Anda di halaman 1dari 24

RESPONSI: KELARUTAN

Nama : Novita Anggoro


NPM : 1619002191
Kelompok: B

S1 Farmasi
Semester dua
2019/2020
TUJUAN
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat
2. Menjelaskan pengaruh penambahan surfraktan terhadap
kelarutan zat
3. Menentukan konsentrasi misel kritik dan surfraktan dengan
metode larutan.
PENGERTIAN KELARUTAN
Kelarutan dalam besaran kuantitatif adalah
konsentrasi solute dalam keadaan jenuh
dalam suatu solvent. Sedangkan secara
kualitatif merupakan interaksi spontan satu
atau lebih solute dengan solvent membentuk
dispersi molekuler yang homogen. Suatu
larutan dikatakan jenuh apabila terjadi
kesetimbangan antara fase solute yang
terlarut dengan fase padatannya dalam
larutannya.
Kelarutan (tetapan) dipengaruhi oleh fungsi
keadaan (suhu, volume dan tekanan). Tetapi
tekanan hanya berpengaruh terhadap
kelarutan gas dalam zat cair.
PENGARUH PH
Bahan-bahan obat sebagian besar berupa
senyawa organik yang bersifat asam atau basa
lemah. Sehingga faktor pH sangat berpengaruh
terhadap kelarutan.
Kelarutan asam-asam organik lemah dalam air
akan bertambah dengan naiknya pH karena
terbentuk garam yang mudah larut dalam air.
Sedangkan basa-basa organik lemah pada
umumnya sukar larut dalam air. Bila pH larutan
diturunkan dengan penambahan asam kuat maka
akan terbentuk garam yang mudah larut dalam
air.
ALAT DAN BAHAN
• Alat
1. Kertas saring
2. Corong
3. Filler
4. pH meter
5. Spektrofotometer
6. Timbangan analitik
7. Pipet ukur

 Bahan
1. Aquadest
2. Alkohol
3. Propilen glikol
4. Gliserol
5. theopilinum
CARA KERJA
• Pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat
1. Buat 50 mL campuran pelarut seperti yang
tertera pada tabel berikut:
Air (% v/v) Alkohol Propilen Glikol (% Gliserol (% v/v)
(% v/v) v/v)
50 0 25 25
50 5 20 20
50 10 20 20
LANJUTAN…
2. Larutkan teofilin sedikit-sedikit dalam masing-
masing campuran pelarut sampai didapat larutan
jenuh.
3. Kocok larutan dengan orbital shaker selama 1
jam, jika ada endapan yang larut selama
pengocokan, tambahkan lagi teofilin sampai
didapatkan larutan jernih kembali.
4. saring, tentukan kadar teofilin yang larut dengan
titrasi alkalimetri.
5. Buat kurva antara kelarutan teofilin dengan %
pelarut.
• Pengaruh penambahan surfraktan terhadap kelarutan
suatu zat
1. Buat 50 mL larutan tween 80 dengan konsentrasi 0; o,5; 5;
15 mg/mL
2. Tambahkan teofilin sedikit-sedikit ke dalam masing-
masing larutan di atas sampai diperoleh larutan yang
jernih
3. Kocok larutan selama 1 jam dengan orbital shaker, jika
ada endapan yang larut selama pengocokan,
tambahkan lagi teofilin sampai diperoleh larutan yang
jenuh kembali
4. Saring dan tentukan kadar teofilin yang terlarut dalam
masng-masing pelarut
5. Buat grafik antara kelarutan teofilin dengan
konsentrasi tween 80 yang digunakan
6. Tentukan konsentrasi misel kritik tween 80.
• Penentuan kadar teofilin
Kadar teofilin yang terlarut ditentukan secara
spektrofotometri
1. Buat seri larutan teofilin dalam air dengan
konsentrasi tertentu yang akan memberikan
serapan antara 0,2-0,8 dan tentukan persamaan
regresi antara konsentrasi terhadap serapan
2. Hitung kadar teofilin yang melarut pada
masing-masing campuran pelarut/ dalam
larutan surfraktan menggunakan persamaan
yang diperoleh.
RUMUS DAN PERHITUNGAN KELARUTAN
• Perhitungan pembuatan larutan NaOH 0,1M

M = gram xv
Mr 1000
0,1 = gram x 400
40 1000
0,1 = gram x 0,4
40
gram = 0,1 x 40
0,4
= 10 gram
• Pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat

No. Campuran Volume titrasi NaoH


1. Air Alkohol PG Gliserol 4 mL
50 0 25 25
2. Air Alkohol PG Gliserol 5 mL
50 5 20 25
3. Air Alkohol PG Gliserol 6 mL
50 10 20 20
• Pengaruh penambahan surfraktan terhadap kelarutan zat

No. Campuran Volume titrasi NaOH


1. Air 3 mL
2. Air + 0,5 mg/mL tween 4 mL
3. Air + 5 mg/mL tween 4,5 mL
4. Air + 15 mg/mL tween 5,5 mL
• Penentuan kadar teofilin

Rumus: V1 M1 = V2 M2
 Campuran 1
V NaOH × M NaOH = V teo × M teo
M teo = V NaOH × M NaOH
V teo
= 4 mL × 0,1 M
50mL
= 0,4
50
= 0,008 M
LANJUTAN…
 Campuran 2
V NaOH × M NaOH = V teo × M teo
M teo = V NaOH × M NaOH
V teo
= 5 mL × 0,1 M
50mL
= 0,5
50
= 0,01 M
LANJUTAN…
 Campuran 3
V NaOH × M NaOH = V teo × M teo
M teo = V NaOH × M NaOH
V teo
= 6 mL × 0,1 M
50mL
= 0,6
50
= 0,012 M
• Perhitungan larutan tween 80 hingga 50mL

a. Konsentrasi = 0 mg/mL
0 × 50 mL = 0 mg/mL
(tidak mengandung tween, hanya air)

b. Konsentrasi = 0,5 mg/mL


0,5 × 50 mL= 2,5 mg
= 0,025 g

c. Konsentrasi = 5 mg/mL
5 × 50 mL = 250 mg
= 0,25 g

d. Konsentrasi = 15 mg/mL
15 × 50 mL = 750 mg
= 0,75 g
PEMBAHASAN: PERCOBAAN KELARUTAN INTRINSIK OBAT
Percobaan kelarutan intrinsik obat yang telah dilakukan
yaitu dengan menggunakan teofilin dimana teofilin
berbentuk serbuk kristal tidak berwarna. Teofilin dapat
larut dalam 1:120 air dalam 1:80 alkohol. Teofilin berbentuk
serbuk kristal sehingga jika dicampurkan dengan alkohol,
propilen glikol, gliserol dan air diperlukan adanya
pengocokan beberapa menit. Untuk teofilin yang berupa
serbuk, maka cara memasukkannya yaitu dituang sedikit
demi sedikit didalam gelas kimia agar teofilin tersebut
dapat jenuh, dikoocok larutan dengan orbital shaker
kurang lebih selama 1 jam, jika ada endapan yang larut
selama pengocokan tambahkan lagi teofilin sampai
didapatkan larutan yang jernih kembali.
LANJUTAN…
Orbital shaker adalah alat pengaduk cairan atau
pengocok yang digunakan dalam laboratorium
kimia dan biologi serta menghomogenkan suatu
bahan atau larutan, lalu disaring dengan kertas
saring, ditentukan kadar teofilin yang larut dengan
cara titrasi alkalimetri.
LANJUTAN…
Titrasi alkalimetri adalah teknik analisis kimia
berupa titrasi yang menyangkut asam dan basa
atau sering disebut titrasi asam basa. Selanjutnya
dibuat kurva antara kelarutan teofilin dengan %
pelarut.
PEMBAHASAN: PENGARUH PENAMBAHAN SURFRAKTAN
Menentukan pengaruh penambahan surfraktan terhadap kelarutan
suatu zat. Dibuat 50mL larutan tween 80 dengan konsentrasi
0; 0,5; 5; dan 15mg/mL. Untuk teofilin yang berupa serbuk,
maka cara memasukkannya yaitu dituang sedikit demi
sedikit didalam gelas kimia agar teofilin tersebut dapat
jenuh, dikoocok larutan dengan orbital shaker kurang lebih
selama 1 jam, jika ada endapan yang larut selama
pengocokan tambahkan lagi teofilin sampai didapatkan
larutan yang jernih kembali. Disaring dengan kertas saring,
lalu ditentukan kadar teofilin sampai didapatkan kadar
teofilin yang terlarut dalam masing-masing pelarut dan
dibuat grafik antara kelarutan teofilin dengan konsentrasi
tween 80 yang digunakan, lalu ditentukan konsentrasi misel
kritik tween.
LANJUTAN…
Surfraktan terdiri dari dua bagian yaitu bagian
polar dan non polar. Bila didispersikan dalam air
pada konsentrasi rendah akan berkumpul pada
permukaan. Percobaan ini menggunakan stirer
dalam pengerjaannya dimana asam salisilat
dikocok dengan stirer selama 1 jam. Hal ini
dimaksudkan agar didapatkan campuran yang
homogen.
KESIMPULAN
1. Semakin lama pengocokan maka kelarutan suatu zat
semakin besar
2. Semakin besar konsentrasi surfraktan yang
ditambahkan maka semakin tinggi pula kelarutan
suatu zat
3. Surfraktan dapat mempengaruh kelarutan asam
salisilat
4. Kecepatan pengocokan suatu larutan, mempengaruhi
tingkat kelarutan suatu zat, semakin tinggi proses
pengocokan maka semakin tinggi tingkat kelarutannya.
Terimakasih,

Anda mungkin juga menyukai