berwarna
coklat kemerahan), didapatkan larutan berwarna sedikit putih keruh
dan ditemukan sedikit endapan berwarna putih.
b. Pada reaksi antara BaCl2 (berwarna jernih) dan AgNO3 (berwarna
coklat kemerahan), didapatkan larutan berwarna sedikit putih keruh
dan ditemukan sedikit endapan berwarna putih (lebih banyak
endapan daripada reaksi antara NaCl dan AgNO3).
2. Emulsi
Air dan minyak goreng memisah dalam satu tabung reaksi (walau
dikocok). Setelah ditambah dengan sabun dan dikocok, air dan minyak
tercampur sedikit lalu kembali memisah.
3. Koloid Pelindung
BaCl2 (berwarna jernih) berubah menjadi kuning seperti bensin saat
ditambah dengan gelatin (berwarna kuning seperti bensin). Setelah
direaksikan dengan AgNO3, larutan menjadi berwarna jernih dan tidak
ditemukan endapan.
4. Proses Dispersi
a. Larutan amilum (berwarna putih) dengan amilum awal tanpa
digerus berwarna putih keruh dan terdapat banyak endapan. Setelah
disaring larutan berwarna putih keruh dan terdapat sedikit endapan
berwarna putih. Setelah ditetesi I2 menjadi berwarna kuning cincau
jernih.
b. Larutan amilum (berwarna putih) dengan amilum awal digerus
berwarna putih keruh dan terdapat sedikit endapan, Setelah disaring
larutan berwarna putih keruh. Setelah ditetesi I2 menjadi berwarna
hitam pekat.
5. Adsorpsi
Sirup (berwarna merah jernih) setelah dilewatkan kertas saring yang
diberi norit menjadi berwarna merah muda jernih.
6. Proses pembuatan agar – agar
Larutan agar – agar (berwarna hijau) yang dipanaskan hingga mendidih
lalu didinginkan wujudnya berubah menjadi gel.
7. Proses pembuatan sol Fe(OH)3
FeCl3 (berwarna jingga) direaksikan dengan air mendidih. Larutan yang
terbentuk awalnya berwarna coklat, lalu berubah menjadi merah bata
dan tidak terbentuk endapan.
8. Efek tyndall
a. Aquades tidak menghamburkan cahaya saat disinari dengan laser.
b. Sirup sebelum difiltrasi menghamburkan cahaya saat disinari
dengan laser.
c. Susu tidak menghamburkan cahaya saat disinari dengan laser.
d. Sol Fe(OH)3 menghamburkan cahaya saat disinari dengan laser.
e. Larutan amilum tanpa digerus maupun dengan digerus lalu difiltrasi
dan ditambah I2 menghamburkan cahaya saat disinari dengan laser.
f. Larutan agar – agar menghamburkan cahaya saat disinari dengan
laser.
g. Emulsi air dan minyak menghamburkan cahaya saat disinari dengan
laser.
VI. Pembahasan
1. Koagulasi
Pada proses koagulasi, kami melakukan dua kali percobaan. Pada
percobaan pertama kami mereaksikan 1 ml NaCl dengan 2 tetes
AgNO3. Sedangkan pada percobaan ke dua kami meraksikan 1 ml
BaCl2 dengan 2 tetes AgNO3.
Sehingga reaksi pada masing-masing percobaan dapat ditulis :
1) NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
2) BaCl2 + 2AgNO3 2AgCl + Ba(NO3)2
Karena jumlah ion Cl- melimpah, maka koloid AgCl yang terbentuk
akan mengadsorbsi ion Cl- sehingga AgCl bermuatan negative. Oleh
karena itu larutan yang paling efektif untuk menggumpalkan AgCl
adalah larutan yang memiliki kation lebih banyak. Berdasarkan ionisasi
diatas menunjukkan bahwa Ba(NO3)2 menghasilkan kation lebih
banyak dari NaNO3 sehingga pada percobaan ke dua menghasilkan
lebih banyak endapan AgCl dari percobaan pertama.
2. Emulsi
Pada percobaan emulsi kami mencampur 2 ml minyak goreng dan 5 ml
aquades. Setelah kami amati keduanya tampak terpisah dengan jelas.
Kemudian kami tambahkan 10 tetes sabun dan kami kocok. Ternyata
minyak goreng dan aquades dapat tercampur. Hal tersebut terjadi
karena sabun merupakan emulgator antara minyak goreng dan sabun.
3. Koloid Pelindung
Sebelum direaksikan BaCl2 (jernih) dicampur dengan gelatin sehingga
warnanya menjadi kuning (warna gelatin). Kemudian kami
mereaksikan BaCl2 dengan AgNO3. Reaksi dapat ditulis:
BaCl2 + 2AgNO3 2AgCl + Ba(NO3)2
Seperti yang telah dibahas pada percobaan koagulasi sebelumnya,
seharusnya AgCl digumpalkan oleh Ba(NO3)2 dan terbentuk endapan
AgCl. Namun karena pada larutan tersebut sudah ditambahkan gelatin
yang berfungsi sebagi koloid pelindung, maka AgCl tidak mengalami
koagulasi oleh Ba(NO3)2 sehingga tidak terdapat endapan. Koloid
pelindung bekerja dengan membentuk lapisan tipis di sekitar partikel –
partikel koloid yang dilindungi.
4. Dispersi
Dispersi adalah proses pembentukan koloid dengan pemecahan partikel
besar menjadi partikel koloid. Dalam praktikum ini kami gunakan
penggerusan sebagai metode untuk memecah partikel. partikel amilum
tanpa digerus tidak dapat melewati saringan sehingga pada percobaan
pertama, saat larutan amilum yang telah disaring ditetesi I2, warna
berubah menjadi kuning cincau jernih yang mengindikasikan tidak
adanya kandungan amilum dalam larutan. Sedangkan pada percobaan
kedua, amilum digerus terlebih dahulu. Partikel amilum yang telah
digerus dapat melewati saringan. Sehingga saat ditetesi I2, larutan
berubah menjadi berwarna hitam yang mengindikasikan adanya
kandungan amilum.
5. Adsorbsi
Norit berfungsi sebagai adsorben. Partikel norit memiliki kemampuan
mengadsorbsi partikel pada permukaannya baik partikel netral maupun
bermuatan karena mempunyai permukaan yang luas. Pada percobaan
kami, norit menyerap warna sehingga sirup yang awalnya berwarna
merah jernih berubah warna menjadi merah muda jernih setelah
disaring melalui norit.
6. Pembuatan Agar-Agar
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, ketika 1 spatula agar-
agar kami campur dengan air, menghasilkan warna hijau dan berfasa
cair. Warna hijau dihasilkan oleh zat pewarna agar-agar sedangkan fase
cair terjadi karena agar-agar dan air belum direaksikan.
Setelah kami reaksikan dengan cara dipanaskan hingga mendidih,
kemudian kami diamkan hingga suhu setara dengan suhu ruang, agar-
agar yang berfase cair berubah menjadi gel. Hal ini disebabkan karena
agar-agar bersifat hidrofilik sehingga setelah direaksikan dengan air,
agar-agar menyatu dengan air hingga membentuk gel.
7. Pembuatan Sol Fe(OH)3
Kami mereaksikan FeCl3 dengan air. Reaksi dapat ditulis menjadi:
FeCl3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3HCl
Sebelum direaksikan, warna air jernih dan FeCl3 jingga tua. Setelah
direaksikan warna akhir yang dihasilkan merah bata. Karena HCl
jernih, warna merah bata disebabkan oleh sol Fe(OH)3.
8. Efek Thyndall
Pada percobaan efek thyndall, kami menggunakan aquades, sirup, susu,
sol Fe(OH)3, larutan amilum (digerus dan tidak), gel agar-agar, dan
emulsi minyak dan aquades. Saat kami laser satu persatu, pada sirup,
sol Fe(OH)3, larutan amilum (digerus dan tidak), gel agar-agar, dan
emulsi minyak dan aquades terlihat jalannya cahaya. Sedangkan pada
aquades dan susu tidak.
Jalannya cahaya terlihat karena gelombang cahaya dihamburkan oleh
partikel-partikel koloid. Sedangkan aquades bukan termasuk koloid dan
partikelnya terlalu kecil untuk dapat menghamburkan cahaya sehingga
gelombang cahaya akan diteruskan.
Data praktikum menunjukkan bahwa susu tidak mengalami efek
thyndall. Namun susu merupakan koloid. Menurut kami hal tersebut
disebabkan karena susu berwarna putih pekat sehingga hamburan
cahaya tidak sampai ke mata kami. Campuran zat selain koloid pada
susu (seperti glukosa) tidak berpengaruh pada ketiadaan efek thyndall.
Apabila susu tersebut diencerkan dengan air, maka partikelnya akan
terlihat lebih renggang dan warnanya tidak akan pekat sehingga saat
disinari laser hamburan cahaya akan sampai ke mata. Jadi pada susu
tetap terjadi efek thyndall namun gelombang cahaya yang dihamburkan
tidak dapat menembus keluar dari susu untuk sampai ke mata.
VII. Kesimpulan
Pada percobaan tersebut, yang termasuk sifat koloid adalah efek
tyndall, adsorbsi, koagulasi, dan koloid pelindung.
Koloid dapat diperoleh dengan cara kondensasi dan dispersi.
Norit berfungsi sebagai absorben yang dapat mengabsorbsi warna.
PERTANYAAN
Jawab: