Anda di halaman 1dari 24

Sistem

Koloid
Kelompok 6
✘ Salwa Yasyifa (31)
✘ Shafira Aryani (32)
✘ Sofia Hebrianti (33)
✘ Sultan Ali (34)
✘ Yosephine Patricia (35)
✘ Zahfa Salam (36)

2
Pengertian
Sistem
Koloid
Pengertian Koloid
Pengertian koloid adalah campuran
heterogen dari dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat berukuran antara 1
hingga 1000 nm terdispersi (tersebar)
merata dalam medium zat lain. Zat yang
terdispersi sebagai partikel disebut fase
terdispersi, sedangkan zat yang menjadi
medium mendispersikan partikel disebut
medium pendispersi. 4
✘ Secara makroskopis, koloid terlihat seperti 
larutan, di mana terbentuk campuran
homogen dari zat terlarut dan pelarut.
Namun, secara mikroskopis, terlihat
seperti suspensi, yakni campuran
heterogen di mana masing-masing
komponen campuran cenderung saling
memisah.
5
Jenis – jenis
Dispersi
Dispersi Halus
✘ Dispersi halus sering kali disebut sebagai larutan sejati atau
sebutan lainnya yaitu dispersi molekuler. Dispersi molekuler dapat
terbentuk ketika diameter fase terdispersi memiliki ukuran kurang
dari 1 nanometer, dan bersifat homogen, serta larutannya tampak
bening. Dispersi molekuler tidak akan menghasilkan pengendapan
apabila menyaringnya maka fase terdispersi tidak akan dapat
dipisahkan dari tempat atau medium pendispersinya. Contoh dari
dispersi molekuler yaitu dispersi spirtus, larutan NaCI di dalam air,
udara yaitu campuran oksigen dan gas lainnya, bensin, dan lain
sebagainya.
Dispersi Kasar
✘ Dispersi kasar disebut juga sebagai suspensi, dispersi ini terjadi
ketika fase terdispersi mempunyai ukuran lebih dari 100
nanometer. Pada sistem dispersi kasar ini awalnya keruh, namun
dalam beberapa saat akan terlihat batas antara fase terdispersi
dengan tempat atau medium pendispersi, hal ini terjadi karena
adanya pengendapan. Contoh dari sistem dispersi kasar yaitu air
kopi, air kopi, minyak yang dicampur dengan air, tepung gandum
yang dicampur dengan air akan mengalami pengendapan, dan lain
sebagainya.
Dispersi Koloid
✘ Dispersi koloid ini sering juga disebut sebagai larutan koloid.
Disperse ini akan terjadi ketika diameter yang dimiliki fase
terdispersi berukuran antara 1-100 nanometer. Sifat yang dimiliki
dispersi koloid biasanya terletak antara suspensi dan larutan.
Dispersi koloid sekilas akan terlihat seperti larutan homogen.
Akan tetapi apabila larutan ini diamati dengan menggunakan
mikroskop akan terlihat perbedaan fase terdispersi dengan
medium pendispersi. Contoh dari disperse koloid yaitu santan,
agar-agar masak, mentega, detergen, selai, susu di dalam air,
dan lain sebagainya. Berdasarkan ukuran partikelnya sistem
disperse dapat dibedakan menjadi 3, yaitu larutan, koloid, dan
suspensi.
Jenis-Jenis Koloid
Tabel Jenis-Jenis Koloid
1.Aerosol

✘ Aerosol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya


berupa zat padat atau cair dan medium pendispersinya berupa
gas. Jika fase terdispersinya padat, maka disebut aerosol
padat. Jika fase terdispersinya cair, maka disebut aerosol cair.
✘ Contoh koloid jenis aerosol adalah minyak wangi (parfum),
obat nyamuk semprot, dan cat semprot.
2. Sol

✘ Sol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya


berupa zat padat, sedangkan medium pendispersinya
berupa zat cair atau zat padat. Jika medium
pendispersinya zat padat, disebut sol padat. Contoh
koloid jenis sol cair adalah tinta, sol belerang, dan sol
emas.
✘ Contoh sol padat adalah kaca hitam, intan hitam, dan
paduan logam.
3. Emulsi

✘ Emulsi merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya


zat cair dan medium pendispersinya juga zat cair. Emulsi
berbeda dengan larutan karena Pada emulsi, kedua zat cair
tidak saling melarutkan. Hal itu karena adanya peran zat
pengemulsi.
✘ Contoh emulsi adalah kasen di dalam susu, kuning telur,
santan, dan mayones.
4. Buih

✘ Buih merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya


berupa gas, sementara medium pendispersinya berupa zat
cair. Jika medium pendispersinya berupa zat padat, maka
disebut buih padat.
✘ Contoh koloid jenis buih ini adalah sabun, detergen, karet
busa (buih padat), dan batu apung (buih padat).
5. Gel

