Anda di halaman 1dari 20

EFEKTIVITAS VARIASI DOSIS KAPORIT DALAM MENURUNKAN KADAR

AMONIAK LIMBAH CAIR DOMESTIK

ARIANTO
2022339021
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengolahan limbah merupakan tanggung jawab bagi semua orang terkhusus untuk kegiatan yang memiliki
potensi dapat mencemari lingkungan. Pengolahan limbah yang dimaksud tidak hanya untuk limbah padat
tapi juga limbah cairnya. Dengan banyaknya kejadian yang tidak diharapkan, menyebabkan para profesional
mengembangkan cara dan standar untuk menganalisa dan mengelola resiko terhadap kesehatan dan
lingkungan. Salah satu yang paling berkembang saat ini adalah proses pengolahan limbah sebagai salah satu
dari sekian banyak cara pemeliharaan lingkungan.
Air Limbah Domestik, Limbah yang berasal dari rumah tangga, perkantoran, pusat perdagangan, rumah
sakit dan mengandung berbagai bahan antara lain : kotoran, urine, dan air bekas cucian yang
mengandung ditergen, bakteri dan virus
Salah satu bahan pencemar yang terkandung dalam limbah domestic adalah senyawa amoniak. Amoniak
pada limbah cair domestic berasal dari proses perombakan asam-asam amino oleh berbagai jenis bakteri
aerob dan anerob. Amoniak merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4 + pada pH rendah dan
disebut amonium; amoniak sendiri berada dalam keadaan tereduksi.
1.1 LATAR BELAKANG

Kadar amoniak yang tinggi selalu menunjukkan adanya pencemaran. Amoniak (NH 3) dapat dihilangkan
sebagai gas melalui aerasi atau reaksi dengan asam hipoklorit (HOCl) atau kaporit, sehingga menjadi
kloramin yang tidak berbahaya atau sampai menjadi N 2 (Alaerts dan Santika, 1984).

Berdasarkan Permen LHK No.68 Tahun 2016 kadar maksimal Amoniak adalah 10 mg/L, sehingga nilai
konsentrasi amoniak > 10 mg/L harus diolah terlebih dahulu atau di turunkan konsentrasinya terlebih
dahulu sebelum dialirkan ke lingkungan. Dengan demikian melalui kesempatan ini, peneliti bermaksud
ingin melakukan penelitian untuk menurunkan kadar amoniak yang terkandung dalam air limbah domestic
dengan penambahan zat kimia tertentu yaitu asam hipoklorit atau kaporit dengan kadar/dosis yang
berbeda-beda.
1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan dosis asam
hipoklorit atau kaporit terhadap penurunan konsentrasi amoniak dalam limbah cair domestic.
1.3 RUANG LINGKUP

Penelitian ini mencakup pengujian pengaruh penambahan kaporit terhadap penurunan kadar ammonia
pada air limbah domestic, dengan menggunakan variasi dosis kaporit yang ditambahkan pada tiap
pengujian. Kemudian kadar amoniak sebelum penambahan kaporit dibandingkan dengan kadar
ammoniak setelah penambahan, serta melihat pengaruh variasi dosis yang diberikan. Hasil kemudian
dapat dijadikan dasar pertimbangan pengolahan air limbah domestic terutama pada air limbah yang
mengandung jumlah ammonia diatas baku mutu.
1.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi dosis kaporit terhadap
penurunan kadar ammonia dalam limbah air domestic. Berikut perumusan hipotesis dari penelitian ini :

■ Ho = Tidak ada perbedaan signifikan pada efektivitas penurunan kadar ammonia limbah cair
domestic diantara variasi dosis.

■ H1 = Ada perbedaan signifikan pada efektivitas penurunan kadar ammonia limbah cair domestic
diantara variasi dosis
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 AIR LIMBAH

■ Menurut Arief (2016), limbah adalah buangan yang di hasilkan dari suatu proses produksi, baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah lebih di kenal sebagai sampah, yang
keberadaannya sering tidak dikehendaki dan mengganggu lingkungan, karena sampah dipandang
tidak memilih nilai ekonomis
■ Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Baku Mutu Air Limbah, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair.
Karakteristik Fisik
Karakter fisik air limbah ditentukan oleh polutan yang masuk ke dalam air limbah dan memberikan
perubahan fisik pada air limbah tersebut. Karakteristik fisik tersebut adalah suhu, kekeruhan, warna dan
bau yang disebabkan oleh adanya bahan tersuspesi dan terlarut didalamnya.

Karakterisktik Kimia
Karakteristik kimia air limbah ditentukan dengan adanya polutan dari bahan bahan kimia (chemical).
Chemical tersebut terdapat dalam bentuk terlarut dalam bentuk ion-ion dan tersuspensi dalam bentuk
senyawanya. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan
rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Selain itu, akan lebih berbahaya apabila bahan
tersebut merupakan bahan yang beracun. Menurut Sugiharto (1987) dalam Suyasa (2015), bahan kimia
yang penting yang ada di dalam air limbah pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Bahan
organik, pH, klorida, kebasaan, sulfur, zat beracun, protein, karbohidrat, minyak dan lemak, fenol, bahan
anorganik, logam berat, metan, nitrogen, fosfor, dan gas.
2.2 AMMONIA

■ Ammonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3 yang merupakan salah satu indikator pencemaran
udara pada bentuk kebauan. Gas ammonia adalah gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat, biasanya
ammonia berasal dari aktifitas mikroba, industri ammonia, pengolahan limbah dan pengolahan batu bara.
Ammonia di atmosfer akan bereaksi dengan nitrat dan sulfat sehingga terbentuk garam ammonium yang sangat
korosif (Yuwono, 2010).

■ Ammonia (NH3) dan garam-garamnya merupakan senyawa yang bersifat mudah larut dalam air. Ion
ammonium merupakan transisi dari ammonia, selain terdapat dalam bentuk gas ammonia juga dapat berbentuk
kompleks dengan beberapa ion logam. Ammonia banyak digunakan dalam proses produksi urea, industri bahan
kimia, serta industri bubur dan kertas (Effendi, 2003).
2.2 AMMONIA

■ Ammonia banyak terkandung dalam limbah cair, baik limbah domestik, limbah pertanian,
maupun limbah dari pabrik, terutama pabrik pupuk nitrogen (Bonnin dkk, 2008). Limbah cair
dari pabrik ammonia mengandung ammonia sampai 1000 mg/L limbah, pabrik ammonium nitrat
mengeluarkan limbah cair dengan kandungan ammonia sebesar 2500 mg/L, sedangkan limbah
peternakan dan rumah tangga mengandung ammonia dengan konsentrasi antara 100-250 mg/L.
METODE PENETAPAN AMMONIA

■ Metode Penetapan Kadar Amonia

Metode utama yang mempengaruhi untuk menentukan kadar ammonia adalah konsentrasi dan
adanya interferensi (zat pengganggu). Secara umum penentuan secara spektrofotometer dari
konsentrasi rendah ammonia terbatas pada air minum, permukaan air bersih, air limbah dan air
buangan penerima.
2.3 KAPORIT

■ Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia
Ca(ClO)2.Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air. Senyawa ini relatif stabil dan
memiliki klorin bebas yang lebih banyak daripada natrium hipoklorit (cairan pemutih). Kaporit
ketika dilarutkan didalam air akan berubah menjadi asam hipklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-)
yang memiliki sifat desinfektan. Selanjutnya HOCl dan ion OCl- disebut sebagai klor aktif.

■ Tetapi efektivitas desinfektan bisa menurun dikarenakan adanya kandungan besi, mangan, amonia,
sulfida (USEPA, 2002), dan padatan tarsuspensi (Tsai, 1999). Selain itu Penggunaan kaporit juga
dapat menurunkan nilai TDS, TSS, BOD, COD, amonia, sulfida, fosfat, dan nitrit.
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN

■ Jenis penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan desain pretes-postes dengan

kelompok kontrol (pre – post test with control design) yang hasilnya akan dianalisa secara

deskriptif dan analitik (Riyanto, 2011).


3.2. POPULASI SAMPEL

■ Populasi dalam penelitian ini adalah semua limbah cair domestic. Adapun sampelnya adalah
Sebagian dari limbah cair domestic yang dihasilkan.
3.3. TEKNIK PENGAMBILAN DATA

■ Air limbah yang telah disampling kemudian diuji jumlah amoniaknya secara kuantitatif

menggunakan instrument Continous Flow Analyzer (CFA). Selanjutnya menyiapkan sampel. Dari

perhitungan jumlah sampel, sampel diberikan pengulangan sebanyak 7 kali dengan perlakuan 5

dosis.
3.4 ANALISA DATA

■ Analisis yang digunakan deskriptif dan statistik. Sebelum dilakukan pengujian variasi dosis

dilakukan perbandingan jumlah amoniak sebelum penambahan dan setelah penambahan kaporit.

Kemuian dilakukan pengujian uji beda ANOVA untuk mengetahui perbedaan efektivitas

penurunan kadar amoniak diantara variasi dosis.


SEKIAN, TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai