Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Koloid, suspensi, dan larutan


Dosen Pengampuh: St. Humaerah Syarif, M.Pd

Oleh: Sulfidar
NIM: 18.84206.027

PRODI TADRIS IPA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2021
A. Judul praktikum
Koloid, suspensi, dan larutan
B. Tujuan
1. Mengetahui perbedaan koloid, suspensi, dan larutan
2. Mengetahui sifat-sifat koloid
C. Landasan teori
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara
merata di dalam zat lain. Dimana di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem
pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi
heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian
campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan campuran heterogen sendiri
adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air
dan minyak. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat
berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem
koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air).
Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly,
dll. Larutan didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu macam
fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah. Arti
homogen menunjukkan tidak ada kecenderungan zat-zat dalam larutan terkonsentrasi pada
bagian-bagian tertentu, melainkan menyebar secara merata di seluruh campuran. Sifat-sifat
fisika zat yang dicampurkan dapat berubah atau tidak, tetapi sifat-sifat kimianya tidak berubah.
Ada dua komponen yang berhubungan dengan larutan, yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut
adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain. Umumnya, pelarut
merupakan jumlah terbesar dari sistem larutan. Zat terlarut adalah komponen dari larutan yang
memiliki jumlah lebih sedikit dalam sistem larutan. Selain ditentukan oleh kuantitas zat, istilah
pelarut dan terlarut juga ditentukan oleh sifat fisikanya (struktur). Pelarut memiliki struktur
tidak berubah, sedangkan zat terlarut dapat berubah. Sedangkan Suspensi bersifat heterogen,
tidak kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar
dari 100 nm. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan.

D. Alat dan bahan

1. Gelas kimia
2. Batang pengaduk
3. Kertas saring
4. Corong
5. Gula
6. Garam
7. Susu
8. Terigu
9. Santan
10. Pasir
11. Teh
12. Minyak goreng
13. Larutan
14. Air

E. Prosedur kerja

1. Memasukan 50 ml air ke dalam gelas kimia


2. Menambahkan satu sendok makan gula ke dalam gelas kimia tersebut
3. Mengaduk kira-kira selama satu menit
4. Larutan didiamkan selama sepuluh menit dan mencatat apa yang terjadi
5. Menyaring campuran yang terjadi menggunakan kertas saring dan mencatat apa yang
terjadi.
6. Prosedur kerja 1 sampai 5 diulangi dengan menggunakan garam, susu, terigu, santan, pasir,
teh, dan kopi.
7. Campuran minyak dan air
8. Memasukan 5 ml air dan 2 ml minyak goreng ke dalam tabung reaksi. Campuran tadi
diguncangkan beberapa saat, dan didiamkan selama 10 menit. Mencatat apa yang terjadi.
9. Campuran minyak, air, dan detergen
10. Memasukan 5 ml air, 2 ml minyak, dan 2 ml larutan detergen ke dalam tabung reaksi.
Campuran tadi diguncangkan beberapa saat, dan didiamkan selama 10 menit. Mencatat
apa yang terjadi.

F. Hasil Pengamatan
Campuran air dengan
Sifat
Gara Sus
Campuran Gula Terigu Santan Pasir Teh Kopi
m u
Larut/tidak larut larut larut larut Larut tidak larut Tidak
benin benin keru keruh Keruh keruh benin Keruh
Bening/keruh
g g h g
Mengendap/tid tidak tidak tidak mengend mengend mengend tidak mengend
ak ap ap ap ap
Filtrat bening/ benin benin keru keruh Keruh keruh benin Keruh
tidak g g h g
stabil stabil stabi tidak Tidak tidak stabil Tidak
Stabil/ tidak
l

G. Pembahasan
Setelah melakukan percobaan dapat dilihat, ketika mencampurkan air, garam, teh ke
dalam air, ketiganya larut dalam air. Setelah didiamkan campuran itu tidak memisah. Saat
disaring, tidak dapat tersaring karena tidak mempunyai endapan. Campuran ini bersifat
homogen. Jika mencampurkan air dengan susu bubuk instan, ternyata susu larut tetapi larutan
itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan campuran itu tidak akan memisah dan juga
tidak dapat dipisahkan dengan penyaring.
Hasil penyaringan tetap keruh. Secara makroskopis campuran ini tampak homogen.
Akan tetapi, secara mikroskopis partikel-partikel susu yang tersebar di dalam air masih dapat
dibedakan. Campuran seperti inilah yang dinamakan koloid. Pada campuran susu dengan air,
fase terdispersinya adalah lemak, sedangkan medium pendispersinya adalah air. Sebenarnya
campuran air dengan santan merupakan koloid. Namun dalam percobaan kami, terjadi sedikit
kesalahan. Karena dalam percobaan kami, setelah dicampur dengan air dan didiamkan, terjadi
pengendapan. Seharusnya koloid tidak mengendap. Kami tidak dapat memastikan penyebab
kesalahan tersebut. Mungkin dari air atau santan yang kami gunakan.
Saat mencampurkan air dengan pasir, pasir tidak larut dalam air. Walaupun campuran
ini diaduk, lambat laun pasir akan memisah dan mengendap di dasar gelas. Campuran ini
bersifat heterogen dan merupakan sistem dua fase. Campuran ini dapat dipisahkan dengan
penyaringan.

H. Pertanyaan

a. jelaskan perbedaan koloid, suspensi, dan larutan


Pada larutan dan koloid tidak terjadi pengendapan sedangkan pada suspensi terjadi
pengendapan. Larutan memiliki 1 fase sedangkan koloid dan suspensi memiliki 2 fase.
Larutan bersifat homogen, dan suspensi bersifat heterogen, sedangkan koloid secara
makroskopis tampak homogen tetapi sebenarnya bersifat heterogen. Larutan tidak dapat
disaring sedangkan suspensi dapat disaring,dan koloid tidak dapat disaring kecuali dengan
penyaring ultra.
b. jelaskan sifat-sifat koloid
Koloid memiliki 8 (delapan) sifat, yaitu:

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di mana partikel
larutan berukuran lebih kecil daripada partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya dapat
dihamburkan.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya lewat
mikroskop ultra. Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya tumbukan.

3. Absorpsi

Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh partikel koloid
karena ukuran luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel
di permukaannya, baik ion positif maupun negatif. Lebih jauh lagi, koloid pun dapat
bermuatan sesuai muatan ion yang telah diserap.

4. Koagulasi koloid

Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung


muatan yang dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal
karena ion saling tolak-menolak. Sedangkan koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak
lagi tolak-menolak sehingga koloid bisa berkelompok atau menyatu.
5. Dialisis

Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh
pengaplikasiannya adalah proses cuci darah alias hemodialisis.

6. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya
muatan yang terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut
katoda, sementara kutub positifnya disebut anoda.

7. Koloid liofil dan liofob

Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan liofob. Sol liofil
merupakan partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik mediumnya, sehingga ada
gaya tarik-menarik antara keduanya. Sedangkan sol liofob merupakan partikel dengan zat
terdispersi yang tidak bisa menarik mediumnya dan cenderung encer.

8. Koloid pelindung

Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob. Dengan begitu,
partikel sol liofil akan menjadi pelindung sol liofob dari koagulasi.

I. Kesimpulan

Meskipun ketiganya berupa campuran dua zat atau lebih, ternyata dari ketiga campuran
dalam percobaan memiliki perbadaan dari segi bentuk, sifat, ukuran, serta fasenya yang
dikelompokan ke dalam tiga macam jenis dispersi, yaitu dispersi halus (larutan), dispersi
koloid, dan dispersi kasar (suspensi).
Campuran air dengan gula, garam, dan teh merupakan larutan, karena memiliki sifat
larut, bening, mengalami satu fase (homogen), stabil, tidak dapat disaring.
Campuran air dengan pasir, kopi, dan tepung merupakan suspensi, karena larutan tersebut
memiliki sifat tidak larut meskipun diaduk dan didiamkan, keruh, mengalami dua fase, tidak
stabil, larutannya heterogen, dan dapat dipisahkan dengan penyaring.
Campuran air dengan susu atau santan merupakan koloid, karena memiliki sifat larut
dalam air, keruh, mengalami dua fase, tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, hasil
penyaringan tetap keruh. Secara pengelihatan makroskopis, campuran ini tampak homogen,
tetapi sebenarnya bersifat heterogen.
Daftar Pustaka
http://mursyidkhalifah.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-mengamati-
perbedaan_7060.html
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5510891/koloid-definisi-jenis-dan-sifatnya

Anda mungkin juga menyukai