”Sistem Koloid”
Tujuan Percobaan
Untuk mengamati dan membedakan koloid dari tampilan fisik
(kenampakkannya), serta beberapa sifatnya secara umum.
Untuk mengamati dan membedakan peristiwa penghamburan
berkas cahaya oleh beberapa macam partikel.
Membuat dan mengamati pembuatan sol Fe(OH)3dan agar-agar.
Dasar Teori
Koloid, merupakan campuran dari dispersi kasar dengan dispersi halus dengan ukuran partikel-
partikelnya antara 10-7 dan 10-5 cm. Dalam sistem koloid, terdapat dua fase, yaitu fase terdispersi dan
fase pendispersi.
Larutan, merupakan sistem dispersi halus yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil (10 -7 cm),
sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun
dengan menggunakan mikroskop ultra.Larutan adalah campuran antara fase terdispersi berupa zat
padat, gas, maupun cair dengan fase pendisperinya yaitu zat cair.
Suspensi atau dispersi kasar, merupakan sistem dispersi dengan ukuran relatif besar (10 -5 cm) yang
tersebar merata dalam medium pendispersinya.Suspensi yaitu campuran heterogen antar fase
terdispersi dengan medium pendispersinya. Fasa terdispersi biasanya berupa zat padat yang
ukurannya lebih besar sehingga akan membentuk endapan jika didiamkan dalam beberapa saat.
Efek tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel dalam sistem koloid
berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar dapat menghamburkan cahaya ke segala arah,
meskipun partikel koloidnya tidak tampak. Sebaliknya, jika ukuran partikel terlalu kecil maka tidak
mampu memantulkan cahaya
Dasar Teori
Pembuatan Koloid dapat dilakukan dengan cara:
a. Cara Dispersi
Secara prinsip cara dispersi adalah pembuatan koloid dari partikel yang lebih kasar.
1) Dispersi mekanik: partikel besar digerus menjadi partikel koloid.
2) Dispersi elektrolitik: sol platina emas atau perak dibuat dengan cara mencelupkan dua kawat ke dalam air, dan
diberi potensial tinggi. Suhu yang tinggi menyebabkan uap logam mengkondensasi dan membentuk partikel koloid.
3) Peptisasi: partikel kasar diubah menjadi partikel koloid dengan penambahan zat seperti air atau zat lain yang disebut
zat untuk peptisasi.
b. Cara Kondensasi
Secara prinsip, cara kondensasi adalah pembuatan koloid dari partikel yang lebih halus (larutan).
Dengan reaksi kimia :
Cara
reduksi (pembuatan sol emas)
Cara
oksidasi (pembuatan sol belerang)
Cara
hidrolisis (pembuatan sol feri hidroksida)
Dekomposisi
rangkap (koloid As2S3)
Alat dan Bahan
Alat :
3 buah gelas kimia 1 buah kaki tiga dan 1 buah batang 2 buah gelas air
1 buah pipet tetes
100 mL kasa kawat serta pengaduk kaca mineral
pembakar spritus
2 buah tabung 1 buah rak tabung 1 buah kertas jilid 1 buah sendok
reaksi warna gelap 1 buah lampu senter
reaksi makan
Alat dan Bahan
Bahan :
1. Siapkan 1 buah gelas kimia dan 2 buah gelas air mineral, isilah dengan air 50 mL
2. Larutkan 1 sdm gula pasir ke dalam gelas kimia , setengah sdm susu bubuk ke dalam gelas air mineral 1,
3. Gulungkan kertas jilid dan lubangi bagian bawah untuk jalan masuknya sinar lampu senter.
4. Selimuti tiap gelas dengan kertas jilid dan sorotlah dengan lampu senter secara bergantian.
2. Isi kedua tabung dengan minyak tanah dan air seukuran 2 jari.
3. Tambahkan detergan secukupnya ke dalam tabung pertama, dan tambahkan sabun colek
1. Tuangkan 25 mL air mineral ke dalam gelas kimia dan panaskan sampai mendidih.
2. Tambahkan 20 tetes larutan FeCl3 jenuh. Panaskan campuran tersebut sambil diaduk perlahan-lahan hingga
3. Selimuti gelas kimia dengan kertas jilid dan sorotlah dengan lampu senter secara bergantian.
3. Selimuti gelas kimia dengan kertas jilid dan sorotlah dengan lampu senter secara
bergantian.
4. Kemudian amati jalannya sinar dari atas gelas.
Hasil Pengamatan
Percobaan pertama :
Percobaan kedua :
No. Percobaan Pengamatan
1. Pembuatan sol Fe(OH)3 Warna: merah kecokelatan
Ketika disorot cahaya lampu senter terlihat seperti terdapat debu pada cairan
2. Pembuatan agar-agar Warna: gelap
Sifat: padat, terlihat seperti jelly agar-agar dan mengental
Berkas cahaya terlihat ketka disorot cahaya
Bahan Diskusi
Percobaan pertama:
1. Bagaimana keadaan larutan tersebut sebelum dikenai cahaya?
Air + gula: bening, tidak terlihat endapan
Air + susu bubuk: keruh, tidak terlihat endapan
Air + kopi: keruh, terlihat endapan
Air + minyak tanah + detergen: keruh, terlihat ada endapan
Air + minyak tanah + sabun colek: keruh, terlihat ada endapan
2. Campuran manakah yang merupakan koloid?
Campuran Air + susu bubuk dan campuran air + minyak tanah + detergen
3. Mengapa kita dapat mengamati berkas cahaya pada larutan susu?
Karena larutan susu merupakan koloid yang partikel-partikelnya cukup besar, sehingga dapat menghamburkan cahaya dan
akhirnya berkas cahaya dapat terlihat.
Percobaan kedua:
4. Percobaan apakah yang termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi dan kondensasi?
Pembuatan agar-agar termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi (cara peptisasi)
Pembuatan sol Fe(OH)3 termasuk pembuatan koloid dengan cara kondensasi (reaksi hidrolisis)
2. Tuliskan persamaan reaksi pada percobaan di atas!
FeCl3 + H2OFe(OH)3 + HCl
3. Apa yang terjadi saat akuades yang dipanasi ditetesi FeCl 3 jenuh?
Berubah warna menjadi merah kecokelatan
Kesimpulan
Koloid berukuran lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil daripada suspensi.
Dengan ukuran partikel antara 1nm-100nm.
Jika dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya, jejak lintasan cahaya akan
terlihat jelas pada suspensi dan koloid, sedangkan pada larutan tidak.
Dikarenakan partikel-partikel pada suspensi dan koloid dapat
menghamburkan cahaya.
Pembuatan agar-agar termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi (cara