Disusun Oleh
KELOMPOK 10
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2021
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kemajuan teknologi membuat dunia industri semakin maju dan cepat
kualitas baik dari sisi produk, kapasitas produksi, pelayanan dan pemasaran. Hal
ini berakibatkan ragam pilihan bagi konsumen dan konsumen juga menjadi lebih
selektif dalam memilih produk mana yang berkualitas tinggi untuk digunakan atau
dikonsumsi. Para produsen pun selaku pencipta barang atau jasa akan berusaha
memuaskan konsumen dengan berbagai macam produk yang baru dengan inovasi
baik. Hal ini memungkinkan produsen untuk memproduksi semen yang sesuai
hal yang menjadi tujuan bagi setiap perusahaan terlebih perusahaan industri.
Banyak produk yang dihasilkan dengan berbagai macam jenis, mutu, serta bentuk,
spesifikasi yang terbaik agar kepuasan pelanggan terpenuhi (Halin, 2018). Salah
mudah dibentuk, mampu menahan beban tekan yang tinggi, ketahanan yang baik
terhadap cuaca. Adapun salah satu kelemahan beton yaitu berat jenis yang cukup
tinggi sehingga mengakibatkan besar beban mati pada struktur. Pembuatan beton
bahan diperoleh dengan cara mencampurkan semen, air dan agregat pada
dari beton mutu rendah, sedang sampai tinggi. Seiring dengan perkembangan
teknologi saat ini banyak sekali jenis bahan dan campuran yang digunakan. Bahan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Semen
Menurut Walter H. Duda 1985, semen berasal dari bahasa latin yaitu
bahan perekat yang dapat mengikat atau mempersatukan material padatan menjadi
satu kesatuan massa yang kuat. Dalam bidang teknologi, pengertian semen adalah
suatu campuran bahan – bahan kimia yang mempunyai sifat bila dicampur dengan
air akan bereaksi dan berubah menjadi suatu satuan massa yang padat dan
mengeras.
Sifat hidrolis yang dimiliki oleh semen menjadikannya sebagai bahan utama
dalam konstruksi bangunan dan sarana fisik lainnya seperti jalan, jembatan,
silika, alumina dan besi oksida. Zaman Mesir kuno, bangsa Mesir sudah mampu
membangun pyramid yang batu penyusunnya terikat satu sama lain dan tahan
bahan organik seperti batu gamping (quick lime), gypsum dan pozzolan (trass).
Bangsa Yunani membuat semen dengan cara mengambil abu gunung berapi di
pulau Satorin yang dikenal dengan Satorin Cement, sedangkan bangsa Romawi
menggunakan semen yang diambil dari material vulkanik yang disebut dengan
tahun 1784 berhasil membuat semen dari kalsinasi batu kapur, pada proses
pembuatannya batu kapur dan tanah liat digiling menjadi lelehan, dengan
ditambah air kemudian campuran dibakar dengan tanur sehingga terjadi proses
peruraian batu kapur tohor dan karbondioksida. Kapur tohor akan bereaksi dengan
D. Komponen semen
untuk mengikat jika ditambahkan dengan air dan menjadi keras sehingga dapat
Pada proses ini semua bahan baku dicampur dengan air, dihancurkan dan
diuapkan lalu dibakar menggunakan bahan bakar minyak (bunker crude oil).
Proses ini jarang digunakan karena keterbatasan energi BBM. Proses basah ini
crusher. Setelah digiling, setiap jenis bahan baku disimpan di tempat yang
sehingga kombinasi bahan baku yang dihasilkan berupa slurry yang mengandung
Slurry yang homogen dibakar menggunakan long rotary kiln untuk menghasilkan
diperlukan untuk membuat clinker menjadi semen Portland adalah gypsum yang
telah digiling. Gypsum dan clinker digiling dengan menggunakan ball mill,
Pada proses ini teknik yang digunakan adalah teknik [69] penggilingan dan
blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batu bara. Proses ini terdiri dari
1) Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller
meal.
2) Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk memperoleh campuran
yang homogen.
3) Proses pembakaran raw meal untuk memperoleh terak (clinker, bahan setengah
5) Proses penggilingan akhir, dimana clinker dan gypsum digiling dengan cement
mill.
Dari proses diatas akan terjadi penguapan karena pembakaran pada suhu
900°C sehingga menghasilkan sisa (residu) yang tidak larut, sulfur trioksida, silika
yang larut, besi dan aluminium oksida, kalsium, oksida besi, magnesium, fosfor,
Secara garis besar, proses produksi semen terdiri dari enam tahap, yaitu:
empat komponen bahan kimia utama untuk mendapatkan komposisi [72] kimia yang
sesuai. Bahan tersebut adalah batu kapur, silika, alumina (tanah liat), dan besi
oksida (bijih besi). Gypsum dalam jumlah yang sedikit ditambahkan selama
Pada proses ini terjadi proses konversi kimia sesuai rancangan dan proses
fisika untuk mempersiapkan campuran bahan baku membentuk clinker. Proses ini
dilakukan dalam rotary kiln dengan menggunakan bahan bakar fosil berupa
distribusikan.
F. Karakteristik Semen
1) Hidrasi Semen
Hidrasi pada semen terjadi jika ada kontak antara mineral alam dalam
jumlah air yang ditambahkan, temperatur, kehalusan semen dan bahan tambahan.
2) Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah panas yang dihasilkan oleh reaksi hidrasi (reaksi
Setting time akan menurun jika klinker tidak terbakar sempurna, partikel semen
halus, tingginya kandungan alumina, alkali dan soda kasutik. Setting time akan
meningkat jika klinker dibakar pada temperatur yang sangat tinggi, partikel semen
Klorida (NaCl), Barium Klorida (BaCl2), Sulfida (SO3), senyawa sulfat dan air
sadah.
4) False set
False set merupakan hasil dari dehidrasi gypsum yang disebabkan karena
pemanasan berlebih. False set merupakan proses pengerasan semen yang tidak
normal apabila air ditambahkan ke dalam semen, sehingga dalam beberapa menit
pengerasan segera terjadi. Pengerasan ini terjadi karena adanya CaSO 4.1/2H2O
kembali. False set dapat dihindari dengan mengatur temperatur semen saat
CaSO4.1/2H2O, selain itu gypsum yang digunakan harus cukup kuat dan belum di
dehidrasi.
5) Kuat tekan
Kuat tekan adalah kemampuan suatu material menahan beban. Kuat tekan
sangat diperlukan dalam menetukan mix design dari beton untuk suatu konstruksi
tertentu. Nilai kuat tekan akan meningkat jika nilai Lime Saturation Factor (LSF)
tinggi, nilai alumina Ratio rendah, nilai silica Ratio tinggi, kandungan SO 3 rendah,
6) Kelembaban
Semen mudah menyerap uap air dan CO2 dari udara selama penyimpanan
7) Penyusutan
Ada tiga macam penyusutan yang terjadi pada pasta semen dalam
Penyusutan terjadi karena adanya penguapan air bebas dari pasta semen selama
Pada umumnya daya tahan semen terhadap asam lemah, sehingga mudah
terdekomposisi atau terurai oleh asam-asam kuat seperti asam klorida (HCl) dan
9) Kehalusan (Blaine)
Semakin halus semen, panas hidrasi, kebutuhan air satu per satuan berat
semen akan semakain tinggi, serta reaksi hidrasi akan semakin cepat.
dalam semen, sedangkan komposisi lain dalam semen seperti CaO, MgO, dan SO 3
menurun.
b. Sifat Kimia Semen
Pada semen sifat ini disebabkan karena terjadinya penguapan air kristal
Coating pada Burning Zone dan Burnability Clinker. Silica Ratio yang rendah
cenderung membentuk ring coating dalam Kiln apalagi bila Lime Saturation
Factor (LSF) rendah, kekuatan awal tinggi tetapi dengan pertambahan waktu
Jika nilai alumnia ratio (AR) tinggi, maka akan menurunkan silica ratio
(SR), sehingga akan menghasilkan semen dengan waktu pengikatan yang cepat.
Jika Alumina Ratio (AR) rendah maka akan menyebabkan semen yang dihasilkan
tahan terhadap sulfat yang tinggi, mudah dibakar, temperatur klinkerisasi lebih
rendah, reaksi klinkerisasi lebih cepat, fasa cair banyak dan resitensi terhadap uap
G. Jenis-Jenis Semen
dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang
diolah dalam tanur dengan suhu dan tekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan
b. Semen Putih (Grey Cement), adalah semen yang lebih murni dari semen
atau pengisi. Semen ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone
murni.
c. Semen Sumur Minyak (Oil well cement), adalah semen khusus yang digunakan
dalam proses pengeboran gas alam atau minyak bumi di darat ataupun dilepas
pantai.
d. Mixed and fly ash cement, adalah campuran semen Portland dengan Pozzolan
buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari
besi oksida dan oksida[102] lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini
e. Semen Pozolan, Pozolan adalah bahan yang dalam keadaan sendiri tidak terlalu
bersifat semen, namun akan muncul sifat semen jika dicampur dengan
gamping. Keunggulan dari semen ini adalah tahan terhadap korosi larutan
garam dan air laut serta lebih baik dari pada semen Portland.
f. Semen Alumina Tinggi, adalah suatu semen kalsium alumina yang dibuat
dengan cara melebur campuran batu gamping dan bauksit yang biasanya
semen ini berkembang dengan cepat dan tahan terhadap air laut serta air yang
mengandung sulfat.
g. Semen Silikat, semen ini tahan terhadap segala macam asam anorganik dalam
berbagai konsentrasi, kecuali asam flourida. Semen ini tidak cocok untuk pH
diatas 7 atau dalam sistem yang membentuk kristal. Semen ini biasanya
digunakan sebagai bahan perekat bata didalam tangki reaksi asam kromat dan
tangki alum.
h. Semen Belerang (Sulfur Cement), semen ini sangat tahan terhadap garam dan
asam yang tak mengoksidasi, namun tidak boleh dipakai bila ada alkali,
minyak, lemak dan pelarut. Semen ini biasanya digunakan sebagai bahan dasar,
i. Semen Magnesium Oksiklorida (Semen Sorel), semen ini ditemukan oleh ahli
kimia Prancis Sorel. Semen ini dibuat melalui aksi eksotermik larutan
magnesium klorida 20% terhadap suatu ramuan magnesia yang didapatkan dari
kalsinasi magnesit dan magnesia yang diperoleh dari larutan garam. Produk ini
kuat dan keras tetapi mudah terserang air yang menguras kandungan
dengan pengisi yang tak reaktif dan pigmen pewarna serta sebagai dasar lantai
dalam seperti ubin dan terazo. Semen ini korosif terhadap korosi besi.
berikut:
a. Lahan
sekitarnya.
b. Air
Kualitas air menurun karena limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak
dan sisa air dari kegiatan penambangan. Kemudian menimbulkan lahan kritis yang
mudah terkena erosi dan pendangkalan dasar sungai, yang akhirnya akan
menimbulkan banjir pada musim hujan. Kuantitas air atau debit air menjadi
penyerapan air tanah menipis. Sungai menjadi kering pada musim kemarau dan
banjir pada musim hujan karena tanah tidak lagi mampu menyerap air.
c. Udara
Debu yang terlihat dikawasan pabrik dalam bentuk kabut dan kepulan
Gas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak bumi dan batu bara
berupa gas CO, CO2, SO3 dan gas lainnya yang mengandung hidrokarbon serta
belerang.
I. Pengertian Beton
Beton menjadi salah satu material dalam konstruksi yang paling dominan.
Beton banyak digunakan dalam konsruksi gedung, jalan, bangunan air, jembatan
diminati. Bahan penyusun beton sendiri terdiri dari semen, agregat, air dan bahan
tambah. Bahan tambah beton atau biasa disebut admixture dibedakan menjadi dua
- Beton kelas I
Beton kelas I (B0) adalah beton untuk pekerjaan non struktural yang hanya
dibatasi pada pengawasan ringan dalam hal mutu beton, dan tidak disyaratkan
- Beton kelas II
pelaksanaannya harus dipimpin oleh tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam
Beton yang lebih tinggi dari K 225 tergolong dalam beton Kelas III.
tenaga ahli dan perlu adanya laboratorium beton dengan peralatan yang lengkap
1. Asroni
Beton adalah material yang dibentuk oleh pengerasan campuran dari air,
semen, agregat halus dan kasar, dan terkadang ditambahkan admixture dalam
memperbaiki kualitasnya.
