PERCOBAAN I
DESTILASI SEDERHANA
OLEH :
NAMA : FITRIANI
STAMBUK : F1C119070
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ketersediaan air bersih. Akibatnya ditempat tersebut air menjadi barang yang
Penyediaan air bersih memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
lingkungan atau kesehatan masyarakat. Salah satu metode yang digunakan untuk
didihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam
bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap
terlebih dahulu sedangkan zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi akan
mengembun dan akan menguap apabila mencapai titik didihnya. Penerapan pada
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Salah satu jenis destilasi yaitu
destilasi sederhana
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang
jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi ini untuk memperoleh
senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat
mencapai titik didih masing-masing. Ketika titik didih dua cairan berbeda secara
signifikan satu sama lain atau untuk memisahkan cairan dari padatan atau
komponen yang tidak mudah menguap. Berdasarkan latar belakang diatas maka
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
terdapat elemen pemanas yang berfungsi untuk mendidihkan air baku. Pada
bagian pendingin terdapat spiral yang mengelilingi uap air panas. Spiral tersebut
diisi air dingin yang mengalir. Air pendingin yang mengalir pada alat destilasi
langsung dikembalikan ke sistem karena suhu air sudah tinggi serta tidak
ditampung karena belum tersedianya bak penampungan. tujuan dari destilasi yaitu
memperoleh cairan murni dari cairan yang telah tercemari zat terlarut atau
bercampur dengan cairan lain yang berbeda titik didihnya (Rastegar et all., 2020)
yang jauh atau dengan salah satu komponen yang bersifat volatile. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
tekanan atmosfer. Proses yang terjadi pada destilasi ini adalah perubahan dua fasa
cair yang menjadi fase uap dan fasa cair dengan pendidihan dan kondensasi
Aseton memiliki berat molekul 58,08 g/mol, kepadatan 0,79 g/cm 3 pada
20℃ , dan bau yang menyengat, dan merupakan pelarut yang banyak digunakan
Konsentrasi aseton yang lebih tinggi dari 173 ppm dapat sangat mempengaruhi
sistem saraf pusat dan merusak organ-organ penting tubuh. Selain itu, kerusakan
pada mata dan hidung adalah efek lain dari paparan aseton dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, nilai ambang batas kerja aseton telah ditetapkan menjadi 250
2020).
mana air berubah dari keadaan cair menjadi uap karena transfer energi panas.
peramalan hasil panen, peramalan aliran sungai dan pemodelan ekosistem dalam
akurat dari penguapan sangat penting untuk pengelolaan sumber daya air yang
efektif. Oleh karena itu, kebutuhan akan model yang andal untuk mengukur
kehilangan penguapan dari sumber daya air yang semakin langka menjadi lebih
besar dari sebelumnya. Penguapan adalah fenomena yang kompleks dan nonlinier
seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan jam sinar matahari yang cerah
tetesan pertama. Berbeda daric air tipis yang terbentuk ketika berkondensasi pada
kondensasi lain promotor atau penahan hidrofobik yang tepat dapat menurunkan
energy permukaan dan memungkinkan kondensasi air yang tidak bagus pada
permukaan metalik dari penukar panas yang umum (Chang et all., 2019)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat
labu alas bulat, thermometer, elektromantel, gelas ukur 100 mL, pendingin
(kondensor), labu erlenmeyer, gelas kimia 250 mL, adaptor, konektor, cutter,
2. Bahan
adalah adalah aseton (C3H6O) 47 mL, akuades (H2O) 47 mL, tisu, plastik wrap,
Alat destilasi
dirangkai
47 mL akuades 47 mL aseton
dicampur
dimasukkan ke dalam labu alas
bulat
94 mL campuran
akuades dan aseton
dipanaskan
diamati dan dicatat suhu pada tetesan
pertama
dikontrol suhunya pada suhu aseton
dihentikan pemanasan jika larutan
berhenti mendidih
Destilat
diukur volumenya
dihitung % rendemennya
% Rendemen = 39,36%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
8 7 6 5 4
Keterangan :
1. Hot plate
2. Labu destilasi
3. Konektor
4. Statif
5. Klem
6. Kondensor
7. Adaptor
8. Labu Erlenmeyer
2. Data Pengamatan
3. Analisis Data
Volume aseton = 47 mL
Volume canpuran = 94 mL
Penyelesaian :
Volume destilat
% rendemen = ×100%
Volume campuran
37 mL
= ×100%
94 mL
= 39,36%
B. Pembahasan
kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap
lebih.
Percobaan destilasi sederhana menggunakan alat destilasi. Langkah
pertama yang dilakukan adalah merangkai alat destilasi sederhana yaitu dengan
menyiapkan statif dan klem, yang kedua ujungnya dihubungkan dengan konektor
dan adaptor. Statif dan klem berfungsi untuk menyangga bagian-bagian dari
wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi. Kemudian
memasangkan saluran air masuk dan saluran air keluar. Setelah itu labu alas bulat
pemanas yang bertujuan untuk memanaskan sampel. Sedangkan labu alas bulat
Selanjutnya pompa berfungsi untuk mengatur tegangan dalam ember yang berisi
air dan kemudian ditambahkan es batu. Es batu dalam percobaan ini berfungsi
pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada
berfungsi untuk mengukur suhu larutan. Setelah merangkai alat destilasi maka
aseton, dikarenakan akuades dan aseton memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
Dimana akuades memiliki titik didih sebesar 100℃ dan aseton memiliki titik
didih sebesar 56℃ , yang menyebabkan aseton akan terlebih dahulu menguap
campuran aseton dan akuades kedalam labu alas bulat. Proses yang terjadi pada
saat destilasi yaitu terjadi perubahan fasa cair menjadi gas dengan pendidihan
yang disesuaikan dengan suhu aseton. Diperoleh suhu tetesan pertama yaitu
sebesar 51℃ , Apabila aseton menguap maka kondensor mendinginkan uap agar
Rendemen tersebut merupakan rendemen yang cukup baik. Rendemen yang baik
dalam proses destilasi yaitu suhu atau pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar
dikhawatirkan akan terjadi flooding. ciri dari flooding yaitu tertahannya caira
diatas kolom pada saat terjadi flooding transfer massa yang dihasilkan tidak
maksimal. Ketika terjadi flooding cairan tidak dapat mengalir kebawah lagi, tetapi
akan terakumulasi atau bahkan dapat ikut terbawa ke atas oleh uap, sehingga
pemisahan akan berlangsung lama, akan tetapi hasil atau konsentrasi yang
Amiri., V., Hossein R., Ali M., Giovanni N and Ahmad I A., 2020,
Nanostructured Metal Oxide-Based Acetone Gas Sensors: A Review,
Sensors, 20 (1).
Chang, H. C., Manjunath C. Rajagopal, Muhammad J. H., Junho O., Longnan L.,
Jiaqi L., Hanyang Z., Gowtham K., Sreenath S., Yuquan M., Chenhui S.,
Placid M. F., Srinivasa M. S., Sanjiv S., Nenad M., 2020, Composite
Structured Surfaces For Durable Dropwise Condensation, International
Journal Of Heat And Mass Transfer, doi.org/10.101016
Marlina., L and Dian W P., 2018, Pengambilan Minyak Biji Alpukat Dengan
Metode Ekstraksi, Jurnal Ilmiah Berkala, 12 (1).
Rastegar, S., Hadi K., NadeR, B., Mohammad B. S., 2020, Distilled Water
Production With Combination Of Solar Still and Thermosyphon Heat Pipe
Heat Exchanger Coupled With Indirect ater Bath heater – experimental
study and thermoeconomic analysis, Applied Thermal Engineering, DOI :
org/10.1016/j.applthhermaling.2020.115437
Singh., A., Singh R M., Kumar A R S., Ashish K., Subodh H and Tripathi V K.,
2019, Evaluation of soft computing and regression-based techniques for
the estimation of evaporation, Journal of Water and Climate Change, 12
(1).
V. KESIMPULAN
Sederhana, dapat ditarik kesimpulan prinsip dasar dari proses destilasi secara
campuran untuk dapat terspisah. Pada titik didih komponen yang lebih rendah,
sedangkan komponen lain dengan titik didih yang lebih tinggi akan menetap atau
tidak menguap. Volume hasil destilat yang diperoleh pada percobaan destilasi