KOLOID
Oleh :
Asita Almufidah (XI IPA 4/07)
Deanova Sabila (XI IPA 4/11)
Jihan Rofidu (XI IPA 4/22)
Raihan Nabil (XI IPA 4/33)
MEI 2013
A. TEORI DASAR
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun
gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju,
nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah
pertanian juga merupakan sistem koloid.
Cara pembuatan koloid :
1. Kondensasi yaitu pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel larutan
menjadi 4, yaitu :
a. Cara Mekanik
Pembuatan koloid dengan cara penggerusan/penggilingan untuk zat padat, cara
pengadukan/pengocokan untuk zat cair, kemudian didispersikan ke dalam medium
(pendispersi).
Contoh : belerang halus + air sol belerang
b. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara memecah molekul besar menjadi molekul yang
lebih kecil dengan menghilangkan ion elektrolit penyebab gumpalan.
c. Cara Busur Bredig (Elektrodispersi)
Pembuatan koloid dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini
biasanya untuk membuat sol logam.
d. Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid dengan cara membuat suatu zat menjadi homogen dan
berukuran koloid. Cara ini digunakan pada pembuatan susu.
Sistem Koloid
Sistem koloid dibagi menjadi dua bagian yaitu fase terdispersi (zat terlarut) dan
medium pendispersi (pelarut). Keduanya terdiri dari tiga fase/wujud yaitu padat, cair
dan gas yang bersatu. Namun antara fase gas dengan gas tidak membentuk Sistem
koloid karena bercampur homogen, melainkan larutan
1
2
3
4
Padat
Padat
Padat
Cair
Medium
pendispersi
Padat
Cair
Gas
Padat
5
6
7
Cair
Cair
Gas
Cair
Gas
Padat
Emulsi cair
Aerosol cair
Busa
Gas
Cair
Busa/buih
No
Fase terdispersi
Nama Koloid
Sol padat
Sol
Aerosol padat
Emulsi padat
Contoh
Perunggu, baja
Cat, tinta, lotion
Asap, debu udara
Keju, mentega,
jelly
Susu, santan
Kabut, awan
Batu apung, busa
jok
Buih sabun, sampo
B. TUJUAN
Membedakan larutan, koloid, dan suspensi
Membuat koloid dengan cara kondensasi dan cara dispersi
Melakukan percobaan mengenai sifat-sifat koloid
C. ALAT DAN BAHAN
Alat
Spatula
Sendok
Gelas kimia
Tissue
Gelas ukur
Mortar
Kaki tiga
Pengaduk
Lumpang
D. CARA KERJA
Aquades
Sulfur
Gelatin
FeCl3 1 M
Na2SO4 2 M
K2CrO4 0,05 M
Urea
Bahan
Minyak tanah
Agar-agar
Gula
Detergen
Susu instan
Terigu
a. Sistem koloid
Menambahkan :
+ Seujung spatula gula tebu ke dalam tabung 1
+ Seujung spatula terigu ke dalam tabung 2
+ Seujung spatula susu instan ke dalam tabung 3
+ Seujung spatula urea ke dalam tabung 4
+ Seujung spatula serbuk detergen ke dalam tabung 5
+ Seujung spatula serbuk belerang ke dalam tabung 6
Mengaduk setiap campuran. Memperhatikan dan mencatat zat mana yang larut
dan tidak larut
Mendiamkan campuran-campuran itu. Memperhatikan dan mencatat apakah
campuran stabil (tidak memisah) atau tidak stabil (memisah), bening atau
keruh.
Menyaring campuran pada setiap tabung asing-masing ke dalam tabung reaksi
yang bersih. Memperhatikan dan mencata, campuran mana yang meninggalkan residu, apakah hasil penyaringan benih atau keruh.
b. Pembuatan koloid
1. Cara kondensasi
Pembuatan sol Fe(OH)3
Memanaskan 50ml aquades di dalam gelas kimia sampai mendidih
Menambahkan 5ml larutan FeCl3 jenuh dan mengaduk sambil
meneruskan memanaskan sampai campuran berwarna cokelat merah
2. Cara dispersi
2.1 Pembuatan sol/gel agar-agar
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan akuades hingga kira-kira
sepertiga tabung
Menambahkan 1 spatula agar-agar dan aduk
Memanaskan tabung beserta isinya sampai mendidih (ini adalah sol
agar-agar)
Mendinginkan campuran itu untuk memperoleh gel agar-agar
2.2 Pembuatan gel gelatin
Memasukkan 1 sendok gelatin ke dalam 50ml akuades di dalam gelas
kimia
Memanaskan campuran tersebut
2.3 Pembuatan sol belerang
Mencampur seujung spatula gula dan seujung spatula belerang dalam
lumpang
Menggerus campuran itu sampai halus
Gula
Larut
Terigu
Tidak
Stabil/tidak
Bening/keruh
Meninggalkan
residu/tidak
Filtrat
bening/keruh
Stabil
Bening
Tidak
Keruh
Stabil
Keruh
Stabil
Bening
Stabil
Keruh
Tidak
Bening
Tidak
Iya
Tidak
Tidak
Tidak
Iya
Bening
Keruh
Keruh
Bening
Keruh
Bening
b. Pembuatan koloid
Jenis Campuran
Sol Fe(OH)3
Sol belerang
Sol/gel agar-agar
Gel gelatin
Campuran air dan minyak
Campuran air, minyak, dan
larutan detergen
Hasil Pengamatan
Tidak jernih, tidak ada endapan
Tidak jernih
Warna hijau
Jernih
Minyak dan air tidak menyatu
Keruh dan tidak menyatu
c. Efek Tyndall
Sifat Campuran
Larutan
K2CrO4
Warna larutan bening/keruh
Bening kuning
Menghamburkan/meneruskan Meneruskan
cahaya
Gelatin
Bening
Meneruskan
Sol Fe(OH)3
Coklat keruh
Meneruskan
d. Koagulasi Koloid
Jenis Campuran
Sol Fe(OH)3 + Na2SO4 2M
Gel gelatin + Na2SO4 2 M
Hasil Pengamatan
Mengendap
Tidak mengendap
e. Koloid Pelindung
Jenis Campuran
Sol Fe(OH)3 + gelatin
Sol Fe(OH)3 + gelatin + Na2SO4 2 M
Hasil Pengamatan
Tidak mengendap
Mengendap
F. ANALISA DATA
a. Sistem koloid
1. Ketika gula dicampur dengan air, gula akan larut dalam air dan tidak ada
pemisah antara gula dan air sehingga campuran bersifat stabil, warna
campuran tetap bening, ketika disaring campuran tidak meninggalkan residu
dan filtrat campuran tetap bening. Sehingga dapat disimpulkan campuran gula
dan air termasuk larutan sejati.
2. Ketika tepung dicampur dengan air, tepung tidak larut dalam air dan ada
pemisah antara tepung dan air sehingga campuran bersifat tidak stabil, warna
campuran menjadi keruh, ketika disaring campuran meninggalkan residu dan
filtrat campuran menjadi keruh.Sehingga dapat disimpulkan campuran tepung
dan air termasuk suspensi.
3. Ketika susu dicampur dengan air, susu akan larut dalam air dan tidak ada
pemisah antara susu dan air sehingga campuran bersifat stabil, warna
campuran menjadi keruh, ketika disaring campuran tidak meninggalkan residu
dan filtrat campuran menjadi keruh. Sehingga dapat disimpulkan campuran
susu dan air termasuk koloid.
4. Ketika urea dicampur dengan air, urea akan larut dalam air dan tidak ada
pemisah antara susu dan air sehingga campuran bersifat stabil, warna
campuran tetap bening, ketika disaring campuran tidak meninggalkan residu
dan filtrat campuran tetap bening. Sehingga dapat disimpulkan campuran urea
dan air termasuk larutan sejati.
5. Ketika detergen dicampur dengan air, detergen akan larut dalam air dan tidak
ada pemisah antara detergen dan air sehingga campuran bersifat stabil, warna
campuran menjadi keruh, ketika disaring campuran tidak meninggalkan residu
dan filtrat campuran tetap bening. Sehingga dapat disimpulkan campuran
detergen dan air termasuk koloid.
6. Ketika belerang dicampur dengan air, belerang tidak larut dalam air dan ada
pemisah antara belerang dan air sehingga campuran bersifat tidak stabil, warna
campuran tetap bening, ketika disaring campuran meninggalkan residu dan
filtrat campuran tetap bening. Sehingga dapat disimpulkan campuran gula dan
air termasuk suspensi.
b. Pembuatan koloid
1. Hasil pengamatan pada pembuatan sol Fe(OH)3 adalah campuran berwarna
cokelat merah dan tidak ada endapan
2. Hasil pengamatan pada pembuatan sol belerang adalah campuran berwarna
putih bening dan tidak ada endapan
3. Hasil pengamatan pada pembuatan sol agar-agar adalah campuran berwarna
hijau (efek pewarna agar-agar) dan menjadi padatan
4. Hasil pengamatan pada pembuatan gel gelatin adalah campuran berwarna
jernih dan tidak ada endapan
5. Hasil pengamatan pada campuran air dan minyak adalah campuran tidak
menyatu, minyak berada di atas air karena massa jenis minyak < massa jenis
air
6. Hasil pengamatan pada campuran air, minyak, dan larutan detergen adalah
campuran berwarna keruh dan tidak menyatu
c. Efek Tyndall
1. Pada percobaan efek tyndall, warna larutan K2CrO4 adalah bening kuning dan
ketika disinari dengan cahaya laser bersifat meneruskan cahaya.
2. Pada percobaan efek tyndall, warna larutan gelatin adalah bening dan ketika
disinari dengan cahaya laser bersifat meneruskan cahaya.
3. Pada percobaan efek tyndall, warna larutan sol Fe(OH)3 adalah cokelat keruh
dan ketika disinari dengan cahaya laser bersifat meneruskan cahaya.
d. Koagulasi koloid
1. Hasil pengamatan pada campuran sol Fe(OH)3 + Na2SO4 2M adalah terdapat
endapan
2. Hasil pengamatan pada campuran gel gelatin + Na2SO4 2M adalah tidak
terdapat endapan
e. Koloid pelindung
1. Hasil pengamatan pada campuran sol Fe(OH)3 + gelatin adalah tidak terdapat
endapan
2. Hasil pengamatan pada campuran sol Fe(OH)3 + gelatin + Na2SO4 2 M adalah
terdapat endapan
G. PERTANYAAN
a. Sistem Koloid
Kelompokkannlah campuran urea dengan air; detergen dengan air; dan belerang
dengan air ke dalam larutan, suspensi, atau koloid!
Jawab :
Larutan = urea dengan air
Suspensi kasar = belerang dengan air
Koloid = detergen dengan air
b. Pembuatan Koloid
1. Tulislah reaksi yang terjadi pada pembuatan sol Fe(OH)3!
Jawab : FeCl3 + H2O Fe(OH)3 + HCl
2. Mengapa pembuatan sol Fe(OH)3 menurut percobaan ini digolongkan sebagai
cara kondensasi?
Jawab : Karena mengubah partikel larutan yang terdiri dari molekul/ion-ion
menjadi partikel koloid secara hidrolisis
3. Belerang praktis tidak larut dalam air. Jelaskan bagaimana belerang yang
digerus bersama gula dapat membentuk sol belerang! Apa fungsi gula dalam
proses ini?
Jawab :Karena belerang terdispersi oleh gula sehingga jika digerus bersamasama akan menjadi sol belerang. Fungsi gula sebagai pendispersi
4. Agar-agar atau terigu sebenarnya tidak larut dalam air. Apa yang terjadi ketika
suspensi agar-agar dipanaskan?
Jawab : menjadi padat
5. Mengapa air tidak bercampur dengan minyak? Jelaskan bagaimana deterjen
dapat membuat air dan minyak membentuk emulsi? Apa fungsi detergen
dalam proses itu?
Jawab :Karena massa jenis minyak lebih kecil daripada massa jenis air.
Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi
sebagai emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air
H. KESIMPULAN
Beda larutan, koloid, dan suspensi kasar :
Larutan
Koloid
Homogen, tidak dapat
Tampak homogen,
dipisahkan dengan
dengan mikroskop ultra
mikroskop
tampak heterogen
Jernih
Tidak jernih
Satu fase
Dua fase
Tidak dapat disaring
Dapat disaring kertas
saring ultra
Tidak memisah (stabil)
-7
Umumnya stabil
Diameter partikel < 10
Diameter partikel 10-7
cm
10 -5 cm
Suspensi Kasar
Heterogen
Tidak jernih
Dua fase
Dapat disaring kertas
saring ultra
Tidak stabil
Diameter partikel > 10-5
cm
I. DAFTAR PUSTAKA
http://landasanteori.blogspot.com/2009/11/sistem-koloid.html
http://sahri.ohlog.com/sistem-koloid.cat3441.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid