Anda di halaman 1dari 16

PAPER

MATERI DAN STRUKTUR ATOM

Disusun Oleh :
Nama : Meysi Legoh
NIM : 21505008
Mata Kuliah : Kimia Dasar
Dosen Pengampuh : Dra. Desire A. S. Rumondor, M.Si

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Manado
 MATERI
A. MATERI DAN SIFATNYA
Benda-benda yang telah disampaikan di atas, dalam ilmu kimia dapat dimasukkan ke dalam
konsep materi. Semua benda di alam ini, baik tumbuhtumbuhan, hewan maupun manusia
termasuk materi. Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Istilah materi meliputi segala sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh (seperti air, pohon, dan
tanah), serta yang tidak dapat dilihat dan disentuh (seperti udara).
Setiap materi memiliki sifat tertentu yang khas, yang memudahkannya untuk dikenali dan
dibedakan dengan zat lainnya. Sifat materi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat
fisika dan sifat kimia. Sifat fisika suatu materi dapat dilihat dan diukur secara langsung, yang
termasuk sifat fisika misalnya warna, bau, kerapatan, titik leleh, titik beku, kelenturan, dan
kekuatan. Sifat kimia ialah sifat yang berhubungan dengan kemampuan sebuah zat untuk
bereaksi atau berubah menjadi zat lain. Untuk mengukur dan mengamati sifat kimia hanya
dapat dilakukan melalui reaksi.
Contohnya, gas hidrogen dapat berubah menjadi air jika direaksikan dengan gas oksigen.
Setelah gas hidrogen dan gas oksigen bereaksi, dihasilkan zat baru, yaitu air yang sifatnya
berbeda dengan sifat zat pembentuknya. Untuk membedakan antara sifat fisika dan sifat
kimia, contohnya kita lihat pada besi. Besi memiliki titik leleh sebesar 1000oC. Titik leleh
tersebut disebut sebagai sifat fisika, sedangkan kemampuan besi untuk berubah menjadi karat
besi disebut dengan sifat kimia. Selain dapat digolongan berdasarkan sifat fisika dan kimia,
sifat materi dapat dikelompokkan menjadi sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif
adalah sifat materi yang bergantung pada jumlah zat tersebut, semakin banyak jumlahnya
berarti semakin berat. Contoh, gula pasir yang beratnya 1000 gram
jumlahnya lebih banyak dibandingkan gula pasir yang beratnya 500 gram. Sifat ekstensif
materi, meliputi berat, panjang, volume, molaritas, dan normalitas. Sifat intensif materi
adalah sifat materi yang tidak bergantung pada jumlah zat. Contohnya, berapapun jumlahnya
warna dari gula pasir adalah putih. Sifat intensif materi meliputi kerapatan, temperatur,
warna, bau, dan rasa.
B. PERUBAHAN MATERI
Materi dapat mengalami perubahan. Air akan berubah menjadi uap air bila didihkan dan akan
berubah menjadi es bila dibekukan. Uap air bila didinginkan akan berubah menjadi air dan es
bila dipanaskan akan berubah kembali menjadi air. Perubahan wujud yang terjadi pada air
termasuk ke dalam perubahan fisika, yaitu perubahan materi yang tidak menghasilkan zat
baru. Pada perubahan fisika, susunan komponen zat tidak berubah. Contoh perubahan fisika
lainnya adalah kapur barus menyublim menjadi gas, gandum yang digiling menjadi tepung
terigu, benang diubah menjadi kain, batang pohon dipotong-potong menjadi kayu balok dan
triplek.
Padat menjadi cair disebut mencair, contohnya
1. es krim yang mencair.
2. Cair menjadi gas disebut menguap, contohnya air bila dipanaskan akan menguap.
3. Gas menjadi padat disebut menghablur/mengkristal contohnya pembuatan pupuk
ammonium nitrat, garam dari air laut.
4. Padat menjadi gas disebut menyublim, contohnya kapur barus
5. Gas menjadi cair disebut mengembun, contohnya embun di pagi hari pada daun-daun.
6. Cair menjadi padat disebut membeku, contohnya pembuatan agar-agar atau jely.
Bila kita memperhatikan warna daun pada pohon kelapa, kita akan mengetahui adanya
perubahan warna pada daun kelapa. Ketika daun tersebut baru tumbuh, daun tersebut
bewarna kuning, kemudian semakin lama semakin hijau, dan bila sudah kering akan bewarna
coklat. Perubahan yang terjadi pada daun tersebut merupakan perubahan yang bersifat tetap,
daun yang sudah bewarna coklat tidak akan berubah kembali menjadi bewarna hijau.
Perubahan materi seperti ini disebut perubahan kimia, yaitu perubahan materi yang
menghasilkan jenis dan sifat materi yang berbeda dengan zat asalnya. Perubahan materi
secara kimia akan menyebabkan terbentuknya zat baru.
Pada perubahan kimia, susunan komponen zat berubah. Gejala yang menyertai terjadinya
perubahan kimia adalah terjadinya perubahan warna, terjadinya endapan, terbentuk gas, dan
perubahan suhu. Contoh perubahan kimia adalah proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan
yang merubah karbohidrat, air dengan bantuan sinar matahari menjadi makanan, membuat
masakan yang mencampurkan bahan-bahan masakan sesuai resep menjadi masakan yang
dapat dimakan. Perubahan fisika hanyalah sementara sedangkan perubahan kimia tidak dapat
dikembalikan menjadi bentuk semula. Pada perubahan fisika dan perubahan kimia, berlaku
hukum kekekalan massa, yaitu massa zat sebelum berubah dan setelah mengalami perubahan
adalah tetap.

C. PEMBAGIAN MATERI
Secara fisika, berdasarkan wujudnya, materi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu padat, cair dan
gas.

Zat padat
Sifat yang dimiliki oleh zat padat adalah mempunyai bentuk dan volume tertentu, partikel-
partikel zat padat mempunyai energi yang sangat rendah, jarak partikelnya sangat rapat
sehingga partikelnya tidak dapat bergerak bebas. Jika zat padat dipanaskan, terjadi
penambahan energi yang menyebabkan partikel-partikelnya bervibrasi (bergetar). Jika suhu
dinaikkan maka getaran semakin cepat sehingga terjadi
Zat cair
Sifat yang dimiliki oleh zat cair adalah mempunyai volume tertentu, tetapi tidak memiliki
bentuk yang tetap. Jarak antar partikelnya lebih renggang, memiliki energi yang lebih besar
daripada zat padat, dan partikelnya dapat bergerak bebas. Bila dilakukan pemanasan, getaran
antar partikelnya semakin cepat, ikatan antar partikelnya semakin lemah sehingga partikelnya
dapat bergerak bebas dan saling menjauh satu sama lain. Jika pemanasan terus dilakukan
maka akan terjadi perubahan zat cair menjadi gas.
Gas
Molekul zat gas selalu bergerak, ikatan dari antarpartikel semakin lemah dan semakin
menjauh sehingga jarak antarpartikel semakin besar karena bergerak sangat bebas dan
mempunyai susunan tidak beraturan. Keadaan akan semakin menjauhkan molekul satu
dengan lainnya dan bergerak bebas di mana keadaan tersebut akan terjadi bila suhu
dinaikkan. Secara kimia, materi dapat dikelompokkan ke dalam zat tunggal dan campuran.
Zat tunggal dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu unsur dan senyawa. Sedangkan
campuran dikelompokkan menjadi campuran homogen dan heterogen
1. Zat Tunggal atau Zat Murni
Dari bagan di atas diketahui bahwa materi dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat tunggal (zat
murni) dan campuran. Zat tunggal adalah bentuk materi yang memiliki komposisi yang tetap
dan sifat yang khas. Contohnya, air, emas, oksigen, dan garam dapur. Zat tunggal dapat
dibedakan dengan zat tunggal lainnya dengan melihat komposisinya dan dapat diidentifikasi
melalui penampakannya, baunya, rasanya, dan sifat lainnya. Zat tunggal dapat
dikelompokkan menjadi unsur dan senyawa.
a. Unsur
Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zatzat lain dengan
reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir). Alam semesta ini mengandung unsur yang sangat
banyak, tetapi yang baru diketahui dan dipelajari oleh para ahli adalah sebanyak 118 macam
unsur dimana diantaranya lebih dari 22 unsur adalah merupakan unsur buatan. Daftar dari
nama-nama unsur tersebut dapat diketahui dalam Daftar Periodik Unsur-unsur Sistem
Berkala.
Unsur dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu unsur logam dan unsur non logam.
Contoh unsur logam adalah besi, emas, perak, alumunium, tembaga, natrium, kalium, dan
magnesium. Unsur-unsur logam tersebut memiliki sifatsifat, seperti semua unsur logam
berupa zat padat (kecuali raksa yang berwujud cair), merupakan penghantar listrik dan panas
yang baik, memiliki titik leleh dan titik lebur yang tinggi, dapat ditempa dan memiliki kilap
khusus dipermukaannya.
Sedangkan unsur non logam tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Contoh unsur non logam
adalah oksigen, nitrogen, belerang, karbon, klorin dan iodium. Unsur-unsur dapat diberi
nama berdasarkan nama penemunya, tempat atau sifat unsur tersebut. Unsur-unsur yang
diberi nama berdasarkan nama penemunya misalnya curium (ditemukan oleh Piere dan
Marie Curie), mendelium (ditemukan oleh Mendeleev), dan Einstenium (ditemukan oleh
Albert Einsten). Unsur-unsur yang diberi nama sesuai dengan nama tempat misalnya
Californium (dari kata California), Europium (dari kata Eropa), dan Francium (Prancis).
Unsur-unsur yang diberi nama berdasarkan sifatnya, contohnya manganese (bersifat magnet),
astatin (dari kata ”astatos” yang berarti tidak stabil) dan kalsium (dari bahasa Latin ”Calx”
yang artinya kapur).
Para ahli kimia bersepakat untuk menggunakan simbol atau lambang untuk memudahkan
penulisan unsur. Penulisan lambang unsur ditemukan oleh Jons Jacob Berzellius 1813. Unsur
dilambangkan dengan satu, dua atau tiga huruf.
Huruf pertama dari lambang unsur selalu ditulis dengan huruf kapital dan huruf kedua atau
ketiga ditulis dengan huruf kecil. Contoh penulisan lambang unsur cobal dilambangkan
dengan Co. Nama dan lambang unsur lainnya misalnya B Boron (B), Berilium (Be), Barium
(Ba), Bismuth (Bi), Bromium (Br) dan Berkelium (Bk), Mendelevium (Md), Einstenium
(Es), Germanium (Ge), Polonium (Po), Ameresium (Am), Californium (Cf), Curium (Cm),
Nobelium (No), Plutonium (Po), Neptunium (Np). Jika huruf kedua dari suatu lambang
adalah huruf besar maka lambang tersebut bukanlah lambang unsur, melainkan lambang
senyawa. Perhatikan contoh berikut : Co adalah lambang unsur cobal sedangkan CO adalah
senyawa karbon monooksida; Hf adalah lambang unsur hafnium sementara HF adalah
senyawa Hidrogen Fluorida.
b. Senyawa
Senyawa adalah zat kimia yang terbentuk dari dua atau lebih unsur. Oleh karena itu, senyawa
dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana melalui proses kimia. Perhatikan
contoh berikut: molekul air yang memiliki rumus kimia H2O merupakan suatu senyawa yang
tersusun dari 2 buah atom hidrogen dan 1 buah atom oksigen. Molekul air dihasilkan dari
reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen, menurut persamaan reaksi berikut:
2H2(g) + O2(g)  2H2O(c)
Melalui proses elektrolisis, molekul air yang terbentuk dari reaksi tersebut dapat diuraikan
kembali menjadi gas hidrogen dan gas oksigen.
2H2O(c)  2H2(g) + O2(g)
Sifat zat yang menyusun senyawa berbeda dengan sifat senyawa yang terbentuk. Pada
contoh di atas, gas oksigen dan gas hidrogen berwujud gas dan mudah terbakar, sedangkan
air berwujud cair dan digunakan untuk memadamkan api.
Hal lain yang harus diperhatikan ketika membahas tentang senyawa adalah bahwa senyawa
terbentuk dari unsur-unsurnya dengan perbandingan yang tetap. Berdasarkan hasil
eksperimen yang dilakukannya, Joseph Louis Proust menyatakan bahwa perbandingan massa
unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa adalah tetap. Postulat tersebut dikenal sebagai
hukum perbandingan tetap. Sebagai contoh, perbandingan massa gas hidrogen dengan massa
gas oksigen dalam air adalah 1:8, di mana rumus air adalah H2O, massa atom (MA) H = 2 ×
MA, Hidrogen (1) sedangakan O = 1 × massa oksigen 16). Jadi, 2 : 16 = 1 : 8.
Senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu senyawa yang berasal dari benda
tak hidup yang disebut senyawa anorganik dan senyawa yang berasal dari benda hidup yang
disebut senyawa organik.
2. Campuran
Campuran adalah kombinasi atau gabungan beberapa zat yang terbentuk tanpa melalui reaksi
kimia. Misalnya, bila kita mencampurkan 1 gelas pasir dengan 2 gelas serbuk besi maka akan
terbentuk campuran pasir dan besi. Contoh lainnya, bila garam dapur dilarutkan dalam air,
maka akan terbentuk campuran antara air dengan garam yang disebut larutan garam
Campuran terbagi menjadi dua, yaitu campuran homogen dan heterogen.
Campuran homogen adalah campuran yang serba sama, contohnya udara, larutan garam
dapur, campuran alkohol 70% dengan air, dan bensin, dimana zat penyusun campurannya
sangat sulit untuk dibedakan dan tidak terlihat lagi bahan semulanya.
Campuran heterogen yaitu campuran antara dua zat atau lebih, masih nyata sifat masing-
masing, contoh campuran terigu dan gula pasir, serbuk besi-pasir.
Komponen-komponen dalam campuran dapat dipisahkan secara fisika. Beberapa metode
yang dapat digunakan untuk memisahkan campuran adalah dengan cara:
1. penyaringan (filtrasi),
2. penyulingan (destilasi),
3. pengkristalan (kristalisasi)
4. kromatografi, dan 5. sublimasi.
Penyaringan (filtrasi) merupakan pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan
ukuran partikel-partikel zat yang bercampur. Penyulingan (destilasi) adalah metode
pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair yang
bercampur. Pengkristalan (kristalisasi) dapat dilakukan pada campuran dengan salah satu zat
yang bercampur pada keadaan lewat jenuh (pekat) sehingga akan membentuk kristal.
Pemisahan dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat
(koefisien distribusi) antara partikel-partikel zat yang bercampur dalam satu medium diam
ketika dialiri suatu medium gerak, sedangkan sublimasi didasarkan pada campuran zat yang
salah satu komponennya dapat menyublim.

 ATOM
A. . Perkembangan Teori, Model dan Struktur Atom

Konsep atom yang dikemukakan diawal abad kelima oleh Democritus yang menyatakan
bahwa atom adalah bagian terkecil dari suatu materi yang tidak dapat dibagi lagi menjadi
bahan pertanyaan bagi para ilmuan pada zaman tersebut. Sebagian ilmuan seperti Aristoteles
dan Plato tidak dapat menerima konsep ini.
Pada perkembangan selanjutnya beberapa ilmuan (kimiawan dan fisikawan)
melakukan percobaan terkait hal ini. Dari mulai John Dalton, J.J Thomson, Rutherford, Neils
Bohr hingga ahli fisika seperti Erwin Schrodinger bahkan hingga Albert Einstein dan
beberapa ilmuan lainnya terus melakukan penelitian untuk menyempurnakan konsep atom.
Pada saat ini terdapat 5 teori dan model atom yang terkenal sepanjang sejarah penemuan
atom :

1. Konsep dan model atom John Dalton


Pada tahun 1808, John Dalton (seorang ilmuan Inggris) mengemukakan pendapatanya
tentang atom. Dalton merumuskan sesuatu yang menyusun materi yang tidak dapat dibagi
lagi yang kita sebut atom. Konsep atom versi Dalton jauh lebih rinci dan spesifik
dibandingkan konsep Democritus. Hasil karya Dalton ini menandai awal era kemajuan kimia
terutama dibidang atom dan unsur.
Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum
Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum proust).
Hipotesis tentang sifat materi yang merupakan landasan teori atom Dalton dapat dirangkum
sebagai berikut :
Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil yang disebut atom. Suatu unsur ,misalnya
oksigen memiliki atom yang identik baik ukuran, massa maupun sifat kimianya. Setiap unsur
tersusun atas atom yang berbeda misalnya atom yang menyusun unsur natrium (Na) berbeda
dengan atom yang menyusun unsur oksigen (O).
Dalton tidak menggambarkan struktur atau susunan atom-atom, dia belum tahu bagaimana
sebenarnya struktur dari atom tapi Dalton menyadari terdapat perbedaan sifat unsur-unsur
yang berbeda sehingga Dalton menyimpulkan bahwa atom-atom penyusunnya berbeda.
Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih dengan perbandingan bilangan
bulat atau pecahan sederhana. Pada pembentukan senyawa tidak hanya dibutuhkan atom-
atom dari unsur yang sesuai tetapi juga jumlah yang spesifik dari atom-atom tersebut. Ide ini
adalah perluasan dari hukum perbandingan tetap yang dikemukakan oleh Proust “ sampel-
sampel yang berbeda dari senyawa yang sama selalu tersusun atas unsur-unsur dengan
perbandingan massa yang sama ”. Sebagai contoh senyawa air (H2O) yang tersusun dari 2
atom H dan 1 atom O dengan perbandingan 2:1 dan perbandingan ini akan selalu sama untuk
air yang diambil dari tempat yang berbeda.
Selain hukum perbandingan tetap hipotesis Dalton ini juga mendukung hukum perbandingan
berganda yang menyatakan “ jika dua unsur dapat bergabung membentuk lebih dari satu
senyawa, maka massa-massa dari unsur yang pertama dengan suatu massa tetap dari unsur
yang kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat yang kecil ”. Contohnya atom karbon (C)
dapat membentuk senyawa dengan atom oksigen (O) menjadi CO dan CO2 dengan
perbandingan oksigen pada CO dan CO2 (CO: CO2 adalah 1:2).
Atom tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Reaksi kimia hanyalah pemisahan,
penggabungan atau penyusunan ulang atom-atom.
Hipotesis ini sejalan dengan hokum kekekalan massa yang menyatakan “materi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan”. Karena materi tersusun dari atom-atom yang tidak dapat
berubah dalam reaksi kimia maka atom pun harus bersifat kekal.

2. Konsep dan Model atom J.J Thomson


Pada tahun 1980-an beberapa ilmuan meneliti radiasi yaitu pemancaran dan perambatan
energi melalui ruang dalam bentuk gelombang. Salah satu alat yang digunakan untuk meneliti
radiasi adalah tabung katoda, yaitu sebuah tabung kaca yang udaranya disedot keluar. Pada
tabung ini terdapat dua lempeng yang dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi. Lempeng
yang bermuatan positif disebut anoda dan lempeng yang bermuatan negatif disebut katoda.
Pada tahun 1897, JJ Thomson adalah seorang fisikawan Inggris yang menggunakan tabung
sinar katoda dalam penelitiannya. Thomson meletakkan lempeng bermuatan listrik diluar
tabung katoda dan menemukan bahwa sinar dipantulkan oleh lempeng negative dan ditarik
oleh lempeng bermuatan positif. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat muatan negative
dalam atom yang disebut electron.
Dari penemuan ini sudah cukup jelas bahwa atom mengandung elektron yang bermuatan
negative, namun secara kelistrikan bermuatan netral maka mesti terdapat muatan positif yang
jumlahnya sama dengan jumlah electron untuk membuatnya netral. Thomson kemudian
mengajukan pandangannya tentang atom “ atom dapat dibayangkan sebagai suatu materi
yang seragam dan bermuatan positif dengan elektron-elektron menempel padanya ” yang
kemudian dikenal sebagai model atom roti kismis.
Berikut model atom yang digagas oleh JJ Thomson :
Dari penelitian ini Thomson juga menetapkan rasio dari muatan adalah 1,7584 x 1011
coulomb/kilogram. Percobaan Thomson ini membawa perkembangan pada konsep atom
dengan ditemukannya elektron sehingga atom bukan lagi yang terkecil yang tidak dapat
dibagi lagi. Dalam perkembangannya Robert A. Milikan berhasil menemukan bahwa muatan
sebuah electron adalah 1,6022 x 10-19 coulomb.

3. Konsep dan model atom Ernest Rutherford


Pada tahun 1910 fisikawan Selandia baru Ernest Rutherford bersama Hans Geiger dan
mahasiswanya Ernest Marsden melakukan percobaan dengan menggunakan partikel alpha
yang ditemukan oleh Becqruel untuk mengetahui struktur atom. Rutherford dan tim
menggunakan lembaran emas tipis dan logam lain sebagai plat sasaran partikel alpha (α) yang
bermuatan positif dari radioaktif. Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel α
menembus lembaran tanpa membelok atau dengan sedikit belokan; sebagian dibelokkan
dengan sudut yang cukup besar dan ada beberapa partikel α yang dipantulkan kembali kearah
datangnya.
Penemuan ini sangat mengejutkan, sebab jika mengacu pada model atom Thomson dimana
muatan positif tersebar maka seharusnya partikel alpha (α) seharusnya menembus dengan
sedikit pembelokkan. Untuk menjelaskan hasil percobaan ini Rutherford membuat model
struktur atom dimana sebagian besar dari atom berupa ruang kosong sehingga partikel α
dapat melewatinya tanpa pembelokkan. Lebih jelas lagi Rutherford menyatakan bahwa
muatan positif atom seluruhnya terkumpul dalam inti, yaitu suatu inti pusat yang padat yang
terletak didalam atom. Partikel α yang mendekati inti terhambur dengan pembelokkan yang
jauh dan partikel α yang menuju inti ditolak dengan gaya besar sehingga berbalik arah kearah
datangnya.
Muatan positif ini kemudian disebut proton, yang selanjutnya didapatkan bahwa massanya
yaitu 1,67262 x 10-24 gram sekitar 1840 kali masa electron. Ukuran jari-jari atom adalah ±
100 pm, sedangkan jari-jari inti atom ± 5 x 10-3 pm.
Model struktur atom Rutherford ini menyisakan masalah yang belum terjawab.
Diketahui atom hydrogen memiliki 1 proton dan helium memiliki 2 proton, seharusnya
perbandingan massa antara hidrogen : helium adalah 1:2, namun pada kenyataannya
perbandingan masanya adalah 1:4. Sehingga Rutherford dan teamnya mempostulatkan bahwa
terdapat partikel netral dalam inti atom (nucleus) yang disebut neutron.

4. Konsep dan model atom Bohr


Sebelum membahas lebih jauh tentang penemuan Bohr sedikit kita bahas tentang
teori quantum yang mendasari penemuan Bohr ; Pada tahun 1900, Max Planck
memperkenalkan bahwa materi memancarkan dan menyerap energy hanya pada kuantitas
diskret tertentu yang disebutnya quanta. Planck memberi nama kuantum untuk kuantitas
energy terkecil yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom dalam bentuk radiasi
elektromagnetik. Energy E dari suatu kuantum dirumuskan :
E=hv
Dimana h adalah konstanta planck (6,67 x 10-34 J.s). Menurut teori kuantum Planck, energi
selalu dipancarkan dengan kelipatan hv , misalnya hv , 2 hv , 3 hv dan seterusnya.
Pada tahun 1905, Albert Einstein mengembangkan konsep quantum Planck pada cahaya. Ia
melakukan beberapa percobaan dan menemukan bahwa elektron dipancarkan dari permukaan
logam-logam tertentu yang disinari cahaya dengan frekuensi minimum tertentu yang disebut
frekuensi ambang. Einstein kemudian menyarankan berkas cahaya ini disebut foton. Setiap
foton harus memiliki energi
E=hv
Foton hanya mampu melepaskan elektron dari orbitnya apabila energinya lebih besar dari
energi ikat electron dalam logamnya. Sehingga dapat dirumuskan
hv=EK +EB
dimana EK adalah energi kinetek elektron yang dikeluarkan dan EB adalah energi ikat
elektron dalam logam. Semakin besar frekuensi atau energi foton maka semakin besar pula
energy kinetic electron yang dikeluarkan.
Pada tahun 1913 seorang fisikawan Denmark, Niels Bohr sangat tertarik dan
mempertanyakan model atom solar system . yang menjadi pertanyaannya adalah apa yang
menentukan ukuran dan energy orbit electron; mengapa orbital electron tidak menghasilkan
radiasi elektromagnetik. Untuk menjawab pertanyaan diatas Bohr menggabungkan konsep
kuantum yang dikemukakan oleh Planck dan Einstein dengan model atom Rutherford untuk
menjelaskan electron terluar dari atom. Teori Bohr dapat dijelaskan sebagai berikut :
Electron mengitari inti atom pada orbit-orbit tertentu yang berbentuk lingkaran yang kita
kenal sebagai kulit atom, K, L, M dan sterusnya.
Selama berada pada orbitnya electron tidak memancarkan energy, dan dikatakan dalam
keadaan stasioner. Keberadaan electron pada orbit stasioner dipertahankan oleh gaya tarik
elektrostatik inti dan diseimbangkan oleg gaya sentrifugal dari gerak electron.
Electron dapat berpindah dari orbit yang satu ke orbit yang lain dengan menyerap atau
melepaskan energy yang besarnya sesuai dengan perbedaan energy antar orbit tersebut.
melibatkan energy. Ketika electron berpindah ke orbit dengan energy yang lebih tinggi maka
electron harus menyerap energy yang cukup dan sebaliknya ketika berpindah ke orbit yang
energinya rendah electron harus melepas energy.
Atom dikatakan berada pada tingkat dasar apabila electron-elektronnya menempati orbit
tertentu sehingga energy totalnya paling rendah. Apabila electron berada pada orbit yang
energy totalnya lebih tinggi daripada energy tingkat dasar atom dikatakan dalam tingkat
tereksitasi. Atom dalam keadaan rendah lebih stabil daripada dalam keadaan tereksitasi. 5.
Electron pada setiap orbit memiliki energy tertentu, dimana makin besar orbitnya makamakin
besar pula energinya. Energy ini bersifat terkuantisasi dengan harga yang
diijinkan dinyatakan oleh momentum sudut electron yang terkuantisasi sebesar n=h/2π