✘ Gel merupakan jenis koloid yang terbentuk dari campuran


zat padat dan zat cair. Gel terbentuk karena fase terdispersi
mampu mengadsorbsi medium pendipersinya.
✘ Contoh gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel
sabun, dan gel silika.
✘ Berdasarkan sifat elastisitasnya, gel dibagi menjadi dua,
yaitu gel elastis dan non-elastis
SIFAT-SIFAT KOLOID
DAN PERANNYA
DALAM KEHIDUPAN
Sifat-
sifat
01 06
Efek Tyndall Koloid Pelindung
Koloid
02 07
Gerak Brown Dialisis

03
Adsoprsi
08
Elektroforesis

04 09
Muatan Koloid Koloid liofil dan liofob

0
Koagulasi Koloid

5
Manfaat Koloid dalam
Kehidupan
1. Koloid biasa digunakan dalam industri kosmetik untuk
membuat foundation, sampo, pembersih wajah,
deodoran, dan pelembab badan.
2. Dalam industri tekstil, koloid biasa dimanfaatkan
dalam bentuk sol untuk membuat warna pakaian.
3. Dalam industri farmasi, koloid digunakan dalam
bentuk sol untuk membuat obat-obatan.
4. Dalam industri sabun, koloid dihasilkan dalam bentuk
emulsi, contohnya sabun dan detergen.
5. Dalam industri makanan, koloid bisa ditemukan dalam
kecap, saus, susu, mayones, dan mentega.
6. Elektroforesis bisa digunakan untuk mengidentifikasi
DNA.
Koloid Liofil & Koloid Liofob

Koloid Liofil (suka cairan)

Terdapat gaya tarik menarik yang besar antara fase dan medium
pendispersinya. Koloid yang sudah dipisahkan dapat kembali menjadi dol liofil
dengan menambahkan air lagi sebagai medium pendispersi. Contoh : agar, susu,
sabun, detergen, dan dispersi kanji.

Koloid Liofob (tidak suka cairan)


Gaya tarik menarik antara fase dan medium pendispersinya lemah atau
tidak ada. Koloid yang sudah dipisahkan tidak dapat kembali menjadi dol liofil
lagi. Contoh : sol belerang, sol emas.
No Sifat Liofil/Hidrofol Liofob/Hidrofob

Muatan
1. Memiliki muatan yang kecil atau netral. Memiliki muatan yang besar. 
partikel

2. Hidrasi Mengadsorpsi medium pendispersinya Tidak mengadsorpsi medium pendispersinya

Bersifat stabil karena mamiliki muatan yang


3. Kestabilan Bersifat stabil meski muatannya kecil
besar 
Tidak mudah terkoagulasi dengan penambahan Mudah terkoagulasi dengan penambahan
4. Koagulasi
elektrolit. elektrolit.
Sifat
5. bersifat reversibel. bersifat tidak reversibel. 
Reversibel

6. Efek Tyndall Memberikan efek Tyndall yang lemah. memberikan efek Tyndall yang jelas.

7. Gerak Brown Tidak menunjukkan gerak Brown. menunjukkan gerak Brown yang jelas

8. Elektroforesis Tidak menunjukkan sifat elektroforesis. Tidak menunjukkan sifat elektroforesis.

Tegangan
9. kecil Hampir sama dengan medium pendispersinya
Permukaan
lebih besar dibandingkan viskositas medium hampir sama dengan viskositas medium
10. Viskositas
pendispersinya. pendispersinya.
Mencampurkan fase terdispersi dengan medium Tidak Langsung mencampurkan fase terdispersi
11. Pembuatan
pendispersinya dengan medium pendispersinya
Cara Pembuatan Koloid
Cara Dispersi
Mengubah partikel besar (suspensi) menjadi koloid

Mekanik : Penggilingan untuk zat padat atau pengadukan untuk zat


cair. Contoh, sol belerang dan pembuatan tinta dari arang.
Homogenisasi : Proses atau beberapa proses yang digunakan untuk
membuat campuran menjadi seragam. Contoh, susu kental
manis.
Peptisasi : Penambahan elektrolit untuk memecah partikel besar
menjadi partikel koloid. Contoh, sol belerang dibuat dengan
mangalirkan gas H₂S dalam endapan NiS.
Busur Bredig : Zat padat diubah menjadi partikel koloid dengan arus listrik.
Contoh, pembuatan sol logam.
CaraKondensasi
Mengubah larutan menjadi koloid

Reaksi Hidrolisi : Membuat koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis, contoh :
Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan larutan FeCl3.
FeCl(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
Reaksi Redoks : Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi,
contoh :
Pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H 2S
ke dalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(s)
Pertukaran Ion : Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang
sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia, e.g Pembuatan sol
As2S3 dengan mengalirkan gas H2S
ke dalam larutan As2O3.
3H2S(g) + As2O3(aq) → As2S3(s) + 3H2O(l)

Anda mungkin juga menyukai