Anda di halaman 1dari 12

1

Gelombang Optik

PEMANTULAN TOTAL DAN PEMANTULAN PADA KONDUKTOR






Oleh Kelompok 9 :

RADEN AYU KUSUMA DEWI
(0913201033)
KOMANG SUARDIKA
(0913021034)
ADE PUTRI PURNAMASARI
(0913021100)




JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2012
2


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Fenomena pemantulan sering kali kita temukan di dalam kehidupan sehari-hari, sebagai
contoh: pada saat kita bercermin atau jika kita memang sengaja membuat percobaan tentang
pemantulan. Tetapi sadarkah kita bahwa fenomena tersebut mungkin kurang/tidak kita ketahui
tentang dasar dari fenomena tersebut. Berikut merupakan sedikit ulasan dari penulis ulung
tentang pemantulan.
Gelombang yang datang mengenai bidang batas, misalnya: cermin, maka gelombang
tersebut akan dilanjutkan bergerak menjauhi bidang batas dengan arah gerak yang searah dari
arah datangnya (misalnya: dari kiri ke kanan), dan fenomena itulah yang kita kenal dengan
sebutan pemantulan. Contoh kasusnya, jika seberkas sinar dari titik sumber F datang pada sebuah
cermin, maka akan dipantulkan ke mata sehingga akan terbentuk bayangan titik F yakni F yang
dapat dilihat oleh mata pada daerah tertentu.
Fenomena pemantulan terjadi pada dua bidang batas yang berbeda, misalnya, medium
udara dengan indeks bias (n) n=1 dan medium kaca dengan indeks bias n=1,5. yang mana dalam
hal ini sebagian energi gelombang datang akan dipantulkan dan sebagian lagi akan dibiaskan.
Sinar yang datang mengenai bidang batas dengan sudut tertentu terhadap garis normalnya, sudut
datang (i) , maka sinar tersebut juga akan dipantulkan dengan membentuk sudut yang besarnya
sama pula dengan sudut datangnya dan sudut ini disebut dengan sudut pantul .
Gelombang dapat mengalami pemantulan total dan juga mengalami pemantulan pada
konduktor. Pemantulan total misalnya terjadi pada intan sehingga intan tanpa berkilau. Hal ini
disebakan karena sinar datang dari intan menuju udara dengan sudut datang lebih besar dari
sudut kritis, maka sinar-sinar tersebut akan dipantulkan kembali ke intan. Oleh karenanya, intan
dibentuk sedemikian sehingga hampir semua sinar datang ke permukaannya membentuk sudut
yang lebih besar dari sudut kritid sehingga sinar yang datang ke intan setelah masuk ke
permukaan dalamnya akan dipantulkan sempurna. Akibatnya intan tampak berkilauan.


3

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis dalam makalah ini akan membahas makalah yang
berjudul Pemantulan Total dan Pemantulan pada Konduktor. Sehingga dapat nantinya
menambah pengetahuan terkait judul makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat penulis rumuskan
beberapa masalah yaitu sebagai berikut.
1. Bagimana proses terjadinya pemantulan total?
2. Bagaimanakah pemantulan yang terjadi pada konduktor?
3. Bagaimanakah penerapan pemantulan total dan pemantulan pada permukaan konduktor
dalam perkembangan teknologi?



















4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemantulan Total
Pemantulan Sempurna terjadi ketika semua cahaya yang menumbuk suatu bidang atau
benda di pantulkan secara keseluruhan. Dua faktor utama yang mempengaruhi kejadian ini
adalah indeks bias dari kedua medium dan sudut datang cahaya itu sendiri;
Indeks bias merupakan parameter optik suatu material biasanya dinotasikan dengan n,
dimana n merupakan pembagian kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya
dimedium. beberapa nilai indeks bias yang sering dibahas, antara lain : n(udara)=1, n(air)=1.33,
n(gelas)=1.5 . Sedangkan sudut datang adalah besar sudut yang dibuat oleh sinar cahaya datang
dengan garis normal.
Adapun proses pemantulan sempurna secara sederhana bisa dijelaskan sebagai berikut :

Pada gambar 1 diatas , Ketika cahaya datang dari medium yang memiliki indeks bias
yang lebih tinggi ke medium yang memiliki indeks bias yang lebih rendah maka cahaya akan
diteruskan menjauhi garis normal.
Jika sudut datang terus di perbesar, suatu saat akan sampai pada kondisi dimana sudut
pantul sama dengan 90 derajat atau berada pada bidang pertemuan kedua medium, ditunjukkan
pada gambar 2 berikut. Pada kondisi ini besar sudut i disebut juga sudut kritis.
Gambar 1. Pemantulan
5



Adapun persamaan sudut kritis :
1
2
sin
n
n
i
k
= (2.1)
k
i = sudut kritis medium lebih rapat (asal sinar datang)
n
1
= indeks bias medium kurang rapat (tempat sinar bias)
n
2
= indeks bias bahan lebih rapat (asal sinar datang)

Kemudian jika kita perbesar kembali sudut datang dari cahaya melebihi sudut kritis
seperti pada gambar 3, pada saat inilah pemantulan sempurna mulai terjadi. Prinsip inilah yang
diterapkan pada proses pentrasmisian cahaya melalui serat optik dengan mengatur berbagai
indeks bias dan sudut datang agar di peroleh hasil yang maksimum.


Jadi Agar pemantulan total dapat terjadi maka ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu :
a. sinar datang harus dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
b. sudut datang lebih besar daripada sudut kritis

Gambar 2. Pemantulan dengan sudut pantul 90
0
Gambar 3. Pemantulan dengan sudut datang > sudut kritis

6

Bila n
i
> n
t
berdasarkan hukum Snellius diperoleh u
t
> u
i
, karena untuk u antara 0
o

sampai t/2, sin u merupakan fungsi naik secara monoton. Sudut u
t
mencapai t/2, maka sin u
t
=
1. Bila sudut datang sama dengan u
i
= u
c
yang disebut sudut kritis pada mana u
t
= t/2, maka
menurut Hukum Snellius diperoleh

|
|
.
|

\
|
=

i
t
c
n
n
1
sin u (2.2)

Bila gelombang datang dengan sudut lebih besar dari u
c
maka terjadi pemantulan total,
dengan demikian pemantulan total terjadi bila u
c
< u
i
s t/2, karena sudut datang yang lebih
besar dari u
c
akan menghasilkan u
t
yang imaginer. Keadaan ini dapat dipahami dari;

t t
u u
2
sin 1 cos = (2.3)
dari hukum Snellius maka persamaan 2.2 dapat dituliskan kembali menjadi;

2
2
2
sin
sin
1 sin 1 cos
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=
c
i
i
t
i
t
n
n
u
u
u u (2.4)
untuk interval 0 s u s t/2 diperoleh 0 s sinu s 1, sehingga
c
i
u
u
sin
sin
> 1, kondisi demikian
mengarah pada kesimpulan bahwa cos u
t
menjadi sebuah fungsi imaginer.

|
|
.
|

\
|
= 1
sin
sin
cos
2
2
c
i
t
i
u
u
u 0 < u
i
s t/2 (2.5)
dengan demikian gelombang transmisi yang digambarkan oleh gambar 2.1 dengan vektor
penjalaran k
t
dapat dituliskan dalam bentuk;

( )
t
y
t
x
t
ik r
t
ik
t
e e E
u u cos sin . +
= (2.6)
karena cos u
t
sebagai sebuah fungsi imaginer maka persamaan 2.5 menyatakan bahwa
gelombang transmisi akan menjalar sepanjang permukaan batas dan teratenuasi secara
eksponensial sepnajang y. sehingga kita akan peroleh koefisien reflektansi Berdasarkan
persamaan
t 1 i 2
i 1
TM
cos n cos n
cos 2n
t
u u
u
+
= dan
t 2 i 1
i 1
TE
cos n cos n
cos 2n
t
u u
u
+
= diperoleh bahwa
7

reflektansi untuk masing-masing mode sama dengan 1, dengan demikian tentu tidak ada energi
yang mengalir melewati bidang batas.

2.2 Pemantulan Pada sebuah Konduktor
Untuk membahas peristiwa pemantulan gelombang oleh sebuah konduktor, maka hasil
yang diturunkan untuk pemantulan dan transmisi gelombang pada sebuah bidang batas
diterapkan pada sebuah metrial dengan indeks bias real diterapkan untuk material dengan indeks
bias kompleks yaitu dengan mengganti indeks bias real dengan indeks bias komplek yang
ekivalen, dalam hal ini n
t
yang berharga real diganti dengan indeks bias kompleks N dan n
i
= 1.
Dengan menerapkan pada persamaan 3.48 diperoleh;

( )( )
( )( )
( )( )
( )( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
2 2
2 2
2 2
*
*
1
4
1
1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
nK n
n
R
nK n
nK n
inK n inK n
inK n inK n
N N
N N
R
+ +
=
+ +
+
=
+ + +
+
=
+ +

=
(2.7)
Jika indek bias dari material konduktor adalah imaginer murni N = inK maka akan diperoleh R =
1, dan materila tersebut akan menjadi sebuah reflektor sempurna.


2.3 Aplikasi Pemantulan Total

Pemantulan total diterapkan pada alat optik ,seperti periskop, teleskop, serat optik.
2.3.1 Periskop
Periskop adalah alat yang digunakan kapal selam untuk melihat keadaan di atas
permukaan air (bisa juga digunakan dalam kegiatan lain tapi yang paling sering dan
umum yaitu di kapal selam).

8




Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat permukaan cermin yang memantulkan
4% intensitas caaya yang jatuh tegak lurus. Untuk mencapai angka pelemahan sebesar
50,000 kali atau lebih, hars digunakan pantulan dari beberapa kaca secara berturut-turut.
Dalam alat yang ditunjukkan gambar 4 digunakan pelat gelas yang permukaan
belakangnya dihitamkan dengan cat. Apabila cahaya dibiarkan jatuh dengan sudut 45
o
,
setelah lima kali pemantulan pantulan intensitas cahaya tinggal 3.3 x 10
-6
dibandingkan
harga semula. Kelima pelat gelas disusun membentuk semacam periskop yang kompak
seperti pada gambar 4. Lubang tempat masuknya cahaya ditutup dengan pelat gelas yang
tebal (5 mm) sebagai pengaman tambahan terhadap sinar-sinar ultra violet (pancaran ini
tidak dapat menembus gelas).

2.3.2 Teleskop
Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk memperbesar benda-benda yang
sangat jauh agar bisa terlihat lebih dekat dan jelas oleh mata kita. Teleskop yang
merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi mulai diperkenalkan oleh
beberapa ilmuawan pada awal abad ke-17. Istilah teleskop berasal dari bahasa Yunani
yaitu tele yang berarti jauh dan skopeinyang berarti melihat atau mengamati. Teleskop
sebenarnya hanyalah alat bantu, karena prinsip kerja teleskop itu membantu mata bekerja
dalam mengumpulkan cahaya sehingga nampak lebih terang dan dapat diperbesar.
Semakin besar diameter teleskop maka semakin banyak cahaya bintang yang dapat
Gambar 1. Periskop
9

dikumpulkan teleskop sehingga benda-benda langit yang kita lihat menjadi lebih terang
dan tajam.

Salah jenis teleskop yaitu Teleskop pantul, yang terdiri dari beberapa cermin dan
lensa yang bekerja dengan prinsip pemantulan. Dalam kehidupan nyata, teropong yang
paling sering digunakan adalah teropong pantul. Itu karena cermin lebih mudah dibuat
dan murah dibandingkan lensa dan cermin lebih ringan dari pada lensa.

2.3.3 Serat optik
Serat optik adalah pipa kecil dan panjang terbuat dari plastik atau kaca yang
digunakan untuk penyalur cahaya. Serat optik terdiri dari inti serat yang terbuat dari kaca
berkualitas dan berindeks bias tinggi yang dibungkus oleh lapisan tipis kaca yang indeks
biasnya lebih rendah serta bagian luar serat yang terbuat dari plastik atau bahan lain
untuk melindungi inti serat.
Cahaya dapat melewati serat optik dari ujung yang satu ke ujung yang lain
meskipun serat optik itu dibengkokkan. Endoskop dibuat dengan memanfaatkan serat
optik. Dengan bantuan endoskop para dokter dapat melihat bagian dalam tubuh manusia
(misalnya lambung) dan bahkan memotretnya. Dalam teknologi komunikasi serat optik
digunakan untuk mengirim sinyal-sinyal komunikasi





Gambar 2. Teleskop
10

2.4 Aplikasi Pemantulan pada permukaan Konduktor pada gelombang radio

Setiap lembar solid konduktor akan memantulkan gelombang radio. Hal ini dilakukan karena
gelombang elektromagnetik menginduksi arus pada permukaan konduktor sempurna. Arus ini
akan menghasilkan gelombang elektromagnetik sendiri. Gelombang sekunder akan membatalkan
gelombang insiden di dalam PEC (sehingga tidak ada gelombang di dalam PEC) dan akan
mewakili gelombang tersebar luar PEC. Dalam hal permukaan gelombang datar yang tersebar
akan mengalami pemantulan yang bagus dari gelombang datang.

Jika kita melihat hasil untuk gelombang pesawat, kita tahu bahwa sebuah gelombang bidang
yang dihasilkan oleh lembar tak terbatas saat ini yang berjalan sepanjang arah polarisasi untuk
gelombang terpolarisasi linier. Kita tahu bahwa jika gelombang ini melanda lembar PEC tak
terbatas yang arus induksi akan sama dengan arus sumber dan akan berjalan ke arah polarisasi
medan listrik itu. Ini berarti bahwa arus diinduksi pada lembaran yang sangat besar yang
menyala di atas bagian kecil dari lembar sekitar akan mengalir sepanjang satu arah. Dengan
demikian, kita dapat memotong strip di lembar ini sehingga kita sekarang memiliki banyak kabel
yang berjalan di sepanjang arah polarisasi gelombang insiden itu.
Arus induksi akan mengalir di sepanjang sebagian besar, katakanlah, arah x, jika itu kita
ganti lembar solid dengan kabel terisolasi yang berjalan dalam arah x maka kita dapat mencapai
refleksi sama gelombang karena arus induksi bisa sama. Ini hanya bekerja sepanjang polarisasi
gelombang. Tapi, untuk polarisasi linier kita dapat menguraikan setiap gelombang terpolarisasi
linier ke dalam penjumlahan dua gelombang terpolarisasi linier ortogonal.
Jadi, jika kita menjalankan satu set kabel ortogonal untuk set pertama (katakan sekarang
dalam arah x dan y) maka arus induksi dari gelombang membusuk (yang sekarang kita terurai
menjadi gelombang x dan y terpolarisasi) dapat berjalan panjang dari kabel tanpa terhambat. Jika
kita membiarkan kesenjangan antara kabel, maka kita kita masih dapat mencapai pemantulan
sempurna jika kesenjangan berada di urutan subwavelength. Hal ini karena arus yang dihasilkan
masih dapat mendekati representasi yang baik dari gelombang yang dipantulkan. Hal ini mirip
dengan bagaimana kita dapat menghasilkan sinyal audio pada 10 KHz dan dapat mereproduksi
sempurna setiap sinyal dengan frekuensi 5 KHz.

11

BAB III
PENUTUP

1. Pemantulan total dapat terjadi maka ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu :
a. sinar datang harus dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
b. sudut datang lebih besar daripada sudut kritis

2. Pada pemantulan gelombang oleh sebuah konduktor, dapat diterapkan pemantulan dan
transmisi pada bidang batas dengan mengganti indeks bias real dengan indeks bias komplek
yang ekivalen sehingga diperoleh
( ) ( )
2 2
1
4
1
nK n
n
R
+ +
=
3. Penerapan pemantulan total dalam teknologi antara lain pada teleskop, persikop, pada serat
optik. Serat optik merupakan pipa kecil dan panjang yang terbuat dari plastik atau kaca yang
digunakan untuk penyaluran cahaya. Pemantulan total dimanfaatkan dalam penyaluran
cahaya tersebut.















12

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2011. Pemantulan Sempurna. tersedia pada http://cttnkuliah117.wordpress.com
/2011/05/28/pemantulan-sempurna/. Diakses pada 23 april 2012.

Anonim. 2011. Pemantulan Total. Tersedia pada http://fisikanyaman2.wordpress.com /2011/02/02/
pemantulan-total/. Diakses pada 23 april 2012.

Anonym. 2011. Pemantulan Sempurna. Tersedia pada http://fisika79.wordpress.com /tag/pemantulan-
sempurna/. Diakses pada 23 april 2012.

Anonym.2011. Teleskop. Tersedia pada : http:// engineeringtown.com/kids /index.php/ elektronika /153-
teleskop. Diakses pada 23 april 2012.

Wibawa , Dwi Yoga. 2010. Cara Kerka Periskop. Tersedia pada http:// kursus fisika. blogspot. com/
2010/10/ cara-kerja-periskop. html. Artikel. Diakses pada 23 april 2012.

Yasa ,putu. 2008. Gelombang dan optik (gelombang elektromagnet dan optik fisis). Singaraja :
Universitas Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai