Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

“ KACA PLAN PARALEL ”

DOSEN MATA KULIAH


Drs.JIMMY LOLOWANG, M.Si

DISUSUN OLEH :

MEYSI LEGOH
NIM : 21505008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2022
TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan tentang garis normal N, sinar datang i dan sinar bias r pada sebuah bidang
2. Turunkan rumus untuk menentukan indeks bias suatu bahan
3. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang kaca planparalel
4. Turunkan rumus pergeseran pada kaca planparalel

Jawaban
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak dalam satu bidang datar yang mana
ketiganya berada dalam satu titik potong bidang pantulnya.

Sudut pantul cahaya nilainya sama besar dengan sudut dating cahaya. Untuk memahami lebih
jelas lihat ilustrasi dibawah ini.

Ilustrasi diatas menunjukkan bahwa benar tentang sinar datang besarnya sama dengan sinar
pantul. Akan tetapi lihat bagian bidang pantul dalam ilustrasi diatas.
Bidang pantul seperti diatas adalah bidang pantul yang sangat ideal dimana pantulan cahaya
berada dipermukaan bisa dipantulkan pada dasar bidang pantul.

2. Ketika cahaya dari sebuah medium merambat melewati medium lain yang berbeda kerapatan
optiknya, cepat rambat cahaya akan berubah. Cepat rambat cahaya akan berkurang jika
memasuki medium dengan kerapatan tinggi. Sebaliknya, cepat rambat cahaya akan bertambah
jika memasuki medium dengan kerapatan rendah.

2
Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya di dalam
medium disebut indeks bias mutlak. Indeks bias mutlak suatu medium dapat dicari dengan
persamaan berikut.

c
n =
v

Keterangan:
n = indeks bias mutlak medium
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 × 10 8 m/s)
v = cepat rambat cahaya di dalam medium.
Berikut ini adalah beberapa contoh indeks bias mutlak beberapa medium yang disajikan
dalam bentuk tabel.
Tabel Indeks Bias Mutlak Berbagai Medium

Medium Indeks Bias


Ruang hampa (vakum) 1,0000
Udara 1,0003
Es 1,3100
Air (20°C) 1,3300
Etil alcohol 1,3600
Kaca kwartz 1,4590
Kuarsa 1,4600
Gliserin 1,4700
Benzena 1,5010
Kaca plexi 1,5100
Kaca kerona 1,5200
Kaca flinta 1,6200
Batu nilam 1,7600
Intan 2,4200

Pembiasan terjadi apabila cahaya melewati batas dua medium. Seberkas cahaya (sinar) yang
datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis
normal. Ini berarti, sudut datang (θ i) lebih besar daripada sudut bias (θr). Sudut datang adalah
sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal permukaan. Sementara, sudut
bias adalah sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal. Perhatikan gambar
berikut.

Hubungan antara sinar datang, sudut datang, dengan sinar bias dan sudut bias ditemukan
secara eksperimental oleh Willlebrord Snellius pada tahun 1621. Hubungan yang diberikan

3
dikenal sebagai Hukum Snellius pada pembiasan cahaya, atau sering disebut saja dengan
Hukum Pembiasan. Bunyi Hukum Pembiasan Snellius ini adalah sebagai berikut.
 Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar.
 Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda
merupakan bilangan tetap yang disebut indeks bias. Pernyataan ini dapat dituliskan dalam
bentuk persamaan:

n1 sin θi = n2 sin θr

sin θi n2
=
sin θr n1
Keterangan:
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
θi = sudut datang sinar
θr = sudut bias sinar
Pada hukum Snellius di atas, indeks bias mutlak medium 1 ditunjukkan oleh n 1 dan indeks
bias mutlak medium 2 ditunjukkan dengan n2. Sementara itu, perbandingan indeks bias
mutlak dari dua buah medium disebut indeks bias relatif. Jika cahaya datang dari medium 1
dengan indeks bias n1 menuju medium 2 dengan indeks bias mutlak n2, maka indeks bias
relatif medium 2 terhadap medium 1 dinyatakan dengan persamaan berikut.
n2
n21 =
n1
sin θi
n21 =
sin θr

Dengan mensubtitusikan persamaan n = c/v, kita mendapat bentuk persamaan berikut ini.

v1
n21 =
v2
Keterangan:
n21 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
θi = sudut datang
θr = sudut bias
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
v1 = cepat rambat cahaya pada medium 1

4
v2 = cepat rambat cahaya pada medium 2

3. Kaca plan paralel adalah sekeping kaca yang kedua sisi panjangnya dibuat sejajar. Kaca plan
paralel dapat digunakan untuk mengamati jalannya sinar yang mengalami pembiasan dan
untuk menentukan indeks bias kaca tersebut. Jika sebuah berkas sinar datang menuju
permukaan kaca plan paralel, maka sinar tersebut akan mengalami pembiasan sebanyak dua
kali.
Pembiasan pertama terjadi ketika cahaya masuk ke kaca. Dan pembiasan kedua terjadi
ketika cahaya keluar dari kaca ke udara. Ketika cahaya dari udara masuk ke kaca, cahaya
akan dibiaskan mendekati garis normal. Setelah itu, cahaya akan keluar dari kaca dan
dibiaskan oleh udara menjauhi garis normal. Perjalannya cahaya yang mengalami pembiasan
dua kali ini dapat kalian lihat pada gambar berikut.

Keterangan gambar:
n1 = indeks bias udara
n2 = indeks bias kaca plan parallel

4.
Sinar datang dari udara menuju kaca planparalel berlaku Hukum Snellius sebagai berikut.
n1 sin i1 = n2 sin r1
n2 sin i1
= sin …………… Pers. (1)
n1
r1

Sinar datang dari kaca planparalel menuju udara berlaku Hukum Snellius sebagai berikut.
n2 sin i2 = n1 sin r2
sin
n1
= r2 …………… Pers. (2)
n2 sin i2

5
Dengan demikian, persamaan (1) = persamaan (2) sehingga:
sin
sin i1
r2
=
sin
sin i2
r1
Karena r1 = i2, maka:
sin
sin i1
r2
=
sin sin
r1 r1

sin
= sin r2
i1

Jadi, i1 = r2, oleh karena itu CD // AB (terbukti)


Akan tetapi, dari lukisan di atas ternyata sinar keluar CD telah mengalami pergeseran sejauh t
terhadap sinar datang AB. Misalkan ketebalan kaca plan paralel adalah d cm, maka besar
pergeseran sinar dapat dihitung dengan cara berikut.

Dari gambar lukisan di atas, perhatikan ∆CBE yang siku-siku di E.


β = (i1 – r1)
CE
sin β =
BC
CE
sin (i1 – r1) =
BC
CE = t = BC sin (i1 – r1) …………… Pers. (3)
Kemudian lihat ∆CBF yang siku-siku di F
BF
cos r1 =
BC
BF
BC =
cos r1
BF = d sehingga:

6
d
BC = cos …………… Pers. (4)
r1
Apabila persamaan (4) kita subtitusikan ke persamaan (3) maka kita peroleh persamaan
berikut.
sin (i1 – r1)
t = d
cos r1
Keterangan:
t = pergeseran sinar
d = ketebalan kaca plan paralel
i1 = sudut datang sinar dari udara ke kaca
r1 = sudut bias sinar dari udara ke kaca

Anda mungkin juga menyukai