Anda di halaman 1dari 25

KOLOID

Putri Aulia Sandy

1619002311
PENGERTIAN KOLOID

– Koloid adalah campuran dari dua atau lebih zat yang salah satu fasanya
tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil dalam fasa kedua.
Zat yang terdispersi dan medium penyangganya dapat berupa kombinasi gas
– Contohnya semprotan aerosol, asap, susu, mayones, dan cat
– Keadaan koloid merupakan keadaan antara suatu larutan dan suatu suspensi.
Bila bahan berada dalam keadaan subdivisi ini, bahan itu memperagakan sifat-
sifat ysng menarik.
Sifat-sifat koloid

 Sifat Optik /Efek Tyndall


Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Suatu berkas cahaya apabila
dilewatkan dalam larutan koloid, maka berkas cahaya tadi akan terlihat. Peristiwa
ini dikemukakan Tyndall tahun 1869 sehingga peristiwa ini disebut efek Tyndall.
Sifat-sifat koloid

 Sifat Kinetik/ Gerak Brown


Sifat kinetiknya disebabkan oleh dua hal, yang pertama yaitu gerakan termal yang
terjadi dalam skala mikroskopis. Pada saat itu Brown meneliti serbuk sari biji-bijian
dalam air dan menemukan bahwa partikel-partikel serbuk sari bergerak berliku-liku
ang tidak teratur dan acak. Gerakan partikel koloid yang acak dan berliku-liku ini
kemudian diberi nama gerak Brown. Sifat kedua kinetic koloid dipengaruhi oleh
gravitasi. Adanya gravitasi bumi menyebabkan partikel-partikel koloid yang besar
dapat mengendap
Sifat-sifat koloid

 Sifat Listrik
Partikel koloid mempunyai muatan dipermukaannya karena adanya pengionan dan
penyerapan muatan. Beberapa sifat koloid seperti elektroforesis(gerak partikel
koloid bermuatan oleh pengaruh medan listrik), elektroosmosis( gerak
partikelkoloid bermuatan melalui membran semipermeable oleh pengarh medan
listrik), potensial aliran(partikel koloid dipaksa bergerak melalui pori membran),
dan potensial sedimentasi(partikel koloid bermuatan mengendap karena pengaruh
beberapa potensial)
Jenis-jenis koloid

– Sol. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan fasa
pendispersinya berupa cairan. Contohnya: sol emas, tinta, dan cat.
– Sol padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan
fasa pendispersinya padatan. Contohnya: gelas berwarna, dan intan hitam.
– Emulsi. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan fasa
pendispersinya cairan. Contohnya: susu, santan, dan minyak ikan.
– Emulsi padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdisfersi berupa cairan dan
fasa pendispersinya berupa padatan. Contohnya: jelly, mutiara, dan keju.
Jenis-jenis koloid

– Aerosol padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan
dan fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya: asap dan debu.
– Aerosol cair. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan
fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya: kabut, awan, dan hair spray.
– Buih. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa cairan. Contohnya: buih sabun, dank rim kocok.
– Buih padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa padatan. Contohnya: karet busa dan batu apung.
Sistem Koloid

– Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang ukuran partikelnya terletak
antara ukuran partikel larutan sejati dan ukuran partikel suspensi kasar.
– Sistem koloid dibedakan atas tingkat wujud fase terdispersi dan medium
pendispersinya.
Alat dan Bahan

– Mucilago Gummi Arabici 45%


– Larutan Na lauril sulfat 0,1%
– FeCl3
– Larutan gelatin 5% dan 10%
– NaCl 10%
– Alkohol 96%
– Alat – alat gelas
– Viskometer
Cara Kerja
1. Pembuatan larutan koloidal

Dibuat mucilage gummi arabici 45% sebanyak 50 ml

Dibuat larutan Na Lauril Sulfat 0,1% sebanyak 50 ml

Dibuat larutan FeCL3 0,25% dan 0,50% sebanyak500


ml (gunakan air mendidih)

Dibuat larutan gelatin 5% dan 10% seabnyak 500 ml


Cara Kerja
2. Viskositas koloid

Ditetapkan viskositas larutan nomor 3 dan nomor 4


Cara Kerja
3. Pengaruh elektrolit terhadap koloid

Diambil 20 ml masing-masing larutan 1 sampai 4

Dititrasi masing-masing larutan diatas dengan 10% NaCL

Dilihat peubahan ( ada tidaknya endapan ) tiap 2 ml

Dicatat pada penambahan beberapa ml terjadi endapan


pada masing-masing koloid
Cara Kerja
4. Pengaruh alcohol terhadap koloid

Diambil masing-masing 10 ml larutan gelatin 5% dan 10%

Dicatat beberapa ml alkohol 96% yang dibutuhkan sehinga


terjadi proses flokulasi

Diamati beberapa penambahan NaCL 10% yang


diperlukan oleh larutan (1) tersebut sehingga terjadi proses
koagulasi
Cara Kerja
5. Reversibilitas koloid

Diuapkan 10 ml larutan MGA 40%, larutan Na Lauril


Sulfat 0,1% hingga kering

Ditambahkan air dingin 10 ml

Diamati apa yang terjadi pada setiap larutan koloid tersebut


Data dan Hasil Pengamatan

–1. Efek
  Tyndall
– MGA 45% dalam 50 ml = 45/100 x 50 = 22,5 gram
– Na Lauril Sulfat 0,1 dalam 50 ml = x 50 = 0,05 gram
– FeCL3 0,25% dalan 500 ml = x 500 = 1,25 gram
– FeCL 0,50% dalam 500 ml = x 500 = 2,5 gram
– Gelatin 5% dalam 500 ml = x 500 = 25 gram
– Gelatin 10% dalam 500 ml = x 500 = 50 gram
Data dan Hasil Pengamatan

2. Viskositas

No Larutan Waktu alir (s/detik)

1 FeCL3 0,25% 13 detik

2 FeCL3 0,50% 8 detik

3 Gelatin 5% 21 detik

4 Gelatin 10% 43 detik


Data dan Hasil Pengamatan

3. Pengaruh Elektrolit Terhadap Koloid


No Larutan Volume NaCL (ml/pengendapan)

1 MGA 40% 50 ml endapan

2 Na Luril 0,1% 46 ml endapan

3 FeCL3 0,25% 45 ml merah kecoklatan

4 FeCL3 0,50% 19 ml merah kecoklatan

5 Gelatin 5% 46 ml putih

6 Gelatin 10% 48mls putih


Data dan Hasil Pengamatan

4. Pengaruh Alkohol Terhadap Koloid


No Larutan Volume alkohol 96% Mengendapkan

1 Gelatin 5% 8,50 ml putih

2 Gelatin 10% 4,00 ml putih


Data dan Hasil Pengamatan

5. Reversibilitas Koloid

No Larutan Reversible / irreversible

1 MGA 45% Irreversible

2 Na Lauril Sulfat 0,1% Reversible


Pembahasan
Koloid adalah suatu sistem dispersi yang berada diantara larutan dan suspensi dan memiliki partikel 10-100. Sistem
koloid sangat membantu dalam menyelesaikan masalah yang timbul dalam pembuatan emulsi, salep,serbuk, tablet dan
suspensi.
Ada dua cara terbentuknya partikel koloid. Pertama dari senyawa bermolekul besar, yaitu satu molekul
menjadi satu partikel koloid, contohnya protein dan plastik. Kedua, satu partikel koloid terbentuk dari gabungan
(agregat) banyak partikel. Partikel yang bergabung ini mungkin dalam bentuk molekul, ion atau atom.
Sifat-sifat koloid dapat dibagi menjadi Efek Tyndall yaitu penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid,
Gerak Brown yaitu gerak tak menentu partikel-partikel koloid secara patah-patah (zig-zag), Elektroforesis yaitu
pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing electrode, Absorpsi yaitu peristiwa
ketika permukaan suatu zat dapat menyerap zat lain, Koagulasi yaitu proses penggumpalan partikel-partikel
koloid, Dialisis yaitu proses penghilangan ion-ion pengganggu dengan cara menyaring menggunakan
membran/selaput semipermeable, Koloid pelindung yaitu suatu koloid yang dapat melindungi koloid tersebut agar
tidak terkoagulasi, dan Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Flokulasi merupakan denaturasi enzim dengan koagulasi yang kurang sempurna. Hal itu dapat terjadi
pada enzim apabila ditetesi dengan alkohol yang merupakan pelarut organik yang mampu menggumpalkan
protein dan akan sangat aktif jika dilakukan pada titik isolistrik enzim. Alkohol merupakan bahan
pengoksidasi yang menyerupakan terbentuknya jembatan disulfida antara gugus SH dari sistein yang
terdapat pada molekul enzim
Pada uji reversebilitas koloid, dilakukan dengan menguapkan 10 ml pada masing-masing larutan
hingga kering kemudian masing-masing larutan ditambahkan dengan air dingin, ketika ditambahkan
dengan air dingin larutan yang sudah mengering tersebut dapat bercampur kembali maka larutan tersebut
termasuk Reversible, tetapi jika larutan tersebut ditambahkan air dingin tidak kembali ke bentuk semula
maka maka disebut Irreversibel. Pada praktikum MGA 45% termasuk reversible karena dapat bercampur
kembali, sedangkan Na Lauril Sulfat termasuk irrversible karena larutan tidak dapat kembali ke bentuk
semula
Pada uji efek Tyndall, larutan FeCL3, Na Lauril Sulfat, gelatin dan MGA memberikan efek
menghamburkan cahaya maka keempat larutan tersebut disebut larutan koloid . Sedangkan
aquadest ketika diberikan cahaya, cahaya tersebut diteruskan sehingga aquadest termasuk larutan
sejati.
Uji viskositas, semakin besar viskositasnya maka akan semakin lambat sifat alir dari larutan.
Sebaliknya jika semakin rendah viskositasnya maka semakin cepat pula aliranya. Pada praktikum
gelatin 10% memiliki viskositas yang tinggi sehingga menghasilkan waktu alir yang lambat
Pada pengaruh alcohol terhadap koloid, Alkohol 96% dapat berfungsi untuk menurunkan
stabilitas koloid dengan memperkecil lapisan pelindung, maka akan dihasilkan suatu endapan.
– Hubungan elektrolit dengan koloid yaitu elektrolit dapat menetralkan muatan dengan memutuskan ikatan
larutan antara fase dispers dan fase pendispers.
– Hubungan alkohol dengan koloid yaitu kompetisi antara alkohol dan gelatin untuk berkaitan dengan air
dimana kedua larutan ini memiliki sifat hidrofilik yang akan berkaitan dengan air.
– Percobaan reversibilitas ditujukan untuk mengetahui sifat koloid yaitu kemampuan untuk membentuk
larutan koloid lagi setelah koloid diuapkan.
Hubungan viskositas dengan jenis koloid yaitu :
– Koloid hidrofilik, partikel fase dispersnya tersolvatasi dengan molekul solven maka dengan adanya kenaikan
kadar akan menyebabkan kenaikan viskositas secara nyata sehingga cps besar.
– Koloid hidrofobik, dimana fase dispersnya tidak tersolvatasi oleh molekul solven sehingga kadar tidak
mempengaruhi viskositasnya.
Manfaat dan kerugian koloid :
– Dialisis : penghilangan ion pengganggu kestabilan koloid dengan memasukkan ke kantong
semipermeabel.
– Koloid Pelindung : dibuat dengan menstabilkan sistem koloid yang perlu dijaga kestabilannya, koloid
pelindung membungkus partikel zat terdispersi transisi tidak mengelompok.
– Pengolahan Air : menggunakan sifat koloid yaitu adsorbsi dan koagulan. Adsorbsi, bisa menyerap zat
pewarna dan pencemar berbaring. Koagulasi, menggumpalkan lumpur koloid.
– Polusi : polusi udara umum karena oleh partikel polutan berbentuk koloid seperti debu dan secepat
mungkin.
Kesimpulan

1. Penggolongan larutan b. Elektrolit


– Hidrofilik : kebutuhan larutan elektrolit lebih
– Koloid hidrofilik : larutan MGA 45%,
banyak
larutan Na Lauril Sulfat 0,1% dan larutan
– Hidrofobik : kebutuhan larutan elektrolit lebih
gelatin 5% dan 10%
sedikit
– Koloid hidrofobik : larutan FeCl3 0,25% c. Alkohol
dan 0,50% – Semakin banyak alkohol yang dibutuhkan maka
2. Sifat koloid yang berhubungan semakin banyak terjadi endapan karena gelatin
terdesak dalam perebutan molekul air berikatan.
a. Viskositas
d. Reversibilitas
– Hidrofilik : viskositas tinggi – Hidrofilik : dapat kembali kebentuk koloid
– setelah diuapkan
Hidrofobik : viskositas rendah
– Hidrofobik : tidak dapat kembali kebentuk
koloid setelah diuapkan

Anda mungkin juga menyukai