Anda di halaman 1dari 7

[Type the document title]

ahan

EFEK TYNDALL
A.

TUJUAN

Mengamati dan membedakan peristiwa penghamburan berkas cahaya oleh


beberapa macam partikel.
B.

TEORI

Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.


Partikel dalam system koloid berupa molekul atau ion yang berukuran cukup
besar yang dapat menghamburkan cahaya ke segala arah. Sebaliknya, jika
ukuran partikel terlalu kecil maka tidak mampu memantulkan cahaya. Contoh
efek Tyndall adalah sorot lampu mobil pada malam hari saat ada debu asap,
atau kabut, sinar matahari yang melalui celah daun, terjadinya warna biru
pada siang hari dan warna merah/ jingga di langit saat matahari terbenam,
dan cahaya proyektor di gedung bioskop.Efek Tyndall dapat digunakan untuk
membedakan larutan koloid dan larutan asli sebab larutan asli tidak
menunjukkan efek Tyndall.
C.
:

ALAT DAN BAHAN


1. Alat
:
lampu senter, 3 buah botol 500 mL.
larutan gula, campuran susu dengan air dan air kopi
D.

LANGKAH KERJA

1. Isi masing-masing botol dengan larutan sample!


2. Diruang gelap, arahkan berkas cahaya lampu pada tiap-tiap botol!
3. Amati berkas cahaya yang terjadi!
E.

HASIL KERJA
No.

Sampel
Partikel

Pengamatan
Cahaya

Larutan / Koloid /
Suspensi

1.

Larutan Gula

Berkas cahaya
terlihat jelas

Larutan

2.

Air + Susu

Berkas cahaya tidak


terlihat jelas

Koloid

3.

Air + Kopi

Tidak terlihat berkas

Suspensi Kasar

cahaya
F.

ANALISA HASIL
No.
1.

2.

3.

G.
1.

Sampel Partikel

Keterangan

Larutan Gula
Pengamatan Cahaya :
Berkas cahaya terlihat
jelas

Disebut Larutan

Air + Susu
Pengamatan Cahaya :
Berkas cahaya tidak
terlihat dengan jelas

Disebut campuran koloid

Air + Kopi
Pengamatan Cahaya :
Tidak terlihat berkas
cahaya

Disebut Suspensi Kasar

Hal ini dikarenakan cahaya


tidak
dihamburkan oleh partikel partikelnya dan
jalannya cahaya dapat focus ke depan.
Sehingga larutan gula tidak terjadi efek
Tyndall. Dan berkas cahaya dapat terlihat
jelas oleh mata.

Hal ini dikarenakan oleh partikel-partikelnya


yang terdiri dari molekul/ionnya yang cukup
besar yang dapat menghamburkan cahaya.
Sehingga berkas cahaya tidak dapat terlihat
dengan jelas oleh mata dan jalannya
cahayapun menjadi terhambur ke segala
arah. Peristiwa tersebut disebut sebagai efek
Tyndall.

Hal ini dikarenakan karena gerakan


partikelnya tidak menyebar melainkan
membentuk dua fase, yaitu filtrate dan
endapan. Sehingga berkas cahaya tidak dapat
terlihat. Serta jalannya cahaya pun tidak
terlihat focus melainkan menyebar.

PERMASALAHAN

Bagaimana berkas cahaya yang dilewatkan pada sampel nomor 1 dan 2 ?


Jelaskan !
Jawab:

Pada Sampel 1 yaitu Larutan Gula, jalannya cahaya tidak dapat terlihat. Tetapi
berkas cahya terlihat dengan jelas. Hal ini dikarenakan cahaya tidak
dihamburkan oleh partikel-partikelnya dan dapat focus ke depan.
Sehingga sampel 1 tidak terjadi efek Tyndall
Pada sampel 2 yaitu campuran air dengan susu, jalannya cahaya dapat terlihat
tetapi berkas cahaya tidak focus dan menyebar. Hal ini dikarenakan partikel
koloid dapat menghamburkan cahaya oleh molekul /ionnya. Sehingga
peristiwa tersebut disebut sebagai efek Tyndall.
2.

