Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

I. Judul Percobaan : Pemisahan


II. Hari / Tanggal Percobaan : Kamis / 27 September 2018
III. Tujuan Percobaan :
 Memisahkan zat padat dari zat padat
 Memisahkan zat cair dari zat cair
 Memisahkan zat padat dari zat cair
IV. Dasar Teori
Proses pemisahan suatu zat dari campurannya pada dasarnya
adalah pemisahan berdasarkan sifat fisik dari zat-zat tersebut.
Beberapa metode yang dapat sering digunakan dalam proses
pemisahan yaitu dekantasi, filtrasi, sublimasi, kristalisasi, destilasi,
kromatografi, adsorbsi, ekstraksi
 Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan
untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan
menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan
metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut
dan zat terlarutnya. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu.
(ampas).
 Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan
menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih
dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan
tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini
adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan
iod.
 Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk
memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan.
Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu
pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara
yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.
Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari
adalah pembuatan garam dapur dari air laut
 Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh
suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat
padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang
berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda.
Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk
larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan
titik didihnya tidak terlalu dekat. Contoh destilasi adalah
proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu
putih, dan memurnikan air minum.
 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan
bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode
pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut
tertentu.
 Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk
membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara
penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga
menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi.
Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari
kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang
berwarna coklat karena terdapat kotoran.
 Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan
perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan
zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan
dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap,
dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses
kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk
memisahkan tinta.

V. Alat dan Bahan


 Alat :
 Gelas kimia 1 buah
 Gelas ukur 50 Ml 1 buah
 Pembakar 1 buah
 Cawan Penguap 1 buah
 Corong 1 buah
 Kaca arloji 1 buah
 Kertas Saring secukupnya
 Kaki Tiga dan Kasa 1 buah
 Bahan :
 CuSO4 secukupnya
 Kapur Tulis secukupnya
 NaCl (garam dapur) secukupnya
 Pasir secukupnya
 Kapur Barus secukupnya
VI. Alur Percobaan :
 Percobaan 1

1 sendok pasir + air


dimasukkan ke dalam gelas kimia
diaduk sampai rata

larutan

pasir dibiarkan sampai mengendap

Hasil
 Percobaan 2
Bubuk Kapur Tulis
dimasukkan ke dalam gelas kimia
diaduk sampai rata

larutan

dilakukan penyaringan menggunakan corong dan kertas


saring
Hasil

 Percobaan 3
Garam Dapur + air
dimasukkan ke dalam gelas kimia
diaduk sampai rata

larutan
disaring dengan kertas saring
dipanaskan/diuapkan sampai air habis dengan
cawan penguapan
Hasil

 Percobaan 4

CuSo4

larutan
dipanaskan/diuapkan sampai air habis dengan cawan
penguapan
dinginkan larutan
diamati kental CuSO4 yang terbentuk

Hasil
 Percobaan 5
1 sendok pasir + Garam Dapur + air

dimasukkan ke dalam gelas kimia


diaduk sampai rata

larutan

dipanaskan/diuapkan sampai air habis dengan cawan penguapan


disaring

Hasil

 Percobaan 6

1 gram kapur barus ditumpbuk + pasir


dimasukkan ke dalam cawan peguapan
ditutup dengan kaca arloji yang diberi air diatasnya
dipanaskan perlahan – laham sampai terbentuk zat padat pada kaca
arloji
didinginkan
Hasil

VII. Hasil Pengamatan


VIII. Pembahasan

Pada percobaan pertama, kami melakukan pemisahan zat padat


dari zat cair. Yaitu memisahkan pasir dari air yang ada pada campuran
air dan pasir. Proses pemisahaan ini sangat sederhana hanya dengan
mengendapkan pasir dengan menuggu beberapa saat dan setelah
mengendap, larutan bagian atas dituangkan ke dalam gelas kimia yang
lain. Hal ini karena pasir merupakan zat padat yang tidak dapat larut
dalam air sehingga dapat dengan mudah dipisahkan dari air dan
dengan cara yang sangat sederhana. Proses ini dinamakan dengan
metode pemisahan dekantasi. Dari percobaan pemisahan metode
dekantasi ini menghasilkan larutan pasir dan endapan pasir (Masing-
masing di dalam gelas kimia yang berbeda).
Pada percobaan kedua, kami mencampurkan bubuk kapur
tulis  dengan air ke dalam gelas kimia. Setelah dicampurkan  dan
diaduk campuran disaring menggunakan kertas saring dan corong
sehingga didapatkan larutan hasil penyaringan (filtrat) dan endapan
bubuk kapur tulis (residu). Diatas kertas saring juga terdapat sisa-sisa
endapan kapur tulis. Proses pemisahan dengan cara penyaringan atau
filtrasi ini didasarkan atas perbedaan ukuran partikel. Ketika
penyaringan, filtrat atau air hasil penyaringan memiliki ukuran partikel
yang lebih kecil daripada pori-pori penyaring sehingga air bisa lolos
melewati kertas saring. Sedangkan residu atau sisa penyaringan
(endapan bubuk kapur tulis) memiliki ukuran partikel yang lebih besar
daripada ukuran pori-pori kertas saring sehingga bubuk kapur tulis
terhambat dan tidak bisa lolos melewati saringan. Filtrasi atau
penyaringan digunakan untuk memisahkan zat padat yang dapat larut
dari zat cair.
Pada percobaan ketiga terdapat dua metode dalam satu kali
percobaan, yaitu filtrasi atau penharingan dan penguapan. Pada awal
percobaan kami mencampurkan garam dapur dengan air ke dalam
gelas kimia dan diaduk. Untuk memisahkannya kami mengunakan
metode filtrasi karena garam dapur merupakan zat padat yang dapat
larut. Dan fitrasi digunakan untuk memisahkan zat padat (yang dapat
larut) dari zat cair. Dari proses filtrasi didapat filtrat (hasil
penyaringan) dan sisa penyaringan (residu).
Pada percobaan keempat,  1 gram garam CuSO4 dicampur
dengan air dimasukkan ke dalam gelas kimia. Pada pencampuran ini
diperoleh larutan garam berwarna biru bening. Hal ini terjadi karena
pada awal sebelum direaksikan, garam CuSO4 berwarna biru dan
ketika berikatan dengan air menjadikan larutan garam yang terbentuk
berwarna biru bening.  Pemisahan yang dilakukan pada percobaan ini
adalah pemisahan zat padat yang dapat larut dalam air sehingga
pemisahan dilakukan dengan menguapkan larutan sampai volumenya
hampir habis. Hasil dari percobaan tersebut adalah Kristal biru
Pada pecorbaan yang kelima terjadi proses pengkristalan
dengan bahan campuran dari pasir, garam dapur dan air yang dicampur
dalam sebuah gelam kimia dan diaduk lalu disaring dengan kertas
saring dan menghasilkan filtrate dan residu pada residu terjadi
pencucian sebanyak 3 kali lalu menyisakan air cuciannya yang di
uapkan dalam cawan penguapan lalu dibakar hingga mendidih dan
menghasilkan Kristal Putih.
Pada proses percobaan yang keenam yaitu proses pengkristalan
kapur barus dengan cara menjadikan serbuk kapur barus dan di
masukkan dalam cawan hingga ditutp kaca arloji dan dipanaskan lalu
didinginkan hingga menjadi Kristal-kristal putih.

IX. Kesimpulan
Suatu pemisahan campuran dari senyawa-senyawa untuk
memperoleh zat murni bisa dilakukan dengan beberapa cara. Yaitu
dengan metode dekantasi (pemisahan zat padat yang tidak larut dari zat
cair), metode filtrasi (pemisahan zat padat yang dapat larut dari zat
cair), metode kristalisasi (pemisahan zat padat dari zat cair), dan
metode sublimasi (pemisahan zat padat dari zat padat).
Dari keenam  percobaan yang telah dilakukan, banyak bahan-
bahan yang tidak bereaksi. Percobaan yang tidak bereaksi yaitu :
 Pencampuran pasir dengan air (percobaan 1)
 Pencampuran kapur tulis dengan air (percobaan 2)
 Pencampuran pasir, garam dapur, dengan air (percobaan 5)
 Pemcampuran pasir dengan kapur barus (percobaan 6)

Sedangkan percobaan yang menunjukkan adanya unsur-unsur yang


bereaksi adalah :

 Pencampuran garam dapur dengan air (percobaan 3)


 Pencampuran garam CuSO4 dengan air (percobaan 4)

X. Daftar Pustaka
Wonorahardjo, surjani. 2013. Metode-metode pemisahan kimia.
Jakarta : Akademia Permata
Tim Kimia Dasar.2015.Petunjuk Praktikum Kimia Umum.Surabaya :
Universitas Negeri Surabaya.
Chang, Raymond.2004.Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid
Satu.Gramedia:Jakarta
Dokumentasi
Pertanyaan

1. Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan


aliran distilat?

Jawaban :

1. Supaya seluruh ruang di selang kondensor penuh terisi oleh air. Apabila
air diidi searah dengan aliran destilat, ruangan di selang kondensor tidak
akan terisi penuh karena air yang masuk bisa langsung keluar sebelum
sendang terisi penub. Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi
tinggi dan tekanannya juga menjadi tinggi, sehingga uap yang dihasilkan
banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan berubah menjadi distlat, jika
uap yang dihasilkan banyak maka jumlah distlat yang dihasilkan pun juga
banyak.

Anda mungkin juga menyukai