Anda di halaman 1dari 10

RESPONSI KELARUTAN

Dosen pengampu : Metha Anung A.,M.Sc., Apt

NAMA : MALA SUMBAWA HIKMA


NPM : 1619002551
KELAS/KEL : S1 FARMASI A/A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2020
TUJUAN
• Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan terhadap kelarutan
zat, menjelaskan pengaruh penambahan suurfaktan terhadap kelarutan zat, menentukan
konsentrasi misel kritik dan surfaktan dengan metode larutan.
DASAR TEORI
• Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk
larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut
yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat
tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
• Secara kuantitatif, kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai konsentrasi zat terlarut didalam
larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan dinyatakan dalam satuan mililiter
pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat. Misalnya 1 gram asam salisilat akan larut dalam 500
mL air. Kelarutan juga dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen.
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah :
• Ø pH
• Ø temperatur
• Ø jenis pelarut
• Ø bentuk dan ukuran partilel zat
• konstanta dielektrik pelaru
Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut yang Secara teori jika pH dinaikkan, maka
diperlukan untk melarutkan 1 bagian zat : kelarutannya pun ikut meningkat, karena selain
 Sangat mudah larut = ≤ 1 terbentuk larutan jenuh obat dalam bentuk
 Mudah larut = 1 - 10 molekul yang tidak terionkan (kelarutan intrinsic)
 Larut = 10 - 30 juga terlarut obat yang berbentuk ion.
 Agak sukar larut = 30 - 100 • Tipe Larutan dapat digolongkan sesuai keadaan
 Sukar larut = 100 - 1000 terjadinya zat terlarut dan pelarut,/karena tiga
 Sangat sukar larut = 1000 - 10.000 wujud zat (gas, cair, padat kristal), ada sembilan
 Praktis tidak larut = ≥ 10.000.
kemungkinan sifat campuran homogen antara
zat terlarut dan pelarut
• Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat
terlarut berada dalam kesetimbangan dengan
fase padat (zat terlarut).
• Larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah
suatu larutan yang mengandung zat terlarut
dalam konsentrasi di bawah konsentrasi yang
dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada
temperatur tertentu.
• Larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi
lebih banyak daripada yang seharusnya ada
pada temperatur tertentu, terdapat juga zat
terlarut yang tidak larut.
ALAT DAN BAHAN CARA KERJA
• Geals ukur a. Pengaruh pealrut campur terhadap kelarutan zat
• Sendok plastik • Buatlah 50ml campuran pelarut seperti yang tertera pada
• Air suling tabel berikut :
• Beaker glass
Air (% v/v) Alkohol (% v/v) Propilen (% v/v) Gliserol (% v/v)
• Alkohol
50 0 25 25
• Gliserol
50 5 20 25
• Naoh
50 10 20 20

• Larutkan teofilinsedikit-sedikit dalam masing-masing


campuran pelarut sampa didapat larutan jenuh
• Kocok larutan dengan orbital shaker selamaa 1jam, jika ada
endapan yang larut selama pengocokan, tambahkan lagi
teofilin sampai didapatkan larutan yang jernih kembali.
• Saring tentukan kadar teofilin yang larut dengan cara titrasi
alkametri
• Buat kurva antara kelarutan teofilin dengan % pelarut
b. Pengaruh penambahan surfaktan terhadan kelarutan suatu zat
• Buat 50ml laruatan tween 80 dengan konsentrasi 0; 0,5; 5; 25 mg/ml
• Tambahkan teofilin sedikit-sedikit ke dalam masing-masing larutan dia atas sampai
diperoleh larutan yang jenuh
• Kocok larutan larutan selama 1jam dengan orbital shaker, jika ada endapan yang larut selam
pengocokan, tambahkan lagi teofilin sampai diperoleh larutan yang jenuh kembali
• Tentukan konsentrasi misel kritik tween 80
Penentuan kadar teofilin yang terlarut ditentukan secara spektrofotometri
• Buat seri larutan teofilin dlam air dengan konsentrasi tertentu yang akan memberikan
serapan antar 0,2 – 0,8 dan tentukan persamaan regresi antara konsentrasi terhadapan
serapan
• Hitung kadar teofilin yang melarut pada masing-masing campurna pelaut/dalam larutan
surfaktan menggunakan persamaan yang diperoleh
DATA PENGAMATAN b. Campuran 2
1. Perhitungan pembuatan larutan NaOH0,1 M V naoh x m naoh = v teofilin x m teofilin
M = gram/ Mr x V/1000 M teo = v naoh x m naoh / v teo
0,1 = gram/40 x 400/1000 = 5ml x 0,1M/ 50ML
0,1 = gram/40 x 0,4 = 0,01M
GRAM = 0,1x40/0,4 c. Campuran 3
=10gram V naoh x m naoh = v teofilin x m teofilin
2. Pengaruh pealrut campur terhadap kelarutan zat V. TITRASI M teo = v naoh x m naoh / v teo
NO CAMPURAN NAOH = 6ML x 0,1M/ 50ML
1 air alkohol pg gliserol 4ml
50 0 25 25 = 0,012M
2 air alkohol pg gliserol 5ml
50 5 25 25
3 air alkohol pg gliserol 6ml 4. Perhitungan larutan tween 80 ad 50ml
50 10 25 25 a. Konsentrasi 0mg/ml
0 x 5ml = 0mg/ml
Tidak mengandung tween hanya air
b. Konsebtrasi 0,5mg/ml
0,5mg/ml x 50ml = 25mg = 0,025gram
c. Konesentrasi 5mg/ml
3. Kadar teofilin Rumus : 5mg/ml x 50ml = 250mg = 0,25 gram
VI . MI =V2 . M2 d. Konsentrasi 15mg/ml
a. Campuran 1 15mg/ml x 50ml = 750 mg = 0,75 gram
6. Kadar teofilin
5. Pengaruh surfaktan a. Campuran 1
V naoh x m naoh = v teo x m teo M teo
= v naoh x m naoh / v teo
no campuran vol. titrasi naoh
= 3ml x 0,1M / 50ML
= 0,006M
b. Campuran 2
1 air 3ml V naoh x m naoh = v teo x m teo M teo
= v naoh x m naoh / v teo
= 4ML X 0,1M /50ML
2 air + 0,5mg/ml tween 4ml = 0,008M
c. Campuran 3
V naoh x m naoh = v teo x m teo M teo
= v naoh x m naoh / v teo
3 air + 5mg/ml tween 4,5ml =4,5ML X 0,1M/ 50ML
= 0,004M
d. Campuran 4
4 air +15mg/ml tween 5,5ml V naoh x m naoh = v teo x m teo M teo
= v naoh x m naoh / v teo
= 5,5ML X 0,1M/ 50ML
= 0,011M
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kita akan melihat pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat. Kelarutan zat yang dimaksud dalam percobaan ini adalah
Asam salisilat pada pelarut campur yakni air, alkohol, dan propilen glikol.Masing-masing pelarut campur telah ditentukan konsentrasinya.Sebagaimana
tertera pada hasil pengamatan di atas.Pencampuran pelarutpelarut tersebut dilakukan pada gelas kimia yang masing-masing telah diberi
label.Kemudian dilarutkan asam salisilat sedikit demi sedikit ke dalam masing-masing gelas kimia tersebut. Lalu dikocok larutan denga menggunakan
stirrer selama beberapa menit, jika ada endapan yang larut selama pengocokan maka asam salisilat tersebut di tambahkan lagi sampai didapat larutan
yang jenuh kembali. Larutan yang telah jenuh tersebut disaring dengan corong plastik dan kertas saring.
Surfaktan yang digunakan pada percobaan ini adalah tween-80 dengan berbagai konsentrasi yang akan meningkatkan kelarutan asam salisilat.
Hubungan suatu surfaktan mempengaruhi kelarutan asam salisilat yaitu dimana surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk menaikkan
kelarutan suatu zat.Oleh karena surfaktan mempunyai kecenderungan berasosiasi membentuk agregat yang dikenal dengan misel dimana misel ini
dapat menaikkan kelarutan asam salisilat yang sukar larut dalam air. Dengan penambahan surfaktan terdiri dua bagian yaitu bagian polar dan non polar,
bila didispersikan dalam air pada konsentrasi rendah, akan berkumpul pada permukaan dengan mengorientasikan bagian polar ke arah bagian air.
Pada kurva solubilisasi antar konsentrasi tween 80 dengan zat yang terlarut tidak terjadi KMK. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor
kesalahan. Baik dari pembuatan larutan ataupun dari kesalahan praktikan dalam melakukan praktikum.
Untuk mengukur nilai kelarutanasam salisilat, digunakan larutan dapar fosfat dengan berbagai pH tertentu, yaitu pH 5, 6, 7 dan 8. Digunakan larutan
dapar fosfat karena larutan dapar merupakan larutan yang tidak mengalami perubahan pH walaupun ditambahkan sedikit asam maupun sedikit basa
sehingga dapat digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan asam salisilat yang bersifat asam lemah.Penggunaan pH yang dibuat bervariasi bertujuan
untuk mengetahui pengaruh perubahan pH terhadap kelarutan asam salisilat, sehingga variabel bebas dalam hal ini larutan dapar fosfat harus dibuat
bervariasi.
Dalam prosesnya, asam salisilat dilarutkan dalam larutan dapar fosfat dengan ukuran pH yang telah ditentukan sebelumnya secara bersamaan ada
tiap-tiap pH yang telah ditentukan, kemudian dilakukan pengocokan.Pengocokan dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi.Dalam
percobaan yang telah dilakukan, pengocokan dilakukan selama 60 menit. Setelah pengocokan selama 60 menit, akan tampak bagian asam salisilat yang
tidak larut dalam larutan dapar fosfat. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam salisilat memiliki kelarutan.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode gravimetri, di mana dilakukan penimbangan terhadap asam salisilat sebelum dan
sesudah dilarutkannya asam salisilat dalam larutan dapar fosfat. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh berat asam salisilat yang tidak larut dari
mengurangkan berat kertas saring akhir ( berat kertas saring dan sisa asam salisilat yang tidak larut) dengan berat kertas saring awal.
Secara teori, perubahan pH berbanding lurus dengan kelarutannya.Maksudnya ialah, semakin meningkat nilai pH suatu larutan, maka semakin
besar juga kelarutan zat tersebut.hal ini sesuai dengan apa yang telah dipraktikkan bahwa ketika pH naik maka kelarutan juga naik begitupun sebaliknya.
KESIMPULAN
Dari data pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
- Konstanta dielektrik pelarut nilainya semakin menurun.
- Pada penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat tidak terjadi
KMK, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor kesalahan.
- Pengaruh pH terhadap kelarutan suatu zat yaitu semakin tinggi pH suatu
larutan maka kelarutan suatu zat semakin tinggi pula.
Sekian
dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai