Anda di halaman 1dari 4

VI.

HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan sol Fe(OH)3 : berwarna merah kecokelatan,
dan tidak mengandung endapan.
2. Pembuatan sol belerang : keruh, tidak ada endapan, dan
larut.
3. Pembuatan sol / gel agar-agar : keruh, putih dan tidak ada
endapan.
4. Pencampuran air dan minyak : tidak dapat tercampur dan
bening.
5. Pembuatan emulsi minyak dalam air : dapat tercampur setelah tabung
reaksi diguncangkan, keruh,
mengendap, dan terdapat busa.

VII. PERTANYAAN
1. Belerang praktis tidak larut dalam air. Jelaskan bagaimana belerang
yang digerus bersama gula dapat membentuk sol belerang?
Jawab : belerang yang digerus bersama gula akan membentuk sol
belerang karena dengan penambahan gula dapat memperkecil ukuran
partikel hingga dapat menjadi partikel ukuran koloid. Mulanya serbuk
belerang molekulnya besar, setelah ditambahkan gula beberapa kali
molekulnya menjadi kecil hingga terbentuklah sol belerang.
2. Apa fungsi gula dalam proses pembuatan sol belerang?
Jawab : - gula berfungsi sebagai emulgator, artinya sebagai pengikat
partikel-partikel koloid hidrofob agar tidak terjadi
koagulasi/penggumpalan
- fungsi gula sebagai pemecah partikel belerang sehingga dapat
Dilarutkan dalam air sebagai stabilitator
- gula berfungsi sebagai jembatan dan pengatur pencampuran antara
serbuk belerang dan air
- gula berfungsi sebagai zat yang membantu belerang menjadi koloid
karena gula bersifat larut dalam air.
3. Agar-agar atau terigu sebenarnya tidak larut dalam air. Apa yang terjadi
ketika suspensi agar-agar dipanaskan?
Jawab : menjadi koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) atau
disebut juga dengan gel, gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat
terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi
koloid yang agak padat.
4. Mengapa air tidak bercampur dengan minyak?
Jawab : karena massa jenis air lebih besar daripada minyak, dan karena
air bersifat polar sedangkan minyak bersifat non polar sehingga tidak
mungkin menyatu.
5. Jelaskan bagaimana sabun atau deterjen dapat membuat air dan
minyak membentuk emulsi?
Jawab : deterjen dapat membuat air dan sabun membentuk emulsi
karena deterjen terdiri atas kepala bersifat polar dan ekor bersifat non
polar sehingga air dan minyak dapat di emulsi dengan deterjen. Oleh
karena itu fungsi sabun ialah sebagai pengemulsi atau emulgator.
6. Mengapa pembuatan sol belerang, gel agar-agar dan emulsi minyak
dalam air menurut percobaan diatas digolongkan sebagai cara dispersi?
Jawab : karena untuk membuat zat tersebut dibutuhkan partikel yang
kasar menjadi partikel koloid agar dapat terdispersi di medium cair.
7. Mengapa pembuatan sol Fe(OH)3 menurut percobaan digolongkan
sebagai cara kondensasi?
Jawab : karena dapat menggabungkan partikel-partikel koloid halus
menjadi partikel yang lebih kasar.
VIII. KESIMPULAN :
Jadi, ada beberapa cara dalam membuat koloid, yaitu cara kondensasi dan
cara dispersi. Cara kondensasi yaitu dengan menggabungkan partikel-partikel
halus menjadi lebih kasar melalui suatu reaksi kimia. Dalam percobaan ini
dapat dilakukan dengan cara hidrolisis. Sedangkan cara dispersi yaitu dengan
memecah partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus atau partikel
koloid
LEMBAR KEGIATAN SISWA
EFEK TYNDALL
I. INDIKATOR
Mengamati dan menjelaskan hasil pengamatan tentang efek Tyndall.
II. DASAR TEORI
Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-
partikel koloid.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat: - 7 tabung reaksi besar Bahan : - larutan gula - sol belerang
- gelas ukur - larutan sabun - air teh
- lampu senter kecil - larutan K2CrO4 - sol agar-agar
- larutan CuSO4 - tepung+air
- sol Fe(OH)3 - susu
- air sungai - santan
IV. MASALAH
Bagaimanakah sifat-sifat koloid terhadap cahaya?
V. CARA KERJA
Siapkan 12 gelas kimia yang bersih, kemudian isilah dengan larutan
masing-masing:
 gelas 1 dengan 40 ml larutan gula
 gelas 2 dengan 40 ml larutan sabun
 gelas 3 dengan 40 ml larutan K2CrO4
 gelas 4 dengan 40 ml larutan CuSO4
 gelas 5 dengan 40 ml sol Fe(OH)3
 gelas 6 dengan 40 ml air sungai
 gelas 7 dengan 40 ml sol belerang
 gelas 8 dengan 40 ml air teh
 gelas 9 dengan 40 ml sol agar-agar
 gelas 10 dengan 40 ml tepung+air
 gelas 11 dengan 40 ml susu
 gelas 12 dengan 40 ml santan

• Arahkan berkas cahaya lampu senter pada masing-masing tabung satu


persatu secara tegak lurus.
Amati berkas cahaya dari samping dengan arah yang tegak lurus. Pada
tabung mana saja berkas cahaya dapat terlihat? catat pengamatan anda..
VI. HASIL PENGAMATAN
Sifat Campuran larutan larutan larutan larutan sol Air Sungai sol Air teh sol agar- Tepung + susu santan
gula sabun K2CrO4 CuSO4 Fe(OH)3 belerang agar air
Warna larutan/ bening keruh bening keruh keruh bening keruh bening keruh keruh keruh keruh
campuran bening
atau keruh?
Menghamburkan diteruskan dihambur diteruskan diteruskan dihambur diteruskan dihambur diteruskan dihambur dihambur dihambur dihambur
atau meneruskan kan kan kan kan kan kan kan
cahaya?
VII. PERTANYAAN
1. Bagaimanakah sifat koloid terhadap cahaya? Apa yang dimaksud
dengan efek Tyndall?
Jawab : Menghamburkan cahaya. Karena efek Tyndall merupakan
peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid.
2. Apakah sistem koloid selalu keruh? Jelaskan!
Jawab : tidak, karena beberapa larutan koloid tampak bening dan
sukar dibedakan dari larutan sejati.
3. Bagaimanakah membedakan larutan sejati dengan sistem koloid?
Jawab : larutan sejati meneruskan cahaya sedangkan sistem
koloid menghamburkan cahaya.
4. Sebutkan beberapa contoh efek Tyndall dalam kehidupan sehari-
hari!
Jawab : a. sorot lampu mobil akan jelas pada malam berdebu,
berasap, atau berkabut; b. berkas sinar matahari melalui celah
daun pepohonan pada pagi hari sehingga kabut tampak jelas.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan efek Tyndall dapat kita ketahui sistem koloid bila
dikenai seberkas cahaya maka oleh larutan tersebut akan
dihamburkan dan larutan sejati bila dikenai seberkas cahaya maka
oleh larutan tersebut akan diteruskan.

Anda mungkin juga menyukai