Bagaimanakah keadaan partikel susu yang terkena cahaya ?


Jawab:
Partikelnya bergerak terus secara acak. Hal ini dikarenakan oleh Gerak Brown
dimana terjadi benturan partikel pendispersi yang berasal dari segala arah
dengan partikel zat terdispersi.

3.

Bagaimana perbedaan berkas cahaya yang dilewatkan pada sample yang


berupa larutan, koloid, dan suspensi ? Jelaskan!
Jawab:
Pada sampel larutan, berkas cahaya dapat terlihat dengan jelas dan focus. Hal
ini dikarenakan cahaya tidak dihamburkan oleh partikel-partikelnya sehingga
cahaya dapat focus ke depan.
Pada sampel koloid, berkas cahaya terhambur ke segala arah. Hal ini
dikarenakan partikel koloid dapat menghamburkan cahaya oleh molekul /ionnya sehingga cahaya tidak dapat focus dan terhambur oleh partikelnya.
Pada sampel suspensi kasar, berkas cahaya tidak terlihat, karena gerakan
partikelnya tidak menyebar melainkan membentuk dua fase, yaitu filtrate dan
endapan. Sehingga berkas cahaya tidak dapat terlihat. Serta jalannya cahaya
pun tidak terlihat.
H.

KESIMPULAN

Dari percobaan diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa efek tyndall,


jalannya cahaya dan berkas cahaya dapat menentukkan campuran itu bersifat
larutan, koloid, maupun tersuspensi kasar.

Larutan
: ~ Berkas cahaya terlihat jelas
~ Jalannya cahaya tidak terlihat
~ Tidak terjadi efek Tyndall

Koloid
: ~ Berkas cahaya menyebar
~ Jalannya cahaya terlihat
~ Terjadi efek Tyndall

Suspensi kasar
: ~ Berkas cahaya tidak ada
~ Jalannya cahaya tidak terlihat
~ Tidak terjadi efek Tyndall

3. Pembuatan agar- agar


Ambil satu spatula agar-agar bubuk.
Masukkan dalam tabung reaksi yang berisi aquades 5/10 ml.
Dengan penjepit tabung panaskan diatas bunsen tunggu sampai mendidih.
Biarkan sampai dingin.
4. Pembuatan Emulsi Minyak dalam Air
Masukkan kira-kira 5 ml akuades dan 1 ml minyak goreng ke dalam tabung reaksi, kemudian
guncangkan.
Letakkan tabung itu pada rak dan amati.
Masukkan kira-kira 5 ml akuades, 1 ml minyak goreng dan 1 ml detergen/sabun ke dalam tabung
reaksi, kemudian guncangkan.
Letakkan tabung itu pada rak dan amati.
5. Efek Tyndall
a. Amati interaksi zat-zat berikut (aquades, larutan gula, susu, sol Fe(OH)3 dan sol belerang)
dengan cahaya.
b. Tulis hasil pengamatannya pada tabel berikut :
No
Sampel
Pengamatan berkas sinar
1
2
3
4
5
6

Aquades
Larutan gula
Susu
Sol Fe(OH)3
Sol belerang
Agar-Agar

V. Analisis Data
Percobaan 1

Tidak menghamburkan
Tidak menghamburkan
Menghamburkan
Menghamburkan
Menghamburkan
Menghamburkan

Pada percobaan pertama dalam pembuatan sol Fe(OH) 3. Langkah pertama adalah dengan
menuangkan 25 ml aquades ke dalam gelas kimia 100 ml yang dipanaskan hingga mendidih.
Setelah itu menambahkan 20 tetes larutann FeCl3 jenuh sambil terus diaduk.Saat warna sudah
berubah menjadi coklat kemerahan, pemanasan dihentikan. Pemanasan tersebut ditujukan untuk
mempercepat proses pendispersian.Warna coklat kemerahan menunjukan bahwa sol Fe(OH) 3
sudah terbentuk.Berdasarkan uraian di atas pembuatan sol Fe(OH) 3 menggunakan cara
kondensasi, yaitu reaksi hidrolisis. Karena koloid tersebut dibuat dengan menambahan air dan
garam FeCl3.
Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
FeCl3 (aq) +3H2O(l) Fe(OH)3(koloid)+3HCl(aq)
Percobaan 2
Pada percobaan kedua dalam pembuatan sol belerang. Langkah pertama adalah dengan
mencampurkan 1 sendok gula pasir dan 1 sendok belerang ke dalam lumpang. Lalu 1 sendok
gula dan 1 sendok belerang digerus sampai halus. Tujuan digerus dan ditambahkan dengan gula
agar dapat diperoleh tingkat kehalusan tertentu. Kemudian campuran tersebut diambil 1 sendok
untuk digerus lagi dengan 1 sendok gula pasir, kegiatan tersebut dilakukan hingga 4 kali.
Penambahan gula dimaksudkan sebagai pemecah partikel belerang hingga dapat dilarutkan
dengan air. Campuran terakhir dituangkan sedikit ke dalam gelas kimia yang berisi aquades 20
ml kemudian diaduk. Berdasarkan uraian di atas, pembuatan sol belerang menggunakan cara
dispersi, yaitu cara mekanik dengan menggerus gula sebagai zat inert dan belerang.
Percobaan 3
Pada percobaan ketiga dalam pembuatan agar-agar. Langkah yang pertama, agar-agar bubuk
diambil 1 spatula kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi aquades 10 ml. Tabung
tersebut dipanaskan di atas busen menggunakan penjepit tabung sampai mendidih. Selanjutnya
ditunggu hingga dingin. Proses pemanasan pada pembuatan agar-agar dimaksudkan agar butirbutir kasar endapan agar-agar dapat menjadi partikel koloid dengan bantuan pemeptisasi. Dari
hasil pengamatan maka agar-agar tergolong jenis kolid emulsi padat dengan fase terdispersi cair
dan medium pendispersi padat. Cara pembuatan agar-agar termasuk dalam cara dispersi dengan
cara peptisasi karena dari butir-butir kasar agar-agar membutuhkan zat pemecah yang berupa air
agar dapat menjadi partikel koloid.
Percobaan 4
Pada percobaan keempat dalam pembuatan emulsi minyak dan air. Langkah yang dilakukan
pertama adalah dengan memasukkan 5 ml aquades dan 1 ml minyak goreng ke dalam tabung
reaksi lalu digoyang-goyangkan dan diamati. Selanjutnya memasukkan 5 ml aquades, 1 ml
minyak goreng, 1 ml detergen/sabun ke dalam tabung reaksi lalu digoyang-goyangkan dan
diamati. Air jika ditambahkan dengan minyak tergolang dalam jenis koloid emulsi karena
melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan. Namun
saat ditambahkan dengan detergen /sabun, air dan nminyak dapat bercampur karena adanya zat
emulgator yang berupa detergen/sabun.
Percobaan 5
Pada pecobaan kelima yaitu pengamatan efek tyndall. Zat-zat yang telah dibuat pada percobaan
pertama hingga percobaan ketiga seperti sol Fe(OH)3, sol belerang,agar-agar, juga susu, larutan
gula, dan aquades diamati dengan menggunakan sifat koloid efek tyndall, yaitu dengan
menjatuhkan seberkas sinar (transparan) pada sistem kloid, dalam percobaan kali ini
menggunakan senter, berkas cahaya dapat terlihat, jika sinar tersebut dihamburkan oleh system
koloid, maka zat tersebut dapat digolongkan koloid. Jika partikel terdispersinya juga kelihatan,

maka zat tersebut bukan koloid melainkan suspensi. Saat aquades diuji, tidak terdapat berkas
cahaya maka dari itu aquades tidak dapat digolongkan koloid. Larutan gula, saat diuji juga tidak
didapati berkas cahaya,larutan gula dapat digolongkan sebagai jenis larutan dan bukan koloid.
Susu, sol Fe(OH)3, dan sol belerang saat diuji menghamburkan seberkas cahaya sehingga dapat
digolongkan sebagai koloid.

Anda mungkin juga menyukai