Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara penetapan kadar kalsium pada
makanan menggunakan kompleksometri. Menurut BSN (2009), yogurt merupakan
produk hasil fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus. Salah satu mineral yang banyak terdapat pada yogurt adalah
kalsium.
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu 1,5-
2% dari berat badan orang dewasa atau sekitar 1 kg. Dari jumlah ini, 99% berada didalam
jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit
[(3Ca3(PO4)2.CaOH)2]. Sedangkan 1% sisanya ada didalam tubuh.
Salah satu bahan yang terkandung dalam yogurt adalah protein dan senyawa-
senyawa mineral yang lain. Oleh karenanya, sebelum proses analisis dilaksanakan,
senyawa-senyawa pengganggu ini harus disisihkan terlebih dahulu. Untuk menetapkan
kadar kalsium di dalam yogurt dilakukan analisis dengan metode titrasi kompleksometri.
Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri adalah garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA).
EDTA stabil, mudah larut, dan menunjukkan komposisi kimiawi tertentu. Selektivitas
kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg, Cr, Ca, dan Ba dapat dititrasi
pada pH 11; Mn2+, Fe, Co, Ni, Zn, Cd, Al, Pb, Cu, Ti dan V dapat dititrasi pada pH 4-7
terakhir logam seperti Hg, Bi, Co, Fe, Cr, Ca, In, Sc, Ti, V, dan Th dapat dititirasi pada
pH 1-4. EDTA sebagai natrium, Na2H2Y sendiri merupakan standar primer sehingga
tidak perlu distandarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan.
Suatu titik ekivalen segera tercapai dalam titrasi dan akhirnya titrasi kompleksometri
dapat digunakan untuk penentuan beberapa logam pada operasi skala semi-mikro.
Metode titrasi kompleksometri didasarkan pada reaksi stoikiometri dari ion logam
pada larutan berair dengan ligan bidentat larut air atau polidentat, yang biasanya disebut
komplekson. Komplekson harus memiliki energi kinetik penuh, mudah larut, dan stabil.
Reaksi antara komplekson dan ion logam harus cepat dan membentuk produk yang larut
dalam air.
Yang perlu diperhatikan dalam reaksi kompleksometri adalah adanya pengaruh
pH terhadap kesetimbangan pembentukan kompleks karena yang membentuk kompleks
dengan logam hanya bentuk tetra anion Y4- dari EDTA. Pengaruh pH adalah efek
konsentrasi ion hidrogen dalam bersaing dengan sebuah ion logam untuk bereaksi dengan
agen pengomplek dalam suatu titrasi. Logam-logam alkali tanah (valensi 2) akan
membentuk kompleks yang stabil pada pH 8-10 karena pada pH rendah kadar Y4- rendah
dan tetapan stabilitas kompleks tidak terlalu tinggi. Diperlukan larutan dapar untuk
menjaga kestabilan pH yang dikehendaki selama titrasi. Dapar yang digunakan adalah
dapar amoniak.
Indikator yang digunakan dalam percobaan adalah hitam eriochrom NaCl P,
merupakan campuran antara hitam eriochrom dengan NaCl (1: 200). Pemerian: serbuk,
warna hitam kecoklatan, mempunyai sedikit kilap metalik. Kelarutan: larut dalam air
panas, etanol P 95 %, metanol P.
α-naftol