ahan
EFEK TYNDALL
A.
TUJUAN
TEORI
LANGKAH KERJA
HASIL KERJA
No.
Sampel
Partikel
Pengamatan
Cahaya
Larutan / Koloid /
Suspensi
1.
Larutan Gula
Berkas cahaya
terlihat jelas
Larutan
2.
Air + Susu
Koloid
3.
Air + Kopi
Suspensi Kasar
cahaya
F.
ANALISA HASIL
No.
1.
2.
3.
G.
1.
Sampel Partikel
Keterangan
Larutan Gula
Pengamatan Cahaya :
Berkas cahaya terlihat
jelas
Disebut Larutan
Air + Susu
Pengamatan Cahaya :
Berkas cahaya tidak
terlihat dengan jelas
Air + Kopi
Pengamatan Cahaya :
Tidak terlihat berkas
cahaya
PERMASALAHAN
Pada Sampel 1 yaitu Larutan Gula, jalannya cahaya tidak dapat terlihat. Tetapi
berkas cahya terlihat dengan jelas. Hal ini dikarenakan cahaya tidak
dihamburkan oleh partikel-partikelnya dan dapat focus ke depan.
Sehingga sampel 1 tidak terjadi efek Tyndall
Pada sampel 2 yaitu campuran air dengan susu, jalannya cahaya dapat terlihat
tetapi berkas cahaya tidak focus dan menyebar. Hal ini dikarenakan partikel
koloid dapat menghamburkan cahaya oleh molekul /ionnya. Sehingga
peristiwa tersebut disebut sebagai efek Tyndall.
2.
3.
KESIMPULAN
Larutan
: ~ Berkas cahaya terlihat jelas
~ Jalannya cahaya tidak terlihat
~ Tidak terjadi efek Tyndall
Koloid
: ~ Berkas cahaya menyebar
~ Jalannya cahaya terlihat
~ Terjadi efek Tyndall
Suspensi kasar
: ~ Berkas cahaya tidak ada
~ Jalannya cahaya tidak terlihat
~ Tidak terjadi efek Tyndall
Aquades
Larutan gula
Susu
Sol Fe(OH)3
Sol belerang
Agar-Agar
V. Analisis Data
Percobaan 1
Tidak menghamburkan
Tidak menghamburkan
Menghamburkan
Menghamburkan
Menghamburkan
Menghamburkan
Pada percobaan pertama dalam pembuatan sol Fe(OH) 3. Langkah pertama adalah dengan
menuangkan 25 ml aquades ke dalam gelas kimia 100 ml yang dipanaskan hingga mendidih.
Setelah itu menambahkan 20 tetes larutann FeCl3 jenuh sambil terus diaduk.Saat warna sudah
berubah menjadi coklat kemerahan, pemanasan dihentikan. Pemanasan tersebut ditujukan untuk
mempercepat proses pendispersian.Warna coklat kemerahan menunjukan bahwa sol Fe(OH) 3
sudah terbentuk.Berdasarkan uraian di atas pembuatan sol Fe(OH) 3 menggunakan cara
kondensasi, yaitu reaksi hidrolisis. Karena koloid tersebut dibuat dengan menambahan air dan
garam FeCl3.
Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
FeCl3 (aq) +3H2O(l) Fe(OH)3(koloid)+3HCl(aq)
Percobaan 2
Pada percobaan kedua dalam pembuatan sol belerang. Langkah pertama adalah dengan
mencampurkan 1 sendok gula pasir dan 1 sendok belerang ke dalam lumpang. Lalu 1 sendok
gula dan 1 sendok belerang digerus sampai halus. Tujuan digerus dan ditambahkan dengan gula
agar dapat diperoleh tingkat kehalusan tertentu. Kemudian campuran tersebut diambil 1 sendok
untuk digerus lagi dengan 1 sendok gula pasir, kegiatan tersebut dilakukan hingga 4 kali.
Penambahan gula dimaksudkan sebagai pemecah partikel belerang hingga dapat dilarutkan
dengan air. Campuran terakhir dituangkan sedikit ke dalam gelas kimia yang berisi aquades 20
ml kemudian diaduk. Berdasarkan uraian di atas, pembuatan sol belerang menggunakan cara
dispersi, yaitu cara mekanik dengan menggerus gula sebagai zat inert dan belerang.
Percobaan 3
Pada percobaan ketiga dalam pembuatan agar-agar. Langkah yang pertama, agar-agar bubuk
diambil 1 spatula kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi aquades 10 ml. Tabung
tersebut dipanaskan di atas busen menggunakan penjepit tabung sampai mendidih. Selanjutnya
ditunggu hingga dingin. Proses pemanasan pada pembuatan agar-agar dimaksudkan agar butirbutir kasar endapan agar-agar dapat menjadi partikel koloid dengan bantuan pemeptisasi. Dari
hasil pengamatan maka agar-agar tergolong jenis kolid emulsi padat dengan fase terdispersi cair
dan medium pendispersi padat. Cara pembuatan agar-agar termasuk dalam cara dispersi dengan
cara peptisasi karena dari butir-butir kasar agar-agar membutuhkan zat pemecah yang berupa air
agar dapat menjadi partikel koloid.
Percobaan 4
Pada percobaan keempat dalam pembuatan emulsi minyak dan air. Langkah yang dilakukan
pertama adalah dengan memasukkan 5 ml aquades dan 1 ml minyak goreng ke dalam tabung
reaksi lalu digoyang-goyangkan dan diamati. Selanjutnya memasukkan 5 ml aquades, 1 ml
minyak goreng, 1 ml detergen/sabun ke dalam tabung reaksi lalu digoyang-goyangkan dan
diamati. Air jika ditambahkan dengan minyak tergolang dalam jenis koloid emulsi karena
melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan. Namun
saat ditambahkan dengan detergen /sabun, air dan nminyak dapat bercampur karena adanya zat
emulgator yang berupa detergen/sabun.
Percobaan 5
Pada pecobaan kelima yaitu pengamatan efek tyndall. Zat-zat yang telah dibuat pada percobaan
pertama hingga percobaan ketiga seperti sol Fe(OH)3, sol belerang,agar-agar, juga susu, larutan
gula, dan aquades diamati dengan menggunakan sifat koloid efek tyndall, yaitu dengan
menjatuhkan seberkas sinar (transparan) pada sistem kloid, dalam percobaan kali ini
menggunakan senter, berkas cahaya dapat terlihat, jika sinar tersebut dihamburkan oleh system
koloid, maka zat tersebut dapat digolongkan koloid. Jika partikel terdispersinya juga kelihatan,
maka zat tersebut bukan koloid melainkan suspensi. Saat aquades diuji, tidak terdapat berkas
cahaya maka dari itu aquades tidak dapat digolongkan koloid. Larutan gula, saat diuji juga tidak
didapati berkas cahaya,larutan gula dapat digolongkan sebagai jenis larutan dan bukan koloid.
Susu, sol Fe(OH)3, dan sol belerang saat diuji menghamburkan seberkas cahaya sehingga dapat
digolongkan sebagai koloid.