Model atom Mekanika Kuantum


Model atom yang digagas oleh Bohr sukses dalam menentukan spectrum hidrogen dan
menghasilkan mekanisme emisi foton yang dapat dimengerti. Namun model ini tidak dapat
menjelaskan spectrum atom yang lebih memiliki electron lebih dari 1 dab tidak dapat
menjelaskan munculnya garis tambahan dalam spectrum pancar hydrogen bila diberikan
medan magnetic.
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926). Sebelum
Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “ Tidak mungkin dapat
ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan,
yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti
atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger. Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi. Model atom
dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika
kuantum yang berlaku sampai saat ini.
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital
menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau
hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.
Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa
orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Model Mekanika Kuantum Sebagai Berikut ; ciri khas model atom mekanika gelombang :
Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak
gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar
ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron
yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut) Posisi elektron sejauh
0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi bolehjadi
merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

B. Struktur Penyusun Atom (Elektron, Proton & Neutron)


Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom dan kulit-kulit atom.
Inti atom terdiri dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan atau
netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Kulit-kulit atom terisi oleh
elektron-elektron yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti. Elektron-elektron pada
sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Atom yang memiliki proton
dan elektron dengan jumlah yang sama bersifat netral, sedangkan atom yang yang memiliki
electron lebih banyak dari proton bersifat negative, sebaliknya atom yang memiliki electron
lebih sedikit dari proton bersifat positif.
Atom adalah unit terkecil dari suatu unsur yang dapat melakukan penggabungan kimia. Atom
bukan lah materi terkecil yang tidak dapat dibagi lagi karena atom dapat dibagi tersusun atas
proton yang bermuatan positif, neutron yang tidak bermuatan dan electron yang bermuatan
negative. Jadi difinisi yang tepat adalah Proton dan neutron terletak didalam inti ataom
sementara electron tersebar pada kulit atom. Massa atom terpusat pada inti.
‘Electron’
Pada tahun 1897, JJ Thomson adalah seorang fisikawan Inggris yang menggunakan tabung
sinar katoda dalam penelitiannya. Thomson meletakkan lempeng bermuatan listrik diluar
tabung katoda dan menemukan bahwa sinar dipantulkan oleh lempeng negative dan ditarik
oleh lempeng bermuatan positif. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat muatan negative
dalam atom yang disebut electron. Tabung katoda yang digunakan oleh JJ Thomson dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Dalam perkembangannya Robert A. Milikan berhasil menemukan bahwa muatan sebuah
electron adalah 1,6022 x 10-19 coulomb.
‘Proton’
Terdapat dua versi penemu proton, beberapa buku menyebutkan penemu proton adalah
Rutherford ketika dia melakukan percobaan dengan menggunakan partikel alpha pada tahun
1910 seperti yang telah dijelaskan pada bagian perkembangan model atom.
Versi kedua menyatakan bahwa penemu proton adalah Eugene Goldstein dengan penjelasan
lebih lanjut sebagai berikut : pada tahun 1886 Eugene Goldstein melakukan percobaan
menggunakan tabung yang menyerupai tabung sinar katoda, yang dinamakan tabung Crook.
Dari hasil percobaannya didapatkan sinar yang keluar dari saluran belakang katoda. Sinar
tersebut dinamakan sinar positif yang disebut proton. Massanya 1836 x massa elektron.
1886 - Eugene Goldstein mendemonstrasikan keberadaan partikel bermuatan positif. Partikel
ini kemudian dikenal memiliki muatan +1 (1.60x10-19 coulombs) dan massa 1.67x10 -24 g
(a mass of 1.00 AMU).
‘Neutron’
Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan percobaan dengan menembaki atom
Be menggunakan sinar α berenergi tinggi. Logam tersebut memancarkan radiasi yang sangat
tinggi yang serupa dengan γ. Percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar tersebut
sesungguhnya terdiri atas partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar daripada
massa proton. Chadwik menamainya neutron. Hasil penembakan tersebut menandakan
adanya partikel tidak bermuatan. Partikel tidak bermuatan tersebut memiliki daya
tembus yang besar dan dinamakan neutron. Gambar dibawah mengilustrasikan percobaan
yang dilakukan oleh Chadwik

C. Isotop,Isobar,dan Isoton
Semua atom dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah proton dan neutron yang dimilikinya.
Jumlah proton dalam inti setiap atom suatu unsur disebut nomor atom (atomic number).
Dalam suatu atom netral jumlah proton sama dengan jumlah electron, sehingga nomor atom
juga menunjukkan jumlah electron pada atom tersebut.
Nomor massa (mass number) adalah jumlah total neutron dan proton yang ada dalam inti
suatu ataom (kecuali hydrogen yang tidak memiliki neutron). Cara umum yang digunakan
menandai nomor atom dan nomor massa dari suatu atom unsur X adalah :
Isotop adalah atom-atom yang memiliki nomor atom sama tetapi nomor masa berbeda,
atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton yang sama tetapi jumlah neutron
berbeda. Diketahui nomor atom merupakan identitas dari atom sehingga setiap atom yang
memiliki nomor atom sama maka unsurnya pasti sama.

Contoh-contoh
isotope Unsur Isotope Hidrogen 11H 12H 13H Oksigen 1816O 1817O 1818O Uranium
23592U 23892U Helium 23He 24He Nitrogen 147N 157N
Isobar adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom berbeda namun memiliki
nomor massa yang sama. Diketahui bahwa nomor massa menunjukkan jumlah proton dan
neutron dalam atom. Contoh atom yang termasuk dalam isobar dapat dilihat pada tabel di
bawah:
Unsur Isobar
Hidrogen dan Helium 13H
2He 3
Karbon dan Nitrogen 146C
7N 14
Natrium dan Magnesium 1124Na
12Mg 24
Isoton adalah atom-atom unsur berbeda (nomor atom berbeda) yang mempunyai
jumlah neutron yang sama. Contoh atom-atom yang termasuk dalam isoton dapat dilihat pada
tabel di bawah:
Unsur Isoton Jumlah neutron
Hidrogen dan Helium 13H
24He 2 Karbon dan Nitrogen 136C 147N 7 Natrium dan Magnesium 1123Na 1224Mg 12

D. Molekul dan Ion


Molekul adalah kumpulan yang terdiri dari sedikitnya dua atom dalam susunan tertentu yang
terikat bersama oleh gaya-gaya kimia yang disebut juga ikatan kimia. Suatu molekul dapat
tersusun dari atom-atom dari unsur yang sama atau atom-atom dari dua atau lebih unsur-
unsur yang berbeda yang bergabung dalam perbandingan tertentu, sesuai dengan hokum
perbandingan tetap. Molekul yang tersusun dari atom-atom unsur yang sama disebut molekul
unsur, sedangkan molekul yang tersusun dari atom-atom unsur yang berbeda dinamakan
molekul senyawa. Molekul tidak harus berbentuk senyawa yang secara definisi tersusun atas
dua unsur atau lebih. Contoh molekul yang tersusun atas atom-atom yang sama (molekul
unsur) adalah hidrogen yang tersusun atas dua atom hydrogen dan oksigen yang tersusun atas
dua atom oksigen. Air adalah contoh molekul senyawa yang tersusun atas atom unsur
hydrogen dan oksigen dengan perbandingan 1 atom hydrogen dan 2 atom oksigen. Berikut
gambar ilustrasi molekul unsur dan molekul senyawa:
Molekul tidak bermuatan listrik atau netral. Molekul yang tersusun atas dua atom disebut
molekul diatomic, contohnya adalah molekul hydrogen (H2). Molekul-molekul diatomic
lainnya adalah nitrogen (N2), oksigen (O2), dan unsur-unsur golongan 7A ( F2, Cl2, Br2, I2
). Molekul yang tersusun lebih dari dua atom disebut molekul poliatomik, seperti ozon, air
(H2O), ammonia (NH3). Berikut contog gambar untuk molekul diatomic dan poliatomik
(molekul diatomic pada baris atas dan poliatomik dibawahnya)
Ion adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang memiliki muatan total positif
atau negatif. Jumlah proton yang bermuatan positif dalam inti suatu atom tetap sama selama
berlansungnya perubahan kimia biasa ( disebut reaksi kimia ), tetapi electron yang bermuatan
negative bisa berpindah atau bertambah. Atom netral yang kehilangan satu atau
lebih elektronnya akan menghasilkan kation yaitu ion dengan muatan total positif. Misalnya,
atom natrium (Na) dapat dengan mudah kehilangan satu elektronnya untuk menjadi kation
natrium yang dituliskan sebagai Na+ :
Atom Na Ion Na+
11 proton 11 proton 11 elektron 10 elektron
Dilain pihak anion adalah ion yang muatan totalnya negative akibat adanya kenaikan jumlah
electron misalnya asam klorin dapat memperoleh satu tambahan satu electron untuk menjadi
ion Cl- :
Atom Cl Ion Cl
-17 proton 17 proton 17 elektron 18 elektron
Ion-ion membentuk zat-zat yang bermuatan netral, contohnya natrium klorida (NaCl), yang
kita kenal sebagai garam dapur disebut senyawa ionic karena dibentuk dari kation dan anion.
Natrium klorida (NaCl) bermuatan netral karena tersusun atas kation natrium yang bermuatan
positif 1 dan anion klor yang bermuatan negative 1, sehingga perbandingan muatan NaCl 1:1.
Bagaimanakah pembentukan ion natrium dan ion klorida? Atom natrium (Na) memiliki 11
proton dan 11 elektron. Atom natrium melepaskan 1 elektron sehingga atom natrium
kekurangan elektron atau kelebihan proton. Oleh karena itu atom natrium berubah menjadi
ion natrium (Na+). Atom klor (Cl) memiliki 17 proton dan 17 elektron. Atom Cl menerima 1
elektron sehingga atom Cl kelebihan elektron atau membentuk ion klorida (Cl–). Ion Na+ dan
ion Cl¯ ini berikatan membentuk senyawa NaCl dengan reaksi seperti berikut.
Na+ + Cl¯ → NaCl
Atom dapat memperoleh lebih dari satu electron seperti Fe3+, S2- dan N3-.
Magnesium klorida (MgCl2) tersusun atas ion Mg yang bermuatan positif dua dan ion klor
yang bermuatan negative 1, dengan perbandingan muatan 1:2, maka untuk membuatnya
netral maka ion magnesium bergabung dengan dua ion klor sekaligus.
Dua atau lebih atom dapat bergabung membentuk sebuah ion yang bermuatan total
positif atau negative .Ion yang mengandung satu atom disebut ion monoatomic. Sedangkan
ion yang mengandung lebih dari satu atom disebut ion poliatomik contohnya ion amunium
(NH4+).
E. Aplikasi Atom, Ion dan Molekul dalam Kehidupan Sehari-hari.
Banyak benda-benda di sekitar kita yang pengolahannya menggunakan reaksi kimia atau
biasa disebut sebagai produk kimia. Pembuatan detergen, margarin, air murni, dan asam
sulfat serta garam dapur adalah contoh pemanfaatan konsep atom, molekul dan ion pada
produk kimia sehari-hari. Mari kita bahas satu persatu.
 Pembuatan Detergen
Melalui kemajuan teknologi, ditemukanlah bahan pencuci sintetis, yaitu detergen yang
fungsinya telah kita tahu bersama yaitu membersihkan kotoran pada pakaian. Ada dua jenis
detergen sebagai berikut.
 Detergen keras: sukar diuraikan oleh bakteri sehingga menimbulkan pencemaran
lingkungan.
 Detergen lunak: dapat diuraikan oleh bakteri sehingga tidak terlalu menimbulkan
pencemaran.
Adapun bahan pembuat detergen adalah sebagai berikut.
1. Bahan penurun tegangan permukaan : bahan penurun tegangan permukaan digunakan
untuk memudahkan mengikat kotoran dan menimbulkan busa, antara lain sebagain berikut.
Alkil Benzen Sulfonat (ABS) + NaOH menghasilkan Natrium Alkil Benzen Sufonat
(detergen keras).
Lauril Asam Sulfat (LAS) + NaOH menghasilkan Natrium Lauril Sulfat (detergen lunak)
2. Bahan penunjang : bahan penunjang pada detergen digunakan STPP (Sodium Tri Poli
Phosphat/Natrium Tri Poli Phosphat) berfungsi menunjang kerja bahan penurun
tegangan permukaan.
3. Bahan pengisi : bahan pengisi detergen digunakan untuk memperbesar volume materi.
4. Bahan pengikat : sebagai bahan pengikat digunakan air, yaitu untuk mencampurkan
semua bahan (media).
5. Bahan tambahan : sebagai bahan tambahan digunakan CMC (Carboxy Metyl
Cellulose), agar kotoran yang terikat detergen tidak melekat kembali ke bahan yang
dicuci.
6. Bahan pewangi dan pewarna : bahan pewangi dan pewarna digunakan agar detergen
mempunyai warna dan aroma yang spesifik untuk membedakan dengan merk lain dan
sesuai dengan warna dan aroma yang diminati konsumen. Semua bahan dicampur dan
dapat dibentuk pasta (krim) atau disemprotkan lewat menara sehingga menghasilkan
butiran-butiran.
 Pembuatan Garam Dapur
Garam dapur digunakan sebagai bumbu masak. Garam dapur terasa asin, masakan yang
kurang garam terasa hambar. Molekul garam dapur terdiri dari satu atom natrium (Na+)
yang bergabung dengan satu atau chlor (Cl-) menjadi molekul NaCl.
Pembuatan garam dapur dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut.
1. Air laut masuk ke kolam/tambak penampungan air laut, saat terjadi pasang naik.
2. Air laut yang sudah masuk kolam, mengalami pemanasan oleh sinar matahari,
sehingga didapat kristal-kristal garam dapur NaCl yang belum steril.
3. Kristal garam dapur diambil di proses di pabrik guna sterilisasi dan pembersihan.

 Pembuatan Baterai
Baterai banyak kita gunakan sebagai sumber energi, missal pada lampu senter, jam, dan
mobil-mobilan. Baterai memiliki lapisan zink (Zn) yang berfungsi sebagai anoda atau kutub
negatif, di mana lapisan ini dilapisi oleh selubung baja. Coba buka sebuah baterai, maka
kamu akan menemukan satu batang karbon di dalamnya. Karbon ini berfungsi sebagai katoda
atau kutub positif. Karbon diletakkan di tengah sel dan terhubung pada tonjolan logam di
bagian luar atas baterai. Ruang antara batang karbon dan lapisan zink diisi pasta amonium
klorida (NH4Cl) dan zink klorida (ZnCl2). Perhatikan gambar baterai di bawah :
Pada saat penggunaan baterai maka atom zink (Zn) akan teroksidasi atau melepaskan elektron
membentuk ion zink (Zn2+). Elektron yang dibebaskan oleh atom zink (Zn) akan mengalir
melalui sirkuit listrik bagian luar sehingga menghasilkan listrik. Elektron ini selanjutnya
kembali ke batang karbon. Arus listrik akan terus mengalir sampai zink (Zn) habis terpakai.
Keadaan ini berarti baterai sudah tidak dapat digunakan kembali atau dikatakan habis, karena
baterai tidak dapat diisi lagi.

Contoh Soal:

2. Tentukan konfigurasi elektron dari unsur Bromin (Br)!

Pembahasan:

Nomor atom (Z) dari Br= 35, maka


(Br) = 2. 8. 18. 7
3. Tentukan elektron valensi dari Natrium (Na)!

Pembahasan:

Nomor atom (Z) Natrium (Na) adalah 11, mak


(Na) = 2. 8. 1
Sehingga,
Jumlah kulit Na = 3
Kulit terluar Na = M
Elektron valensi = 1
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi 3. Jakarta : Erlangga.
Karim, Saeful, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII
Sekolah MP/ Madrasah Tsanawiyah.
Petrucci et, al. 2011. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern Jilid 1 Edisi 9. Jakarta :
Erlangga.
Tillery, W. Bill. 2013. Integrated Science Sixt Edition. New York : Mc Graw Hill. Wasis dan
Sugeng Y. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
file:///C:/Users/ACER/Downloads/makalah%20hukum%20dasar%20kimia%20Meysi_Legoh
%20(1).pdf
https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEKI4401-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai