Anda di halaman 1dari 12

Dampak Pariwisata

Dalam Aspek Sosial


Budaya
Pariwisata dalam program pembangunan nasional Indonesia sebagai salah satu
sektor pembangunan ekonomi. Dari pariwisata diharapkan dapat diperoleh devisa,
baik dalam pengeluaran uang para wisatawan maupun sebagai penanaman modal
asing dalam industri pariwisata.
Dalam memasuki abad ke 21, penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan
Indonesia dituntut untuk mampu mengadaptasikan diri terhadap perkembangan
lingkungan, baik pada skala nasional, regional, dan internasional. Hal ini berdampak
pada aspek politik, ekonomi, sosial budaya, hankam, maupun iptek.
Pariwisata pada mulanya terutarna sebagai aktivitas masyarakat golongan tinggi, yaitu hanya orang-
orang yang kaya saja yang melakukannya. Namun, sekarang ini pariwisata telah menjadi aktivitas massa
karena hampir setiap orang memerlukan berwisata (Sessoms, 1984:112). Berkembangnya pariwisata
pada suatu daerah akan memberi pengaruh pada segi-segi kehidupan perorangan maupun masyarakat
setempat,baik pada segi sosio-ekonomi maupun segi sosio-budaya dan lingkungan hidup (Spillane,
19H7:13).
Pengembangan pariwisata pada umumnya akan menimbulkan dampak terhadap sosial budaya
masyarakat setempat maupun bagi kawasan pariwisata itu sendiri karena kawasan yang semula biasanya
digunakan oleh penduduk setempat sekarang harus dibagi dengan para wisatawan. Dampak yang
ditimbulkan dari pembangunan kawasan pariwisata bisa bersifat positif maupun negatif, terhadap
kawasan pariwisata serta terhadap ekonomi dan sosial budaya masyarakat setempat.
Menurut Wiranatha (2008, dalam Faizun, 2009), perkembangan kepariwisataan memberikan dampak
positif maupun negatif terhadap daerah dan masyarakat di mana kegiatan pariwisata tersebut
dilaksanakan. Secara umum, pariwisata berdampak positif terhadap perekonomian yaitu peningkatan
pendapatan masyarakat di daerah tujuan wisata, membuka lapangan pekerjaan, dan peningkatan
infrastruktur dan fasilitas umum di daerah tujuan wisata. Namun, pariwisata juga dapat berdampak
negatif, seperti terjadinya degradasi sosial-budaya masyarakat.
Dampak negatif juga bisa terjadi pada perekonomian masyarakat di mana terjadi kesenjangan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat antara pelaku pariwisata dengan masyarakat lain yang tidak
bersentuhan dengan pariwisata secara langsung, serta ketidakberdayaan masyarakat lokal dalam hal
persaingan ekonomi dengan investor dari luar daerah.
Secara teoritis, Cohen (1984) mengelompokkan dampak sosial budaya pariwisata ke dalam sepuluh kelompok besar
yaitu:
1. Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas
termasuk tingkat ekonomi atau ketergantungannya.
2. Dampak terhadap hubungan antar personal antara anggota masyarakat
3. Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/ kelembagaan sosial
4. Dampak terhadap migrasi dari satu daerah ke daerah pariwisata
5. Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat
6. Dampak terhadap pola pembagian kerja
7. Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial
8. Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan
9. Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan–penyimpangan sosial
10. Dampak terhadap bidang kesenian dan adat isitiadat
Dampak Aspek Sosial Terhadap Pariwisata
Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam artian bahwa
kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu serta kelompok dalam melakukan
perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam bermasyarakat. Dengan berkembangnya
pariwisata, orang-orang bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dari lingkungan yang satu ke
lingkungan yang lain yang berbedah dari segi kebudayaan, sosial, hingga agama.
Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan pariwisata tersebut akan saling berhubungan
langsung dengan orang-orang yang berkebangsaan dan lingkungan yang berbeda di tempat tujuan
tersebut. Mereka saling mengenal dan memperkenalkan adat kebiasaan, kebudayaan, serta kepercayaan.
Masing-masing wisatawan memiliki kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang berbeda-beda. Gejala
ini dapat membuat sektor pariwisata menjadi satu yang dianggap peka yang dapat memengaruhi antar
bangsa.
Beberapa segi positif dari kepariwisataan:
• Struktur Sosial
- Transaksi kesempatan kerja dari sektor pertanian beralih ke sektor
pelayanan
- Modernisasi dalam cara-cara pertanian dan penjualan hasil panen
- Pemerataan pendapatan masyarakat
• Modernisasi Keluarga
- Status baru dari petani tradisional menjadi penjual c endera mata atau
karyawan hotel
- Para orang tua yang mulai membebaskan anaknya untuk memilih cita-
cita mereka sendiri
• Peningkatan Dalam Wawasan Masyarakat
- Perubahan tingkah laku ke arah yang positif, terutama dalam cara
komunikasi terhadap sesama
- Dapat menghilangkan prasangka-prasangka negatif terhadap etnis
lain.
Di sisi lain, terdapat beberapa sisi negative yang ditimbulkan dari dampak sosial
di bidang keparawisataan:
• Penurunan Nilai-Nilai Artistik
Sebagai contoh adalah adanya permintaan akan pertunjukkan upacara
keagamaan atau historis yang dilaksanakan di luar semestinya hanya untuk
sekadar mendapatkan upah. Akhirnya, hilanglah corak asli kesenian daerah yang
bersifat tradisional dan asli karena penyajiannya terpotong-potong dan tidak
orisinil.
• Perbedaan Kasta Sosial
Masyarakat setempat di sekitar tempat wisata umumnya merasa rendah diri
bila membandingkan diri mereka dengan kesejahteraan para wisatawan, dan hal
ini dapat berkembang menjadi sesuatu yang cukup kontras.
• Kecenderungan Meniru Perilaku Wisatawan
Penduduk setempat seringkali meniru perilaku wisatawan seperti kecanduan
alkohol, mengonsumsi narkoba, bahkan pelecehan terhadap moral seksual.
Menurut Jafari (dikutip dari Ritchie dan Goeldner, 1987: 375-376), dampak negative sosial-budaya
lainnya adalah “premature departure to modernization”, yaitu suatu keadaan di mana nilai-nilai dari
ideologi asing yang masuk dan diterima memengaruhi kehidupan dan sikap serta perilaku masyarakat
local dan secara perlahan dikhawatirkan akan menjauhi budaya dan tradisi mereka.
Menurut World Tourism Organization yang dikutip dari Oka A Yoeti, pengaruh pariwisata terhadap
kehiudpan sosialmasyarakat disebabkan oleh 3 hal, yaitu:
1. Polarization of The Population
Perolehan pendapatan masyarakat yang tidak proporsional, kebanyakan penduduk ingin menjadi kaya
secara mendadak dengan memburu dolar dengan jalan pintas.

2. Breakdown of The Family


Masuknya wisatawan asing yang silih berganti dan terjadinya intensitas pergaulan antara yang melayani dan yang
memberikan pelayanan menimbulkan ekses negative demi memenuhi kebutuhan biologis masing-masing.

3. Development of The Attitudes of a Consumption-Oriented Society: Incident of Phenomena of Social


Pathology
Masyarakat yang berorientasi pada konsumsi semata dan pengaruh penyakit masyarakat itu, maka munculah
pelacuran, kecanduan obat, perdagangan obat bius, mabuk-mabukan, dan ketidakpatuhan terhadap undang-undang
yang berlaku.
Dampak Aspek Budaya Terhadap Pariwisata
Kesadaran lintas budaya meningkatkan saling pengertian antara bangsa-bangsa dari negara dengan
latar belakang budaya yang berbeda. Pariwisata juga mempromosikan keinginan baik secara
internasional dan pertukaran nilai-nilai budaya. Budaya sebagai daya tarik bentuknya mencakup:
• Bahasa (Language)
• Kebiasaan Masyarakat (Traditions)
• Kerajinan Tangan (Handicrafts)
• Musik dan Kesenian (Art and Music)
• Sejarah Suatu Tempat (History of the Region)
• Cara Kerja dan Teknologi (Work and Technology)
• Agama (Religion)
• Tata Cara Berpakaian (Dress and Clothes)
Secara lebih spesifik, Inskeep (1986:13) menjelaskan beberapa jenis dampak kegiatan pariwisata
dipandang dari sudut sosial-budaya, yaitu:
• Pelestarian situs bersejarah dan arkeologi serta pendirian fasilitas pendukung sebagai suatu atraksi
wisata akan dihargai masyarakat local sebagai aspek penting peninggalan nenek moyang.
• Pembangunan dan renovasi museum, taman botani, kebun binatan, akuarium, dan tempat rekreasi
lainnya.
• Pelestarian dan terkadang upaya penyegaran kembali budaya masyarakat local berupa tarian
tradisional, musik, drama, seni bela diri, kerajinan tangan, dll.
• Terciptanya kebanggaan dan percaya diri dari masyarakat local atas asset budaya yang dapat disajikan
kepada wisatawan.
• Pendidikan bagi masyarakat lokal melalui kontak dengan wisatawan tentang perbedaan budaya, gaya
hidup, dan kebiasaan masyarakat lain.s

Anda mungkin juga menyukai