Tujuan : setelah mengikuti praktikum proses blanching filet ikan, mahasiswa semester V
program studi THP diharapkan mampu menganalisis hasil proses blanching
terhadap mutu filet ikan.
Dasar Teori:
Blanching merupakan proses pengolahan pangan dengan menggunakan media air
panas, uap air panas, dan gelombang mikro (microwave) pada suhu umumnya kurang dari
100°C selama 3 – 5 menit. Pada proses pengolahan pangan, blanching merupakan
perlakuan pendahuluan sebelum dilakukan pembekuan, pengeringan, dan pengalengan.
Tujuan dari blanching antara lain untuk mengurangi jumlah mikroba pada permukaan bahan
pangan, dan menginaktifkan enzim yang dapat menyebabkan penurunan kualitas bahan
pangan.
Alat : panci, alat pengukus, microwave, pisau, nampan plastik, plastik pengemas tahan
panas, tissue towel, pH meter, Petri dish, tabung reaksi, Beaker glass, tabung
reaksi, Gelas Ukur, Drigalski, autoklav, lampu spiritus, pipet/spuit, mortar, inkubator.
Bahan : ikan patin segar, es batu, larutan garam fisiologis (NaCl fisiologis), Nutrien Agar.
Cara kerja:
1. Selama proses pengolahan ikan patin, gunakan es batu agar kondisi ikan patin tetap
dingin.
2. Lakukan uji organoleptik pada ikan patin segar mengacu pada SNI 01.2346-2006
(lihat tabel pada bagian A).
3. Bualtlah fillet dari ikan patin tersebut.
4. Siapkan media untuk blanching sesuai perlakuan untuk setiap kelompok (lihat tabel
pada poin 8).
5. Ambil 5 gram potongan fillet ikan untuk pengukuran pH (lihat bagian B –
Pengukuran pH ikan) sebagai data nilai pH ikan sebelum proses blanching.
6. Satu bagian fillet dikemas vakum dengan kemasan plastik tahan panas (untuk
kelompok 2, 4, 5 dan kelompok 7, 9, 10), sedangkan kelompok 1 dan 3 serta
kelompok 6 dan 8 menggunakan bahan baku fillet ikan tanpa menggunakan
kemasan.
7. Untuk kelompok 2, 4, 5 dan kelompok 7, 9, 10 juga menyiapkan 5 gram daging ikan
yang juga dikemas tersendiri untuk pengukuran nilai pH setelah proses blanching.
Sedangkan kelompok 1 dan 3 serta kelompok 6 dan 8 menyiapkan 5 gram daging
ikan tanpa kemasan untuk pengukuran nilai pH setelah proses blansing.
8. Perlakuan blanching selama 5 menit pada suhu 90°C dengan metode blanching
sebagai berikut:
Kelompok Metode Blanching
1 dan 6 Celupkan sampel ikan tanpa kemasan ke dalam air panas (hot
water blanching) 90°C selama 5 menit, lalu angkat.
2 dan 7 Celupkan sampel ikan dengan kemasan ke dalam air panas
(hot water blanching) 90°C selama 5 menit, lalu angkat.
3 dan 8 Celupkan sampel ikan tanpa kemasan ke dalam uap air panas
(steam blanching) 90°C selama 5 menit, lalu angkat.
4 dan 9 Celupkan sampel ikan dengan kemasan ke dalam uap air
panas (steam blanching) 90°C selama 5 menit, lalu angkat.
5 dan 10 Celupkan sampel ikan dengan kemasan ke dalam microwave
(microwave blanching) 90°C selama 5 menit, lalu matikan dan
sampel dikeluarkan dari microwave.
B. Pengukuran pH ikan
1. Timbang sampel daging ikan sebanyak 5 g dan lumatkan pada mortar.
2. Tambahkan akuadest 1:5 (b/v) 25 ml dan homogenkan.
3. Ukur pH daging ikan dengan pH meter yang telah dikalibrasi.
4. Semua kelompok melakukan pengukuran pH daging ikan sebelum dan setelah
proses blansing, dan setelah penyimpanan sampel.
Hasil Pengamatan
No Perlakuan Nilai pH
1 Sebelum proses blanching
2 Sesudah proses blanching
3 Setelah penyimpanan
Contoh: Pada pengenceran 10-6 diperoleh 50 koloni, maka jumlah bakteri dalam 1 ml
sampel asli/awal adalah (130) x (106)/0,1 ml = 130.000.000 x 10 = 1,3 x 108 CFU/ml.
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka