Anda di halaman 1dari 67

1

Bab I - Belajar

Bab II Konsep Belajar Menurut Islam

Bab 3 Konsep Belajar Behaviorisme

Bab 4 Konsep Belajar Kognitif

Bab 5 Konsep Belajar Konstruktisme

Bab 6 Konsep Belajar Humanisme

Teori belajar

Kelompok II:
Angling Z.H Hanifah
Ani Mira
Dini Yeni

BAB I

BELAJAR

belajar adalah perubahan tingkah laku


yang relatif tetap dan terjadi sebagai
hasil latihan atau pengalaman.

CIRI CIRI BELAJAR


Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.
Perubahan perilaku.
Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat
diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung.
Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

PRINSIP PRINSIP BELAJAR


Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan
orang lain.
Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan
langsung pada setiap lagkah yang dilakukan selama proses belajar.
Penguasaan yang sempuRna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Proses Belajar dan Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi
Proses belajar adalah serangkaian
aktivitas yang terjadi pada pusat saraf
individu yang belajar.

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES


BELAJAR

TAHAP MOTIVASI

TAHAP
TAHAP
TAHAP
TAHAP
TAHAP
TAHAP

KONSENTRASI
MENGOLAH
MENYIMPAN
MENGGALI (1)
MENGGALI (2)
UMPAN BALIK

FAKTOR FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR
FAKTOR FISIOLOGIS
FAKTOR PSIKOLOGIS
FAKTOR LINGKUNGAN
FAKTOR KELUARGA

BAB II
KONSEP BELAJAR MENURUT ISLAM

BELAJAR MENURUT AL-QURAN DAN HADIST


Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptalan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq : 1-5).

Sejak turunnya wahyu yang pertama


kepada Muhammad SAW, Islam telah
menekankan perintah untuk belajar.
Ayat pertama juga menjadi bukti
bahwa Al-Quran memandang penting
belajar agar manusia dapat
memahami seluruh kejadian yang ada
disekitarnya.

Arti Penting Belajar Menurut AlQuran


#Orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu
pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam
kehidupan.
#Allah melarang manusia untuk tidak mengetahui segala
sesuatu yang manusia lakukan. Apapun yang manusia
lakukan ia harus mengetahui kenapa mereka
melakukannya.
#Dengan ilmu yang dimiliki manusia melalui proses
belajra, maka Alloh akan memberikan derajat yang lebih
tinggi kepada hamba-Nya.

Cara belajar
Dalam Al-Quran, cara belajar yang memburuhkan
usaha manusia, sebagaimana dikemukakan oleh
Najati (2005), dapat memalui 3 cara, yaitu:

Belajar melalui imitasi


Pengalaman praktis dan trial and
error
Berpikir

Sarana Belajar
Sarana fisik
Sarana psikis
Akal
Qalbu

Konsep Belajar Menurut TokohTokoh Islam


1. Al-Ghazali
Menurut Al-Ghazali, proses belajar yang dilakukan seseorang
adalah usaha orang tersebut untuk mencari ilmu. Ilmu yang
dipelajari dapat dipandang daru dua segi, yaitu:
A. Ilmu sebagai proses. Al-Ghazali mengklarifikasikan ilmu
menjadi tiga, yaitu:
. Ilmu bissiyah yaitu ilmu yang didapatkan melalui panca indera.
. Ilmu aqliyah yaitu ilmu yang diperoleh melalui kegiatan
berpikir.
. Ilmu ladunni yaitu ilmu yang diperoleh langsung dari Alloh
tanpa melalui proses penginderaan atau berpikir melainkan
melalui hati dalam bentuk ilham.

B. Ilmu sebagai objek, Al-Ghazali membagi


ilmu menjadi tiga macam, yaitu:
A Ilmu pengetahuan yang tercela secara
mutlak.
A Ilmu pengetahuan yang terpuji.
A Ilmu pengetahuan yang dalam kadar
tertentu terpuji, tetapi bila mendalaminya
tercela.

Jenis Ilmu
Menurut Al-Ghazali, ilmu terdiri dari dua
jenis yaitu ilmu kasbi dan ilmu ladunni.
Ilmu kasbi adlah cara berpikir yang
sistematik dan metodik, sedangkan ilmu
ladunni adalah ilmu yang diperoleh oleh
orang-orang tertentu dengan tidak melalui
proses perolehan ilmu pada umumnya.

Pendekatan dalam menuntut Ilmu

Menurut Al-Ghazali, pendekatan


belajar dalam mencari ilmu dapat
dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan, yaitu pendekatan talim
insan dan talim rabbani.

2. Al-Zarnuji
Konsep pendidikan Islam yang dikemukakan Al-Zarnuji, antara
lain:
Pengertian ilmu dan keutamaannya.
Niat belajar.
Memilih guru, ilmu, teman dan ketabahan dalam belajar.
Menghormati ilmu dan ulama.
Ketekunan, konstinuitas, dan cita-cita luhur.
Permulaan dan insensitas belajar serta tata tertibnya.
Tawakal kepada Alloh SWT
Masa belajar
Kasih sayang dan member nasihat
Mengambil pelajaran
Wara (menjaga diri dari shubhat dan haram) pada masa belajar.
Penyebab hafal dan lupa
Masalah rezeki dan umur.

Pembagian Ilmu
Al-Zarnuji membagi Ilmu Pengetahuan
dalam empat kategori, yaitu:
~ Ilmu fardhu ain
~ Ilmu fardhu kifayah
~ Ilmu haram
~ Ilmu jawaz

Niat dan Tujuan Belajar


Al-Zarnuji mengatakan bahwa niat
yang benar dalam belajar adalah
untuk mencari keridhoan Allah,
memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat.

Metode Pembelajaran
Al-Zarnuji menjelaskan bahwa ,etode
pembelajaran meliputi dua kategori.
Pertama metode yang bersifat etik
mencakup niat dalam belajar. Kedua,
metode yang bersifat teknik strategi.

Pemikiran Al-Zarnuji tentang pola


hubungan guru dan murid
Beberapa pemikiran Al-Zarnuji terhadap pola
hubungan guru dan murid, yaitu:
Murid tidak akan memperoleh ilmu yang
bermanfaat tanpa adanya pengagungan dan
pemuliaan terhadap guru menjadi semangat
dan dasar adanya penghormatan murid
terhadap guru.
Kontekstualisasi hubungan guru murid,
menunjukkan bahwa penempatan guru pada
posisi terhormat terkait oleh sosok guru yang
ideal.

BAB 3
KONSEP BELAJAR BEHAVIORISME
1. Teori belajar kondisioning klasik

Menurut eksperimen Pavlov, jika stimulus


netral dipasangkan dengan daging dan
dilakukan secara berulang-ulang, maka
stimulus netral akan berubah menjadi
stimulus yang terkondisikan dan memiliki
kekuatan yang sama untuk mengarahkan
respons.

2. Hukum-Hukum Kondisional
Klasik
Pemerolehan adalah membuat pasangan stimulus
netral dengan stimulus tak bersyarat berulangulang hingga muncul respons bersyarat.
Pemadaman (extinction). Setelah respons itu
terbentuk, maka respons itu akan tetap ada selama
masih diberikan rangsangan bersyaratnya dan
dipasangkan dengan rangsangan tak bersyarat.
Generalisasi dan Diskriminasi. Ternyata respons
bersyarat ini juga dapat dikenakan pada kejadian
lain, namun situasinya yang mirip.
Kondisioning tandingan (counter
conditioning). merupakan salah satu bentuk
khusus dari kondisioning responden.

3. Penerapan prinsip-prinsip
kondisioning klasik dalam kelas

Memberikan suasana yang


menyenangkan ketika.
Menekankan pada kerja sama dan
kompetisi antar kelompok daripada
individu.
Membuat kegiatan membaca menjadi
menyenangkan dengan menciptakan
ruang membaca yang nyaman.

Membantu siswa mengatasi secara bebas dan


sukses situasi-situasi yang mencemaskan atau
menekan, misalnya.:
Mendorong siswa yang pemalu untuk mengajarkan
siswa lain cara memahami materi pelajaran.
Membuat tahap jangka pendek untuk mencapai
tujuan jangka panjang, misalnya dengan
memberikan tes harian.
Jika siswa takut berbicara di depan kelas, mintalah
siswa untuk membacakan sebuah laporan di depan
kelompok kecil sambil duduk di tempat.

Membantu siswa untuk mengenal


perbedaan dan persamaan terhadap
situasi-situasi.
Meyakinkan siswa yang cemas ketika
menghadapi ujian masuk sebuah
sekolah.
Menjelaskan bahwa lebih baik
menghindari hadiah yang berlebihan
dari orang lain yang tidak dikenal.

Edward Lee Throndike


Throndike adalah psikolog di Amerika yang
pertama kali mengadakan eksperimen hubungan
S-R dengan hewan kucing melalui prosedur dan
apparatus yang sistematis. Dari eksperimen ini,
Throndike telah mengembangkan hukum law
effect.
Hukum law effect menyatakan bahwa jika
sebuah tindakan diikuti oleh perubahan yang
memuaskan dalam lingkungan, maka kemungkinan
tindakan itu akan diulang kembali akan semakin
meningkat.

Burrhus Frederic Skinner


Skinner dilahirkan pada 20 Mei 1904 di
Susquehanna, Pennsylvania, AS. Masa kanakkanaknya dilalui dengan kehidupan yang penuh
kehangatan namun cukup ketat dalam disiplin.
Dari tahun 1931 1936, Skinner bekerja di
Harvard. Penelitian yang dilakukannya
difokuskan pada penelitian-penelitian mengenai
system saraf hewan. Dalam kariernya Skinner
menujukkan produktivitas yang tinggi sehingga
ia dikukuhkan sebagai pemimpin Behaviorisme
yang terkemuka di AS.

Teori belajar Skinner


Skinner mendefinisikan belajar sebagai proses
perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang
dicapai sebagai hasil belajar tersebut melalui proses
penguatan perilaku baru yang muncul, yang
biasanya disebut dengan kondisioning operan.
Perilaku seperti respons dan tindakan, adalah
sebuah kata yang secara sederhana menunjukkan
apa yang diperbuat seseorang untuk situasi
tertentu. Perilaku adalah sebuah proses dari
consequences yang diberikan pada perilaku akan
menjadi antecedents bagi munculnya perilaku, dan
seterusnya.

B. Prinsip-prinsip belajar
menurut Skinner
1. Reinforcement
Reinforcemen didefinisikan sebagai sebuah
konsekuen yang menguatkan tingkah laku
(atau frekuensi tingkah laku). Secara umum,
reinforcemen dapat dibedakan menjadi tiga:
.Dari segi jenisnya

.Dari segi bentuknya


.Waktu pemberian reinforcement

ada empat macam jadwal pemberian


jadwal reinforcement, yaitu:
Fixed Ratio (FR)
Variable-Ratio (VR)
Fixed Interval (FI),
Variable Interval (VI),

2. Punishment
Punishment adalah menghadirkan atau
memberikan sebuah situasi yang tidak
menyenangkan atau situasi yang ingin
dihindari untuk menurunkan tingkah
laku.

Dari segi bentuknya, punishment terdiri dari


time out dan respons cost.
Time out adalah sebuah bentuk hukuman
dimana seseorang akan kehilangan sesuatu
yang disukai atau disenangi sampai waktu
tertentu.
Respons cost adalah sebuah bentuk
hukuman dimana seseorang akan
kehilangan sebuah reinforcemen positif jika
melakukan perilaku yang tidak dinginkan.

3. Shaping
Shaping adalah menggunakan langkah-langkah
kecil yang disertai dengan feedback untuk membantu
siswa mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Adapun langkah-langkah dalam pemberian shaping
adalah:
Memilih tujuan yang ingin dicapai;
Mengetahui kesiapan belajar siswa;
Mengembangkan sejumlah langkah yang akan
memberikan bimbingan kepada siswa;
Memberi feedback terhadap hasil belajar siswa.

4. Extinction
Extinction adalah mengurangi atau
menurunkan tingkah laku dengan
menarik reinforcement yang
menyebabkan perilaku tersebut
terjadi. Extinction ini terjadi melalu
proses perlahan-lahan. Extinction
merupakan kunci untuk mengatur
tingkah laku siswa.

Anteseden dan perubahan perilaku


Dalam operant conditioning,
anteseden dapat memberikan
petunjuk apakah sebuah perilaku akan
mendapatkan konkuen yang positif
atau negatif. Ada dua cara untuk
mengintrol anteseden, yaitu:
1. Cueing
2. Prompting

C. Edwin R Guthrie
Teori belajar menurut Gutrie
Edwin R Gutrie adalah salah satu
penemu teori pembinasaan asosiasi
dekat. Teori ini menyatakan bahwa
peristiwa belajar terjadi karena adanya
sebuah kombinasi antara rangsangan
yang disandingkan dengan gerakan
yang akan cenderung diikuti oleh
gerakan yang sama.

Memutus kebiasaan
Kebiasaan dalam teori Guthrie ini
didefinisikan sebagai sebuah respons
yang diasosiasikan dengan beberapa
stimuli yang berbeda. Untuk
menghentikan kebiasaan yang
inapropiate, maka kebiasaan itu perlu
diputus.

Eksperimen Guthrie
Beberapa prinsip dalam teori kontinguitas, yaitu:
Agar terjadi pembiasaan, maka organism harus selalu
merespons atau melakukan sesuatu;
Pada saat belajar melibatkan pembiasaan terhadap
herakan-gerakan tertentu.
Keterbukaan terhadap berbagai bentuk stimulus yang
ada merupakan keinginan untuk menghasilkan respons
secara umum;
Respons terakhir dalam belajar harus benar ketika itu
menjadi sesuatu yang akan diasosiasikan.
Asosiasi akan menjadi lebih kuat karena ada
pengulangan.

Clark Hull
Hull telah mengembangkan sebuah teori
dalam versi behaviorisme. Ia menyatakan
bahwa stimulus (S) mempengaruhi organism
(O) dan menghasilkan respons (R) itu
tergantung pada karakteristik O dan S.
dengan kata lain, Hull telah berminat
terhadap studi yang mempelajari variable
intervening yang mempengaruhi perilaku
seperti dorongan atau keinginan, insentif,
penghalang, dan kebiasaan.

BAB IV
KONSEP BELAJAR KOGNITIF
Salah satu aliran yang mempunyai
pengaruh terhadap praktek belajar yang
dilaksanakan disekolah adalah aliran
psikologi kognitif. Berbeda dengan aliran
behavioristik yang memandang belajar
sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik
antara stimulus dan respons, aliran kognitif
memandang kegiatan belajar bukanlah
sekadar stimulus dan respons yang
bersifat mekanistik

A. Teori Gestalt
Hukum Pragnanz
Hukum ini menyatakan bahwa organisasi psikologis selalu cenderung untuk
bergerak kea rah penuh arti.
Hukum kesamaan
Hukum ini menyatakan bahwa hal-hal yang sama cenderung membentuk
Gesalt atau kesatuan.
Hukum keterdekatan
Hukum yang menyatakan bahwa hal-hal yang saling berdekatan cenderung
membentuk kesatuan.
Hukum ketertutupan
Prinsip hukum ketertutuan ini menyatakan bahwa hal-hal yang tertutup
cenderung membentuk gestalt.
Hukum kontinuitas
Hukum ini menyatakan bahwa hal-hal yang kontinu atau yang merupakan
kesinambungan yang baik akan mempunyai tendensi untuk membentuk
kesatuan.

MODEL MENGELOLA INFORMASI


Pentingnya pengetahuan dalam belajar
Pengetahuan adalah hasil belajar. Pada saat
seseorang belajar tentang matematika,
sejarah bangsa, sosial, atau aturan-aturan
bermain bulu tangkis, seseorang mengetahui
sesuatu yang baru. Pengetahuan bukanlah
hasil akhir, melainkan lebih dari iru,
pengetahuan adalah pembimbing atau
pengarah bagi belajar sesuatu yang baru.

Macam-macam pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki individu dapat
dibedakan menjadi pengetahuan umum dan
pengetahuan khusus. Pengetahuan umum
dalah informasi yang sangat berguna untuk
melaksanakan tugas yang berbeda.
Pengetahuan khusus adalah informasi yang
dapat digunakan hanya dalam situasi tertentu.
Pengetahuan juga dapat dikategorikan menjadi
tiga, yaitu: pengetahuan deklaratif,
pegetahuan procedural, pengetahuan
kondisional.

Memproses informasi
Information processing model memandang memori manusia itu
seperti sebuah computer yang mengambil atau mendapatkan
informasi, mengelolanya, mengubahnya, kemudian menyimpannya,
dan menghadirkan kembali pada saat membutuhkannya.
Short term memory adalah sebuah system penyimpanan yang
dapat menimpan sejumlah informasi yang terbatas untuk beberapa
detik.
Long term memory adalah bagian dari system memori manusia
yang menyimpan informasi untuk sebuah periode yang cukup lama.
Episodic memory adalah memori pengalaman personal manusia
yang memuat sesuatu yang manusia lihat atau dengar
Semantic memory adalah memori yang berisi ide-ide atau konsepkonsep yang berkaitan dengan skema atau skemata.
Procedural memory adalah memori yang berkaitan dengan sesuatu
yang bersifat prosedural.

BAB V
KONSEP BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Pandangan konsruktivisme
Dalam belajar siswa perlu dibiasakan
memecahkan masalah, menemukan
sesuatu dan bergelut dengan ide.
Karena itu tidak mungkin guru
memberikan semua pengetahuan
kepada murid, ia hanya fasilitator agar
pengetahuan menjadi relevan bagi
siswa.

Konsep belajar kostruktivisme


Jean Piaget
Dalam otaknya, manusia memiliki
system yang akan memaknai sesuatu
yang berbeda dengan individu lain.
Pemaknaan yang berbeda ini akan
dihubungkan dengan pengalaman
dalam memori struktur otak.

Proses konstruktivisme Jean Piaget


Proses organisasi, proses ini mampu
memahami informasi baru dan
menyesuaikannya dengan memori
sebelumnya.
Proses adaptasi. Pertama :
menggabungkan atau mengintegrasikan
pengetahuan yang diterima. Kedua:
mengubah struktur pengetahuan baru,
sehingga terjadi keseimbangan.

Empat konsep dasar


Skemata : kumpulan konsep yang digunakan
individu ketika ia berinteraksi dengan
lingkungan.
Asimilasi : proses kognitif dan penyerapan
pengalaman baru ketika memadukan stimulus
kedalam skemata secara kontinu.
Akomodasi : proses struktur kognitif yang
berlangsung sesuai dengan pengalaman baru.
Keseimbangan : terjadi antara proses asimilasi
& proses akomodasi untuk mencapai struktur
skemata yang stabil

Perkembangan kognitif
Empat fase perkembangan:
Periode sensiriomotor
Periode preoperational
Periode operasional konkret
Periode operasional

Konsep belajar konstraktivisme


Vygotsky
Belajar melibatkan dua elemen
penting. Satu, belajar merupakan
proses biologi dasar. Dua, proses
psikososial sebagai proses yang
berkaitan dengan lingkungan sosialbudaya. Keterlibatan fisik dan otak
dalam mengelola informasi merupakan
proses secara fisik-psikologi sebagai
elemen dasar dalam belajar.

Perkembangan bahasa
Preintelectual speech : tahap awal, yang
ditandai dengan adanya proses dasar
yang berkembang.
Nave psychology : tahap kedua, ketika
mengeksplor objek-objek konkret yang
ditemukan.
Egocentric speech : tahap selalu berbicara
tanpa mempedulikan orang lain.
Inner speech : tahap dalam mengarahkan
perilaku seseorang.

Strategi belajar konstruktivisme


Top-down processing : belajar dari masalah
yang komleks untuk dipecahkan, kemudian
menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan.
Cooperative learning : belajar untuk
menemukan secara komprehensif konsepkonsep yang sulit didiskusikan dengan
kelompok belajar.
Generative learning : adanya interaksi
yang aktif antara materi atau pengetahuan
yang baru melalui skemata.

BAB VI
KONSEP BELAJAR HUMANISME
Aliran humanistik memandang bahwa belajar
bukan sekadar pengembangan kualitas kognitif
saja, melainkan juga sebuah proses yang terjadi
dalam diri individu yang melibatkan seluruh bagan
atau domain yang ada. Domain-domain tersebut
meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Para ahli psikologi pendidikan menyatakan
bahwa pada dasarnya pendidikan humanistic
bukanlah sebuah strategi belajar, melainkan
sebagai sebuah filosofi belajar yang sangat
memerhatikan keunikan-keunikan yang dimiliki
oleh siswa.

a. Open Schools
Dalam open schools, proses pembelajaran memiliki cirri-ciri
sebagai berikut:
Peran guru dan murid, guru berperan sebagai fasilitator
yang membantu siswa untuk secara aktif membimbing
mereka dalam belajar.
Evaluasi diagnostic, sebagai bimbingan pengajaran untuk
memberikan feedback terhadap kinerja siswa dalam
belajar.
Materi, pemberian materi yang berbeda digunakan untuk
memberikan stimulus bagi siswa agar dapat melakukan
ekplorasi dalam belajar.
Pengajaran individual,
Kelompok dengan berbagai tingkat usia,
Ruangan terbuka
Team teaching

Inteligensi Ganda
Gardner mendefinisikan inteligensi
sebagai kemampuan untuk memecahkan
persoalan dan menghasilkan produk
dalam suatu setting yang bermacammacam dan dalam situasi yang nyata.
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang
diukur bukan dengan tertulis, tetapi
bagaimana seseorang dapat memecahkan
problem yang nyata dalam kehidupan.

Sembilan macam kecerdasan


ganda
Inteligensi linguistic, kemampuan dalam menggunakan kata-kata.
Inteligensi matematis-logis, kecerdasan yang berkaitan dengan
bilangan.
Inteligensi ruang, kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual.
Inteligensi kinestetik-badani, kemampuan untuk secara aktif
menggunakan bagian tubuhnya.
Inteligensi musical, kemampuan untuk mengembangkan dan
megekpresikan.
Inteligensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti
perasaan.
Inteligensi intrapersonal, mampu bertindak berdasar pengendalian
diri.
Inteligensi lingkungan, kemampuan mengeri flora dan fauna.
Inteligensi eksistensial, kemampuan seseorang dalam menjawab
persoalan.

Implikasi kecerdasan ganda


dalam pembelajaran
Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman:
Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan
intelektual.
Pendidikan seharusnya individual, dan mendapat
perhatian.
Pendidikan harus dapat memotivasi siswa untuk
menentukan tujuan.
Sekolah memberikan fasilitas kepada siswa.
Evaluasi proses pembelajaran harus lebih
konstektual.
Proses pembelajaran tidak dibatasi hanya dalam
gedung sekolah.

Redefinisi Kecerdasan:
Pergeseran dari IQ, EQ, dan
SQ

Pola pikir IQ mengindikasikan dominasi


rasionalitas. Rasionalitas dapat berbenturan dengan
nilai-nilai tradisi yang emosional. Rasionalotas juga
mengimplikasikan dominasi rasio atau nalar dalam
kehidupan. Dominasi rasio ini menyebabkan
melemahnya kehidupan beragama. Sedangkan EQ
menujuk kepada suatu kemampuan untuk
mengendalikan, mengorganisasi dan mempergunakan
emosi kea rah kegiatan yang mendatangkan hasil
optimal. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, bahkan SQ
adalah kecerdasan tertinggi kita.

Ciri-ciri kecerdasan emosi ada lima,


yaitu:
Kesadaran diri (self-awareness)
Pengaturan diri (self-regulation)
Motivasi (motivation)
Empati (empathy)
Keterampilan sosial (social skill)

Experiental Learning
1. Konsep dasar
Dalam experiental learning,
pengalaman mempunyai peran sentral
dalam proses belajar. Teori ini
mendefinisikan belajar sebagai proses
dimana pengetahuan diciptakan
melalui transformasi pengalaman.

Prosedur experiental learning


David Kolb membagi gaya belajar
seseorang menjadi empat kategori,
sebagai berikut:
Converger
Diverger
Assimilation
Accommodator

Experiental learning dan


model belajar lainnya
Proses belajar dalam experiental
learning merupakan kegiatan
merumuskan sebuah tindakan,
mengujinya, menilai hasil, dan
memperoleh feedback, merefleksikan,
mengubah dan mendefinisikan kembali
sebuah tindakan berdasarkan prinsipprinsip yang harus dipahami dan
diikuti.

Prinsip-prinsip tersebut didasarkan


pada teori Kurt Lewin berikut:
Experiental learning yang efektif akan
mempengaruhi cara berpikir siswa, sikap dan
nilai-nilai, persepsi, dan perilaku siswa.
Siswa lebih mempercayai pengetahuan yang
mereka temukan sendiri daripada pengetahuan
yang diberikan oleh orang lain.
Belajar akan lebih efektif bila merupakan sebuah
proses yang aktif. Pada saat siswa mempelajari
sebuah teori, konsep atau memperhatikan dan
mencobanya, maka siswa akan memahami lebih
sempurna, dan mengintegrasikannya dengan apa
yang dia pelajari sebelumnya serta akan dapat
mengingatnya lebih lama.

Do you have
any questions?

Terimakasih
atas
Perhatiannya!!!

Anda mungkin juga menyukai