UNIVERSITAS PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2020 TUJUAN • Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan terhadap kelarutan zat, menjelaskan pengaruh penambahan suurfaktan terhadap kelarutan zat, menentukan konsentrasi misel kritik dan surfaktan dengan metode larutan. DASAR TEORI • Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. • Secara kuantitatif, kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai konsentrasi zat terlarut didalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan dinyatakan dalam satuan mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat. Misalnya 1 gram asam salisilat akan larut dalam 500 mL air. Kelarutan juga dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen. • Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah : • Ø pH • Ø temperatur • Ø jenis pelarut • Ø bentuk dan ukuran partilel zat • konstanta dielektrik pelaru Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut yang Secara teori jika pH dinaikkan, maka diperlukan untk melarutkan 1 bagian zat : kelarutannya pun ikut meningkat, karena selain Sangat mudah larut = ≤ 1 terbentuk larutan jenuh obat dalam bentuk Mudah larut = 1 - 10 molekul yang tidak terionkan (kelarutan intrinsic) Larut = 10 - 30 juga terlarut obat yang berbentuk ion. Agak sukar larut = 30 - 100 • Tipe Larutan dapat digolongkan sesuai keadaan Sukar larut = 100 - 1000 terjadinya zat terlarut dan pelarut,/karena tiga Sangat sukar larut = 1000 - 10.000 wujud zat (gas, cair, padat kristal), ada sembilan Praktis tidak larut = ≥ 10.000. kemungkinan sifat campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut • Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut). • Larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi di bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada temperatur tertentu. • Larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya ada pada temperatur tertentu, terdapat juga zat terlarut yang tidak larut. ALAT DAN BAHAN CARA KERJA • Geals ukur a. Pengaruh pealrut campur terhadap kelarutan zat • Sendok plastik • Buatlah 50ml campuran pelarut seperti yang tertera pada • Air suling tabel berikut : • Beaker glass Air (% v/v) Alkohol (% v/v) Propilen (% v/v) Gliserol (% v/v) • Alkohol 50 0 25 25 • Gliserol 50 5 20 25 • Naoh 50 10 20 20
• Larutkan teofilinsedikit-sedikit dalam masing-masing
campuran pelarut sampa didapat larutan jenuh • Kocok larutan dengan orbital shaker selamaa 1jam, jika ada endapan yang larut selama pengocokan, tambahkan lagi teofilin sampai didapatkan larutan yang jernih kembali. • Saring tentukan kadar teofilin yang larut dengan cara titrasi alkametri • Buat kurva antara kelarutan teofilin dengan % pelarut b. Pengaruh penambahan surfaktan terhadan kelarutan suatu zat • Buat 50ml laruatan tween 80 dengan konsentrasi 0; 0,5; 5; 25 mg/ml • Tambahkan teofilin sedikit-sedikit ke dalam masing-masing larutan dia atas sampai diperoleh larutan yang jenuh • Kocok larutan larutan selama 1jam dengan orbital shaker, jika ada endapan yang larut selam pengocokan, tambahkan lagi teofilin sampai diperoleh larutan yang jenuh kembali • Tentukan konsentrasi misel kritik tween 80 Penentuan kadar teofilin yang terlarut ditentukan secara spektrofotometri • Buat seri larutan teofilin dlam air dengan konsentrasi tertentu yang akan memberikan serapan antar 0,2 – 0,8 dan tentukan persamaan regresi antara konsentrasi terhadapan serapan • Hitung kadar teofilin yang melarut pada masing-masing campurna pelaut/dalam larutan surfaktan menggunakan persamaan yang diperoleh DATA PENGAMATAN b. Campuran 2 1. Perhitungan pembuatan larutan NaOH0,1 M V naoh x m naoh = v teofilin x m teofilin M = gram/ Mr x V/1000 M teo = v naoh x m naoh / v teo 0,1 = gram/40 x 400/1000 = 5ml x 0,1M/ 50ML 0,1 = gram/40 x 0,4 = 0,01M GRAM = 0,1x40/0,4 c. Campuran 3 =10gram V naoh x m naoh = v teofilin x m teofilin 2. Pengaruh pealrut campur terhadap kelarutan zat V. TITRASI M teo = v naoh x m naoh / v teo NO CAMPURAN NAOH = 6ML x 0,1M/ 50ML 1 air alkohol pg gliserol 4ml 50 0 25 25 = 0,012M 2 air alkohol pg gliserol 5ml 50 5 25 25 3 air alkohol pg gliserol 6ml 4. Perhitungan larutan tween 80 ad 50ml 50 10 25 25 a. Konsentrasi 0mg/ml 0 x 5ml = 0mg/ml Tidak mengandung tween hanya air b. Konsebtrasi 0,5mg/ml 0,5mg/ml x 50ml = 25mg = 0,025gram c. Konesentrasi 5mg/ml 3. Kadar teofilin Rumus : 5mg/ml x 50ml = 250mg = 0,25 gram VI . MI =V2 . M2 d. Konsentrasi 15mg/ml a. Campuran 1 15mg/ml x 50ml = 750 mg = 0,75 gram 6. Kadar teofilin 5. Pengaruh surfaktan a. Campuran 1 V naoh x m naoh = v teo x m teo M teo = v naoh x m naoh / v teo no campuran vol. titrasi naoh = 3ml x 0,1M / 50ML = 0,006M b. Campuran 2 1 air 3ml V naoh x m naoh = v teo x m teo M teo = v naoh x m naoh / v teo = 4ML X 0,1M /50ML 2 air + 0,5mg/ml tween 4ml = 0,008M c. Campuran 3 V naoh x m naoh = v teo x m teo M teo = v naoh x m naoh / v teo 3 air + 5mg/ml tween 4,5ml =4,5ML X 0,1M/ 50ML = 0,004M d. Campuran 4 4 air +15mg/ml tween 5,5ml V naoh x m naoh = v teo x m teo M teo = v naoh x m naoh / v teo = 5,5ML X 0,1M/ 50ML = 0,011M PEMBAHASAN Pada percobaan ini, kita akan melihat pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat. Kelarutan zat yang dimaksud dalam percobaan ini adalah Asam salisilat pada pelarut campur yakni air, alkohol, dan propilen glikol.Masing-masing pelarut campur telah ditentukan konsentrasinya.Sebagaimana tertera pada hasil pengamatan di atas.Pencampuran pelarutpelarut tersebut dilakukan pada gelas kimia yang masing-masing telah diberi label.Kemudian dilarutkan asam salisilat sedikit demi sedikit ke dalam masing-masing gelas kimia tersebut. Lalu dikocok larutan denga menggunakan stirrer selama beberapa menit, jika ada endapan yang larut selama pengocokan maka asam salisilat tersebut di tambahkan lagi sampai didapat larutan yang jenuh kembali. Larutan yang telah jenuh tersebut disaring dengan corong plastik dan kertas saring. Surfaktan yang digunakan pada percobaan ini adalah tween-80 dengan berbagai konsentrasi yang akan meningkatkan kelarutan asam salisilat. Hubungan suatu surfaktan mempengaruhi kelarutan asam salisilat yaitu dimana surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk menaikkan kelarutan suatu zat.Oleh karena surfaktan mempunyai kecenderungan berasosiasi membentuk agregat yang dikenal dengan misel dimana misel ini dapat menaikkan kelarutan asam salisilat yang sukar larut dalam air. Dengan penambahan surfaktan terdiri dua bagian yaitu bagian polar dan non polar, bila didispersikan dalam air pada konsentrasi rendah, akan berkumpul pada permukaan dengan mengorientasikan bagian polar ke arah bagian air. Pada kurva solubilisasi antar konsentrasi tween 80 dengan zat yang terlarut tidak terjadi KMK. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor kesalahan. Baik dari pembuatan larutan ataupun dari kesalahan praktikan dalam melakukan praktikum. Untuk mengukur nilai kelarutanasam salisilat, digunakan larutan dapar fosfat dengan berbagai pH tertentu, yaitu pH 5, 6, 7 dan 8. Digunakan larutan dapar fosfat karena larutan dapar merupakan larutan yang tidak mengalami perubahan pH walaupun ditambahkan sedikit asam maupun sedikit basa sehingga dapat digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan asam salisilat yang bersifat asam lemah.Penggunaan pH yang dibuat bervariasi bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan pH terhadap kelarutan asam salisilat, sehingga variabel bebas dalam hal ini larutan dapar fosfat harus dibuat bervariasi. Dalam prosesnya, asam salisilat dilarutkan dalam larutan dapar fosfat dengan ukuran pH yang telah ditentukan sebelumnya secara bersamaan ada tiap-tiap pH yang telah ditentukan, kemudian dilakukan pengocokan.Pengocokan dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi.Dalam percobaan yang telah dilakukan, pengocokan dilakukan selama 60 menit. Setelah pengocokan selama 60 menit, akan tampak bagian asam salisilat yang tidak larut dalam larutan dapar fosfat. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam salisilat memiliki kelarutan. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode gravimetri, di mana dilakukan penimbangan terhadap asam salisilat sebelum dan sesudah dilarutkannya asam salisilat dalam larutan dapar fosfat. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh berat asam salisilat yang tidak larut dari mengurangkan berat kertas saring akhir ( berat kertas saring dan sisa asam salisilat yang tidak larut) dengan berat kertas saring awal. Secara teori, perubahan pH berbanding lurus dengan kelarutannya.Maksudnya ialah, semakin meningkat nilai pH suatu larutan, maka semakin besar juga kelarutan zat tersebut.hal ini sesuai dengan apa yang telah dipraktikkan bahwa ketika pH naik maka kelarutan juga naik begitupun sebaliknya. KESIMPULAN Dari data pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : - Konstanta dielektrik pelarut nilainya semakin menurun. - Pada penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat tidak terjadi KMK, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor kesalahan. - Pengaruh pH terhadap kelarutan suatu zat yaitu semakin tinggi pH suatu larutan maka kelarutan suatu zat semakin tinggi pula. Sekian dan terimakasih