Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KOLOID
Oleh :
Asita Almufidah (XI IPA 4/07)
Deanova Sabila (XI IPA 4/11)
Jihan Rofidu (XI IPA 4/22)
Raihan Nabil (XI IPA 4/33)

Pemerintah Kota Malang


Dinas Pendidikan

SEKOLAH MENENGAH ATAS 1 MALANG


Jalan Tugu Utara No.1 Telp. 0341-366454 Fax. 0341-331774
Website : www.sman1-mlg.sch.id Email : mitrekasatata@sman1-mlg.sch.id

MEI 2013
A. TEORI DASAR
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun
gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju,
nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah
pertanian juga merupakan sistem koloid.
Cara pembuatan koloid :
1. Kondensasi yaitu pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel larutan

yang terdiri dari molekul-molekul atau ion menjadi partikel koloid.


Cara kondensasi merupakan cara kimia, misalnya :
a. Reaksi redoks : 2H2S(g) + SO2(aq) 2H2O(l) + 3S(koloid)
b. Reaksi Hidrolisis : FeCl3(aq) + 3H2O(l)--> Fe(OH)3(koloid) +3HCl(aq)
c. Reaksi dekomposisi rangkap : AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(koloid) + NaNO3(aq)
d. Reaksi pergantian pelarut : S + alkohol + air S(koloid)
2. Cara Dispersi yaitu pembuatan koloid dari suspensi kasar. Cara dispersi dibedakan

menjadi 4, yaitu :
a. Cara Mekanik
Pembuatan koloid dengan cara penggerusan/penggilingan untuk zat padat, cara
pengadukan/pengocokan untuk zat cair, kemudian didispersikan ke dalam medium
(pendispersi).
Contoh : belerang halus + air sol belerang
b. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara memecah molekul besar menjadi molekul yang
lebih kecil dengan menghilangkan ion elektrolit penyebab gumpalan.
c. Cara Busur Bredig (Elektrodispersi)

Pembuatan koloid dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini
biasanya untuk membuat sol logam.
d. Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid dengan cara membuat suatu zat menjadi homogen dan
berukuran koloid. Cara ini digunakan pada pembuatan susu.
Sistem Koloid
Sistem koloid dibagi menjadi dua bagian yaitu fase terdispersi (zat terlarut) dan
medium pendispersi (pelarut). Keduanya terdiri dari tiga fase/wujud yaitu padat, cair
dan gas yang bersatu. Namun antara fase gas dengan gas tidak membentuk Sistem
koloid karena bercampur homogen, melainkan larutan

1
2
3
4

Padat
Padat
Padat
Cair

Medium
pendispersi
Padat
Cair
Gas
Padat

5
6
7

Cair
Cair
Gas

Cair
Gas
Padat

Emulsi cair
Aerosol cair
Busa

Gas

Cair

Busa/buih

No

Fase terdispersi

Nama Koloid
Sol padat
Sol
Aerosol padat
Emulsi padat

Contoh
Perunggu, baja
Cat, tinta, lotion
Asap, debu udara
Keju, mentega,
jelly
Susu, santan
Kabut, awan
Batu apung, busa
jok
Buih sabun, sampo

B. TUJUAN
Membedakan larutan, koloid, dan suspensi
Membuat koloid dengan cara kondensasi dan cara dispersi
Melakukan percobaan mengenai sifat-sifat koloid
C. ALAT DAN BAHAN
Alat
Spatula
Sendok
Gelas kimia
Tissue
Gelas ukur
Mortar
Kaki tiga
Pengaduk
Lumpang

D. CARA KERJA

Aquades
Sulfur
Gelatin
FeCl3 1 M
Na2SO4 2 M
K2CrO4 0,05 M
Urea

Bahan
Minyak tanah
Agar-agar
Gula
Detergen
Susu instan
Terigu

a. Sistem koloid

Mengisi 6 tabung reaksi masing-masing dengan + 5ml aquades

Menambahkan :
+ Seujung spatula gula tebu ke dalam tabung 1
+ Seujung spatula terigu ke dalam tabung 2
+ Seujung spatula susu instan ke dalam tabung 3
+ Seujung spatula urea ke dalam tabung 4
+ Seujung spatula serbuk detergen ke dalam tabung 5
+ Seujung spatula serbuk belerang ke dalam tabung 6
Mengaduk setiap campuran. Memperhatikan dan mencatat zat mana yang larut
dan tidak larut
Mendiamkan campuran-campuran itu. Memperhatikan dan mencatat apakah
campuran stabil (tidak memisah) atau tidak stabil (memisah), bening atau
keruh.
Menyaring campuran pada setiap tabung asing-masing ke dalam tabung reaksi
yang bersih. Memperhatikan dan mencata, campuran mana yang meninggalkan residu, apakah hasil penyaringan benih atau keruh.
b. Pembuatan koloid
1. Cara kondensasi
Pembuatan sol Fe(OH)3
Memanaskan 50ml aquades di dalam gelas kimia sampai mendidih
Menambahkan 5ml larutan FeCl3 jenuh dan mengaduk sambil
meneruskan memanaskan sampai campuran berwarna cokelat merah
2. Cara dispersi
2.1 Pembuatan sol/gel agar-agar
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan akuades hingga kira-kira
sepertiga tabung
Menambahkan 1 spatula agar-agar dan aduk
Memanaskan tabung beserta isinya sampai mendidih (ini adalah sol
agar-agar)
Mendinginkan campuran itu untuk memperoleh gel agar-agar
2.2 Pembuatan gel gelatin
Memasukkan 1 sendok gelatin ke dalam 50ml akuades di dalam gelas
kimia
Memanaskan campuran tersebut
2.3 Pembuatan sol belerang
Mencampur seujung spatula gula dan seujung spatula belerang dalam
lumpang
Menggerus campuran itu sampai halus

Mengambil seujung spatula campuran itu dan mencampurkan dengan


seujung spatula gula lalu menggerus sampai halus
Melanjutkan percobaan dan mengulangi sampai 4x
Menuangkan sedikit dari campuran terakhir ke dalam gelas kimia
berisi 50ml akuades dan aduk (saring jika masih ada endapan)
2.4 Pembuatan emulsi minyak dalam air
Memasukkan + 5ml air dan 1ml minyak tanah ke dalam sebuah tabung
reaksi
Mengguncangkan tabung dengan keras kemudian meletakkan tabung
tersebut pada rak tabung. Memperhatikan apa yang terjadi
Memasukkan + 5ml air, 1 ml minyak tanah, dan 1 ml larutan detergen
ke dalam tabung reaksi lain
Mengguncangkan tabung dengan keras kemudian meletakkan tabung
tersebut pada rak tabung. Memperhatikan apa yang terjadi.
c. Efek Tyndall
Mengambil koloid Fe(OH)3 dan gelatin dari percobaan sebelumnya, serta
larutan K2CrO4 0,05 M, kemudian memasukkan dalam 3 tabung reaksi
yang berbeda hingga tingginya + 4cm
Menyinari dengan laser pointer dari salah satu sisi, kemudian memberi
layar pada sisi yang berlawanan
Membandingkan koloid itu dengan larutan K2CrO4
d. Koagulasi Koloid
Mengambil koloid Fe(OH)3 dan gelatin dari percobaan sebelumnya,
kemudian masukkan dalam 2 tabung reaksi yang berbeda hingga tingginya
+ 2cm
Tambahkan 5 tetes larutan Na2SO4 2M. Menunggu selama 15 menit
Jika tidak terjadi a[a-apa, menambahkan 10 tetes larutan Na2SO4 2M lagi
Mengamati yang terjadi
e. Koloid Pelindung
Mengambil koloid Fe(OH)3 ke dalam tabung reaksi hingga setinggi 2cm
Menambahkan 5 tetes larutan gelatin. Kemudian, menambahkan 5 tetes
larutan Na2SO4 2M
Menunggu selama 15 menit dan membandingkan dengan percobaan d
E. DATA PENGAMATAN
a. Sistem koloid
Sifat koloid
Larut/tidak

Gula
Larut

Terigu
Tidak

Campuran air dengan


Susu
Urea
Detergen Belerang
Larut
Larut
Larut
Tidak

Stabil/tidak
Bening/keruh
Meninggalkan
residu/tidak
Filtrat
bening/keruh

Stabil
Bening

Tidak
Keruh

Stabil
Keruh

Stabil
Bening

Stabil
Keruh

Tidak
Bening

Tidak

Iya

Tidak

Tidak

Tidak

Iya

Bening

Keruh

Keruh

Bening

Keruh

Bening

b. Pembuatan koloid
Jenis Campuran
Sol Fe(OH)3
Sol belerang
Sol/gel agar-agar
Gel gelatin
Campuran air dan minyak
Campuran air, minyak, dan
larutan detergen

Hasil Pengamatan
Tidak jernih, tidak ada endapan
Tidak jernih
Warna hijau
Jernih
Minyak dan air tidak menyatu
Keruh dan tidak menyatu

c. Efek Tyndall
Sifat Campuran

Larutan
K2CrO4
Warna larutan bening/keruh
Bening kuning
Menghamburkan/meneruskan Meneruskan
cahaya

Gelatin
Bening
Meneruskan

Sol Fe(OH)3
Coklat keruh
Meneruskan

d. Koagulasi Koloid
Jenis Campuran
Sol Fe(OH)3 + Na2SO4 2M
Gel gelatin + Na2SO4 2 M

Hasil Pengamatan
Mengendap
Tidak mengendap

e. Koloid Pelindung
Jenis Campuran
Sol Fe(OH)3 + gelatin
Sol Fe(OH)3 + gelatin + Na2SO4 2 M

Hasil Pengamatan
Tidak mengendap
Mengendap

F. ANALISA DATA
a. Sistem koloid
1. Ketika gula dicampur dengan air, gula akan larut dalam air dan tidak ada
pemisah antara gula dan air sehingga campuran bersifat stabil, warna
campuran tetap bening, ketika disaring campuran tidak meninggalkan residu
dan filtrat campuran tetap bening. Sehingga dapat disimpulkan campuran gula
dan air termasuk larutan sejati.
2. Ketika tepung dicampur dengan air, tepung tidak larut dalam air dan ada
pemisah antara tepung dan air sehingga campuran bersifat tidak stabil, warna
campuran menjadi keruh, ketika disaring campuran meninggalkan residu dan
filtrat campuran menjadi keruh.Sehingga dapat disimpulkan campuran tepung
dan air termasuk suspensi.

3. Ketika susu dicampur dengan air, susu akan larut dalam air dan tidak ada
pemisah antara susu dan air sehingga campuran bersifat stabil, warna
campuran menjadi keruh, ketika disaring campuran tidak meninggalkan residu
dan filtrat campuran menjadi keruh. Sehingga dapat disimpulkan campuran
susu dan air termasuk koloid.
4. Ketika urea dicampur dengan air, urea akan larut dalam air dan tidak ada
pemisah antara susu dan air sehingga campuran bersifat stabil, warna
campuran tetap bening, ketika disaring campuran tidak meninggalkan residu
dan filtrat campuran tetap bening. Sehingga dapat disimpulkan campuran urea
dan air termasuk larutan sejati.
5. Ketika detergen dicampur dengan air, detergen akan larut dalam air dan tidak
ada pemisah antara detergen dan air sehingga campuran bersifat stabil, warna
campuran menjadi keruh, ketika disaring campuran tidak meninggalkan residu
dan filtrat campuran tetap bening. Sehingga dapat disimpulkan campuran
detergen dan air termasuk koloid.
6. Ketika belerang dicampur dengan air, belerang tidak larut dalam air dan ada
pemisah antara belerang dan air sehingga campuran bersifat tidak stabil, warna
campuran tetap bening, ketika disaring campuran meninggalkan residu dan
filtrat campuran tetap bening. Sehingga dapat disimpulkan campuran gula dan
air termasuk suspensi.
b. Pembuatan koloid
1. Hasil pengamatan pada pembuatan sol Fe(OH)3 adalah campuran berwarna
cokelat merah dan tidak ada endapan
2. Hasil pengamatan pada pembuatan sol belerang adalah campuran berwarna
putih bening dan tidak ada endapan
3. Hasil pengamatan pada pembuatan sol agar-agar adalah campuran berwarna
hijau (efek pewarna agar-agar) dan menjadi padatan
4. Hasil pengamatan pada pembuatan gel gelatin adalah campuran berwarna
jernih dan tidak ada endapan
5. Hasil pengamatan pada campuran air dan minyak adalah campuran tidak
menyatu, minyak berada di atas air karena massa jenis minyak < massa jenis
air
6. Hasil pengamatan pada campuran air, minyak, dan larutan detergen adalah
campuran berwarna keruh dan tidak menyatu
c. Efek Tyndall
1. Pada percobaan efek tyndall, warna larutan K2CrO4 adalah bening kuning dan
ketika disinari dengan cahaya laser bersifat meneruskan cahaya.
2. Pada percobaan efek tyndall, warna larutan gelatin adalah bening dan ketika
disinari dengan cahaya laser bersifat meneruskan cahaya.
3. Pada percobaan efek tyndall, warna larutan sol Fe(OH)3 adalah cokelat keruh
dan ketika disinari dengan cahaya laser bersifat meneruskan cahaya.

d. Koagulasi koloid
1. Hasil pengamatan pada campuran sol Fe(OH)3 + Na2SO4 2M adalah terdapat
endapan
2. Hasil pengamatan pada campuran gel gelatin + Na2SO4 2M adalah tidak
terdapat endapan
e. Koloid pelindung
1. Hasil pengamatan pada campuran sol Fe(OH)3 + gelatin adalah tidak terdapat
endapan
2. Hasil pengamatan pada campuran sol Fe(OH)3 + gelatin + Na2SO4 2 M adalah
terdapat endapan
G. PERTANYAAN
a. Sistem Koloid
Kelompokkannlah campuran urea dengan air; detergen dengan air; dan belerang
dengan air ke dalam larutan, suspensi, atau koloid!
Jawab :
Larutan = urea dengan air
Suspensi kasar = belerang dengan air
Koloid = detergen dengan air
b. Pembuatan Koloid
1. Tulislah reaksi yang terjadi pada pembuatan sol Fe(OH)3!
Jawab : FeCl3 + H2O Fe(OH)3 + HCl
2. Mengapa pembuatan sol Fe(OH)3 menurut percobaan ini digolongkan sebagai
cara kondensasi?
Jawab : Karena mengubah partikel larutan yang terdiri dari molekul/ion-ion
menjadi partikel koloid secara hidrolisis
3. Belerang praktis tidak larut dalam air. Jelaskan bagaimana belerang yang
digerus bersama gula dapat membentuk sol belerang! Apa fungsi gula dalam
proses ini?
Jawab :Karena belerang terdispersi oleh gula sehingga jika digerus bersamasama akan menjadi sol belerang. Fungsi gula sebagai pendispersi
4. Agar-agar atau terigu sebenarnya tidak larut dalam air. Apa yang terjadi ketika
suspensi agar-agar dipanaskan?
Jawab : menjadi padat
5. Mengapa air tidak bercampur dengan minyak? Jelaskan bagaimana deterjen
dapat membuat air dan minyak membentuk emulsi? Apa fungsi detergen
dalam proses itu?
Jawab :Karena massa jenis minyak lebih kecil daripada massa jenis air.
Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi
sebagai emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air

sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan


dengan cara pembilasan dengan air.
6. Mengapa pembuatan sol belerang, gel agar-agar, gel gelatin, dan emulsi
minyak/air dalam percobaan ini digolongkan sebagai cara dispersi?
Jawab : karena dari butir-butir kasar zat tersebut membutuhkan zat pemecah
agar dapat menjadi partikel koloid.
c. Efek Tyndall
1. Bagaimanakah sifat koloid terhadap cahaya? Apa yang dimaksud dengan efek
Tyndall?
Jawab : Sifat koloid menghamburkan cahaya. Efek Tyndall adalah peristiwa
penghamburan cahaya oleh partikel koloid, Peristiwa dimana jalannya sinar
dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan
sinar ke segala arah.
2. Apakah sistem koloid selalu keruh? Jelaskan!
Jawab : Penampilan sistem koloid pada umumnya keruh, tetapi tidak selalu
begitu. Beberapa larutan koloid tampak bening dan sukar dibedakan dari
larutan sejati.
3. Bagaimanakah membedakan larutan sejati dengan sistem koloid?
Jawab : Cara yang paling mudah untuk membedakan suatu campuran
merupakan larutan, koloid, atau suspensi adalah menggunakan sifat efek
Tyndall . Jika seberkas cahaya dilewatkan melalui suatu sistem koloid, maka
berkas cahaya tersebut kelihatan dengan jelas. Hal itu disebabkan
penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid.
4. Sebutkan beberapa contoh efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab :
Terjadinya warna biru di langit pada siang hari dan warna jingga
pada sore hari.
Sorot lampu mobil atau senter di udara yang berkabut.
Sinar matahari melalui celah-celah dedaunan pada waktu pagi yang
berkabut.
d. Koagulasi Koloid
Mengapa koagulasi koloid dapat terjadi? Jelaskan!
Jawab : Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk
endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi
membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan,
pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit,
pencampuran koloid yang berbeda muatan.
e. Koloid Pelindung
Apa yang dimaksud dengan koloid pelindung? Jelaskan!
Jawab : Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi
koloid lain dari proses koagulasi.

H. KESIMPULAN
Beda larutan, koloid, dan suspensi kasar :
Larutan
Koloid
Homogen, tidak dapat
Tampak homogen,
dipisahkan dengan
dengan mikroskop ultra
mikroskop
tampak heterogen
Jernih
Tidak jernih
Satu fase
Dua fase
Tidak dapat disaring
Dapat disaring kertas
saring ultra
Tidak memisah (stabil)
-7
Umumnya stabil
Diameter partikel < 10
Diameter partikel 10-7
cm
10 -5 cm

Suspensi Kasar
Heterogen
Tidak jernih
Dua fase
Dapat disaring kertas
saring ultra
Tidak stabil
Diameter partikel > 10-5
cm

I. DAFTAR PUSTAKA
http://landasanteori.blogspot.com/2009/11/sistem-koloid.html
http://sahri.ohlog.com/sistem-koloid.cat3441.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

Anda mungkin juga menyukai