2. McCormac
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah,
maupun agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan pasta yang terbuat dari
air dan semen, campuran tersebut membentuk massa mirip batuan. Kadang-
kadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan agar menghasilkan karakteristik
waktu pengerasan.
Beton adala campuran semen portland atau jenis hidrolis lainnya, agregat
halus dan kasar, air, serta dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture).
K. Komposisi Beton
1. Semen Portland
pada pasta yang ada. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, semen yang
lebih tinggi.
lebih rendah.
2. Agregat
Berupa butiran mineral alami dan berfungsi sebagai material pengisi dari
campuran di kisaran 70% dari volume mortar. Secara umum, agregat yang
pori-pori dan material pengikat yang diperlukan jauh lebih sedikit. Berdasarkan
SNI, agregat dibagi lagi menjadi empat zone atau daerah, yaitu zone I kasar, zone
3. Air
Selain bekerja sebagai bahan reaksi dengan semen, nyatanya air juga
menjadi pelumas bagi sela-sela agregat supaya bisa dipadatkan dan dikerjakan
dengan baik. Air yang akan dipakai sebagai materi pencampuran harus memenuhi
kriteria berikut:
L. Jenis-Jenis Beton
terdiri dari berbagai macam dan jenis. Jenis-jenisnya dalah sebagai berikut
1. Beton Ringan
agregat bobot ringan sekaligus aditif sejenis foam agent. Hal tersebut dilakukan
supaya gelembung udara terbentuk di bagian dalam. Jenis ini bisa ditemukan pada
2. Non-Pasir
Porous atau pervious menggunakan bahan baku tanpa pasir serta hanya
terdiri dari semen, kerikil dan air. Bersifat permeabilitas tinggi agar mampu
struktur ringan.
3. Beton Hampa
Kekuatannya yang sangat tinggi banyak dipakai oleh proyek gedung tinggi.
4. Beton Bertulang
5. Pra-Tegang
diolah menjadi jenis yang satu ini. Tujuannya adalah menghindari terjadinya
6. Pra-Cetak
kurangnya tenaga kerja atau lokasi proyek yang tidak terlalu luas. Material ini
7. Massa
8. Cyclop Concrete
mencapai 20 cm serta digunakan pada jembatan, ending dan bangunan air lainnya.
9. Serat
Beton serat disusun dengan memasukkan serat-serat tertentu ke dalam
adukan normal beton dalam mencegah terjadinya keretakan. Contoh serat yang
1. Kelebihan
Kelebihan yang biasa ditemui pada material, termasuk karakteristik dan hasil
Lebih mudah dicetak sesuai kebutuhan dan bisa diulang-ulang agar lebih
efektif.
Material segar juga mudah disemprotkan atau diisikan ke beton lama yang
2. Kekurangan Beton
Kekurangan dari material ini adalah sebagai berikut (Manalip dkk., 2019):
berikut:
agregat kasar yang terdiri dari kerikil dan agregat halus dari pasir. Selain itu juga
ada bahan lain seperti semen, air dan zat aditif untuk membuat beton cepat kering.
Komposisi bahannya pun harus tepat. Misalnya saja untuk komposisi material
pada adukan beton tiap 1 meter kubik harus sesuai dengan SNI 7394: 2008.
Misalnya saja, beton dengan mutu K125 komposisinya adalah semen sebanyak
276 kilogram, kerikil 1.012 kilogrm, air 215 kilogram dan pasir 828 kilogram.
juga perlu dilakukan dengan cepat dengan tujuan supaya semen belum tercampur
maupun bereaksi dengan air. Biasanya, untuk beton yang tidak begitu besar dapat
dilakukan dengan manual seperti dengan ember maupun gerobak dorong. Akan
tetapi, jika beton tersebut berukuran besar dari segi skalanya, maka dapat
dilakukan dengan truk aduk beton, menggunakan pompa, maupun ban berjalan.
Pompa dilakukan untuk mengangkut pada tempat yang tinggi dan truk untuk
tempat yang cukup jauh. Selain itu juga dapat menggunakan crane jika tempatnya
cukup tinggi.
3. Penuangan Adukan
harus dalam kondisi plastis. Hal itu dilakukan agar adukan tadi dapat mengalir
dilakukan dari sudut bekisting yang paling rendah. Penuangan ini tidak boleh
lebih dari jari jarak dua meter agar tidak terjadi segregasi. Agar hasilnya
maksimal, bisa menggunakan tremi dan hindari proses penuangan ketika terjadi
hujan deras dan tidak menutup bagian atasnya. Air hujan tersebut dapat masuk
Setelah adonan cor dan beton diaduk, maka selanjutnya adalah dengan
memadatkan adukan beton dan cor. Dalam tahap ini memiliki tujuan
menghilangkan udara yang ada dalam adukan beton. Ketika udara yang ada tidak
beton tersebut. Pemadatan beton ini harus segera dilakukan setelah penuangan
selesai dan adukan itu masih kondisi diplastik. Pemadatan dapat dilakukan dengan
cara menusuk pada tuangan beton maupun dengan teknik penggetaran. Namun,
saat ini sudah ada alat khusus yang digunakan dalam pemadatan beton yakni
Misalnya saja menggunakan cetok maupun papan perata. Sedangkan jika perataan
dilakukan pada bagian lantai dengan sistem cor beton secara cepat, Anda dapat
menggunakan alat bantu lainnya misalnya saja dengan power trowel. Dengan
menggunakan alat tersebut, dapat membantu proses permukaan lantai cor pada
6. Perawatan Beton
dengan air dapat bercampur dengan baik. Perawatan tersebut juga penting agar
permukaan tetap lembab sampai proses reaksinya mencapai waktu yang sudah
ditentukan yaitu kurang lebih satu bulan atau sekitar 28 hari. Apabila perawatan
tidak dilakukan dengan baik, dikhawatirkan air pada campuran beton itu akan
merembes atau keluar. Dengan begitu, beton menjadi memiliki kualitas yang
dalam merawat beton ini dilakukan dengan menyirami bagian permukaan beton
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembuatan piramida, dimana semen digunakan pada saat itu sebagai pengisi ruang
(3CaO.SiO2 atau C3S), Tricalcium Alumina (3CaO.Al2O3 atau C3A) dan Tetra
terbagi atas dua macam yaitu proses basah (wet process) dan proses kering (dry
process). Industri semen memiliki dampak terhadap lahan air dan udara.
Karakteristik semen dibagi atas sifat fisika yang terdiri dari hidrasi semen, panas
hidrasi, Setting Time dan Hardening, false set, kuat tekan, kelembaban,
penyusutan, daya tahan semen terhadap asam dan sulfa, kehalusan (blaine) dan
sifat kimia yang terdiri hilang pijar (LOI), Silica Ratio (SR), Alumina Ratio (AR).
Jenis-jenis semen yaitu, Semen Portland (Semen Abu), Semen Putih (Grey
Cement), Semen Sumur Minyak (Oil well cement), Mixed and fly ash cement,
Semen Pozolan, Semen Alumina Tinggi, Semen Silikat, Semen Belerang dan
terhadap pencemaran lingkungan yaitu perubahan tata guna tanah akibat kegiatan
penambangan, kualitas air menurun karena limbah cair dan pencemaran udara
Negara, tetapi yang jangan dilupakan adalah masalah limbah. Untuk mengatasi
Chandra, A.I., Suwarno, Heri W., Sulik A., Dwifi A. dan Karisma, 2020, Kuat
Tekan Beton Fe 21,7 MPa Menggunakan Water Reducing And High
Range admixtures, Jurnal CIVILLa, 5 (1).
Manalip, M.F.K.H. dan Steenie E.W., 2019, Kuat Tekan Dan Permeabilitas Beton
Porous Dengan Variasi Ukuran Agregat, Jurnal Sipil Statik, 7 (3).