Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,
rahmat, dan petunjuk-NYa sehingga penyusunan laporan yang berjudul“Studi
Pengamatan Penanganan dan Ph Ikan Kembung (Rastrellinger sp) “ dapat
diselesaikan dengan baik.
Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Kimia
Panagan Ikani oleh dosen Dr. Ir. Mohamad Nuh Ibrahim, M.Si, dalam laporan
praktikum ini membahas masalah tentang pengamatan ikan kembung
(rastrellinger sp) pasca penanganan dan Ph nya. Melalaui praktikum ini
diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam penyusunan laporan maupun dalam pelaksanaan praktikum serta
memperluas pengetahuan dalam bidang ilmu teknologi pangan ikani.
Dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya, untuk itu
diharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun kearah yang lebih baik.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, semoga laporan praktikum dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama mahasiswa jurusan Teknologi Hasil
Perikanan.
Penyusun
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penanganan Ikan
Tabel hasil pengamatan organoleptik ikan kembung (Rastrelliner sp)
secara deskriptif sbb,
Terlihat pada gambar diatas berat sampel ikan kembung yang sudah difilet
dihalusan adalah sebesar kurang lebih 10 gram. Setelah didapatkan hasil diatas
lalu,
7. Memasukkan sampel ikan kembung dalam labu takar
8. Menambahkan larutam Aquades sebanyak 50 ml
9. Mentitrasi sampai menyatu dengan larutan
10. Mengukur Ph sampel ikan kembung dengan alat pH meter
11. Mencatat hasilnya hingga didapatkan bobot tetap sebesar 5,08 pH sampel
ikan kembung yang didapat.
Melihat data pada tabel dan nilai pH diatas dapat dijelaskan bahwa sampel
ikan kembung (Rasatrellinger sp) tersebut masih baik digunakan sebagai bahan
baku produk karena ia masih memiliki sifat-sifat seperti ikan hidup dan belum
memasuki fase rigormortis ataupun fase postrerigor yang tidak baik lagi
digunakan sebagai bahan baku produk dan sudah mengalami penurunan nilai gizi
yang tubuh butuhkan. Sehingga ikan yang masih memiliki ciri-ciri seperti diatas
masih dapat di gunakan dan kandungan nilai gizi yang tubuh butuhkan didalam
nya masih terjaga. Menurut Sulistijowati dkk., (2013), dalam (Jurnal Agropolitan
Vol 3[3] November 2016) Hasil pengujian pH pada sampel ikan memiliki pH
berada diatas 6. Sedangkan pH sampel ikan kembung yang kelompok kami
dapatkan yaitu sebesar 5,08 Dapat diambil katakan bahwa ikan yang digunakan
dalam pengolahan yaitu ikan kembung masih tergolong segar untuk di konsumsi
dan dijadikan sebagai bahan baku produk. pH ikan yang masih hidup kira-kira
berkisar antara 7.4. Kesegaran ikan akan mempengaruhi penurunan pH.
Menurut Japan International Cooperation Agency (2008), dalam (Jurnal
Agropolitan Vol 3[3] November 2016), bahwa otot ikan hidup bersifat elastis dan
kendur. Segera setelah tubuh ikan mulai kaku akibat kematian, seluruh badan ikan
menjadi tidak elastis dan keras tidak optimal digunakan sebagai bahan baku serta
tidak baik untuk kesehatan. Dimulainya proses tersebut bergantung pada suhu
ikan, khususnya perbedaan antara suhu air dan suhu ruang, sedangkan
karakteristik yang sampel ikan kami miliki kadar pH nya 5,08 masih memenuhi
syarat sebagai ikan segar. Didukung pula oleh pendapat Liviawati dan Afrianto
(2014), bahwa umumnya saat setelah ikan mati pH ikan mendekati netral, yaitu
sekitar 6.8 hingga netral. Selanjutnya adanya pemecahan glikogen yang
menghasilkan asam laktat akan meningkatkan keasaman daging yang
mengakibatkan pH daging ikan menurun yang tentunya tidak memenuhi syarak
kelayakan sebagai bahan baku produk olahan dan kesehatan bagi tubuh.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Lampiran
1. 2. 3.
4. 5. 6.
7. 8. 9.
10. 11.