Anda di halaman 1dari 9

Nama : rahel aminarti jelin

Nim: 858402332

FASHION, PROPERTY, TRAVEL, FARMING, AND HEALTH

PEMBIASAN CAHAYA PADA BALOK KACA

PEMBIASAN CAHAYA PADA BALOK KACA

I. TUJUAN

a. Menentukan sinar bias pada balok kaca.

II. Kajian Teori

Kaca parallel atau balok kaca adalah keeping kaca tiga dimensi (3D) yang kedua sisinya
dibuat sejajar

Berkas cahaya masuk menembus balok kaca melalui bidang HICD dan bidang FGAB.

Berkas sinar masuk dari salah satu sisi balok kaca dengan sudut datang dan mengalami dua
kali pembiasan . Pertama saat melewati bidang batas antara udara dan balok kaca, berkas sinar
dibiaskan dengan sudut bias . Kedua, saat melewati bidang batas antara balok kaca dan udara,
berkas sinar datang ke bidang batas dengan sudut datang ' dan sudut bias '.

Besar sudut bias pertama sama dengan sudut datang kedua

Tampak pula berkas sinar yang masuk ke balok bergeser ke arah kiribawah saat menuju sisi
luar balok kaca, namun keduanya tampak sejajar. Bila d = PQ menyatakan ketebalan balok kaca
dan t = RS menyatakan besar pergeseran berkas sinar.

III. ALAT DAN BAHAN

Balok Kaca

Busur

Kertas Milimeter

Jarum Pentul

Mistar ( Penggaris )

Gabus ( Papan sterefoam )

Alat Tulis ( Pensi, Pulpen, Kertas )

Alat Bantu Hitung ( Kalkulator )


IV. CARA KERJA

1.Kertas millimeter diletakkan di atas papan sterefoam,

2.Tancapkan 4 ( empat ) buah jarum pentul di setiap penjuru kertas agar kertas tidak
mengalami pergeseran,

3.Balok diletakkan di atas kertas,

4.Bentuk pola balok pada kertas menggunakan pensil,

5.Beri garis yang memotong tepi sketsa balok ( pada ⅓ bagian sketsa balok dengan panjang ±6
cm )

6.Beri garis yang membentuk sudut ( sudut yang ditentukan ) pada garis yang telah dibentuk
sebelumnya (sinar datang),

Tusukkan jarum pada awal garis sinar datang dan ujung sinar datang ( awal garis dan pada titik
ujung garis yang membentuk sudut )

Lihat jarum 1 dan 2, perhatikan di bagian lain balok!

Tancapkan jarum 3 pada sisi lain balok yang terlihat sejajar dengan jarum 1 dan 2 saat kita
melihat lewat sisi balok yang satunya,

Tancapkan jarum ke 4 yang terlihat sejajar dengan jarum 1,2, dan 3,

Angkat balok dan gambar garis yang terbentuk oleh jarum 3 dan 4 di sisi lain balok kemudian
lepaskan jarum 1,2,3, dan 4,

Gambar garis dengan panjang ±6 cm memotong tepi sketsa balok pada sketsa garis yang baru
dibuat.

Hubungkan garis yang dibentuk jarum 1 sampai jarum ke 4 menggunakan pulpen,

Ukur besar sudut bias yang terbentuk dan kemudian ukur jarak pergeseran sinar yang telah
dibiaskan keluar balok kaca

Setelah mendapatkan hasilnya, catat data tersebut pada tabel pengamatan yang telah dibuat di
selembar kertas.

Lakukan hal yang sama untuk sudut-sudut berikutnya.

VI. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Indeks bias balok kaca = 1,5

Pada balok kaca, cahaya dibiaskan mendekati garis normal

PEMBIASAN CAHAYA

TUJUAN

- Mencari nilai indeks bias belok kaca

- Mencari besar pergeseran sinar pada kaca plan paralel

ALAT DAN BAHAN

Balok kaca : 1 buah

Busur derajat : 1 buah

Kertas HVS : secukupnya

Jarum pentul : secukupnya

Styrofoam : 1 buah

Kalkulator : 1 buah

DASAR TEORI

Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui
dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua
macam yaitu :

a. Mendekati garis normal


Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang
rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.

b. Menjauhi garis normal

Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke
medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara.

Syarat-syarat terjadinya pembiasan :

1) Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya;

2) Cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90o)

Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya :

1. Dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.

2. Kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas pandangan
bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya pembiasan.

3. Terjadinya pelangi setelah turun hujan.

Hukum Snell

Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591 –1626) melakukan
eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen
ini dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi :

1. sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.

2. hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan
disebut indeks bias.

Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian cahaya datang
dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya
datang membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut
dibelokkan pada waktu memasuki medium yang baru. Pembelokan ini disebut Pembiasan.
Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media dan pada sudut datang. Hubungan
analitis antara q1 dan q2 ditemukan secara eksperimental pada sekitar tahun 1621 oleh
Willebrord Snell .

Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Snell dan dituliskan:

n1 sin q1 = n2 sin q2

q1 adalah sudut datang, dan q2 adalah sudut bias (keduanya diukur terhadap garis yang tegak
lurus permukaan antara kedua media). n1 dan n2 adalah indeks-indeks bias materi tersebut.
Berkas-berkas datang dan bias berada pada bidang yang sama, yang juga termasuk garis tegak
lurus terhadap permukaan. Hukum Snell merupakan dasar Hukum pembiasan.

Jelas dari hukum Snell bahwa jika n2 > n1, maka q2 > q1, artinya jika cahaya memasuki medium
dimana n lebih besar (dan lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya dibelokkan menuju normal.
Dan jika n2 > n1, maka q2 > q1, sehingga berkas dibelokkan menjauhi normal

Sinar yang masuk bidang pembias I akan sejajar dengan sinar yang keluar dari bidang pembias
II dan mengalami pergeseran. Pergeseran sinar tersebut dirumuskan :

t = d sin (i-r)/cos r

LANGKAH KERJA

Tempelkan kertas pada styrofoam dengan menggunakan jarum pentul

Letakkan balok kaca pada kertas dengan posisi seperti gambar di bawah ini dan buatlah garis
pada sisi-sisi balok kaca pada kertas.

Tancapkan dua buah jarum pentul A dan B. Amati kedua pentul dari sisi lain balok
(bersebrangan), kemudian tancapkan dua buah jarum pentul C dan D sehingga ketika diamati
dari sisi bersebrangan seolah-olah keempat jarum pentul tersebut terlihat dalam garis lurus
(pengamatan dilakukan di dalam balok kaca)

Angkatlah balok kaca dari kertas, hubungkan dengan garis antara jarum pentul A dan B sampai
pada sisi batas garis balok kaca. Demikian juga dengan jarum pentul C dan D.

Buatlah garis normal tegak lurus garis sisi-sisi balok kaca pada posisi perpotongan antara sisi
balok dengan garis jarum pentul. Kemudian ukurlah besar sudut datang dan sudut bias.

Informasi:

i. Garis yang melalui AB merupakan sinar datang sehingga sudut datang adalah
sudut antara garis AB dengan garis normal

ii. Garis yang melalui CD merupakan sinar bias sehingga sudut bias adalah sudut
antara garis AB dengan garis normal

Lakukan percobaan sampai tiga kali dengan sudut datang yang berbeda-beda.

Masukkan data hasil percobaan ke dalam tabel data.

DATA & ANALISIS

1. Data Percobaan

Analisis Data

a. Berdasarkan tabel di atas, buatlah grafik hubungan antara sin i dan sin r

b. Dari hasil pengukuran sudut dan nilai sinusnya pada kaca plan paralel, kecenderungan apa
yang dapat diketahui?

Pada percobaan kali ini, menggunakan kaca plan paralel atau balok kaca. Balok kaca itu sendiri
adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut datang tidak sama dengan sudut
biasnya. Sudut datang dan sudut bias disini ditentukan oleh sudut datang sang pengamat. Jika
pengamat melihat dari arah kiri, maka sudut datangnya akan mengarah ke arah kiri bawah,
begitu ula sebaliknya, jika pengamat mengamat dari sebelah kanan, maka sudut yang dibentuk
akan mengarah ke kanan bawah. Pergeseran yang terjadi dalam kaca plan paralel ini
merukapan pergeseran yang selalu mendekati garis normal. Hal ini disebabkan sinar datang
dari medium udara (kurang rapat) ke medium yang lebih rapat (plan paralel). Pergeseran yang
terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca.
Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi “ Jika sinar datang dari medium kurang rapat
ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar di
belokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke
medium kurang rapat maka sinar di belokkan menjauhi garis normal

Sudut datang selalu lebih besar daripada sudut bias. Dalam grafik, dapat dilihat pula bahwa
semakin besar sin i maka sin r juga akan semakin besar. Nilai sin i / sin r pun apabila di rata-rata
akan menghasilkan angka mendekati 1,5 yaitu 1,53. Hal ini menunjukkan bahwa pada praktikum
kali ini, nilai indeks biasnya apabila di rata-rata, hampir sama dengan indeks bias kaca plan
paralel itu sendiri yaitu 1,5.

c. Hitunglah nilai indeks bias dari kaca plan paralel!

1) n = 0,15 / 0,14 = 1,07

2) n = 0,4 / 0,2 = 2

3) n = 0,65 / 0,43 = 1,51

4) n = 0,58 / 0,37 = 1,57

n rata-rata = 1,53

d. Indeks bias relatif kaca terhadap udara nilainya sekitar

N21 = n2 / n1

1) N21 = 1,07 / 1 = 1,07

2) N21 = 2 / 1 = 2

3) N21 = 1,51 / 1 = 1,51


4) N21 = 1,57 / 1 = 1,57

n rata-rata = 1,53

PEMBAHASAN

1. Dari hasil pengukuran sudut dan nilai sinusnya pada kaca plan paralel, kecenderungan apa
yang dapat diketahui ?

Pada percobaan kali ini, menggunakan kaca plan paralel atau balok kaca. Balok kaca itu sendiri
adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut datang tidak sama dengan sudut
biasnya. Sudut datang dan sudut bias disini ditentukan oleh sudut datang sang pengamat. Jika
pengamat melihat dari arah kiri, maka sudut datangnya akan mengarah ke arah kiri bawah,
begitu ula sebaliknya, jika pengamat mengamat dari sebelah kanan, maka sudut yang dibentuk
akan mengarah ke kanan bawah. Pergeseran yang terjadi dalam kaca plan paralel ini
merukapan pergeseran yang selalu mendekati garis normal. Hal ini disebabkan sinar datang
dari medium udara (kurang rapat) ke medium yang lebih rapat (plan paralel). Pergeseran yang
terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca.

Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi “ Jika sinar datang dari medium kurang rapat
ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar di
belokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke
medium kurang rapat maka sinar di belokkan menjauhi garis normal ”.

Sudut datang selalu lebih besar daripada sudut bias. Dalam grafik, dapat dilihat pula bahwa
semakin besar sin i maka sin r juga akan semakin besar. Nilai sin i / sin r pun apabila di rata-rata
akan menghasilkan angka mendekati 1,5 yaitu 1,53. Hal ini menunjukkan bahwa pada praktikum
kali ini, nilai indeks biasnya apabila di rata-rata, hampir sama dengan indeks bias kaca plan
paralel itu sendiri yaitu 1,5

2. Hubungan antara sudut datang dan sudut bias dapat dinyatakan dengan rumus

· Jawaban :

n1 sin q1 = n2 sin q2

3. Adakah perbedaan antara i1 dan i2 serta r1 dan r2 ? (iya/tidak) Mengapa bisa terjadi?

· Ada perbedaan pada percobaan pertama yaitu pada i1 dan i2. Nilai i1 adalah 6o
sedangkan nilai i2 adalah 11o. Sedangkan nilai r nya sama. Juga ditemukan perbedaan pada
percobaan kedua, yaitu pada nilai r1 dan r2. Nilai r1 adalah 12o dan r2 adalah 10o sedangkan
nilai i nya sama. Sedangkan pada percobaan lainnya, yaitu percobaan pertama hingga ketiga
menunjukan nilai indeks bias yang sama.
· Perbedaan yang terjadi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Ketidak telitian pengamat pada saat melakukan pengamatan proses pembiasan saat
mengamati jarum kaca.

2. Kurangnya ketelitian pengamat dalam melakukan pengukuran terhadap sudut bias


maupun sudut datang.

3. Mata pengamat tidak sesuai dengan cara mengukur yang tepat.

4. Kurangnya pengalaman yang dilakukan pengamat sehingga menghambat jalannya


percobaan.

5. Kurang tepatnya peletakan jarum pentul pada saat pengamatan sedang di lakukan.

6. Penggambaran sinar bias atau sinar datang serta perpanjangannya yang kurang tepat atau
tidak benar-benar lurus

KESIMPULAN

Dari percobaaan yang telah dilakukan dapat di peroleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1) Sinar datang mengalami pergeseran sehingga sudut datang berbeda dari sudut biasnya.

2) Pergeseran yang terjadi mendekati garis normal karena sinar datang dari medium yang
renggang ke medium yang lebih rapat.

3) Semakin besar nilai sin i maka semakin semakin besar nilai sin r nya.

4) Besar nilai indeks rata-rata yang diperoleh dari hasil percobaan sesuai dengan nilai indeks
kaca plan paralel pada umumnya, yaitu 1,5.

5) Umumnya, besar sudut datang akan selalu lebih besar dari sudut biasnya.

Anda mungkin juga menyukai